PENGUJIAN BETON
DISUSUN OLEH:
Andi Syadzwina Shaumi Syahrir
D51116017
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
1. Pengertian Beton
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat
halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa
padat (SNI-03-2847-2002). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin
mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 hari.
c. Air
Fungsi dari air disini antara lain adalah sebagai bahan pencampur dan pengaduk
antara semen dan agregat. Pada umumnya air yang dapat diminum memenuhi
persyaratan sebagai air pencampur beton, air ini harus bebas dari padatan
tersuspensi ataupun padatan terlarut yang terlalu banyak, dan bebas dari material
organik (Mindess et al.,2003). Persyaratan air sebagai bahan bangunan, sesuai
dengan penggunaannya harus memenuhi syarat menurut Persyaratan Umum
Bahan Bangunan Di Indonesia (PUBI-1982), antara lain:
1) Air harus bersih.
2) Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda terapung lainnya yang
dapat dilihat secara visual.
3) Tidak boleh mengandung benda – benda tersuspensi lebih dari 2 gram /
liter.
4) Tidak mengandung garam – garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam – asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram / liter.
Kandungan klorida (cl), tidak lebih dari 500 p.p.m. dan senyawa sulfat
tidak lebih dari 1000 p.p.m sebagai SO3.
5) Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan
dievaluasi.
3. Pengujian Beton
a. Uji Tekan
Uji tekan beton berguna untuk mengetahui kuat tekan beton (kuat tekan
maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran).
Cara pengujiannya, yaitu:
1) Siapkan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
2) Cetakan silinder diletakkan pada plat atas baja yang telah dibersihkan
dan sisi dalamnya diolesi dengan pelumas seperlunya untuk
mempermudah pelepasan beton dari cetakannya
3) Masukkan adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test
kedalam cetakan yang dibagi menjadi 3 lapisan yang sama
4) Tusuk – tusuk adukan sebanyak 25 kali per tiap laisan
5) Ratakan bagian atas dan beri tulisan tanggal dan jam pembuatan pada
bagian atas
6) Diamakan selama 24 jam dan direndam dalam air selama waktu tertentu,
kemudian dibawa ke laboratorium untuk diuji
7) Pengujian tes beton menggunakan kompresor yang sudah dikalibrasi
8) Catat pengujian tiap beberapa hari yang sudah ditentukan
b. Slump Test
Slump test bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan dengan
mutu beton. Salah satu pengujian yang dilakukan menggunakan kerucut abraham.
Berikut cara pengujian slump test:
1) Menyiapkan peralatan uji slump yaitu kerucut berdiameter atas 10 cm
dan berdiameter bawah 20 cm dengan tinggi 30 cm
2) Kerucut diletakkan pada bidang raa dan datar namun tidak menyerap air
3) Adukan beon dicampur merata lalu dimasukkan ke dalam kerucut sambil
ditekan kebawah penyokong-penyokongnya
4) Adukan dimasukkan secara bertahap sebanyak 3 lapis/kali dengan
ketebalan yang sama, setiap lapis ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali dengan
tongkat baja diameter 16 mm dan panjang 600 mm dengan ujung yang
bulat agar adukan yang masuk ke dalam kerucut lebih padat
5) Adukan yang jatuh di sekitar kerucut dibersihkan, lalu permukaannya
diratakan dengan kerucut ditarik vertikal dengan hati-hati
6) Dibuka dan diukur penurunan punyak kerucut terhadap tinggi semula
7) Hasil pengukuran ini disebut hasil uji slump dan merupakan hasil
kekentalan (kadar air) dari beton tersebut
8) Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak
boleh digunakan
d. Hammer Test
Hammer test digunakan untuk memperkirakan mutu beton, terutama pada struktur
bangunan yang sudah jadi. Alat hammer test hanya membaca kekerasan beton
pada lapisan permukaan (+4 cm) sehingga untuk elemen struktur dengan dimensi
yang besar, concrete hammer test hanya menjadi indikasi awal bagi mutu dan
keragaman mutu.
Kelebihan metode hammer test yaitu:
- Pengukuran bisa dilakukan dengan cepat
- Praktis, tidak merusak
1) Menentukan titik tes (Titik test untuk kolom diambil sebanyak 5 titik, masing-
masing titik test terdiri dari 8 titik tembak; untuk balok diambil sebanyak 3
titik test masing-masing titik terdiri dari 5 titik tembak; untuk plat lantai
diambil sebanyak 5 titik test masing-masing terdiri dari 5 titik tembak)
2) Letakkan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hammer test pada titik
yang akan ditembak dengan memegang hammer test dengan arah tegak lurus
atau miring bidang permukaan beton yang akan ditest.
3) Plunger ditekan secara perlahan - lahan pada titik tembak dengan tetap
menjaga kestabilan arah dari alat test hammer. Pada saat ujung plunger akan
lenyap masuk kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton
dan tekan tombol yang terdapat dekat pangkal hammer test
4) Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah
ditetapkan semula dengan cara yang sama.
5) Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu hubungan
antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat
hammer sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut tembak
hammer.
6) Besar kekuatan tekan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu vertikal