=
APENDISITIS AKUT:
BAGAIMANA SEHARUSNYA DOKTER UMUM DAN
PERAWAT DAPAT MENGENALI TANDA DAN GEJALA
LEBIH DI
PENYAKIT INI?
ACUTE APPENDICITIS:
(HOW SHOULD BE THE GENERAL PRACTITIONERS
AND NURSES CAN DETECT EARLIER SIGN AND SYMP-
TOMS OF THIS DISEASE?)
Machamad Aleq Sander
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
J], Bendungan Sutami 188 A Malan
e-mail: aleqsander@yahoo.
ABSTRAK
Apendisitis akut adalah salah satu kasus
sgawatdaruratan di bidang abdomen dengan keluhan
ama nyeri perut Kanan bawah yang menetap dam
semakin bertambah nyeri, Keluban awl penyakit
hhanupir nsenyerupai keluhan gastritis yaitu nyeri di ul
hati yang kemudian berpindah dan menetap di perut
kanan bawah. Diagnosis ditegakkan dengan mengenal
tanda dan gejala penyakit ini sejak dini untuk
menghindari perburukan dari apendisitis akut menja
apendisitis perforasi yang menimbuilkan peritonitis.
Metode penghitungan skor dengan melihat tanda dam
a berdasarkan A/varaefo seore sangat membantu
para dokter umum dan perawat yang bertugas dibaris
terdepan dari pelayanan kesehatat masyaraket urntuke
menegakkan diagnosis apendisitis akut dan sezera
melakukan rujukan ke rumah sokit yang terdapat
spesialis bedah untuk dilakukan pengangkatan
apendils, Penatalaksanaan apendisitis akut sampai
sekarang adalah berupa cippendectomy yang, dapat
Gilakukan dengan teknik minimal evasive yaitu
Japaroskopi ataupun bedah terbuka.
Kata kunei: apendisitis akut
65145
ABSTRACT
Acuie appendicitis is one of the abstominal emer-
gency with chief complain is pain at right lower
quadrant and become worse. Early symptom
acute appendicitis abmost the same with gas
that complain of pain at the epigastric region and
then shift aril remain to she right lower qaractrane
Diagnosis of acute appendicitis can made by
knowing of early on sign and sympiom to prevent
worsening of acute appendicitis, # called perfo-
rated appendicitis thet can caused peritonitis.
The meshods of scoring of sign amd symptom
according to Alvarado score can kelp the generat
practitioners and nurses (0 make diagnosis of
acute appendicitis and they can referred to the
general surgeon ia the hospital immediately, Th
Ireaiment of acute appendicitis is appendectomy
that can undergo by taparascopic ar open sur-
gery.
Keywords: acute appendicitis
LATAR BELAKANG
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada
apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab ab-ere VOLUME 2, NOMOR |, JANUARI 2011
domen akut yang paling sering, Apendiks disobut
juga umbai cacing, Istilah uses bunte yang selama ini
dikenal dan digunakan di masyarakat kurung tepat,
arena yang merupakan usus buntu sebenaraya adalah
sekum, Sampai saat ini belum diketalui secara pasti
apa fungsi apendiks sebenarnya, Namun demikian,
organ ini sering sekali menimbulkan masalah
Kesehatan, apendisitis dapat mengenai semua unui,
bok laki-taki maupun perempuan, naman Tebih sering
menyerang laki-laki berusia 10-30 tahun (Sabiston,
2001; Saybel, 2003),
Prevalensi apendisitis akut di Rumah Sakit Hasta
Brata tingkat IV Kota Batu sebanyak 73,8% pasien,
Apendiks merupakan organ yang. berbentuk
tabung panjang dan sempit, Panjangnya kira-kira 10
‘em (kisaran 3-18 em) dan berpangkal ai sekur,
Apencliks menghasilkan letidir 1-2 ml pet hari. Lendit
itu seeara normal dicurahkan ke dalam lumen dan
selanjutnya dialiskan ke sekum, Adanya hambatan
dalam pengaliran tersebut, tampaknya_merupakan
salah satu penyebab timbulnya apendisitis. Jaringan
limfoid yang yang mula-mula tampak pada usia 2
mminggu akan meningkat jumlahnya secara bertahop
hhingga mencapai puncaknya amtara usia 12-20 tahun
(200 buah) dimana kejacian apendisitis juga mnengalann
puncaknya pada kisaran usia ini, Setelah usia 30
tahun jaringan fimfoid akan berkurang hingya
setengahnya dan akan terus berkurang_ hingga
menghilang setelah usia di atas 60 tahun, Apendiks
juga mensekresi imunoglobulin (Ig A) yang diproduksi
oleh GALT (ue assosiated fimphoiel tissues), yang
sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi
(bemeran dalam sistem: imun). Namun demikian
adanya pengangkatan terhadap apendiks tidak
mempengarubi sistem imun tubub, Ini dikarenakan
jumilah jaringan limfe yang terdapat pada apendiks
kecil sekali bila dibandingkan dengan yang ada pada
saluran cera lain (Soybel, 2003; Debas, 2004).
Apendisitis umurinys terjadi karena infeksi bakter
Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetusnya,
Di antaranya adalah obstruksi yang terjadi pada
lumen apendiks. Obstruksi ini biasanya disebabkan
karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit,
hipesplasia jaringan linfoid, tumor apendiks, striktur,
benda asing dalam tubuh, dan caeing askaris dapat
pula ‘babkan 1 ibutan, Namur, i
antara penyebab obstruksi lumen yang telah
disebutkan di atas, fekalit dan hiperplasin jaringan
Jimfoid merupakan penyebab obstruksi yang paling
sering lerjadi. Penystiab lain yang diduga menimbulkan
apendisitis adalah ulserasi mukasa apendiks ole
parasit E. histolytica (Sabiston, 2001; Soyhel, 200:
Debas, 2004), Penelitian epidemiologi menunjukkan
ISSN: 2086-3071
peranan kebiasaan mengkonsumsi makanan rendah
serat dan pengaruh kenstipast terhadap timbulaya
penyakit apendisitis, Tinja yang keras dapat
menyebabkan terjadinya konstipasi. Kemudian
konstipasi akan snenyebabkan meningkatnya tekanan
intrasekal yang berakibat timbulnya sumbatan
fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbulian
kuman flora kolon biesa, Semua ini akan
mempermudah timbulnya apendisitis (Saybel, 2003),
Patologi apendisitis berawal di jaringan mukosa dan
kemudian menyebar ke seluruh lapisan dinding
apendiks. Jatingan mukosa pada apendiks
menghasilkan mukus (lendir) setiap harinya, Terjadinya
obstrksi menyebabkan pengaliran mukus dari lumen
apendiks ke sekum menjadi terhamtvat. Makin Lama
mukus makin bertambah tanyak dan kemudian
terbentuklah bendungan mukus di dalam lumen
Namun, Karena keterbatasan elastisitas dinding
apendiks, sehingga hal tersebut menyebabkan
lerjadinya peningkatan tekanan intralumen. Tekanan
yang meningkal tersebut akan menyebabkan
terhambatny mfe, schinggn mengakibatkan
timbulnya edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi
rmukosa, Pada saat inilal terjaeli apenclsitis akut Fok)
yang ditandai oleh nysri di dserah epigasteium di
Sekitar untbilikus. Jika sekresi muhus terus berlanjut,
tekanan intralumien akan tenis meningkat Hal ini
akan menyebabkan terjadinya obstruksi aliran limfatik
vena, edema bertambah, dan bakteri akan
menembus dinding apendiks, Peradangan yang timbul
pun semakin aneluas dan mengenai_ peritoneum
setempal, sehingga menimbulkan nyeri di daerah
perut kanan bawah. Keadsan ini disebut dengan
apendisitis supuratif akut, Bila kemudian aliran arteri
tergangau, maka akan terjadi infark dinding apendiks
yang disusul dengan terjadinya gangren, Keadaan int
discbut dengan apendisitis gangerenosa, Jika dinding
apendiks yang telah mengalamé gangeren ini pecsh,
itu berarti apendisitis berava dalam keadaan perfor
(Sabiston, 2001; Seybel, 2003; Debas, 2004),
Sebenamya buh juga melokukan usaha pertahanan
untuk membatasi proses peradangan ini. Caranya
adalah dengan menutup apendiks dengan omentum
jan usus halus, schingga terbentuk massa
petiapendikuler yang secara salah dikenal dengan
istilah infilirat apendiks. Di dalamnya dapat terjadi
nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami
perforasi. Namun, jika tidak terbentuk abs
apendisitis akan sembuh dan massa periapendikuler
akan menjadi tenang dan selanjutnya akan mengurai
diri secara lambat (Sabiston, 2001; Soybel, 2003),
Pada anak-anak, dengan amentum yang lebih pendek,
apendiks yang lebih panjang, dan dinding apendiks
yang: lebil: tipis, serta daya tahan tubuh yang rast,Apendisitis Akut: Bagsimana Seharusnya Dokter Umum Dan Perawat
kutang, memudahkan terjadinya perforasi, Sedangkan
pada orang tua, perforasi rmudal terjadi Karena addanya
‘gangguan pembuluh damh (Sabiston, 2001). Apendiks
‘yang pemsh meradang tidak akan sembuh dengan
sempuma, telapi akan membentuk jaringan parut
Jaringan ini menyebubkan terjadinya perlengketan
dengan jaringan sekitamya, Perlengketan tersebut
dapat kembali menimbulksin keluban pada penat kana
bawah. Pada suatu saat organ ini dapat mengalarni
peradangan kembali dan dinyatakan mengalami
eksaserbasi (Soybel, 2003)
STUDI KASUS.
‘Scorang laki-laki usia 28 tahun dikonsulkan oleh
seorang dokter umum di Kota Batu ke spesialis
bedah dengan diagnosis kerja nyeri perut kanan.
bawah yang menetap, Penderita sudah dirawat selama,
4 hari RS Hasta Brata tingkat IV Kota Batu dengan
diagnosis awal infeksi saluran kemih (ISK) dan
penderita telah mendapatkan terapi amtibiotika. dan
analgetika selama 4 hari. Hasil pemeriksaan
laboratorium awal didapatkan peningkatan leukosit
sebesnr 12.800/mm3 dan pada pemeriksann urine
didapatkan leukosit (+), sedangkan hasil laboratorium:
lainaya dalam batas aormal. Sampai hari kelima
penderita masih mengeluhkan nyeri di perut kanan
bawahnya, sehingga dokter umum tersebut berinisiatif
melakukan pemeriksann ultrasonografi (USG) ci erut
Kanan bawah pasien, Dari hasil pemeriksaan tersebut
didapatkan adanya bayangan tubular buntu dengan
koleksi cairan di sekitarnya yang lebih mengarah
‘kepada suatu apendisitis.
METODE
Selelah mendapatkan hasil yang berbeda dengan
diagnosis awal, dokter wmum tersebut_langsung
melakukan konsultasi ke spesialis hedah, sehingwa
baru hari kelima setelal pasien dirawat dengan digs
infeksi saluran keneing (ISK), pasien tersebut dirawat
let spesialis bedahy- dan diputuskan untuk dilakukan
operasi appendectomy setelah melakukan Pyformed?
canseit kepad Keluaraa penderita,
Operasi dilakukan dengan insisi grief
sepanjang 3 cm dan dari hasil temuan operasi
didapatkan Iokasi apendiks rettosekal, panjang 10
em, diameter + 1 om, hiperemis, dan edematous
dengan perlengketan omentum di atasnya da
terbentuk jaringan fibrotik di sekitar apendiks yang
Iengket ke retroperitoneal dengan cukup kuat sehingen
‘ah untuk dibebaskan, Setelah omentum dibebask
a
secart tumpul, dicoba untuk membebaskan apendiks
dari jaringan sehitas, narmun susah sehali dan berisike
perdarahan bubkan perforasi Jatrogenic karena di
pethatasan antara 1/3 proksimal dan 1/3 tengah
apendiks sudah berwarna merah gclap yang
kemungkinan telah terjadi iskemia di dacrah tersebut
atau dikenal dengan istilak impending perforation.
‘Akhimya diputuskan untuk memperlebar insisi griet
iron sepanjang 2 cm sehingga total panjang insist
‘adalah 7 em, Setelah itu dilakukan retrograde ap-
pencectomy yaitu melakukan pembebasan di daerah
pangkal apendiks lalu di ligasi dan potong pangkalnys,
setelab itu dilakukan pembebasan apenciks mula da
pangkal sampai distal apendiks dengan melakukan
ligasi secara bertahap pada mesoappendix untuk
mengurangi ristko perdarahan pada arteri apendilslaris
‘yang merupakan cabang dari arteri ileosckal. Setelah
itu lopangan operasi dicuci dengan cairan sodium
Klorida 0,9% sampai bersih dan kemudian dinding
abdomen dijahit lapis demi lapis dan op
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Untuk menegakkan diagnosis apendisitis aku
seperti juga dengan penyakit-penyakit lainnya tentunya
didahului dengan anamnesis yang lengkap, diikuti
dengan pemerikssan fisik secara teliti, dan baru
diperkuat dengan pemeriksaan penunjang,
Pada anamnesis peri dicari gejale
nyeri abdomen yang mula-mula di daerals umbilikus
atau di bawah epigastrium yang kemudian berpindah
dan menetap di kanian bawah, adanya anoreksia dan
vomitus, atau peningkatan sulu yang ringan,
Pada penderita tersebut di atas setetah dilakukan
anamnesis ulang oleh spesialis bedah ternyate
didapathan nyeri divulu hati #1 hari sebelum dirawat
di Rumah Sakit Hasta Brata tingkat 1V Kota Batu.
Penderita datang berobat ke Klinik dokter umum di
Kota Pujon dan diberi obat untuk sakit lambung
(maag) karena dugaan sementara adalah gastritis.
Narmun keesokan harinya penderita datang lagi ke
Klinik dokter unum karena keluhan nyeri berpindah
ke perut Kanan bawah, schingga diputus!
dirawat di rumah sakit dengan diagns
safuran kencing (ISK) bagian kanan
Pembahas
Dari cerita di ais sebetulnya ada kata kunei
yang penting bagi dokter umum yaitu adanya ligart
sign, di mana didapatkan nyeri yang berpindah dari