Disusun oleh:
SARJITO
7111081661
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
KATA PENGANTAR
Hormat saya
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Sekitar dua per tiga PJT berasal dari kelompok kehamilan yang berisiko
tinggi, misalnya hipertensi, perdarahan antepartum, penderita penyakit jantung,
dan kehamilan multipel sedangkan sepertiga lainnya berasal dari kelompok
kehamilan tidak mempunyai risiko. Nutrisi maternal juga berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa bukti menunjukkan bahwa
pertumbuhan janin yang paling rentan terhadap kekurangan nutrisi maternal
(contohnya, protein dan mikronutrien) adalah selama periode peri-implantasi dan
periode perkembangan plasenta yang cepat.1
IUGR adalah sekelompok janin / bayi yang berat badannya sama atau
kurang dari 10 persentil sebagai akibat dari proses patologi yang mencegah
ekspresi dari potensi pertumbuhan internal yang normal. IUGR terjadi sebagai
akibat adanya kelainan faktor: maternal, fetal atau plasenta yang terjadi sendiri-
sendiri atau bersamaan. SGA dan IUGR tidak sinonim, kira-kira 70% bayi yang
berat badannya kurang dari 10 persentil nutrisi intrauterinenya baik (konstitusinya
kecil) dan 30% tergolong IUGR patologis.2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Janin KMK diartikan sebagai janin dengan taksiran berat janin (TBJ) atau
lingkar perut janin pada pemeriksaan USG yang kurang dari persentil 10. Ini tidak
menggambarkan suatu kelainan pertumbuhan patologis, bahkan hanya
menggambarkan taksiran berat janin yang dibawah kisaran normal.1
Gambar 2.1 persentil berat badan janin sesuai usia kehamilan
3. PJT Kombinasi
Bayi mungkin mengalami pemendekan skeletal sedikit pengurangan dari
masa jaringan lunak. Jika malnutrisi terjadi dalam jangka waktu lama dan
parah, janin kemungkinan akan kehilangan kemampuan untuk kompensasi
sehingga terjadi peralihan dari PJT kombinasi menjadi PJT tipe simetris.3
Proses pertumbuhan sel-sel secara mitosis cepat pada organ organ janin
dan plasenta dapat dibagi kedalam 3 fase yakni :
Diantara faktor risiko tersebut ada beberapa faktor risiko yang dapat
dideteksi sebelum kehamilan dan selama kehamilan. Faktor risiko yang dapat
dideteksi sebelum kehamilan antara lain ada riwayat PJT sebelumnya, riwayat
penyakit kronis, riwayat Antiphsopholipid syndrome (APS), indeks massa tubuh
yang rendah, dan keadaan hipoksia maternal. Sedangkan faktor risiko yang dapat
dideteksi selama kehamilan antara lain peningkatan kadar MSAFP/hCG, riwayat
minum jenis obat-obatan tertentu seperti coumarin dan hydantoin, perdarahan
pervaginam, kelainan plasenta, partus prematur, kehamilan ganda dan kurangnya
penambahan berat badan selama kehamilan.1
2.4.2 Etiologi
Kurang lebih 80-85% PJT terjadi akibat perfusi plasenta yang menurun
atau insufisiensi utero-plasenta dan 20% akibat karena potensi tumbuh yang
kurang. Potensi tumbuh yang kurang tersebut disebabkan oleh kelainan genetik
atau kerusakan lingkungan. Secara garis besar, penyebab PJT dapat dibagi
berdasarkan faktor maternal, faktor plasenta dan tali pusat, serta faktor janin.
Tabel 2.1 Etiologi pertumbuhan janin terhambat (PJT)1
2.6 Patofisiologi
Faktor lain yang berperan ialah adalah glial cell missing-1 (GCM-1) yang
dibutuhkan untuk morfogenesis dan differensiasi dari trofoblast. Pada percobaan
binatang dan manusia ditemui bahwa leptin juga berperan dalam regulasi dan
pertumbuhan janin. Leptin adalah hormon polipeptida yang diproduksi oleh
jaringan lemak, kadar yang rendah pada sirkulasi janin dan plasenta, menunjukkan
adanya gangguan pertumbuhan. Disamping itu leptin juga mempunyai hubungan
yang erat dengan hormon pertumbuhan lainnya, yakni: insulin, kortisol dan IGF-
1.
Oligohidramnion sering berhubungan dengan PJT terutama yang
asimetrikal, hal ini menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan produksi urin.
Bila terdapat oligohidramnion angka mortalitas perinatal akan meningkat lebih
dari 50 kali lipat akibat komplikasi asfiksia. Kemungkinan adanya kelainan
bawaan yang menyebabkan oligohidramnion, seperti agenesis atau disgenesis
ginjal yang menyertai PJT juga perlu disingkirkan.3
2.7 Diagnosis
Diagnosis PJT dapat diketahui berdasarkan:
1. Faktor Ibu
Cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada
kehamilan kecil. Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di letakkan
dari simpisis pubis sampai bagian teratas fundus uteri. Bila pada pengukuran di
dapat panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga) sentimeter di bawah ukuran
normal untuk masa kehamilan itu maka kita dapat mencurigai bahwa janin
tersebut mengalami hambatan pertumbuhan.
3. USG
Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara ukuran
lingkar kepala dengan lingkar perut (HC/AC) untuk mendeteksi adanya asimetris
PJT. Pada USG kita juga dapat mengetahui volume cairan amnion,
oligohidramnion biasanya sangat spesifik pada asimetris PJT dan biasanya ini
menunjukkan adanya penurunan aliran darah ke ginjal.
Setiap ibu hamil memiliki patokan kenaikan berat badan. Misalnya, bagi
ibu yang memiliki berta badan normal, kenaikannya sampai usia kehamilan 9
bulan adalah antara 12,5 kg-18 kg, sedangkan bagi yang tergolong kurus,
kenaikan sebaiknya antara 16 kg-20 kg. Sementara, jika Anda termasuk gemuk,
maka pertambahannya antara 6 kg–11,5 kg. Bagi ibu hamil yang tergolong
obesitas, maka kenaikan bobotnya sebaiknya kurang dari 6 kg. Untuk memantau
berat badan, terdapat parameter yang disebut dengan indeks massa tubuh (IMT).
Patokannya, bila :
IMT 20 – 24 = normal IMT 25 – 29 = kegemukan (overweight) IMT lebih
dari 30 = obesitas IMT kurang dari 18 = terlalu keras
Jadi, jika IMT Anda 20-24, maka kenaikan bobot tubuh selama kehamilan
antara 12,5 kg-18 kg, dan seterusnya. Umumnya, kenaikan pada trimester awal
sekitar 1 kg/bulan. Sedangkan, pada trimester akhir pertambahan bobot bisa
sekitar 2 kg/bulan.
4. Doppler Velocimetry
5. Pemeriksaan Laboratorium
Setelah lahir :
a. Langsung:
Asfiksia
Hipoglikemi
Aspirasi mekonium
DIC
Hipotermi
Perdarahan pada paru
Polisitemia
Hiperviskositas sindrom
Gangguan gastrointestinal
b. Tidak langsung
2.11 Prognosis
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) atau Intra Uterine Growth
Restriction (IUGR). merupakan suatu bentuk deviasi atau reduksi pola
pertumbuhan janin. Yang terjadi pada PJT adalah proses patologi yang
menghambat janin untuk mencapai potensi pertumbuhannya. Pertumbuhan
Janin Terhambat ditentukan bila janin kurang dari 10 persentil dari berat yang
harus dicapai pada usia kehamilan tertentu.