Anda di halaman 1dari 13

TEKNOLOGI KONSEVASI LINGKUNGAN

GREEN ROOF
(ATAP HIJAU)

DOSEN PENGAMPU: FIRMANSYAH S.T,MT


KELOMPOK 6:
ALFINAH (1610815120001)
DEWI NOOR RAHMAH (1610815120006)
MULYANI (1610815120014)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.3 Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB II. ISI........................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Green Roof............................................................................... 3
2.2 Sejarah Green Roof .................................................................................... 4
2.3 Proses kerja Green Roof.............................................................................
2.4 Manfaat Green Roof...................................................................................5
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Indah Nirtha selaku dosen pengampu pada mata kuliah Teknologi Konsevasi
Lingkungan yang telah memberikan ilmu serta bimbingan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Makalah ini berisikan tentang pengertian Green Roof, sejarah Green Roof,
proses kerja Green Roof, dan manfaat dari Green Roof, Terlepas dari semua itu, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik yang bersifat positif guna memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Banajrbaru, 25 Februari 2018

Penulis

BAB I

2
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Semakin berkembanganya zaman, semakin banyak SDA yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk menopang suatu kehidupan.
Teknologi yang digunakan pun semakin berkembanga dan semakin canggih.
Namun, manusia modern terkadang lupa akan kesadaran terhadap lingkungan
dimana mereka hidup. Mereka mulai mengesampingkan kepedulian akan
ingkungan serta kesadaran akan pentingnya untuk menjaga
kesehatan dan kealamian lingkungan. Berdasarkan masalah tersebut banyak
terjadi kerusakan lingkungan terjadi, Salah satu yang paling berdampak adalah
kesehatan terhadap udara.
Di zaman modern seperti sekarang penggunaan alat transportasi
merupakan penyumbang pencemer udara, Adapun penyebab lainnya yaitu limbah
udara industri yang dihasilkan dari pabrik pengolahan industri. Polusi tersebut terus
terjadi terutama di kota-kota besar. Sehingga setiap tahunnya pencemaran uadara
terus meningkat..
Berdasarkan permasalahan lingkungn yang ada, serta permasalahan ini
dianggap cukup serius. maka digunakanlah suatu metode penanggulangan
guna mengurangi dampak dari polusi udara. Metode Green Roof adalah suatu
metode yang memanfaatkan kekosongan lahan yang ada pada
atap dengan menanaminya dengan berbagai macam tumbuhan. Hal ini dilakukan
karena kurangnya lahan terbuka hijau
pada daerah perkotaan yang sudah menjadi pusat belanja atau pun pusat bisnis.
Adanya Green Roof ini diharapkan dapat mengurangi dampak polusi yang
ada, karena metode ini dinilai mampu mengatasi permasalahan polusi udara yang
ada, serta hanya memanfaatkan bagian atap rumah ataupun jenis bangunan lainnya
sebagai lahan hijau.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari materi Green Roof adalah sebagia berikut :
a. apa itu Green Roof ?
b. Bagaimana Sejarah Green Roof ?

3
c. Bagaimana Proses kerja Green Roof ?
d. Apa saja Manfaat Green Roof ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulis sesuia dengan rumusan masalah agar pembaca dapat
mengetahui :
a. Mengetahui Pengertian Green Roof
b. Mengetahui Sejarah Green Roof
c. Mengetahui Cara Kerja Green Roof terhadap lingkungan
d. Manfaat dari Green Roof

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan materi ini adalah agar masyarakat lebih kreatif
lagi dan mau membudayakan Green Roof, karna Green Roof tidak hanya sebagai
teknologi untuk menanggulani pencemaran udara tapi juga bisa dijadikan alternatif
untuk meningkatkan perekonomian.

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Green Roof


Atap hijau (Green Roof) adalah atap sebuah bangunan yang sebagian atau
seluruhnya ditutupi dengan vegetasi dan media tumbuh, ditanam di atas
membran anti air sebagai penghalang akar agar tidak merusak banguanan dan
drainase sebagai sistem irigasi. Green roof bisa juga disebut konstruksi atap

4
yang menggunakan material dari tanaman.
Pengertian atap hijau (Green Roof) tidak sama dengan pengertian taman atap
(Roof Garden). Pada taman atap (Roof Garden), ciri khas utamanya adalah
adanya tanaman dalam suatu wadah dan berbentuk sebuah taman.
Sedangkan atap hijau (Green Roof) adalah sebuah struktur bangunan terintegrasi
yang memungkinkan adanya system drainase dan lebih konsisten pada distribusi
beban berat di seluruh bagian atap agar seimbang.
Jenis Green Roof
Adapun jenis Green Roof ada 3 yaitu :
a. Roof garden ekstensif (Green Roof luas), jenis biaya Roof Garden
pemeliharaan cukup rendah, media tanam (tanah) dangkal, dan tanaman
yang digunakan adalah tanaman hias ringan. Roof garden memiliki skala
yang bangunan ringan dan sempit yang banyak digunakan di rumah yang
tidak terlalu luas seperti garasi, atap, teras, atau dinding.
b. Roof garden ekstensif Semi (SemiExtensive Green Roof), taman atap
memiliki kedalaman media tanam (tanah) lebih dari sebuah taman atap yang
luas, dapat menampung sejumlah besar tanaman dan lebih dekoratif. Taman
atap membutuhkan struktur yang lebih kuat dan berat.
c. Roof Garden Intensif (Intensive Green Roof), taman atap memiliki ukuran
luas dari struktur yang besar dan kuat, mampu menampung berbagai jenis
tanaman kecil dan besar (pohon).Taman atap jenis ini banyak digunakan
pada bangunan besar (pencakar langit) dan dapat digunakan sebagai sarana
rekreasi.

2.2 Sejarah Green Roof


Pengembangan atap hijau adalah sebuah fenomena yang relatif baru.
Green Roof teknologi pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun
1980an yang kemudian menyebar ke Negara-negaraEropa lainnya seperti
Swiss, Belanda, Austria Inggris, Italia, Prancis, dan Swedia. Bahkan saat ini,
Diperkirakan 10% dari semua banguna di Jerman meiliki Green Roof Selain
Jerman, Austria (Linz kota) telah mengembangkan sebuah proyek green roof
sejak tahun 1983, serta Swiss mulai intensif mengembangkan green roof
sejak tahun 1990.Di Inggris, London dan Sheffield pemerintah kota bahkan

5
telah membuat kebijakan khusus mengenai pengembangan green roof.
Pengembangan green roof .
Dalam perkembangannya konsep taman atap ini menjadi alternanatif bagi kota-
kota besar di beberapa Negara untuk mengatasi keterbatasan ruang terbuka hijau.
Diasia konse p green roof juga dikembangkan di Jepang, Korea, China, Singapura
dan Hongkong. Di jepang, Melalui Flying
Green Project sejak 2004 diberlakukan peraturan minimal 20% atap gedung dijadik
an taman atap. Kewajiban ini diberlakukan pada setiap gedung layanan Pulik
dengan luas minimal 250 M2, dan fasilitas komersial minimal dengan luas 1.000
M2. DiHongkong diterbitkan surat keputusan bersama dengan tiga menteri yang
memasukan green roof dalam standar bangunan tinggi.
Bagaimana di Indonesia? Sebenarnya sudah diatur dalam Peraturan Menteri PU
No 05/PRT/2018 tentang pedoman penyedian dan pemanfaatan RHT di perkotaan.
Dalam Peraturan Pelaksana UU Penataan Ruang
tersebut diatur cukup detail teknis taman atap, mulai dari kontruksi atap bangunan,
jenis media tanam sampai ketebalan media tanam sesuia denga jenis vegetasi yang
akan ditanam. Jadi dari sisi kebijakan pemerintah kota sudah ada dasar untuk
mengeluarkan kebijakan untuk mewujudkan Green Roof di daerahnya.

2.3 Proses kerja Green Roof

Green roof dapat diaplikasikan pada atap datar ataupun miring. Secara umum
lapisan green roof terdiri dari konstruksi atap, membran waterproofing,
drainase, media tanam dengan tebal hingga mencapai 2 meter, dan tanaman.
Tanah yang digunakan biasanya memiliki komposisi butir-butir tanah liat yang
ringan dan batu pecah. Jenis tanaman tidak hanya sebatas tanaman perdu,
tetapi juga pohon besar sehingga mampu menghadirkan satu kesatuan
ekosistem. Jenis tanaman disesuaikan dengan kondisi cuaca dan iklim
setempat. Tanaman yang tahan dengan cuaca kering lebih cocok dipilih guna
lebih menghemat biaya pengairan, walaupun sistem pengairan tetap diperlukan.
Jangan lupakan saluran drainase karena berfungsi untuk membuang kelebihan
air pada atap. Drainase ini biasanya berupa kerikil atau batu apung. Kapasitas
material drainase yang digunakan harus dapat menjakau hingga ke dekat selokan

6
atau saluran air di atap, setelah itu tambahkan kain filter yang cukup berpori
sehingga memungkinkan air mengalir ke bawah ketika melewati tanah atau media
tumbuh yang disediakan Akar dari tanaman akan menembus hingga ke lapisan
ini. Biasanya bahan yang digunakan sebagai kain filter adalah bahan
polyester atau polypropylene.
Cara sederhana Pembuatan Green Roof
Letakkanlah sebuah media tumbuh, dapat menggunakan tanah disekita tempat
tinggal. Sebagian besar atap hijau menggunakn campuran komponen anorganik
seperti tanah liat atau pasir dengan bagian atasnya tanah humus
sehingga dapat memberikan suplai nutrisi pada tanaman. Semakin tipis lapisan
tanah yang ada maka akan semakin berat bagi tanaman untuk dapat tumbuh,
oleh karena itu sangat disarankan kedalaman
tanah minimal adalah sekitar tiga inci. Buatlah sebuah instalasi irigasi drip yang
menetes terutama untuk tahun pertama instalasi . Sistem irigasi drip akan
memberikan suplai air hingga ke akar tanaman. Sistem irigasi ini tentu jauh
lebih efektif daripada harus menggunakan selang air di atap rumah Anda,
juga menggunakan konsumsi air lebih sedikit sehingga akan mengurangi
beban berat pada bagian atap. Irigasi drip adalah cara yang mudah untuk
memasok pupuk ke tanaman.
Pastikan untuk memilih tanaman yang tepat dengan lingkungan banguanan
yang akan dijadikan sasaran pembuatan Green roof, kemudian factor-faktor yang
harus pertimbangkan ketika memilih jenis tanaman di antaranya adalah faktor
sinar matahari, embun, suhu, panas serta tingkat kekeringa dan angin.

7
Sebelum membuat Green Roof diatas
gedung, satu hal yang perlu pertimbangkan adalah kontruksi atap bangunan.
Apakah memang sudah didesain untuk mendukung beban media tanam berupa
tanah dan pepohonan yang akan ditanam diatasnya. Green roof harus di dukung
oleh struktur dan kontruksi atap yang kuat, karena Timbunan
tanah dan tanaman akan menambah beban mati, beban angin, dan tambahan beban
air pada atap bangunan.

2.3 Manfaat Green Roof


Secara umum fungsi dari Green Roof adalah untuk mengurangi tingkat polusi
udara, vegetasi pada Green Roof dapat mengubah polutan (toksin) di udara
menjadi senyawa berbahaya melalui reoksigenation, Green Roof juga berperan
dalam menstabilkan jumlah gas rumah kaca (karbon dioksida) di atmosfer
kota sehingga untuk menekan efek rumah kaca, menurunkan suhu yang terlalu
panas akibat pemanasan global, kehadiran Green Roof dapat mengurangi efek
radiasi dari matahari, Green Roof dapat menyimpan sebagian besar air berasal
dari air hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi yang lebih
efesien, Green roff juga memiliki potensi yang baik dalam mengurangi
kebisingan dari luar bangunan (kebisingan dari kendaraan bermotor atau
kegiatan industri) Menampilkan keindahan aspek bangunan (estetika)
serta memberikan aspek keindahan yang terlihat lebih hidup, indah, dan nyaman,
meningkatkan keanekaragaman hayati keragaman kota.
hijau di daerah perkotaan.
Adaupun pengerjaan green roof lebih mahal daripada atap konvensional,
namun memiliki nilai efektif lebih lama. Green roof dapat menghemat energi
dan mampu melindungi properti di bawahnya, misalnya tanaman dan tanah
melindungi membran waterproof dari kerusakan akibat radiasi ultraviolet
matahari, mampu memperpanjang fungsinya hingga lebih dari 20 tahun. Dalam
suatu penelitian, green roof di Berlin telah bertahan 90 tahun tanpa perbaikan
yang signifikan.

a. Keuntungan Ekonomi

8
 Penambahan Ruang Aktif
Akan menambah ruang untuk aktivitas interaksi, sangat membantu
pada daerah perkotaan dimana cadangan tanah tidak tersedia.
 Meminimaliskan Biaya pemeliharaan dan renovasi
Teknologi “Green Roof” merupakan lapisa “water proofing” hidup
berfungsi untuk memproteksi bangunan dari Energi UV ray, temperature
suhu energi matahari yang ekstrem,hasil study elah membuktikan bahwa
dengan adanya lapisan “green roof” ini dapat menambah umur lapisan
tradisional “water proofing” berumur lebih dari 40 Tahun.
 Mereduksi Air Buangan
Dengan adanya lapisan “green Roof” dapat memperkecil volume
kandungan air akibat curah hujan sebanyak 5090% dan menjadi lapisan
filter bagi partikelpartikel polusi yang terkandung didalamnya.akibatnya
Volume air tidak menjadi beban bagi aliran pembuangan.
 Pendidikan Bagi generasi penerus
Merupakan suatu “Living Monument” bagi pendidikan tentang arti
lingkungan hidup bagi generasi penerus.

 Menambah Nilai Estetika


Nilai estika yang terjadi dengan adanya “roof garden” akan menambah
nilai dan harga jual bangunan serta kemudahan pemasaran bagi gedung bagi
penyewa.
b. Keuntungan Ekoogi
 Terbuat dari beberapa lapisan sehungga dapat mengurangi panas, sehingga
mengurangi biaya untuk pendingin (AC)
 Melindungi material atap dari sinarUltra Violet dan tekanan suhu panas.
 Meringankan beban waterproofing akibat tekanan angin.
 Menambah panjang usia system atap.
 Meningkatkan area resapan air hujan.

9
 Meningkatkan kualitas udara yang dihasilkan dari konversi karbondioksida
(CO2) menjadi oksigen (O2) dan penurunan suhu udara ambien, sehingga
mengurangi efek rumah kaca.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Atap hijau (Green Roof) adalah atap
sebuah bangunan yang sebagian atau seluruhnya ditutupi dengan vegetasi dan
media tumbuh, ditanam di atas membran anti air sebagai penghalang akar agar
tidak merusak banguanan dan drainase sebagai sistem irigasi. Green Roof dapat
mengurangi tingkat polusi udara, menstabilkan jumlah gas rumah kaca (karbon
dioksida) di atmosfer kota sehingga untuk menekan efek rumah kaca, menurunkan
suhu yang terlalu panas akibat pemanasan global. Kehadiran Green Roof juga dapat

10
mengurangi efek radiasi dari matahari, dapat menyimpan sebagian besar air berasal
dari air hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi yang lebih
efesien dan potensi yang baik dalam mengurangi kebisingan dar luar banguna
(kebisingan dari kendaraan bermotor atau kegiatan industri) Menampilkan keindahan
aspek bangunan (estetika) serta memberikan aspek keindahan yang terlihat lebih hidup,
indah, dan nyaman, meningkatkan keanekaragaman hayati keragaman kota.
hijau di daerah perkotaan.

DAFTAR PUSTAKA
- Suryandari, L. dan Danusastro, Y. (2011). Peranan Riset dan Peningkatan

Keterampilan Arsitek Lanskap dalam Menghadapi Penerapan Konsep Green

Building, Jurnal Lanskap Indonesia Volume 3 Nomor 2. [2] Salim,E. (2006).

11
- Mengarustengahkan Sustainabilitas dalam Kebijakan Pembangunan, Tantangan

Ekologis Negara Kepulauan, JurnalLingkungan Volume 1 Nomor 1. (1-4). [3]

Setyaji, PD. (2014).


- Bangunan Hijau vs Bangunan Non Hijau Studi pada Gedung Utama Kementerian

Pekerjaan Umum dan Gedung Juanda II Kementerian Keuangan, Tesis Universitas

Gadjah Mada.

12

Anda mungkin juga menyukai