Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN 7

ZAT ORGANIK

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
kandungan zat organik pada suatu perairan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting fungsinya bagi
kehidupan umat manusia dan mahkluk hidup lainnya. Dalam jaringan
tubuh makhluk hidup, air digunakan sebagai medium untuk berbagai
reaksi dan proses ekskresi, misalnya sebagai penstabil tubuh, pembawa
sari-sari makanan dan sisa-sisa metabolisme. Dalam tubuh terdapat 60-
70% air. Bila kandungan air dalam tubuh berkurang maka tubuh akan
lebih mudah terganggu oleh bakteri atau virus. Air yang dibutuhkan
tubuh kurang lebih 2 sampai 2,5 liter (8-10 gelas) per hari. Oleh karena
itu kehilangan air harus diganti setiap hari agar tubuh tidak kekurangan
air (dehidrasi) karena air dalam tubuh akan selalu dikeluarkan setiap hari
melalui air seni, tinja, keringat, dan saluran pernafasan. Macam-macam air
yang sering digunakan sebagai sumber air minum.antara lain air laut, air
sungai, air telaga, air waduk, dan air tanah. Air yang digunakan
untuk minum harus bebas dari logam berat, zat organik maupun
mikroorganisme yang dapat membahayakan tubuh manusia. Oleh Sebab
itu, semakin banyak limbah buangan sampah organik rumah tangga dan
limbah beracun dari industri yang meresap kedalam tanah, mengakibatkan
banyaknya zat organik maupun anorganik yang terkandung di dalam
air (Hidayati & Yusrin, 2010).
Air isi ulang adalah air pegunungan yang mengalami pengolahan
khusus melalui beberapa proses yaitu chlorinasi, aerasi, filtrasi dan
penyinaran dengan sinar ultra violet. Air isi ulang biasanya tidak habis
dalam sekali pakai melainkan dalam beberapa hari bahkan kadang
sampai 1-4 minggu tergantung dari penggunaan. Air yang semakin lama
disimpan memungkinkan adanya pertumbuhan mikroorganisme yang akan
berkembang menjadi bakteri patogen dan akan menyebabkan kadar zat
organik menjadi meningkat. Zat organik sebagai angka permanganat
yaitu banyaknya mg/l KMnO4 yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat
organik dalam satu liter sampel air yang dididihkan selama 10 menit. Air
minum harus memenuhi standar yang berlaku baik kualitas maupun
kuantitas sesuai dengan PERMENKES RI nomor 416 / Menkes/ Per/ IX/
1990, tentang syarat–syarat dan pengawasan kualitas air minum.
Kualitas air minum harus sesuai dengan persyaratan secara fisik, kimia
dan biologis sesuai dengan PERMENKES RI nomor 416 /Menkes/Per/
IX/1990. Kualitas air yang baik secara fisik adalah kejernihan dan
kekeruhan. Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi,
baik yang bersifat anorganik berasal dari lapukan batuan dan logam,
maupun yang organik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan.
Air minum yang baik biasanya tidak memberi rasa, tidak bewarna,
dan tidak berbau. Menurut PERMENKES RI nomor 416/Menkes/
Per/IX/1990, bahwa kadar zat organik sebagai angka permanganate
(Hidayati & Yusrin, 2010).
Zat organik merupaakn indikator umum untuk pencemaran.
Apabila zat organik yang daptat dioksidasi (BOD) besar, maka ia
menunjukkan adanya pencemaran. Zat organik atau bahan-bahan organik
tersebut sumbernya adalah dari kegiatan-kegiatan rumah tangga dan proses
industri misalnya aktivitas pertanian, peternakan dan pertambangan.
Adanya bahan-bahan organik ini dalam air erat hubungannya dengan
perubahan fisik dari air tersebut, terutama dengan hubungannya baud an
rasa (Slamet, 1996).
Zat organik adalah zat yang banyak mengandung unsure karbon.
Contohnya antara lain Benzen, Chloroform, Detergen, Methoxychlor, dan
Pentachlorophenol. Kloroform adalah nama umum untuk triklorometri
(CHCl3), sering digunakan sebagai bahan pembius, akan tetepi
penggunaanya sudah dilarang karena telah terbukti dapat merusak liver
dan ginjal. Senyawa ini kebanyakan digunakan sebagai pelarut non polar.
Metoksiklor adalah senyawa berbentuk Kristal yang tidak larut di air,
berwarna putih, meleleh pada suhu 89 derajat celcius, digunakan sebagai
insektisida, juga dikenal sebagai metoksi DDT. Pentakloropenol
(C6Cl5OH) atau PCP adalah senyawa berbentuk bubuk puith beracun,
larut dalam alcohol, aseto, eter, dan benzene . senyawa ini digunakan
sebagai funsida, bakterisida, herbisida, dan kimia menengah. Dengan
adanya kandungan zat organik di dalam air berarti air tersebut sudah
tercemar, terkontaminasi rembesan dari limbah dan tidak aman sebagai
sumber air minum. Itulah sebabnya banyak masyarakat yang
mengkonsumsi air isi ulang sebagai air minum karena bersumber dari
pegunungan dan harganya relatif lebih murah, mudah didapat, meskipun
tidak semua kualitas airnya sudah memenuhi standar departemen
kesehatan (Sastrawijaya, 2000).
Zat organik sering diukur secara umum berdasarkan sifat atau
karakteristik senyawa organik bisa dengan TOC (Total Organik Carbon),
COD (Chemical Oxygen Demand), BOD (Biological Oxygen Demand).
TOC adalah ukuran atom karbon dari senyawa organik di dalam air, tanpa
memperhatikan jenis senyawa organiknya. COD merupakan suatu analisis
empiris yang mencoba mendekati secara global kebutuhan oksigen kimia
untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan didalam air. COD adalah
jumlah oksigen (MgO2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organik. Sedangkan BOD adalah uatu analisis empiris yang mencoba
mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi
didalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hapir semua zat organis
yang terlarut dan sebagian zat organis yang tersuspensi dalam air (Aleirts
& Santika, 1987).
Zat organik adalah zat yang banyak mengandung unsure
karbon. Contohnya antara lain Benzen, Chloroform, Detergen,
Methoxychlor, dan Pentachlorophenol. Dengan adanya kandungan zat
organik di dalam air berarti air tersebut sudah tercemar, terkontaminasi
rembesan dari limbah dan tidak aman sebagai sumber air minum. Itulah
sebabnya banyak masyarakat yang mengkonsumsi air isi ulang
sebagai air minum karena bersumber dari pegunungan dan harganya
relatif lebih murah, mudah didapat, meskipun tidak semua kualitas
airnya sudah memenuhi standar departemen kesehatan (Sastrawijaya,
2000).

III. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas ukur, pipet
tetes, gelas beker, buret, Erlenmeyer, batu didih, dan hotplate.
B. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah H2C2O4,
2H2O, KMnO4, H2SO4, dan sampel air.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


A. Pembebasan gelas Erlenmeyer dari zat organik
1. Air kran diambil sebanyak 50 ml dan dimasukan kedalam labu
erlemeyer.
2. Batu didih dimasukan.
3. Larutan H2C2O4, 4 N di tamabahkan sebanyak 2,5 ml
4. Larutan KMnO4 0,01 N diteteskan tetes demi tetes hingga cairan
berwarna merah muda.
5. Dipanaskan diatas hotplat dan biarkan mendidih selama 5 menit.
6. Larutan H2SO4, 4 N ditambahkan selama pendidihan dan sampai
warna merah muda hilang tidak hilang lagi.
7. Cairan yang ada di Erlenmeyer dibuang.
B. Pemeriksaan zat organik
1. Sampel air diambil sebanayak 50 ml dan dimasukan kedalam
labu erlenmeyer.
2. Larutan H2C2O4, 4 N di tamabahkan sebanyak 2,5 ml
3. Larutan KMnO4 0,01 N diteteskan tetes demi tetes hingga
cairan berwarna merah muda.
4. Dipanaskan diatas hotplat dan sampai hampir mendidih
5. Larutan KMnO4 0,01 N ditambahkan sebanayak 5 ml dan
dibiarkan mendidih selama 5 menit tepat.
6. Larutan H2C2O4, 4 N di tamabahkan selama pendidihan hingga
warna ungu hilang sampai tidak hilang lagi
7. Setelah selesai pemanasan ditambahkan asam oksalat 0,01 N
sebanyak 5 ml.
8. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N sampai larutan
berwarna merah muda dan dicatatat banyaknya larutan KMnO4
0,01 N yang digunakan.
C. Penentuan faktor ketelitian KMnO4 zat organik
1. Larutan asama oksalat di isi kelabu erlenmeyer yang sama
sebanyak 5 ml.
2. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N sampai larutan
berwarna merah muda dan dicatatat banyaknya larutan KMnO4
0,01 N yang digunakan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL

1. Tabel hasil pengamatan pembebasan tabung Erlenmeyer dari zat


organik
No Langkah Percobaan 1 Percobaan 2
1 Air kran diambil sebanyak Berwarna bening Berwarna bening
50 ml
2 Batu didih dimasukan Berwarna bening Berwarna bening
sebanyak 12,5 gram
3 Larutan H2SO4 4 N Berwarna bening Berwarna bening
ditamabahkan sebanyak
2,5 ml
4 Larutan KMnO4 0,01 N di Merah muda pekat Merah muda pekat
tamabahkan tetes demi 𝑣𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0 ml 𝑣𝑎𝑤𝑎𝑙 = 3 ml
tetes 𝑣𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 3 ml 𝑣𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 6,5 ml
𝑣𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = 3 ml 𝑣𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = 3,5 ml
5 Dipanaskan diatas hotplate Selama 14 menit, Selama 14 menit,
hingga mendidih berwarna merah berwarna merah
muda muda

1.1 Tabel hasil pengamatan titrasi air dengan KMnO4

Titrasi ke Volume air Volume KmnO4 Perubahan warna

1 50 ml 3 ml Bening – merah muda


2 50 ml 3,5 ml Bening – merah muda
- 50 ml 3,25 ml -

2. Table hasil pengamatan pemeriksaan zat organik


No Langkah Percobaan 1 Percobaan 2
1 Sampel air dimasukan ke larutan berwarna larutan berwarna
dalam labu Erlenmeyer bening bening
yang sudah dibebaskan
dari zat organiksebanyak
40 ml.
2 Larutan H2SO4 4 N
ditambahkan sebanyak 2,5
ml
3 Larutan KMnO4 0,01 N di Larutan berwarna Larutan berwarna
tamabahkan tetes demi ungu ungu
tetes hingga cairan
berwarna merah muda
4 Dipanasakan di atas
hotplate samapai hampir
mendidih
5 Larutan KMnO4 0,01 N di
tamabahkan sebanyak 5 ml
dan dibiarkan mendidih
sampai 5 menit tepat
6 Larutan H2SO4 4 N
ditambahkan, jika selama
pendidhan warna ungu
hilang sampai tidak hilang
7 Asam oksalat ditambahkan
sebanyak 5 ml setelah
pemanasan
8 Dititrasi dengan larutan 𝑣𝑎𝑤𝑎𝑙 = 19,2 ml 𝑣𝑎𝑤𝑎𝑙 = 27,2 ml
KMnO4 0,01 N sampai 𝑣𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 22,7 ml 𝑣𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 28,6 ml
larutan berwarna merah 𝑣𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = 3,5 ml 𝑣𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = 1,4 ml
muda.

2.1 tabel hasil pengamatan titrasi sampel air dengan KMnO4


Titrasi ke Volume sampel air Volume KMnO4 Perubahan warna

1 40 ml 3,5 ml Merah muda

2 40 ml 1,4 ml Merah muda

- 40 ml 2,45 ml -

3. Tabel hasil pengamatan penentuan faktor ketelitian KMnO4 zat organik


No Langkah Percobaan 1 Percobaan 2
1 Labu Erlenmeyer diisi Larutan berwarna Larutan berwarna
larutan asam oksalat bening bening
sebanyak 5 ml
2 Dititrasi dengan KMnO4 Berwarna merah Berwarna merah
0,01 N muda pekat muda pekat
𝑣𝑎𝑤𝑎𝑙 = 28,8 ml 𝑣𝑎𝑤𝑎𝑙 = 29 ml
𝑣𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 29 ml 𝑣𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 29,3 ml
𝑣𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = 0,2 ml 𝑣𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = 0,3 ml

3.1 Tabel hasil pengamatan titrasi asam oksalat dengan KMnO4


titrasi ke Volume asam Volume KMnO4 Perubahan warna
oksalat
1 5 ml 0,2 ml Bening– merah muda
2 5 ml 0,3 ml Bening– merah muda
- 5 ml 0,25 ml -

Perhitungan

a. Penentuan Faktor Ketelitian KMnO4 Zat Organik


Diketahui : Volume Asam Oksalat = 5 mL
Volume KMnO4 = 0,25 mL
Ditanya : Faktor ketelitian =......?
V Asam Oksalat
Jawab : Faktor ketelitian = V KMnO4

5 mL
= 0,25 mL

= 20

b. Pemeriksaan Zat Organik

Diketahui : Volume KMnO4 = 5 mL

Volume titrasi KMnO4 = 2,45 mL

Volume sampel air = 40 mL

Normalitas KMnO4 = 0,01 N

Berat ekivalen KMnO4 = 31,6

Faktor Ketelitian = 20

Ditanya : Kandungan Zat Organik =...?


Jawab : Kandungan Zat Organik
1000
= (V sampel) x [{V KMnO4 + V titrasi KMnO4) x faktor
ketelitian } – V KMnO4] x N KMnO4 x BE KMnO4
1000
= (40 mL) x [{5 + 2,45 mL) x 20} – 5] x 0,01 x 31,6
= 25 x 144 x 0,01 x 31,6
= 1137,6 mg/L KMnO4

B. PEMBAHASAN
1) Pembebasan labu Erlenmeyer dari zat organik
Batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata, dan
berpori. Biasanya dimasukan ke dalam cairan yang sedang
dipananskan. Pada umumnya batu didih terbuat dari bahan siliki,
kalsium karbonat, porselen, maupun karbon. Adapun fungsi dari
batu didih ini adalah : 1). Untuk meratakan panas sehingga panas
menjadi homogeny pada seluruh bagian larutan, 2). Untuk
menghindari titik leawat didih. Pori-pori pada batu didih akan
membantu penangkapan udara pada larutan dan melepasakannya
kepermukaan larutan, hal inilah yang menyebabkan adanya
gelembong-gelembong kecil pada batu didih. Tanpa batu didih
larutan yang dipanasakan akan mengeluarkan uap panas yang
meneybabkan letupan atau ledakan. Batu didih tidak boleh
dimasukan saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu
didih dimasukan saat hampir mendidih maka akan membentuk uap
panas dalam jumlah yang besar dan secara tiba-tiba akan
menyebabkan ledakan atau kebakaran.
Asam sulfat (H2SO4) dalam keadaan murni merupakan cairan
kental dan berat yang tidak berwarna, berbobot jenis 1,85, bila
dididihkan akan mengurai. Asam sulfat dalam semua perbandingan
dengan air, sangat korosif, pengoksid kuat dan penarik air. Kalium
permanganate (KMO4) memiliki nama lain chameleon mineral, Cl
77755, Kristal condy,dan cairox. merupakan Kristal yang berwarna
ungu menjadi Kristal perunggu dan stabil. Apabila kontak dengan
senyawa yang mudah menyala akan menyebabkan kebakaran.
Kalium permanganate merupakan oksidator kuat.
Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah air
sebanyak 50 ml. pertama adalah meamsukan air kedalam labu
Erlenmeyer sebanyak 50 ml kemudian masukan lagi batu didih
sebanyak 12,5 gram. Selanjutnya tambahkan larutan H2SO4 4 N
sebanyak 2,5 ml. kemudian tambahkan tetes demi tetes larutan
KMnO4 0,01 N sampai larutan berwarna merah muda pekat.
terakhir dipannaskan diatas hotplate sampai mendidih dan
warnanya menjadi merah muda tidak pekat. Volume larutan
KMnO4 yang terpakai pada percobaan 1 adalah sebnayak 3 ml dan
pada percobaan 2 sebanyak 3,5 ml. jadi volume rata-rata yang
terpakai pada percoban ini adalah 3,25 ml.
2) Pemeriksaan zat organik
Memasukan sebanyak 40 ml air kedalam labu erlenmeyer
yang sudah dibebaskan dari zat organik pada percobaan
sebelumnya. Tambahkan larutan H2SO4 4 N sebanyak 2,5 ml dan
larutan KMnO4 tetes demi tetes sampai cairan berubah menjadi
warna merah muda. Kemudian panaskan di atas hotplate (labu
Erlenmeyer dan cairan) dan ditambahkan larutan KMnO4 0,01 N
sebanyak 5 ml selama 5 menit. Selanjutnya tambahkan larutan
H2SO4 4 N jika selama pendidihan warna ungu hilang sampai tidak
hilang. Setelah selesai pemanasan ditambahkan larutan asam
oksalat 0,01 N sebanyak 5 ml. dan yang terakhir adalah menitrasi
dengan larutan KMnO4 sampai larutan berwarna merah muda dan
konstan. Volume larutan KMnO4 yang terpakai pada saat titrasi
pada percobaan 1 sebanyak 3,5 dan pada percobaan 2 sebanyak 1,4
ml. jadi rata-rata volume larutan KMnO4 yang terpakai pada
percobaan ini adalah 2,45 ml.
Dasar dari metode ilmiah adalah berdasarkan pengoksidasian
zat organik dalam air oleh larutan KMnO4 dalam suasan asam dan
panas. Jadi pada percobaan ini banyaknya zat organik dalam
sampel air setara dengan larutan KMnO4 yang dibutuhkan untuk
pengoksidasian itu. oleh karena itu pemeriksaan zat organik ini
serinng dusebut sebagai angka permanganat. Dalam pemeriksaan
zat organik ini dapat diganggu oleh zat preduksi lain seperti ferra,
sulfide, nitrit, dan lain-lain yang mana akan ikut mereduksi larutan
KMnO4. Untuk menghindari gangguan tersebut maka ion-ion
pengganggu tersebut dihilangkan dengan penambahan larutan
KMnO4 sampai warna merah muda dalam keadaan dingin dan
asam.
3) Penentuan faktor ketelitian KMnO4 zat organik
Asam oksalat berwarna bening, dengan nama sistematis asam
etanadionat. Merupakan asam prganik yang relatif kuat, 10.000 kali
lebih kuat dari pada asam asetat. Di-onionnya, dikenal sebagai
oksalat, juga agen peredektur. Asam oksalat adalah asam
karboksilat yang hanya terdiri dari dua atom C pada masing
molekul, sehingga dua gugus karboksilat berada bersampingan.
Percobaan ini dilakuakan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi ketelitian KMnO4 pada zat organik. Kemudian
yang digunakan pada percobaan ini ada asam oksalat (H2C2O4)
sebanyak 5 ml yang akan dititrasi dengan larutan KMnO4 sampai
asam oksalat berubah menjadi warna merah muda pekat. volume
larutan KMnO4 yang digunakan pada percobaan 1 sebanyak 0,2 ml
dan percobaan 2 sebanyak 0,3 ml. jadi rata-rata volume larutan
KMnO4 yang terpakai pada percobaan ini adalah 0,25 ml.

VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Zat organik merupaakn indikator umum untuk pencemaran. Apabila zat
organik yang daptat dioksidasi (BOD) besar, maka ia menunjukkan
adanya pencemaran. Zat organik atau bahan-bahan organik tersebut
sumbernya adalah dari kegiatan-kegiatan rumah tangga dan proses
industry.
2. Fungsi batu didih adalah Untuk meratakan panas sehingga panas
menjadi homogen pada seluruh bagian larutan, dan Untuk menghindari
titik leawat didih.
3. Kalium permanganate (KMO4) merupakan Kristal yang berwarna ungu
menjadi Kristal perunggu dan stabil. Apabila kontak dengan senyawa
yang mudah menyala akan menyebabkan kebakaran. Kalium
permanganate merupakan oksidator kuat.
DAFTAR PUSTAKA

Aleirts, G. & Santika, S. S. 1997. Motoda Penelitian Air. Usaha Nasional,


Surabaya.

Hidayati, A. M. & Yusrin. 2010. Pengaruh Lama Waktu Simpan Pada Suhu
Ruang (27-29ºC) Terhadap zat Organik Pada Air Minum Isi Ulang. Jurnal
UNIMUS. Semarang

Slamet, J. S. 1996. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta.

Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai