DESKRIPSI KEGIATAN
Gambar 3.1 Alat pengecekan NTU Gambar 3.2 Alat Pengecekan Sisa Cl
16
Gambar 3.3 Alat Pengecekan PH
Selain aktivitas rutin yang diutarakan di atas, ada beberapa aktivitas yang
penyusun lakukan selama kerja praktik, diantanya adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan tentang tempat pengolahan air PDAM Dago Pakar, dari mulai
air baku sampai air bersih. Serta pengecekan berbagai jenis air di lab.
2. Pengarahan tentang produksi air baku sampai air bersih, mulai dari
datangnya air dari hulu ke baik penampungan air, proses pelapasan kotoran
yang menempel di air, pengurasan air, sampai air siap pakai/konsumsi.
3. Pengenalan tempat pengolahan air di Mini Plant.
4. Kunjungan ke Bantar Awi, sumber pengolahan air di PDAM Dago Pakar
dan Mini Plant.
5. Bimbingan dan pengarahan mengenai produksi air dan mesin-mesin yang
digunakan dalam proses pengolahan air.
6. Melihat jenis-jenis POMPA yang digunakana di PDAM Dago Pakar.
7. Meminta data tentang distribusi air yang berada di PDAM Dago Pakar.
Adapun lokasi aktivitas selama penyusun kerja praktik dan peta saluran air
PDAM adalah sebagai berikut:
17
Gambar 3.4 Peta lokasi saluran air
18
3.2 Pemetaan Masalah di Perusahaan
Kualitas air sangatlah penting bagi PDAM, karena jika kualitas airnya bagus
dan terjaga maka konsumen akan merasa nyaman dan aman mengkonsumsi/memakai
air yang dikelola oleh PDAM. Maka dari itu, penting bagi PDAM untuk melakukan
Quality Control setiap harinya (pagi, siang, malam) untuk menjaga agar kualitas
airnya tetap bagus. Dalam hal ini, PDAM sudah melakukan hal tersebut dengan
melaksanakan pengecekan yang sudah terjadwal dan sesuai dengan SOP perusahaan.
Pengecekan yang dilakukan adalah PH, NTU, dan sisa CL. Hasil yang diharapkan
dari pengecekan ini adalah diperolehnya sisa CL air bersih 0,8. Nilai ini sudah
menjadi kesepakatan antara pihak PDAM dan pemerintah Kota Bandung, dalam hal
ini Departemen Kesehatan Kota Bandung. Meskipun realitanya DEPKES meminta
agar sisa Cl air PDAM 1,00. Namun faktanya, nilai 1,00 tersebut sangat berpengaruh
terhadap konsumen yang terdekat dengan PDAM.
Selama pengecekan tersebut, ada beberapa kejanggalan dari hasil yang
diperoleh tidak selalu yang diharapkan, terkadang lebih terkadang juga kurang. Ada
beberapa hasil yang melebihi harapan, mulai dari 0,28 sampai dengan 1,09 (bisa
dilihat di tabel 3.1). Hal tersebut tentunya sangat fatal bagi kualitas air yang diberikan
kepada konsumen, bisa saja airnya akan terasa bau dan keruh.
Salah satu penyebab terjadinya kualitas air menurun ini disebabkan oleh
kekeruhan air disumber mata airnya. Kekeruhan air ini biasanya disebabkan oleh
volume sampah yang tinggi dan terdapat kotoran-kotoran hewan seperti kotoran sapi.
21
Dalam formulasi berikut, tampak bahwa X Chart Bar juga memasukkan variabel R
rata-rata. Peta kendali X Bar dapat digunakan untuk:
a. Memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi suatu variabel asal
dalam hal lokasinya (pemusatannya).
b. Apakah proses masih berada dalam batas-batas pengendalian atau tidak.
c. Apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
Adapun Langkah dalam pembuatan Peta Kendali X Bar Chart adalah sebagai
berikut:
a. Tentukan ukuran subgrup atau subgroup size atau sampel pada subgroup
atau jumlah produk yang diobservasi setiap kali melakukan observasi (n)
antara 2 sampai 10.
b. Tentukan banyaknya subgrup (k atau N) .
c. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu X.
d. Hitung nilai rata-rata seluruh X bar yang merupakan garis tengah atau
center line (CL), Batas Kendali Atas (UCL) dan Batas Kendali Bawah
(LCL) untuk peta kendali X bar.
22
Catatan:
Nilai A2 dapat dilihat pada SUPLEMEN tabel Tabel Nilai A2 Untuk X bar
Chart, Nilai d2 untuk Sigma Estimasi dan Nilai D3, D4 untuk R Chart
e. Plot data X bar pada peta kendali X bar serta amati apakah data tersebut
berada dalam pengendalian atau tidak.
f. Hitung Indeks Kapabilitas Proses (Cp) (sites.google.com, 2018).
23
a. Menentukan nilai rata-rata X dan Range untuk setiap subgroup,
rata-rata X dicari dengan cara:
c. Hasil perhitungan rata-rata X dan Range untuk setiap subgroup adalah sbb:
24
d. Nilai Cl, UCL dan LCL untuk Peta Kendali X bar (X Bar Chart)
e. Menentukan nilai rata-rata dari X bar:
= 47.78 / 20 = 2.39
f. Menentukan nilai rata-rata R (range)
= 1.19 / 20 = 0.06
g. Menentukan Nilai tengah (CL) untuk X bar Chart dan R Chart
h. CL - X bar Chart
= 2.39
i. CL - R Chart
25
= 0.06
j. Menentukan Batas Atas Kendali (UCL), dan Batas Bawah Kendali (LCL)
untuk Peta Kendali X bar
UCL = X + (A2.R)
CL =X
LCL = X - (A2.R)
Diketahui bahwa rata-rata pengecekan air adalah 0,75, A2 = 1,880 dan R =
0,30. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
UCL = 0,75 + (1,880 x 0,30)
= 0,75 + 0,564
= 1,314 (dibulatkan 1,31)
26
CL = 0,75
LCL = 0,75 – (1,880 x 0,30)
= 0,75 – 0,564
= 0,186 (dibulatkan 0,19)
Dari hasil perhitungan di atas, dapatkan bahwa batas atas kualitas air ini
adalah 1,31, rata-rata pengecekan air siang dan malam selama 22 hari ini adalah 0,75
dan batas bawah kualitas air adalah 0,19. Dapat disimpulkan bahwa secara teori
penetapan DEPKES tidak terlalu jauh hanya beda 0,31. Namun, yang
perberbedaannya sangat jauh batas bawah air dengan angka konsumen terjauh yaitu
berbeda 1,81.
28
secara kolektif, menghasilkan consensus atau keputusan akhir, dan menempatkan
keputusan pada data kuantitatif.
Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk
mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi pula
dianggap sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja tidak
terlalu terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam bidang yang cukup
kompleks. Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi
data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat
membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan
(ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking
terendah). Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk mem¬bandingkan
kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil
tindakan perbaikan terhadap proses (sites.google.com, 2018). Dari tabel 3.1 dapat
dibuat diagram sebagai berikut:
30