Anda di halaman 1dari 9

POST TRAUMATIC STRESS DISORDERS (PTSD) DENGAN GEJALA DEPRESI

BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK AKUT PADA PASIEN DENGAN


RIWAYAT KORBAN PEDOFILIA DAN KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA PADA LAKI LAKI BERUSIA 22 TAHUN : SEBUAH LAPORAN KASUS

I Ketut Agus Indra Adhiputra, S.Ked.


Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Abstrak
Post traumatic stress disorders (PTSD) merupakan gangguan yang cukup sering terjadi di
masyarakat. Kejadian dalam bagian hidup setiap orang akan mengalami arti sendiri dalam
kehidupan selanjutnya, terutama kejadian yang terjadi pada masa kanak kanak. Data di
Amerika menunjukan 60% laki - laki dan 50% wanita memiliki pengalaman traumatis,
yang berkembang menjadi PTSD yaitu sekitar 6,7% dari seluruh populasi. Sedangkan data
dari komnas perempuan sejak tahun 2007-2010, di Indonesia telah terjadi 91.311 kasus
kekerasan seksual terhadap perempuan, begitu pula kasus kekerasan seksual pada anak
dilaporkan mencapai 250 kasus. Gejala yang muncul dapat beragam dari gangguan cemas,
depresi, sampai psikotik. Berat dan ringannya gejala yang muncul sangat tergantung dari
mekanisme pertahan diri masing masing individu sehingga gejala PTSD sangat beragam.
Kata kunci : PTSD, kekerasan seksual dan fisik anak anak.

POST TRAUMATIC STRESS DISORDERS (PTSD) WITH SEVERE DEPRESSION


SYMPTOMS WITH ACUTE PSYCHOTIC IN PATIENT WITH HISTORY AS A
PEDOPHILE VICTIMS AND DOMESTIC VIOLENCE IN 22 YEARS OLD MAN :
A CASE REPORT

I Ketut Agus Indra Adhiputra, S.Ked.


Medical Faculty Udayana University, Denpasar, Bali

Abstract
Post traumatic stress disorders (PTSD) is a disorder that is fairly common in the
community. Every event in the life will have its own meaning in later, especially events
that occur in childhood. Data in the U.S. showed 60% men and 50% women have a
traumatic experience, which develops into PTSD approximately 6.7% of the entire
population. While data from the Indonesian National Commission of Women, since 2007-
2010 there has been 91311 cases of sexual violence against women, as well as cases of
child sexual abuse reported to reach 250 cases. Presenting symptoms can range from
anxiety disorders, depression, until psychotic. The severity of symptoms depends on each
self-defense mechanism thus the PTSD symptoms are very diverse.
Keywords: PTSD, sexual and physical violence in children.

1
PENDAHULUAN PTSD. Dalam membuat diagnosis PTSD
Kejadian luar biasa dalam kehidupan perlu kecermatan bagi seorang dokter.
dapat dialami oleh seseorang dimulai dari Seperti yang dijelaskan diatas,
sejak lahir sampai meninggal dunia. manifestasi klinis PTSD sangat
Seiring dengan perjalanan kehidupan bermacam macam. Biasanya dapat berupa
sudah tentunya seseorang pasti akan depresi, gangguan bipolar, mania,
mengalami berbagai peristiwa. Peristiwa paranoid, dan dapat disertai dengan gejala
akibat alam seperti gempa, tsunami, psikotik sehingga penegakkan diagnosis
gunung meletus dan lainya maupun akan menjadi cukup sulit. 1,2,3
akibat manusia seperti terror bom, perang, Pada laporan kasus ini disajikan
perlakuan yang tidak mengenakkan, dan sebuah kasus pasien dengan depresi berat
kriminalitas. Peristiwa yang dialami dengan gejala psikotik akut pada pasien
seseorang dapat menjadi sebuah dengan riwayat korban pedofilia dan
pengalaman yang sangat menentukan kekerasan dalam rumah tangga, pada laki
bagi orang tersebut. Berat ringannya laki berusia 22 tahun
peristiwa sangat subjektif menurut orang.
Tetapi semakin berat trauma tersebut ILUSTRASI KASUS
dirasakan oleh seseorang maka akan Pasien datang dengan keluhan utama
semakin beresiko mengalami hal yang mendengar suara suara yang
dikenal dengan post traumatic stress menyuruhnya untuk bunuh diri. Pada saat
disorders (PTSD).1,2 pasien datang ke poli klinik psikiatri
Kejadian trauma dimasyarakat RSUP Sanglah, pasien terlihat
semakin banyak seperti trauma bencana menggunakan pakaian abu abu dan celana
alam maupun trauma karena perbuatan panjang hitam, rambut tidak disisir rapi.
manusia. Data di Amerika menunjukan Pasien berpeawakan tinggi 172 cm dan
60% laki - laki dan 50% wanita memiliki berat badan 73 kg. ketika diajak
pengalaman traumatis, yang berkembang wawancara suara pasien terkadang tidak
menjadi PTSD sekitar 6,7% dari seluruh jelas dan terkesan sangat ketakutan,
populasi. Sedangkan data dari komnas sesekali pasien terlihat sering menoleh
perempuan sejak tahun 2007-2010, di kebekang dan bergumam sendiri. Selain
Indonesia telah terjadi 91.311 kasus tiu pandangan pasien terlihat sangat jauh.
kekerasan seksual terhadap perempuan, Ketika dilakukan wawancara pasien
begitu pula kasus kekerasan seksual pada jarang mau mengadakan kontak mata dan
anak dilaporkan mencapai 250 kasus.2,3 kebanyakan hanya murung. Ketika pasien
Melihat data diatas maka ditanyakan identitasnya pasien bisa
sebenarnya banyak kasus PTSD mengatakan dengan benar namun
dimasyarakat namun tidak terungkap suaranya tidak jelas. Ketika disuruh
karena gejala klinis yang muncul pada duduk pasien kembali melihat
setiap pasien PTSD tidaklah sama. disekelilingnya dan duduk secara
Tergantung pengalaman, riwayat perlahan sambil memegang kepalanya.
gangguan psikiatri sebelumnya, Ketika wawancara dimulai
mekanisme pertahanan diri yang dipakai, pasien terlihat seperti ketakutan dan
dan banyak faktor lainnya termasuk pandanganya jauh sesekali pasien
lingkungan. Sehingga tidak mudah untuk memegangi dengan erat kepalanya.
mengenali dan mendiagnosis pasien Ketika ditanya apa keluhannya, pasien

2
menjawab dia sering mendengar suara sangat kuat dok. Bahkan dari 1 minggu
yang menyuruhnya untuk bunuh diri. ini dia terus datang sampai saya tidak bisa
Kemudian pasien melanjutkan suara itu tidur malamnya karena sangat takut.
datang setiap saya terdiam, tiba-tiba saja Kemudian pertanyaan dilanjutkan apakah
suara tersebut muncul, suara tersebut adik pernah mengikuti kata kata tersebut?
seperti suara seorang laki-laki yang terus Pasien terdiam cukup lama kemudian
meneriaki saya agar saya segera mati. Dia pasien menjawab sebenarnya dok saya
mengatakan untuk apa kamu hidup lagi, sudah hampir lebih 5 kali mau melakukan
semua masalahmu akan berakhir saat bunuh diri, kemudian pasien terdiam lagi.
kamu mati, kamu tidak perlu menderita Pertanyaan kemudian dilanjutkan kapan
lagi, lihatlah orang orang yang sudah mati saja hal tersebut? Pasien kemudian
mereka sangat tenang. Kemudian menangis dan menjawab sebelumnya dok,
pertanyaan dilanjutkan sejak kapan adik sebelum saya mendengar suara suara ini
mendengar suara tersebut? Pasien ketika saya kelas 1 SMA sebenarnya saya
menjawab saya mendengar suara suara ini merasa tidak ingin melanjutkan hidup
ketika awal saya kuliah kira kira 1 tahun lagi, saya sering tidak bergairah, namun
yang lalu. Kemudian pertanyaan saya tetap mau melanjutkan hidup dan
dilanjutkan apa yang adik lakukan ketika melanjutkan ambisi saya dok oleh karena
mendengar suara suara tersebut? Pasien itu saya bertahan. Namun saya juga sering
terdiam sesaat kemudian ia menjawab kalah dok, sempat yang pertama saya
saya biasanya melawannya dok dan ingin bunuh diri dengan meminum racun
mengatakan bahwa saya tetap harus serangga ketika saya kelas 2 SMA, ketika
melanjutkan hidup, saya tidak mau mati, kelas 3 SMA saya juga ingin mengakhiri
sangat pengecut sekali kalau saya mati hidup saya dengan meminum obat
sekarang dan banyak hal belum saya penguat denyut jantung, selanjutnya
lakukan, selain itu saya juga ketika saya kuliah saya sempat mencoba
mengalihkannya dengan membaca buku, bunuh diri sebanyak 2 kali. Namun saya
ketika membaca buku maka suara suara tidak tahu dok mengapa sampai terlintas
tersebut mau menghilang, setidaknya pikiran seperti itu. Padahal keluarga saya
kalau suara-suara tersebut muncul saya baik-baik saja, ayah ibu saya sangat
langsung mengalihkanya dengan aktivitas menyayangi saya dan disekolah saya
entah apa itu, dari berolahraga, belajar, selalu juara umum. Apa lagi yang kurang
atau pergi dengan teman saya. Apalah dalam hidup saya dok? Pasien kemudian
dok saya lakukan yang penting ada saja terlihat mengeluarkan air mata. Kemudian
yang saya kerjakan. Kemudian pertanyaan dilanjutkan tadi adik bilang
pertanyaan saya lanjutkan, adik yakin ada ambisi, apa ambisi adik tersebut? Dan
mendengar suara suara tersebut? Dan mengapa adik bisa berambisi seperti itu?
sekarang adik masih mendengar suara Pasien terdiam dalam waktu yang cukup
tersebut? Pasien menjawab yakin sekali lama. kemudian pasien menjawab ia dok
dok sangat yakin karena terus ia berkata sebenarnya saya sangat dendam pada
seperti itu. Terkadang ia juga seperti seseorang, dan saya ingin orang tersebut
mengarahkan saya untuk mengambil suatu saat hancur dan berlutut minta maaf
pisau untuk menyayat tangan saya didepan saya. Kemudian pertanyaan
sendiri. Kalau sekarang dia tidak ada dok dilanjutkan siapa orang tersebut? Apa
tapi tadi ketika mau ke sini dia muncul yang dilakukan orang tersebut terhadap

3
adik? Kemudian pasien menjawab sambil melanjutkan pertanyaan, setelah itu apa
kembali meneteskan air mata. Sebenarnya yang terjadi? Pasien mejawab sejak saat
dok dulu ketika saya masih kecil saya itu saya tidak lagi mau melakukan kontak
sering dititipkan pada tetangga, ketika dengan orang tersebut dan saya berhenti
tersebut umur saya baru 5-6 tahunan dok. bekerja dirumah tetangga saya tersebut
Karena kondisi keluarga memang tidak dok. Setelah itu semua kehidupan terasa
ada apa dok, disana saya mengerjakan lancar dan tidak ada hambatan. Tapi
pekerjaan rumah tangga dari mencuci setelah saya SMA saya juga tidak tau dok
baju bersih bersih bahkan sekedar mengapa saya sering ingin bunuh diri dan
membuat mi instan untuk anaknya pikiran saya sering kacau. Pertanyaan
tersebut. Tetangga saya tersebut punya berikutnya apakah orang tua adik tahu
anak laki laki dewasa kira-kira ketika itu masalah ini? Kemudian pasien menjawab
umurnya sekitar 24 tahunan. Saat itu tidak dok, saya tidak memberitahu siapa
dengan iming-iming uang seribu rupiah pun, saya takut karena ayah saya sangat
saya disuruh menjilati alat kelaminya. Dia keras, saya dulu sering dipukul karena
bilang tidak apa semua anak katanya melakukan kesalahan kecil sampai
melakukan itu pada orang dewasa, ia sampai pergelangan tangan saya sempat
menyuruh saya melakukan hal itu, saya memar karena dipukul oleh ayah saya.
pun menurutinya karena tidak punya Kemudian pertanyaan saya lanjutkan
pilihan dan karena saya sangat sudah berapa lama ayah adik sering
menginginkan uang tersebut. Singkat memukul? Pasien menjawab memang
cerita dok dia memperdaya saya kurang dari kecil dok, terakhir kali saya dipukul
lebih selama 3 tahun dok. Dari ketika kelas 2 SMP, setelah itu ayah saya
pertengahan taman kanak-kanak sampai tidak pernah memukul saya lagi.
saya mau tamat kelas 2 SD. Ketika itu Kemudian saya melanjutkan pertanyaan
saya berpikir karena saya sudah bisa apakah adik sering teringat dengan
membaca dan kebetulan saya membaca peristiwa tersebut? Pasien menjawab ia
berita tentang kasus pedofilia dikoran dok terkadang ketika sendiri dikamar,
yang sedang marak saat itu. Ketika itu saya sering menangis saat saya mengingat
saya langsung menangis dan tidak habis kejadian tersebut dan terkadang saya
pikir kenapa saya diperlakukan seperti sampai mimpi buruk dikejar-kejar oleh
itu. Dan akhirnya dok karena saking lelaki hitam yang mau membunuh saya.
bencinya saya dengan orang tersebut saya Kemudian petanyaan saya lanjutkan
hampir saja menggorok leher orang bagaimana tidur adik selama ini? Sejak
tersebut. Ketika itu saya sudah kelas 5 SD saya SMA, saya sering terbangun tengah
ketika itu dia mengajak saya untuk malam karena mimpi buruk dan
menginap dirumahnya, saya mau saja dan terkadang saya terus teriak-teriak ketika
ketika itu saya memang sudah tidur. Saya terus mimpi buruk dok seolah-
merencanakan hal itu dok. Saya taruh olah mimpi tersebut ada hubungannya
pisau di kursi dekat kamarnya dan ketika dengan mimpi-mimpi saya yang kemarin.
saya akan maju untuk membunuhnya, Kemudian pertanyaan dilanjutkan
saya gemetar dok dan akhirnya saya tidak bagaimana adik menjalani kehidupan
jadi melakukannya. Sejak saat itu dok sehari-hari? Pasien menjawab tidak tahu
saya bertekad saya harus menghancurkan juga dok semenjak dari awal SMA saya
hidup orang tersebut. Saya kemudian sebenarnya sudah tidak ingin menjalani

4
hidup ini. Saya tidak tahu dok saya sering cukup baik. Pasien datang berobat atas
tidak ingin melakukan apa-apa dan kesadaran sendiri karena pasien merasa
merasa untuk apa saya hidup harus terus tidak nyaman, selain itu pasien juga
menderita seperti ini, bahkan untuk mengaku kalau ia sempat membaca
bangun pagi saja terasa malas sekali dok. bahwa orang yang mendengar suara-suara
Dulu sempat sampai mandi pun saya tersebut harus minum obat dari dokter
jarang karena sudah merasa untuk apa jiwa agar lebih cepat sembuh. Selama ini
lagi saya disini. pasien mengatakan tidak punya uang
Kemudian pertanyaan untuk ke dokter spesialis jiwa dan
dilanjutkan apakah adik punya teman akhirnya memutuskan untuk ke poli jiwa
dekan atau pacar mungkin? Pasien RSUP Sanglah.
menjawab saya dikenal baik oleh teman Selain itu ketika pasien disuruh
saya dok, saya tidak pernah mendapat menyebutkan banda-benda yang telah
masalah yang cukup berarti dengan teman saya sebutkan yaitu: anjing, durian dan
saya, namun saya tidak pernah kandang, setelah beberapa saat pasien
menceritakan permasalahan apapun yang dapat mengulang kembali kata-kata
saya hadapi ke teman saya atau siapa pun. tersebut dengan benar. Saat ditanya
Terutama untuk masalah tersebut, tidak tentang hasil pengurangan pasien dapat
ada seorang pun yang tahu kecuali dokter menjawab dengan benar dimulai dari 100-
dan pelaku itu. Untuk pacar saya 7, 93-7, 86-7, 79-7, 72-7. Pasien dapat
memang sengaja tidak mencarinya dok menjawab dengan benar walaupun agak
karena saya merasa itu akan mengganggu lambat. Selain itu pasien juga ditanyakan
saya. sebuah peribahasa beserta artinya, pasien
Ketika ditanya hobi, pasien mampu menyebutkan dan mengucapkan
menjawab dia sangat senang bermain artinya. Selanjutnya saya mencoba
bulutangkis dan senang bercocok tanam. menanyakan pasien siapa nama kepala
Namun belakangan ini pasien jarang sekolah tempat dia sekolah pasien bisa
melakukan hobinya karena merasa menjawab dengan benar. Sewaktu ditanya
tubunya selalu capek dan tidak kemana arah dan jalan mana saja yang
bersemangat lagi. dilalui untuk mencari sekolahnya pasien
Pasien mengaku semenjak juga menjawab dengan benar. Selain itu
mendengar suara-suara tersebut tidak pasien juga ditanya perbedaan kambing
ingin makan dan pasien mengatakan berat dengan anjing. Pasien dapat menjawab
badanya turun sampai 5 kg dalam 2 bulan dengan benar yaitu anjing menggonggong
terakhir ini. Pasien mengaku semenjak dan kambing mengembek, selain itu kalau
mendengar suara-suara tersebut pasien kambing makan rumput dan anjing bisa
tidak lagi ingin mengurus dirinya bahkan dikasi nasi. Selain itu anjing juga
terkadang pasien tidak mandi. dikatakan memiliki taring sedangkan
Pasien merupakan empat kambing tidak.
bersaudara dan ia anak kedua. Pasien juga Dari pemeriksaan fisik
mengatakan didalam keluarganya didapatkan kesadaran compos mentis,
neneknya sempat masuk rumah sakit jiwa tekanan darah 110/80 mmhg, nadi 67 kali
karena gila. Saat ini pasien kuliah per menit, pernafasan 16 kali per menit
disebuah perguruan tinggi dan pasien Status general : Kepala: Normocephali,
mengatakan nilai-nilainya selama ini Mata : anemia (-/-), ikterus (-/-), Reflek

5
pupil (+/+) isokor, THT : kesan tenang, gangguan bipolar. Kerena pasien dengan
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku PTSD gejala yang muncul bisa
kuduk (-), Thorak: Cor : S1S2 ireguler, bermacam-macam dari paling ringan
murmur (+), Pulmo : vesikuler +/+, seperti gangguan tidur, hingga ke gejala
rhonki -/-, wheezing -/-, Abdomen : yang berat seperti depresi berat, gangguan
distensi (-), bising usus (+) normal, cemas, gangguan bipolar sampai psikotik.
dekubitus (-), Ekstremitas : edema (-), Pada pasien ini penegakkan diagnosis
hangat (+) bekas sayatan pada pasien berdasarkan atas kriteria DSM 4,
pergelangan tangan kanan (+). Status Gangguan ini tidak boleh secara umum
neurologi dalam batas normal. Sedangkan didiagnosis kecuali ada bukti bahwa
status psikiatri didapatkan sebagai timbul dalam waktu enam bulan dari
berikut: Kesan umum : penampilan tidak suatu peristiwa yang luar bisa berat.
wajar, roman muka sesuai umur tampak Kemungkinan diagnosis masih dapat
sedih, kontak verbal dan visual dengan ditegakkan apabila tertundanya waktu
pemeriksa cukup, Sensorium dan antara terjadinya peristiwa dengan onset
Kognisi, Kesadaran : jernih, gangguan melebihi 6 bulan asalkan
Orientasi : baik (waktu, tempat, ruang), manifestasi klinisnya khas. Sebagai
Daya ingat : Segera : baik, Jangka pendek tambahan, bukti adanya trauma yang
: baik, Menengah : baik, Jangka panjang : mesih terus diingat, bayangan atau mimpi
baik, Intelegensi : sesuai pendidikan, mengenai peristiwa tersebut secara
Perhatian : menurun, berulang-ulang. Sering kali terjadi
Berpikir abstrak : baik, Mood penarikan diri dan penghindaran terhadap
/afek : eutimik/appropriate, Proses pikir, stimulus atau sesuatu yang dapat
Bentuk pikir : nonlogis nonrealis, Arus mengingatkan pasien terhadap trauma
pikir : koheren, Isi pikir: waham ada, yang dialami.1,2,3 Pada pasien ini
Persepsi : halusinasi auditorik ada, ilusi didagnosis PTSD karena menurut hasil
tidak ada, Dorongan Instingtual : wawancara pasien mengatakan masih
Insomnia ada, Hipobulia ada Raptus ada terus terbayang peristiwa kekerasan yang
Psikomotor: tenang saat pemeriksaan, dia alami waktu kecil dan tindakan
Tilikan : 6. Pasien didiagnosis dengan : pedofilia yang dia alami. Hal ini terlihat
Post traumatic stress disorders (PTSD) saat dia tidur, dia mengalami mimpi
dengan gejala : depresi berat dengan seolah-olah dicari orang yang mau
gejala psikotik, saat pulang pasien membunuhnya dan mimpi tersebut seperti
diberikan obat berupa flouxetine 20 mg 1 ada hubungannya dengan kejadian yang
kali sehari, clozapine 25 mg 1 kali sehari dulu ia alami. Selain itu pasien juga
dimunum lama hari, clobazam 10 mg mengatakan bahwa ia akan selalu
diminum pagi hari. Pasien dijadwalkan mengingat dan berusaha untuk membalas
untuk kontrol kembali setelah 2 minggu dendam pada pelakunya. Berdasarkan
pengobatan. Terapi non farmakologi DSM 4 gajala PTSD sangat kompleks,
berupa konseling dan psikoterapi. seperti yang dicantumkan dalam DSM 4
maka diagnosis dari PTSD harus
PEMBAHASAN memenuhi kriteria ; (1) terpenuhi 2 gejala
Pasien dengan PTSD memang susah dari kelompok gejala A, (2) adanya 1
untuk dibedakan dengan gangguan gejala diantara 5 gejala kelompok B, (3)
lainnya seperti cemas, depresi, dan adanya 3 gejala dari 7 gejala yang

6
termasuk kedalam kelompok C, (4) karena dosis, keamanan dan sedikit efek
terpenuhinya 2 gejala dari 5 gejala yang samping. Pada beberapa penelitian
termasuk kedalam kelompok D, (5) menujukan pemberian flouxetine 40 mg
terpenuhi 1 gejala dalam kelompok E. perhari selama 5 minggu dan dosis 30
Jika dilihat pada kriteria pertama, maka mg per hari selama 12 minggu efektif
pada pasien didapatkan gejala berupa : mengurangi gejala PTSD dibandingkan
adanya riwayat trauma yang hebat pada dengan placebo. Setelah didiagnosis
pasien, dan adanya rasa takut, dan terus dengan PTSD pasien harus segera
mengenang peristiwa tersebut. memulai terapi dengan SSRIs dengan
Berdasarkan kriteria yang kedua, pada dosis rendah (20 mg) dan dapat
pasien didapatkan : pasien sering ditingkatkan jika tidak memberikan hasil
kehilangan minat karena mengenang yang memuaskan. Pengobatan
kejadian tersebut. Sedangkan kriteria menggunakan SSRIs baru dapat dilihat
ketiga didapatkan : pasien sering hasilnya minimal 2 minggu dan
membayangkan hal itu terjadi lagi, mimpi efektifnya 4-6 minggu setelah terapi. 1,11
buruk yang terus menerus, gangguan Anti depresan lainya seperti
tidur, pasien sering membayangkan tricyclic anti depressant, imipramine,
kejadian tersebut, dan pasien mengalami desipramine, dan amitriptilin jarang
ilusi auditorik yang menyuruhnya untuk diresepkan kerena toksisitas dan efek
bunuh diri. samping yang cukup buruk. Walaupun
Untuk gejala depresi berat yang imipramine dan amitriptilin cukup
dialami pasien juga ditegakkan memberikan hasil tetapi jarang digunakan
berdasarkan DSM 4. Pada pasien terdapat karena toksisitasnya. 1,3
adanya rasa tidak berguna atau mood Benzodiazepine hanya sedikit terbukti
depresi, dan ingin mengakhiri hidup sejak dalam mengatasi gejala PTSD. Pemberian
lama (lebih dari 6 bulan), rasa masa aprazolam selama 5 minggu tidak
depan suram, terdapat penurunan berat memberikan hasil yang memuaskan untuk
badan, selain itu pasien juga mengeluh mengurangi gejala PTSD. 1,3
adanya suara-suara yang ia dengar dan Atypical antipsychotic juga sangat
terus menyuruhnya untuk bunuh diri dan sering digunakan seperti clozapine dan
pasien juga mulai kehilangan minat untuk ollanzapine untuk mendukung
merawat dirinya sendiri. Melihat gejala pengobatan PTSD. Clozapine atau
tersebut, pasien digolongkan kedalam olanzapine dikombinasikan dengan SSRIs
depresi berat dengan gejala psikotik. dapat mengurangi insomnia, mengurangi
Pasien diterapi dengan flouxetine mimpi buruk, dan meningkatkan hasil
20 mg 1 kali sehari, clozapine 25 mg 1 pengobatan yang lainya. Quantiapine
kali sehari diminum malam hari, digunakan untuk mengurangi insomnia,
clobazam 10 mg diminum pagi hari. kecemasan dan hyperarousal. 1,3
Pasien dijadwalkan untuk kontrol kembali Berapa lama pasien harus minum obat
setelah 2 minggu pengobatan. Terapi non- sampai sekarang tidak diketahui.
farmakologi berupa konseling dan Keputusan untuk menghentikan
psikoterapi. Selective serotonin reuptake pengobatan harus hati hati dan melihat
inhibitor (SSRIs) dapat mengurangi gejala yang muncul, kekambuhan, dan
hampir semua gajala PTSD yang perubahan yang dibantu oleh psikoterapi.
1,3
beragam. Dan saat ini banyak dipakai

7
Berbagai macam psikoterapi Terapi PTSD dapat berupa
sangat membantu dalam mengelola farmakologis dan non farmakologis. Pada
pasien PTSD. Randomized control trials terapi farmakologis jenis obat yang sering
menunjukan cognitive behavioral therapy digunakan adalah SSRIs seperti
efektif dalam mengurangi gejala PTSD flouxsetine sertraline dan venlafaxine.
disamping menggunakan obat. 5,3,9 Selain itu untuk mendukung pengobatan
PTSD merupakan sebauh kondisi dapat pula di tambahkan atypical
yang sangat kompleks dan sangat banyak antipsikosis dan anti cemas seperti
komplikasi psikologis. Sebagai dokter golongan benzodiazepine. Selain terapi
umum harus dapat mensuport pasien dan farmakologis, psikoterapi seperti
melakukan sedikit debriefing dan segera cognitive behavioral therapy dan
mengonsulkan kepada psikiater untuk hypnosis sangat membantu pasien PTSD.
mendapatkan penanganan yang
komprehensif. 7,8 DAFTAR PUSTAKA
Beberapa review sistematik 1. Sadock, Benjamin James; Sadock,
menunjukan bahwa intervensi sedini Virginia Alcott.2007. Kaplan &
mungkin terhadap orang-orang yang Sadock's Synopsis Of Psychiatry:
mengalami trauma sangat membantu Behavioral Sciences/Clinical
dalam mencegah PTSD. Dua pendekatan Psychiatry, 10th Edition. Lippincott
yang sering dipakai adalah psikososial Williams & Wilkins
dan farmakologis intervensi. 1,11 2. Departemen Kesehatan Republic
Psikososial intervensi : beberapa bukti Indonesia.1993.Pedoman
menunjukan setelah orang mengalami Penggolongan Diagnosis Gangguan
trauma dan diberikaan debriefing dan Jiwa Di Indonesia III.Departemen
edukasi terhadap peristiwa yang dialami Kesehatan Republic Indonesia:
dapat menurunkan resiko PTSD.10 Jakarta
Farmakologi intervensi : pada sebuah 3. Kumar B,Tatiana F, et all.
randomized controlled trial, Scheling et Diagnosing And Managing
all menemukan pemberian hidrokortison Posttraumatic Stress Disorder
intravena pada 20 pasien septic shock di .Cleveland Clinic Journal Of
swiss memnujukan menurunnya PTSD Medicine.2006.Volume 73 • Number
setelah di follow up selama 31 bulan 2 February
dibandingkan dengan placebo.11 4. Jonathan I. Bisson. In-Depth Review
Post-Traumatic Stress Disordi.
SIMPULAN Occupational Medicine
Perlu ketelitian untuk mendiagnosa 2007;57:399–403
PTSD. Menurut DSM IV, dapat diambil 5. Spindler H, And Pedersen S. S.
kesimpulan bahwa penegakkan diagnosis Posttraumatic Stress Disorder In The
PTSD diambil bila ditemukan adanya Wake Of Heart Disease: Prevalence,
gejala berikut: pernah adanya riwayat Risk Factors, And Future Research.
trauma, adanya flash back, adanya Directions Psychosomatic Medicine
hiperarousal, dan menghindar. Selain itu .2005.67:715–723
pasien juga mengalami gangguan fungsi 6. Cantor, Chris. Post-Traumatic Stress
sosial. Disorder: Evolutionary Perspectives.
Aust N Z J Psychiatry 2009 43: 1038

8
7. Meewisse Marie-Louise, Johannes B. National Collaborating Centre For
R. et all. Olffreview And Meta- Mental Healt. Psychiatric Bulletin
Analysis Cortisol And Post- 2006, 30:357
Traumatic Stress Disorder In Adults 10. I. Bisson Jonathan, Anke Ehlers, et
: Systematic. BJP 2007, 191:387-392. all. Psychological Treatments For
8. Alexander C. Mcfarlane1 And Chronic Post-Traumatic Stress
Richard A. Bryant. Post-Traumatic Disorder : Systematic Review And
Stress Disorder In Occupational Meta-Analysis. BJP 2007, 190:97-
Settings: Anticipating And 104.
Managing. The Riskoccupational 11. Susan Fletcher, Mark Creamer And
Medicine 2007;57:404–410 David Forbes. Preventing Post
9. Nuri Gene-Cos. Post-Traumatic Traumatic Stress Disorder: Are
Stress Disorder: The Management Of Drugs The Answer?. Aust N Z J
PTSD In Adults And Children In Psychiatry 2010 44: 1064
Primary And Secondary Care .

Anda mungkin juga menyukai