Anda di halaman 1dari 17

Critique Note

Studio Perancangan Arsitektur 2


Annisa Quwwatu Syakhsyiyah (14512206)
Kelas A – Ariadi Susanto, S.T, M.T

Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
2015
Annisa Quwwatu CURRICULUM VITAE
Syakhsyiyah
alamat : Banjarsari, Ciamis, Jawa
Barat
e-mail : syakhaibrahim29@gmail
.com
telp. : 081370654191
ttl : Ciamis, 9 Maret 1996

PENDIDIKAN 2014-20_
Arsitektur, Universitas Islam Indonesia
2011-2014
SMA Negeri 1 Ciamis
2008-2011
SMP Negeri 1 Banjarsari
2002-2008
SD Negeri Pasirgunung Selatan 4
2001-2002
TK Tunas Muda IX

SKILL Adobe Photoshop - baik sekali

Ms. Office - baik sekali

CorelDRAW - baik sekali

PRESTASI SMA
-Peringkat 3 kategori umum kelas 10 semester
2 dan kelas 11 semester 1
-Peringkat 5 kategori umum kelas 10 semester
1, kelas 11 semester 2 dan kelas 12 semester 1
-Peringkat 6 kategori umum kelas 12 semester
2
SMP
-Peringkat 1 kategori umum kelas 7,8,9
SD
-Peringkat 1 kategori umum kelas 1,2,3,4,5,6
-Harapan 2 Lomba Siswa Berprestasi se-
Kecamatan Cimanggis, Depok

BAHASA Bahasa Indonesia - baik sekali


Bahasa Inggris - baik
Bahasa Jepang - dasar
Bahasa Korea - dasar

INTERES traveling, musik (bermain keyboard), desain


industri

KEUNGGULAN PERSONAL -belajar relatif cepat


-tidak mudah puas
-pendengar yang baik

OBJEKTIF Belajar dan berkembang sebagai arsitek


CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 1 Total/total pages 13

Topic | topic Oral and Literal Communication

1. Cross Cap Community Theater

Perspektif

Cross Cap Community Theater merupakan sebuah rancangan teater untuk komunitas
masyarakat yang mengakomodasi fungsi utama pertunjukan (performing art) dan fungsi-
fungsi pendukung lainnya.

Rancangan Cross Cap Community Theater


terinspirasi dari bentuk cross cap yang merupakan
fungsi matematika yang menghasilkan bentuk
yang unik. Rancangan ini mengambil bentukannya
dan fungsi matematika penyusunnya sebagai
struktur. Kemudian bentukan tersebut
dikombinasikan dengan tabung sebagai teater, seperti menaruh tabung di atas cross cap
sehingga bertransformasi menjadi rancangan Cross Cap Community Theater.
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 2 Total/total pages 13

Poster Desain Cross Cap Community Theater

Gagasan utama rancangan community theater ini yaitu multifunction/multifungsi dengan


teater sebagai main space dengan fungsi utama pertunjukan didukung fungsi lain seperti
exhibition space(galeri), lobby, cafe, dapur, toilet, gudang, backstage, dan rooftop garden
yang direalisasikan dengan bentukan teater yang berupa tabung menjadi center dari
keseluruhan desain dengan bentukan cross cap yang mengelilingi teater sebagai pusat
(radial).

Rooftop garden Galeri


Teater
Gudang/warehouse Cafe dan dapur
toilet
backstage
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 3 Total/total pages 13

Keseluruhan desain community theater ini menggunakan


prinsip lightweight architecture dengan memadukan kayu,
lightweight concrete (beton ringan), dan akrilik sebagai
material penyusunnya.

aklirik
kayu
Beton ringan

Aklirik digunakan sebagai selubung, kayu sebagai struktur


utama bentukan cross cap, dan beton ringan sebagai material penyusun teater.

2. The Cross Bridge

The Cross Bridge merupakan rancangan jembatan khusus untuk pedestriaan/ pejalan kaki
dan pengguna sepeda.

Rancangan Cross Bridge terinspirasi dari cabang pohon yang merupakan solusi desain
jembatan yang memiliki konsep divide (membagi atau membedakan jalur pejalan kaki dan
pengguna sepeda). Cabang pohon yang saling menyilang tidak beraturan
ditransformasikan menjadi bentukan yang straighted sebagai alur jembatan. Cabang
pohon juga di transformasikan menjadi bentukan straighted vertikal sebagai sculpture
sekaligus penopang utama jembatan.
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 4 Total/total pages 13
Rancangan jembatan ini menggunakan prinsip lightweight architecture dengan material
utama beton ringan.

Hasil/Achievement [ ] Atas/Upper [ ] Rerata/Average [ ] Bawah/Lower

Catatan / Notes

Kesimpulan/Conclusion Nilai/Grade
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 5 Total/total pages 13

Topic | topic Various Means of Expression

1. Cross Cap Community Theater

Cross Cap Community Theater mengambil site di Jalan Kaliurang km. 8, Sleman,
Yogyakarta dengan luas lahan terpakai kurang lebih 500 m 2 dari luas total tanah kosong
sekitar 700 m2. Daerah tersebut berada pada kawasan padat penduduk yang terdiri dari
masyarakat asli, pendatang, dan juga mahasiswa.
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 6 Total/total pages 15

Site dan situasi sekitarnya

Konsep dari Cross Cap Community Theater adalah


converge/ memusat dimana fungsi pendukung berada
mengelilingi fungsi utama yaitu teater sebagai pusatnya.
Bentukan Cross Cap dijadikan lorong yang terdiri dari
berbagai ruangan yaitu cafe, dapur, lobby, gudang, dan
Cafe dan dapur
toilet di lantai pertama, kemudian galeri (exhibition
space) di lantai kedua. Bentukan tabung yaitu
ditempatkan di tengah dikelilingi bentukan cross cap
yang terdiri dari teater di lantai pertama dan rooftop
garden di lantai kedua.

Rancangan disesuaikan dengan lingkungan site yang


berupa marjinal atau kampung di kawasan peri urban
dengan bentukan yang tidak formal seperi bangunan
pada umumnya yang tersusun dari
dinding/ tembok dengan atap
miring melainkan dengan bentukan
cross cap sebagai solusi
desainnya, bentuk yang informal
dan dirancang memiliki berbagai
fungsi agar users merasa nyaman.

Gagasan arsitekturalnya berupa lightweight architecture yaitu dengan menggunakan


material ringan yang cocok dengan iklim dan kondisi geografis site yang berada pada
daerah rawan gempa. Material teater berupa beton ringan (lightweight concrete) dan
material untuk lorong sekelilingnya (bentukan cross cap) merupakan kayu dengan
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 6 Total/total pages 13
diselubungi oleh kaca aklirik sehingga pada siang hari tidak
memerlukan artificial lighting karena sudah cukup dengan
cahaya matahari (daylight).Untuk mencapai ekspreksi
tektonika yang benar dan jujur dengan desain yang
berestetika, rancangan ini

mempertimbangkan ketiga unsur firmitas, venustas, dan


utilitas. Di atas sudah dijelaskan material penyusun
rancangan ini menyesuaikan dengan iklim dan kondisi
geografis sehingga rancangan ini akan kuat dan bertahan
lama. Dari segi utilitas, rancangan ini mengakomodasi
berbagai fungsi yang sudah dijelaskan sebelumnya untuk
menciptakan kepuasan dan kenyamanan users. Dari segi
venustas/ keindahan, rancangan lorong/ bentukan cross
cap yang mengelilingi teater secara radial terdiri dari
elemen-elemen kayu yang melengkung dan berepetisi, di
sambung juga dengan kayu dan diselubungi dengan kaca
akrilik dibuat harmonis/selaras dan balance dengan
rancangan teater yang menjadi pusatnya agar desain
memiliki kesan menyatu/unity sehingga indah secara visual
dari berbagai sisi.

2. The Cross Bridge


CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 7 Total/total pages 13
The cross bridge mengambil site di belakang GOR Universitas Islam Indonesia, tepatnya
di Desa Ngelanjeran, RT 8/RW 17 Kec. Ngaglik Kab. Sleman, Yogyakarta. Site tersebut
berada di lingkungan marjinal atau kampung di kawasan peri urban yang terdiri dari
masyarakat asli dan pendatang serta mahasiswa.

Site dan situasi sekitarnya

Jembatan ini dirancang menghubungkan lahan belakang GOR dengan lahan kosong
diseberang jalan dan sungai.

Konsep dari rancangan jembatan ini yaitu divide atau membagi/membedakan jalur pejalan
kaki dan pengguna sepeda dengan bentukan cabang pohon sebagai solusi desainnya.
Dalam respon konteks sosialnya, jembatan di desain dengan lebar yang berbeda yang
memungkinkan interaksi usernya juga berbeda. Di jalur yang sempit, interaksi antar user
bisa berupa saling menyapa dan mengobrol sedangkan di jalur yang lebar interaksi antar
user bisa berupa kontak mata atau saling melihat saja.

Gagasan arsitekturalnya berupa lightweight frame dengan menggunakan beton ringan


(lightweight concrete) sebagai material utamanya, menyesuaikan dengan kondisi
geografis site yang berada pada daerah rawan gempa bumi.

Tampak atas
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 8 Total/total pages 13

Tampak Samping

Dalam proses perancangan jembatan ini, mempertimbangkan tiga unsur venustas,


firmitas, dan utilitas. Dari segi firmitas sudah dijelaskan di atas bahwa rancangan ini
menggunakan material lightweigt yang tahan terhadap gempa sehingga jembatan akan
kuat, stabil, dan bertahan lama. Dari segi utilitas, jembatan ini mengakomodasi pejalan
kaki dan pengguna jalan dengan rancangan yang berusaha membuat user merasa
nyaman dan menyebrang dengan jembatan ini. Selain itu, terdapat fungsi lain yaitu cafe
dibawah jembatan yang menghadap ke sungai dan bangku bangku di jalur lebar jembatan
sehingga rancangan lebih memiliki aspek fungsi yang beragam sehingga menjadikan
jembatan ini lebih dari pada jembatan yang lain. Dengan adanya potensi sungai maka cafe
tersebut didesain memanfaatkan potensi tersebut sehingga user dapat menikmati
keindahan sungai dan terhindar dari kebisingan jalan. Dari segi keindahan/venustas,
rancangan jembatan yang menggunakan bentukan cabang pohon sebagai solusi
desainnya yang sesuai dengan kondisi alam sekitar yang memiliki banyak pepohonan
sehingga desain menyatu dengan sitenya. Sculpture yang dirancang menjadi point of
interest juga dijadikan penopang utama jembatan sehingga membuat jembatan unik, tidak
seperti jembatan pada umumnya yang ditopang oleh tiang-tiang. Sculpture juga
dimaksudkan untuk memberi sensasi ruang yang unik untuk pengguna jalan di bawah
jembatan dan juga pejalan kaki maupun pengguna sepeda yang akan mendapatkan
sensasi high (ketinggian) dan monumental saat berada di area dekat sculpture. Dengan
begitu, jembatan ini bisa dinikmati dari berbagai sisi dengan visual yang estetik oleh
pengguna jalan (kendaraan roda dua maupun empat), pejalan kaki, maupun pengguna
sepeda.

Hasil/Achievement [ ] Atas/Upper [ ] Rerata/Average [ ] Bawah/Lower

Catatan / Notes

Kesimpulan/Conclusion Nilai/Grade
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 9 Total/total pages 13

Topic | topic Architecture, Science, Technology and Fine Art

1. Cross Cap Community Theater


Rancangan community theater ini Kaca akrilik
memakai prinsip lightweight frame yaitu
dengan menggunakan material ringan Kayu
yang cocok dengan iklim dan kondisi
geografis site yang berada pada daerah
rawan gempa. Material teater berupa
beton ringan (lightweight concrete) dan
material untuk lorong sekelilingnya Beton Ringan
(bentukan cross cap) merupakan kayu
dengan diselubungi oleh kaca aklirik.
Keseluruhan bentukan rancangan
berkarakter smooth, baik teater maupun bentukan cross cap sehingga berkesan unity atau
sebagai satu kesatuan desain.

Karakter smooth dan prinsip lightweight frame diterapkan pada rancangan untuk
mendukung kekuatan dan kestabilan bangunan terkait kondisi geografisnya. Bentukan
yang smooth memungkinkan bangunan akan lebih stabil dari terpaan angin kencang
sedangkan prinsip lightweight diterapkan agar bangunan tahan dari gempa bumi.

”Architecture has some of the strongest educational ties to geometric organization


because of the necessity for order and efficiency in construction, and the desire to create
aesthetically pleasing structures” (Elam, 2001: 101). Ia menjelaskan bahwa arsitektur
memiliki hubungan yang kuat dengan geometri. Salah satu yang menghubungkan antara
kedua hal ini adalah nilai estetis. Dari pendapat di atas didapat bahwa geometri dapat
menjadi salah satu elemen yang dapat menjadikan suatu karya arsitek memiliki nilai
estetis. Tapi tentunya untuk menimbulkan nilai estetis ini, maka karya arsitektur tersebut
kemudian dibatasi dengan aturan-aturan geometri yang ada. Pada kasus perancangan
community theater ini juga sesuai dengan pendapat di atas. Untuk mencapai bentukan
yang memiliki geometri seperti cross cap diperlukan ilmu yang berasal dari fungsi
matematika dan untuk merealisasikannya maka diperlukan teknologi arsitektur yang
berkaitan dengan struktur maupun elemen-elemen bangunan lainnya. Rancangan cross
cap ini menggunakan prinsip lightweight frame untuk menghasilkan geometri tersebut.
Dengan begitu, bentuk yang estetis dengan sendirinya tercipta dari proses perancangan
karena desain yang benar dan jujur akan menghasilkan bentuk yang indah dengan
sendirinya.
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 10 Total/total pages 13

2. The Cross Bridge

Rancangan jembatan ini menerapkan prinsip lightweight frame dengan menggunakan


beton ringan (lightweight concrete) sebagai material utamanya, menyesuaikan dengan
kondisi geografis site yang berada pada
daerah rawan gempa bumi.

Keseluruhan bentukan rancangan


berkarakter straighted yang didapat dari
transformasi bentuk cabang pohon
menjadi konsep bentuk jalur untuk
jembatan.

Sama seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa ilmu, teknologi, dan seni merupakan
elemen yang saling berkaitan dalam merancang jembatan ini. Untuk menghasilkan
geometri cabang pohon yang straight dan sesuai dengan kondisi geografis site maka
digunakan teknologi berprinsip lightweight frame dengan material utama beton ringan
sehingga bangunan menjadi kuat dan tahan gempa bumi. Dengan geometri cabang pohon
yang menjadi solusi desain dan dengan prinsip lightweight frame rancangan ini berusaha
menampilkan nilai estetis pada setiap bagian rancangan dan juga mencapai keberhasilan
struktur untuk keberlangsungannya.

Hasil/Achievement [ ] Atas/Upper [ ] Rerata/Average [ ] Bawah/Lower

Catatan / Notes

Kesimpulan/Conclusion Nilai/Grade
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 11 Total/total pages 13

Topic | topic Form and Spatial Organization

1. Cross Cap Community Theater


Cross Cap Community Theater memiliki luas sekitar
400 m2 di atas lahan yang berukuran luas kurang lebih
700 m2 , terletak di Jalan Kaliurang km. 8, Sleman,
Yogyakarta.
Community theater ini terdiri dari dua lantai dan 1 lantai
bawah tanah. Di lantai satu terdapat teater, cafe dan
dapur, gudang, toilet dan lobby. Di lantai dua terdapat
galeri dan rooftop garden kemudian di lantai bawah
tanah terdapat backstage. Teater yang berbentuk
lingkaran memiliki jari-jari 6 m dan luas 113 m2 bisa
menampung 30 – 50 penonton dengan posisi duduk
teratur. Serta panggung yang bisa menampung 10-20 orang untuk pertunjukan drama.
Gudang memiliki luas sekitar 9 m2 , toilet memiliki luas sekitar 12 m2 , cafe memiliki luas
sekitar 50 m2 , dapur memiliki luas sekitar 6 m2 ,dan lobby memiliki luas sekitar 32 m2 .
Galeri memiliki luas sekitar 60 m2 , rooftop garden memiliki luas 113 m2 ,dan backstage
memiliki luas sekitar 25 m2 .
Ketinggian tertinggi rancangan dari atas
tanah adalah 7m dan terendah adalah 3,5
m.
Lantai satu memiliki ketinggian 3,5m,
lantai dua juga 3,5m, serta lantai bawah
tanah memiliki kedalaman 3m.
Dari deskripsi ukuran luas maupun
ketinggiannya, rancangan ini sudah menerapkan kaidah kenyamanan pergerakan
manusia. Rancangan ini juga memperhatikan dimensi anak tangga yaitu tingginya 18 cm,
lebar 1,25 m dan pijakan berukuran 30 cm . Tangga diberi railing dengan tinggi 1m. Selain
itu sekeliling rooftop garden juga diberi pagar setinggi 1m untuk keamanan user
khususnya anak-anak.
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 12 Total/total pages 13
Community theater ini merancang sirkulasi yang efektif dan efisien agar user merasa
nyaman. Pergerakan sirkulasinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Setelah masuk melalui entrance lalu melalui


lobby kemudian naik ke lantai dua (galeri)
menggunakan tanggabisa berjalan ke rooftop
garden dan kembali ke galeri lalu turun
menggunakan tangga lagi melewati lorong lalu
exit

Sirkulasi lantai 1 sirkulasi lantai 2

Dari semua penjelasan di atas maka community theater ini sudah menggunakan prinsip
antropomorfik dalam proses perancangannya.
Untuk mencapai desain yang benar dan berestetika memang bukan hal yang mudah,
maka rancangan ini berusaha membuktikan dengan menggunakan prinsip perancangan
yang baik ,yaitu memperhatikan prinsip komposisi tektonika yang bernilai estetis dan
dimensi anthropomorphic yang menjadikan rancangan ini memiliki unsur kekuatan,
kegunaan dan keindahan yang baik.

Selain itu, dengan memperhatikan geometri sosial dan responnya dalam lingkungan
marjinal, rancangan ini berusaha mengkomposisi desain yang sesuai yang menyatu
dengan lingkungan sekitarnya.

2. The Cross Bridge

The Cross Bridge dirancang memiliki dua


jalur yang berbeda untuk pengguna jalan dan
pengguna sepeda. Lebar jalur berbeda-beda
seperti cabang pohon yang makin atas makin
kecil. Jalur yang paling lebar yaitu 5m bisa
digunakan user untuk dudul-duduk dan menikmati pemandangan. Jalur yang paling sempit
tetap bisa dilalui oleh 2 pengguna sepeda dengan arah bolak balik ataupun dilalui 3 orang
yang berjalan. Perbedaan ukuran lebar jalur dimaksudkan untuk memberi kesan yang
CRITIQUE NOTE
Nama/Name Annisa Quwwatu Syakhsyiyah
Mata Kuliah/Course Studio Perancangan Arsitektur 2 Kelas/Class A
Sem.Th./Sem.Year [ 2] 2014/2015 Halaman/Page 13 Total/total pages 13
berbeda dan juga interaksi antar user. Jembatan ini memiliki tinggi yang cukup untuk
dilalui kendaraan besar dibawahnya. Untuk jalur sepeda, ketinggiannya lebih rendah dari
jalur pengguna jalan mempertimbangkan

kenyamanan dan keamanan saat melalui jembatan. Untuk jalur pengguna jalan, karena
pergerakannya lebih lambat dari sepeda dan memungkinkan user berjalan sambil melihat
pemandangan, maka jalur dibuat tinggi agar user dapat merasakan sensasi ketinggian
dan bisa melihat pemandangan dengan jelas. Jembatan ini bisa dilalui bolak-balik baik di
jalur sepeda maupun pedestrian

Pinggir jembatan dilengkapi dengan pagar setinggi 80cm untuk keamanan user saat
berkendara maupun berjalan.

Dari deskripsi di atas, maka rancangan ini telah mencapai kaidah pergerakan manusia
dengan benar dan memberikan kenyamanan dan keamanan pada user.

Hasil/Achievement [ ] Atas/Upper [ ] Rerata/Average [ ] Bawah/Lower

Catatan / Notes

Kesimpulan/Conclusion Nilai/Grade

Anda mungkin juga menyukai