Percobaan 8
Percobaan 8
ZAT ORGANIK
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
kandungan zat organik pada suatu perairan.
- 40 ml 2,45 ml -
Perhitungan
5 mL
= 0,25 mL
= 20
Faktor Ketelitian = 20
B. PEMBAHASAN
1) Pembebasan labu Erlenmeyer dari zat organik
Batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata, dan
berpori. Biasanya dimasukan ke dalam cairan yang sedang
dipananskan. Pada umumnya batu didih terbuat dari bahan siliki,
kalsium karbonat, porselen, maupun karbon. Adapun fungsi dari
batu didih ini adalah : 1). Untuk meratakan panas sehingga panas
menjadi homogeny pada seluruh bagian larutan, 2). Untuk
menghindari titik leawat didih. Pori-pori pada batu didih akan
membantu penangkapan udara pada larutan dan melepasakannya
kepermukaan larutan, hal inilah yang menyebabkan adanya
gelembong-gelembong kecil pada batu didih. Tanpa batu didih
larutan yang dipanasakan akan mengeluarkan uap panas yang
meneybabkan letupan atau ledakan. Batu didih tidak boleh
dimasukan saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu
didih dimasukan saat hampir mendidih maka akan membentuk uap
panas dalam jumlah yang besar dan secara tiba-tiba akan
menyebabkan ledakan atau kebakaran.
Asam sulfat (H2SO4) dalam keadaan murni merupakan cairan
kental dan berat yang tidak berwarna, berbobot jenis 1,85, bila
dididihkan akan mengurai. Asam sulfat dalam semua perbandingan
dengan air, sangat korosif, pengoksid kuat dan penarik air. Kalium
permanganate (KMO4) memiliki nama lain chameleon mineral, Cl
77755, Kristal condy,dan cairox. merupakan Kristal yang berwarna
ungu menjadi Kristal perunggu dan stabil. Apabila kontak dengan
senyawa yang mudah menyala akan menyebabkan kebakaran.
Kalium permanganate merupakan oksidator kuat.
Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah air
sebanyak 50 ml. pertama adalah meamsukan air kedalam labu
Erlenmeyer sebanyak 50 ml kemudian masukan lagi batu didih
sebanyak 12,5 gram. Selanjutnya tambahkan larutan H2SO4 4 N
sebanyak 2,5 ml. kemudian tambahkan tetes demi tetes larutan
KMnO4 0,01 N sampai larutan berwarna merah muda pekat.
terakhir dipannaskan diatas hotplate sampai mendidih dan
warnanya menjadi merah muda tidak pekat. Volume larutan
KMnO4 yang terpakai pada percobaan 1 adalah sebnayak 3 ml dan
pada percobaan 2 sebanyak 3,5 ml. jadi volume rata-rata yang
terpakai pada percoban ini adalah 3,25 ml.
2) Pemeriksaan zat organik
Memasukan sebanyak 40 ml air kedalam labu erlenmeyer
yang sudah dibebaskan dari zat organik pada percobaan
sebelumnya. Tambahkan larutan H2SO4 4 N sebanyak 2,5 ml dan
larutan KMnO4 tetes demi tetes sampai cairan berubah menjadi
warna merah muda. Kemudian panaskan di atas hotplate (labu
Erlenmeyer dan cairan) dan ditambahkan larutan KMnO4 0,01 N
sebanyak 5 ml selama 5 menit. Selanjutnya tambahkan larutan
H2SO4 4 N jika selama pendidihan warna ungu hilang sampai tidak
hilang. Setelah selesai pemanasan ditambahkan larutan asam
oksalat 0,01 N sebanyak 5 ml. dan yang terakhir adalah menitrasi
dengan larutan KMnO4 sampai larutan berwarna merah muda dan
konstan. Volume larutan KMnO4 yang terpakai pada saat titrasi
pada percobaan 1 sebanyak 3,5 dan pada percobaan 2 sebanyak 1,4
ml. jadi rata-rata volume larutan KMnO4 yang terpakai pada
percobaan ini adalah 2,45 ml.
Dasar dari metode ilmiah adalah berdasarkan pengoksidasian
zat organik dalam air oleh larutan KMnO4 dalam suasan asam dan
panas. Jadi pada percobaan ini banyaknya zat organik dalam
sampel air setara dengan larutan KMnO4 yang dibutuhkan untuk
pengoksidasian itu. oleh karena itu pemeriksaan zat organik ini
serinng dusebut sebagai angka permanganat. Dalam pemeriksaan
zat organik ini dapat diganggu oleh zat preduksi lain seperti ferra,
sulfide, nitrit, dan lain-lain yang mana akan ikut mereduksi larutan
KMnO4. Untuk menghindari gangguan tersebut maka ion-ion
pengganggu tersebut dihilangkan dengan penambahan larutan
KMnO4 sampai warna merah muda dalam keadaan dingin dan
asam.
3) Penentuan faktor ketelitian KMnO4 zat organik
Asam oksalat berwarna bening, dengan nama sistematis asam
etanadionat. Merupakan asam prganik yang relatif kuat, 10.000 kali
lebih kuat dari pada asam asetat. Di-onionnya, dikenal sebagai
oksalat, juga agen peredektur. Asam oksalat adalah asam
karboksilat yang hanya terdiri dari dua atom C pada masing
molekul, sehingga dua gugus karboksilat berada bersampingan.
Percobaan ini dilakuakan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi ketelitian KMnO4 pada zat organik. Kemudian
yang digunakan pada percobaan ini ada asam oksalat (H2C2O4)
sebanyak 5 ml yang akan dititrasi dengan larutan KMnO4 sampai
asam oksalat berubah menjadi warna merah muda pekat. volume
larutan KMnO4 yang digunakan pada percobaan 1 sebanyak 0,2 ml
dan percobaan 2 sebanyak 0,3 ml. jadi rata-rata volume larutan
KMnO4 yang terpakai pada percobaan ini adalah 0,25 ml.
VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Zat organik merupaakn indikator umum untuk pencemaran. Apabila zat
organik yang daptat dioksidasi (BOD) besar, maka ia menunjukkan
adanya pencemaran. Zat organik atau bahan-bahan organik tersebut
sumbernya adalah dari kegiatan-kegiatan rumah tangga dan proses
industry.
2. Fungsi batu didih adalah Untuk meratakan panas sehingga panas
menjadi homogen pada seluruh bagian larutan, dan Untuk menghindari
titik leawat didih.
3. Kalium permanganate (KMO4) merupakan Kristal yang berwarna ungu
menjadi Kristal perunggu dan stabil. Apabila kontak dengan senyawa
yang mudah menyala akan menyebabkan kebakaran. Kalium
permanganate merupakan oksidator kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, A. M. & Yusrin. 2010. Pengaruh Lama Waktu Simpan Pada Suhu
Ruang (27-29ºC) Terhadap zat Organik Pada Air Minum Isi Ulang. Jurnal
UNIMUS. Semarang