Anda di halaman 1dari 23

Kepada Yth.

dr. Zuhriah Hidajati, Sp. A, M.Si Med

Refleksi Kasus
Seorang Anak Laki-laki Usia 3 Tahun dengan Diare Akut
Dehidrasi Sedang

oleh :
Hajriah Koni Putra
30101306958

Pembimbing:
dr. Zuhriah Hidajati, Sp. A, M.Si Med
dr. Lilia Dewiyanti, Sp. A, M.Si Med
dr. Neni Sumarni, Sp. A
dr. Adriana Lukmasari, Sp. A
dr. Harancang Pandih Kahayana, Sp. A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO KOTA SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Hajriah Koni Putra

NIM : 30101306958

Universitas : Universitas Islam Sultan Agung ( UNISSULA )

Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian : Ilmu Kesehatan Anak

Judul : Seorang Anak Laki-Laki Usia 3 Tahun dengan Diare Akut Dehidrasi
sedang

Pembimbing : dr. Zuhriah Hidajati, Sp. A, M.Si Med

Semarang, Desember 2018


Mengetahui dan Menyetujui
Pembimbing Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kota Semarang

Pembimbing

dr. Zuhriah Hidajati, Sp. A, M.Si Med

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

BAB II LAPORAN KASUS..........................................................................................3

I. IDENTITAS PENDERITA.................................................................................3

II. DATA DASAR................................................................................................3

1. ANAMNESIS..............................................................................................3

2. PEMERIKSAAN FISIK..............................................................................6

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................9

III. RESUME.......................................................................................................10

IV. DIAGNOSIS BANDING..............................................................................10

V. DIAGNOSIS KERJA....................................................................................11

VI. INITIAL PLAN.............................................................................................12

VII. PROGNOSIS.................................................................................................13

BAB III TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................14

A. DEFINISI......................................................................................................14

B. ETIOLOGI....................................................................................................14

C. MANIFESTASI KLINIS...............................................................................14

D. PATOGENESIS dan PATOFISIOLOGI........................................................14

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................................15

F. PENATALAKSANAAN...............................................................................16

G. KOMPLIKASI....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar yaitu lebih dari 3x dan
berubahnya konsistensi menjadi lebih lunak atau bahkan cair. Menurut lamanya diare
dibagi menjadi dua yaitu akut dan persisten. Diare akut berlangsung kurang dari 14
hari sedangkan diare persisten berlangsung lebih dari 14 hari,
Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang
termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan
pada anak terutama usia di bawah 5 tahun. Menurut World Health Organization
(WHO) diare adalah penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak.
Sekitar 1,7 juta kasus diare ditemukan setiap tahunnya di dunia. Survei morbiditas
yang dilakukan Departemen Kesehatan di Indonesia dari tahun 2000–2010
menunjukkan insidensi diare cenderung naik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak, yaitu
faktor lingkungan, faktor sosiodemografi, dan faktor perilaku. Faktor lingkungan
yaitu kebersihan lingkungan,meliputi perumahan, pembuangankotoranmanusia (tinja),
penyediaan air bersih, pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah
(SPAL). Faktor sosiodemografi terdiri dari pendidikan dan pekerjaan orang tua serta
umur anak. Faktor perilaku yaitu pemberian ASI eksklusif, dan kebiasaan mencuci
tangan serta mencuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi.
Manifestasi klinis dari diare yaitu mula– mula anak balita menjadi cengeng,
gelisah, demam, dan tidak nafsu makan. Tinja akan menjadi cair dandapat disertai
dengan lendir ataupun darah. Warna tinja dapat berubah menjadi kehijau–hijauan
karena tercampur dengan empedu. Frekeuensi defekasi yang meningkat menyebabkan
anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet.Tinja semakin lama semakin asam sebagai
akibat banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi
oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat ditemukan sebelum atau sesudah diare.
Muntah dapat disebabkan oleh lambung yang meradang atau gangguan keseimbangan
asam-basa dan elektrolit.Anak– anak adalah kelompok usia rentan terhadap diare.
Insiden tertinggi pada kelompok usia dibawah dua tahun dan menurun dengan
bertambahnya usia anak.
1
Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi, Diare dapat
menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak sehingga
menyebabkan dehidrasi, maka aspek terpenting yang harus diperhatikam adalah
mencegah terjadinya dehidrasi.

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. V
Umur : 3 tahun 9 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
2
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : krasak,Tembakang

Nama Ayah : Tn. A


Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Swasta

Nama Ibu : Ny. S


Umur : 34 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Bangsal : Nakula 4
No. CM : 315xxx
Masuk RS : 25 november 2018

II. DATA DASAR

1. ANAMNESIS
Alloanamnesis dengan ibu penderita pada tanggal 26 November 2018 di
ruang Nakula RSUD KRMT Wongsonegoro Seamarang dan didukung
dengan catatan medis.
a. Keluhan Utama
BAB cair

b. Keluhan tambahan
Mual (+), muntah(+), demam (+), batuk +, pilek +
c. Riwayat Penyakit Sekarang
 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien BAB cair 5 kali
dalam sehari, berlendir (+), darah (-). BAB warna kehitaman,
mancur, bau tidak asam, tidak busuk, dan tidak berbuih. BAB
disertai keluhan lain mual dan muntah tiap kali makan(+)
demam (+) , batuk dan pilek (+), pasien tampak lemah, kurang
aktif dan rewel. BAK masih dalam batas normal, warna tidak
pekat. Anak sudah 1 minggu susah makan dan minum.

3
 Sebelum masuk rumah sakit BAB cair 4 kali, berampas (-),
berlendir (+), warna darah segar (-) mancur(+), bau tidak asam,
tiak busuk, dan tidak berbuih. Muntah (+)sebanyak sekitar 5x
tiap di beri makan atau minum , deman (+) sudah sejak 3 hari
yang lalu, batuk pilek masih (+). Pasien tampak lemah, kurang
aktif, dan semakin rewel. BAK masih dalam batas normal,
warna tidak pekat. Sehingga orang tua memutuskan untuk
membawa anak ke RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang
pada hari minggu

d. Riwayat Penyakit Dahulu :


- Riwayat keluhan serupa (+) sekitar umur 1 tahun pernah di rawat
dengan keluhan yang sama.
- Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal

e. Riwayat Penyakit Keluarga :


- Riwayat keluhan serupa disangkal
- Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal

f. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal bersama kedua orang tua, saudara,. Kebiasaan sang
ibu juga tidak menjaga kebersihan botol susu anak, seperti menutup
botol susu. Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS ( PBI ).
Kesan : Sosial ekonomi cukup, hieginitas diri kurang

g. Riwayat Persalinan dan Kehamilan :


Pasien merupakan anak laki-laki yang lahir dari ibu G3P3A0, Usia
30 tahun, hamil 37 minggu, lahir secara secara sectio caesaria dengan
riwayat pernh sectio caesaria 2 tahun lalu dan indikasi tekanan darah
tinggi. Lahir langsung menangis, ketuban pecah saat persalinan. BBL
3000 gram, panjang badan tidak ingat, lingkar kepala dan lingkar dada
saat lahir ibu tidak ingat, tidak ada kelainan bawaan. Pasien tidak
dirawat di ruang bayi resiko tinggi.
Kesan : neonatus aterm, vigorous baby, lahir sectio caesaria.

4
h. Riwayat Pemeliharaan Prenatal :
Ibu memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan. Mulai
saat mengetahui kehamilan hingga usia kehamilan 6 minggu
pemeriksaan dilakukan 1x/bulan. Saat usia kehamilan memasuki usia
kandungan ke-4 bulan, pemeriksaan rutin dilakukan 2x/bulan hingga
lahir. Selama hamil ibu telah mendapat suntikan TT 2x Ibu mengaku
tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan. Riwayat
perdarahan dan trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum obat
tanpa resep dokter ataupun minum jamu disangkal.
Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal baik

i. Riwayat Pemeliharaan Postnatal :


Pemeliharaan postnatal rutin dilakukan di bidan, ibu dan anak dalam
keadaan sehat
Kesan : riwayat pemeliharaan postnatal cukup.
j. Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak :
Pertumbuhan :
 BB Lahir : 3000 gram
 BB sekarang : 17 kg
 PB lahir : - cm
 PB : 97 cm

Perkembangan :
- Senyum : 2 bulan
- Miring : 3 bulan
- Mengangkat kepala : 4 bulan
- Tengkurap : 6 bulan
- Mengoceh : 6 bulan
- Duduk : 8 bulan
- Berdiri : 10 bulan
- Berjalan : 11 bulan

Kesan: pertumbuhan dan perkembangan sesuai anak seusianya.

5
k. Riwayat Imunisasi :
Hepatitis B : usia 0,2,3,4 bulan
Polio : usia 0,2,3,4 bulan
BCG : 1 kali, usia 0 bulan
DTP : usia 2,3,4 bulan
Campak : usia 9 bulan

Kesan : Imunisasi lengkap sesuai usia pasien hanya berdasarkan


alloanamnesa dengan ibu pasien. Buku KMS tidak dibawa.

l. Riwayat Makan dan Minum Anak :


ASI ekskulisif tidak diberikan karena ASI ibu tidak keluar di
ganti dengan susu formula Selain susu formula anak juga sudah diberi
MPASI sebelum usia 6 bulan, makanan yang diberikan bubur tim,
biscuit, dll.
Kesan : kualitas dan kuantitas makanan kurang..

2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 26 November 2018, di ruang Nakula
4 RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang.
Keadaan Umum : kompos mentis, tampak sakit sedang

a. Tanda Vital
i. Nadi : 130 x/menit, reguler, isi tegangan cukup
ii. Pernapasan : 26 x/menit,
iii. Suhu : 36,8 0C (Axilla)

b. Status Gizi
Anak laik-laki usia 3 tahun 9 bulan
Berat Badan : 17 kg
Panjang Badan : 97 cm

WAZ : 17 – 15.8 = 0.05 (Gizi Normal)

18.0 - 15.8

6
HAZ : 97 – 101.6 = -1,1 (Normal)

101.6-97.5

WHZ : 17 – 14,6 = 0,05 (Normal)

15,8-14,6

Kesan : Berat badan normal, perawakan tubuh normal, satus gizi baik.

c. Status Internus
i. Kepala : Mesocephale, ubun-ubun besar tidak menonjol, rambut
hitam.
ii. Mata : Pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+) normal,
konjungtiva hiperemis (-/-), sclera ikterik (-/-), mata cekung ( +/+)
iii. Kulit : sianosis (-), turgor kembali agak lambat
iv. Telinga : Bentuk normal, serumen (-/-), discharge (-/-), nyeri
(-/-).
v. Hidung : Bentuk normal, nafas cuping hidung (-), secret (-)
vi. Mulut : bibir kering (+), lidah kotor (-), lidah tremor (-),
berdarah (-), sianosis (-), pendarahan gusi (-).
vii. Tenggorok: tonsil ukuran T1-T1, permukaan rata, kripte tonsil
tidak melebar, hiperemis (-).
viii. Leher : pembesaran KGB (-)
ix. Thorax
Paru-paru :
- Inspeksi : Hemithoraks dextra et sinistra simetris dalam
keadaan statis maupun dinamis, retraksi suprasternal,
intercostal dan epigastrial (-).
- Palpasi : sterm fremitus dextra et sinistra simetris
- Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
- Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi basah (-/-),
wheezing (-/-)
Jantung :
- Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, 2 cm medial linea
mid clavicula sinistra, tidak melebar,tidak kuat angkat.
- Perkusi : tidak dilakukan
- Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, bising (-)
x. Abdomen
- Inspeksi : datar
- Auskultasi : bising usus (+) meningkat
- Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
7
- Palpasi : : supel, defense muscular (-), nyeri tekan regio
epigastrium (-)
xi. Genitalia : laki-laki, tidak ada kelainan

xii. Ekstremitas
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Akral sianosis -/- -/-
Capillary refill < 2 detik/< 2detik < 2 detik/< 2detik
Petechie -/- -/-

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 25/11/2018 pemeriksaan darah rutin dan elektrolit
Hemoglobin : 12.2 g/dl ( 11-15)
Hematocrit : 36.10 % (40-52) L
Trombosit : 379/ul (150-400)
Leukosit : 9.2/ul (3.8-10.6)
Natrium :136.0mmol/L (135-147)
Kalium : 4.30 mmol/L (3.5-5)
Kalsium :1.18 mmol/L (1.12-1.32)
GDS :90 mg/dl (70-110)

Tanggal 26/11/2018 pemeriksaan feses rutin


Amoeba : Negatif
Bakteri : POS(2+)
Bau : Khas
Darah : Negatif
Konsistensi : Cair
Telur Cacing : Negatif
Eritrosit : 0-2/LPB
Protein Faeces : Negatif
Jamur : Negatif
Karbohidrat : Negatif
Lain – Lain : Negatif
8
Lemak : POS(1+)
Lekosit : 2-3/LPB
Lendir : Negatif
Warna : Coklat

III. RESUME
Anak laki-laki usia 3 tahun 9 bulan datang IGD RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Semarang dengan keluhan BAB cair dan sering (+). Sebelum
masuk rumah sakit BAB 4 kali dalam sehari, ampas (-), lendir (+), berwarna
darah segar (-). Keluhan lain muntah (+) setiap kali makan, demam (+) sudah
sejak 3 hari yang lalu, batuk (+), pilek (+). Pasien juga tampak lemah, kurang
aktif dan rewel. Kemudian dibawa ke IGD RSUD dan oleh dokter IGD pasien
disarankan untuk rawat inap. Setelah Pasien di rawat 1 hari masih BAB cair 2x
disertai ampas, berdarah (-), berlendir (+), batuk pilek (-), muntah 1x dan
demam (+)..

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesan umum anak kompos mentis,


tampak sakit sedang, dehidrasi (+), kesan gizi baik, tanda vital : nadi
130x/menit, pernapasan 26 x/menit, dan suhu 36,8 0C. Pada pemeriksaan status
internus tampak mata cekung, turgor kembali agak lambat.

Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan hemoglobin normal, penurunan


hematokrit, leukosit dan trombosit normal. Pada pemeriksaan feses rutin
menunjukkan Konsistensi cair, Bakteri positif (2+), Eritrosit 0-2/lpb, Lemak
positif (1+) dan Leukosit 2-3/lpb.

IV. DIAGNOSIS BANDING


1. Diare
- Berdasarkan Durasi
o Diare Akut

9
o Diare Persisten
o Diare Kronis
- Berdasarkan Patofisiologi
o Diare Sekretorik
o Diare Osmotik
- Berdasarkan Dehidrasi
o Diare dehidrasi tidak berat
o Diare dehidrasi berat
o Diare tanpa dehidrasi
- Berdasarkan Etiologi
o Bakterial
 Bacillus cereus
 Compylobacter jejuni
 E coli
 Shigelloides
 Salmonella spp
 staphylococus aureus
 vibrio cholerae

o Parasit
 Balantidium coli
 Entamoba hystolitica
 Giardia lambdia
 Trichuris trichiura.
o Viral
 Rotavirus
 Astrovirus,
 Cacivirus
 Coronavirus
o Jamur
2. Status Gizi
o Gizi lebih
10
o Gizi normal
o Gizi Buruk

V. DIAGNOSIS KERJA
1. Diagnosis utama : Diare Akut Dehidrasi Sedang
2. Diagnosis komorbid : Demam
3. Diagnosis komplikasi : Dehidrasi sedang
4. Diagnosis gizi : Gizi Baik
5. Diagnosis social ekonomi : Cukup
6. Diagnosis Imunisasi : Imunisasi lengkap sesuai umur
7. Diagnosis Tumbuh Kembang : Pertumbuhan dan perkembangan baik, sesuai
umur

VI. INITIAL PLAN


 Ip. Dx :
a. Subyektif : -
b. Obyektif : Pemeriksaan darah rutin, feses rutin, elektrolit

 Ip. Tx :
● Rehidrasi
a. Jika anak masih bisa minum
▪ Oralit : 75cc/kgBB x 17 kg = 1275 cc atau 6 sachet dalam 3 jam
pertama (1Sachet 200ml)
▪ Jumlsh cairan 2-5 tahun : 900-1400 ml
▪ Jika anak muntah tunggu 10 menit lalu berikan larutan oralit lebih
lambat.
● PO Zink 20 mg selama 10 hari/ zink syrup 1sendok teh selama 10 hari (>
dari 6 bulan)
● PO PCT (10-15 mg/kgbb/kali)  120 mg/5 ml
17 Kg x 10 mg = 170 mg
3 x 1,5 cth bila ada demam
 Cairan maintenance (infus RL)
17 kg x 100 = 1700 mL/ hari
TPM : 1700 mL x 20 = 23 tpm (infus makro terumo)

24 x 60

11
 Ip. Mx :
● Awasi KU, TTV, tanda dehidrasi
 Ip. Ex :
● Tetap memberikan susu kapanpun anak mau
● Berikan makanan sesuai dengan kelompok umur anak
● Biasakan mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan minuman
dan setelah BAB dan BAK
● Jaga kebersihan lingkungan
● Jika anak panas berikan obat turun panas sesuai anjuran dokter.
● Menjelaskan kepada ibu agar anak tidak bermain ditempat yang kotor

VII. PROGNOSIS
Qua ad vitam = ad bonam
Qua ad sanam = ad bonam
Qua ad fungsional = ad bonam

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

12
A. DEFINISI
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam
dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 14 hari (IDAI, 2010)

B. ETIOLOGI
Mikroorganisme seperti bakteri, virus dan protozoa dapat menyebabkan
diare. Bakteri tersering penyebab diare pada anak adalah Eschericia coli,
enterotoksigenic, Shigella sp, Campylobacterjejuni,dan Cryptosporidium sp. (jufrri
2011). Penyebab utama oleh virus adalah rotavirus (40-60%). Selain
mikroorganisme diare juga disebabkan oleh faktor malabsorbsi seperti
malabsorbsi karbohidrat, disakarida (inteloransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa) monosakarida (inteloransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa),
Karena faktor makanan basi, beracun, alergi karena makanan, dan diare
karena faktor psikologis, rasa takut dan cemas (Juffrie, 2011)

C. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari diare yaitu mula–mula anak balita menjadi
cengeng, gelisah, demam, dan tidak nafsu makan. Tinja akan menjadi cair dan
dapat disertai dengan lendir ataupun darah. Frekuensi defekasi yang
meningkat menyebabkan anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet.Tinja
semakin lama semakin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang
berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala
muntah dapat ditemukan sebelum atau sesudah diare. Muntah dapat
disebabkan oleh lambung yang meradang atau gangguan keseimbangan asam-
basa dan elektrolit. (Utami, 2016)
D. PATOGENESIS dan PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi sebagai
berikut: 1) Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik;
Diare osmotik disebabkan karena meningkatnya tekanan osmotik intralumen
dari usus halus yang dikarenakan oleh obat-obatan atau zat kimia yang yang
hiperosmotik, malabsorbsi umum dan defek dalam absorbsi mukosa usus
misal pada defisiensi disararidase, malabsorbsi glukosa atau galaktosa
(Sudoyo, 2006). 2) sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare
sekretorik; Diare sekretorik disebabkan karena meningkatnya sekresi air dan
elektrolit dari usus dan menurunnya absorbsi. Penyebab dari diare ini antara

13
lain karena efek enterotoksin pada infeksi Vibrio cholera, atau Eschersia colli
(Setiawan, 2006).
Gangguan permeabilitas usus juga bisa menyebabkan diare, diare tipe
ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal akibat adanya kelainan
morfologi membran epitel spesifik pada usus halus 5) Inflamasi dinding usus:
diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan mukosa usus karena proses
inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi air
dan elektrolit ke dalam lumen serta gangguan absorpsi air-elektrolit (Sudoyo,
2006).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin
,elektrolit darah dan feses rutin.

a. Pemeriksaan darah

Nilai hemoglobin pada diare akut adalah normal. Jika Nilai


hemoglobin yang meningkat terdapat pada pasien dehidrasi. nilai
hematokrit juga biasanya normal namun pada dehidrasi mengakibatkan
darah lebih kental sehingga nilai hematokrit meningkat namun setelah
rehidrasi yang adekuat maka akan kembali normal. Nilai trombosit
pada diare akut biasanya normal. Sedangkan nilai leukosit yang
meningkat atau leukositosis menunjukan adanya infeksi bakteri dan
Nilai leukosit yang menurun atau leukositopenia biasanya menunjukan
adanya infeksi virus.

b. Elektrolit darah

Untuk menilai keseimbangan cairan di dalam tubuh yang terdiri


dari natrium, kalium dan kalsium

c. Feses rutin

Terdiri dari pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis.


Pemeriksaan makroskopis menilai dari warna, konsistensi, bau, lendir,
darah. Jika hasilnya darah maka dicurigai adanya infeksi shigella. Pada
pemeriksaan mikroskopis dapat menilai adanya bakteri, jamur,
amoeba, lemak, telur cacing, eritrosit dan leukosit.
14
F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan diare akut yaitu lima lintas diare : 1) cairan 2) seng 3)
nutrisi 4) antibiotik yang tepat 5) edukasi

15
16
(Juffrie, 2011)

G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi:

 Dehidrasi

Diare dapat menimbulkan dehidrasi berat, dehidrasi tidak berat

 Dehidrasi berat terdapat dua tanda atau lebih tanda berikut:

 Letargi/penurunan kesadaran

 Mata cowong

 Tidak bisa minum/malas minum

17
 Cubitan kulit perut kembali dengan sangat lambat (>2 detik)

 Dehidrasi tidak berat

 Gelisah

 Mata cowong

 Kehausan atau sangathaus

 Cubitan kulit perut kembali dengan lambat

(Juffrie, 2011)

 . Hipernatremia

Hipernatremia biasanya terjadi pada diare yang disertai muntah, menurut


penelitian menemukan bahwa 10,3% anak yang menderita diare akut dengan
dehidrasi berat mengalami hipernatremia.

 Hiponatremia

Hiponatremia terjadi pada anak yang hanya minum air putih saja atau hanya
mengandung sedikit garam, ini sering terjadi pada anak yang mengalami
infeksi shigella dan malnutrisi berat dengan edema

 Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defesiensi enzim laktase karena


kerusakan vili mukosa usus halus.

 Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan (masukan makanan berkurang, pengeluaran
bertambah).

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2010. Pedoman Pelayanan


Medis. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia,
Indonesia
2. Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S. Rosalina I, Mulyani NS,
2010. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi Jakarta: IDAI
3. Utami, Nurul. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Diare pada Anak. Volume (4):Hal 3
4. Budi Setiawan, 2006. Diare Akut karena Infeksi In: Aru W. Sudoyo,
Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti
Setiati. Editors: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. P.1794-1798
5. Sudoyo A.W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. V Jilid III.
Jakarta : Interna Publishing

19

Anda mungkin juga menyukai