Anda di halaman 1dari 14

9, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Concepts and Theories of Business Ethics,

Universitas Mercu Buana, 2018


Quiz BE & GG minggu 9:

Jawablah Quiz minggu ini dengan baik dan benar:


Jelaskan teori dan konsep Corporate Ethics Rights, Privileges, problems and Protection.
Note. Jawaban di tambah dari sumber lain selain dari modul
Selamat menjawab Quiz..!

Corporate Ethics Rights


Kode Etik Perusahaan Kode Etik (Patrick Murphy) atau kadang-kadang disebut code of conduct
atau code of ethical conduct ini, menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan
kesulitanyang bisa timbul (mungkin pernah timbul dimasa lalu), seperti konflik kepentingan,
hubungan dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah, sumbangan dan sebagainya. Latar
belakang pembuatan Kode Etik adalah sebagai cara ampuh untuk melembagakan etika dalam
struktur dan kegiatan perusahaan. Bila Perusahaan memiliki Kode Etik sendiri, mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memilikinya. Manfaat Kode Etik
Perusahaan:
1. Kode Etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan
sebagai corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya
tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya kode etik, secara intern
semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mengambil
kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.
2. Kode Etik, dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika.
(penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi
lingkungan hidup).
3. Kode Etik menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
4. Kode Etik menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk
mengatur diri sendiri (selfregulation).
Kode Etik Perusahaan merupakan pedoman internal yang berlaku mengikat di lingkungan
Perseroan yang berisikan seperangkat nilai, etika bisnis, etika kerja, dan norma-norma terkait
kepatutan dan kepatuhan terhadap kebijakan dan ketentuan yang telah dibakukan oleh perusahaan
maupun aturan perundang-undangan di Indonesia. Kode etik ini dirumuskan oleh Direksi dan
Dewan Komisaris berdasarkan nilai-nilai perusahaan, yaitu Pelayanan Prima, Reliabilitas,
Integritas, Aksesibilitas, Bisnis Berbasis Nilai Tambah dan Kepedulian, serta dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip moral yang berkembang di perusahaan dan komitmen yang
dimiliki perusahaan untuk merealisasikan visi dan misinya.
Sejalan dengan komitmen Perseroan untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik dan
sesuai asas-asas yang berlaku universal, penerapan kode etik perusahaan ditujukan sebagai
pedoman bagi seluruh jajaran manajemen dan karyawan dalam berperilaku, berinteraksi dan
bertindak sesuai hak dan kewajibannya terhadap pemangku kepentingan termasuk dalam
memberikan layanan kepada pelanggan.
Selain itu, sasaran lain yang ingin dicapai dari penerapan kode etik perusahaan ini adalah:
1. Membangun dan menjaga komitmen Perseroan terhadap penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang Baik sesuai dengan rambu-rambu etika yang berlaku di Indonesia guna
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, yaitu melalui penerapan nilai-nilai perusahaan.
Perseroan yang membentuk budaya perusahaan dan perumusan kebijakan, sistem dan
prosedur;
2. Menanamkan dan menjaga pemahaman serta penerapan atas tatanan perilaku karyawan dan
jajaran manajemen terhadap etika bekerja yang menunjang pelaksanaan praktik-praktik Tata
Kelola Perusahaan yang Baik, sehingga memastikan kepatuhan Perseroan sebagai entitas
bisnis berbadan hukum secara konsisten dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan serta rambu-rambu etika yang berlaku di Indonesia;
3. Menumbuh kembangkan dan menjaga pemahaman di antara pemegang saham dan para
pemangku kepentingan terkait tatanan nilai-nilai perusahaan serta rambu-rambu etika yang
berlaku di Indonesia, sehingga membentuk citra positif Perseroan terkait kesesuaian
pelaksanaan praktik bisnis yang dilakukan oleh Perseroan dengan ketentuan perundang-
undangan dan rambu-rambu etika yang berlaku di Indonesia;
4. Memberikan pedoman bagi seluruh karyawan dan jajaran manajemen terhadap konsep
pengambilan keputusan bisnis yang etis, sehingga setiap insan Perseroan mampu menetapkan
langkah atau keputusan bisnis dengan pertimbangan atas konsekuensi moral dan hukum yang
baik. Penerapan kode etik secara sungguh sungguh diharapkan akan melahirkan suatu budaya
perilaku etis di antara karyawan, baik dalam melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung
jawabnya, maupun dalam membuat keputusan dan menerapkan strategi bisnis sehingga akan
terbangun integritas yang tinggi di antara karyawan untuk meningkatkan produktivitas dan
mencapai kinerja fundamental yang positif.
Privileges,
Berdasarkan atas asas ekterritoriality (seorang duta besar atau diplomat harus dianggap berada di
luar wilayah negara tempat ia ditempatkan), maka akibatnya para diplomat beserta para
pegawainya mempunyai hak istimewa. Dengan kata lain, hak istimewa ini disebut hak
ekterritoriality, yaitu mereka tidak tunduk kepada kekuasan peradilan sipil dan peradilan perdana
tempat mereka ditempatkan.
Berdasarkan Konvensi Wina 1961, maksud pemberian kekebalan dan keistimewaan diplomatik itu
bukanlah hanya untuk kepentingan individu semata, melainkan untuk menjamin pelaksanaan tugas
negara yang diwakili. Selain itu, kekebalan dan keistimewaan diplomatik juga diberikan untuk
menjamin pelaksanaan fungsi perwakilan diplomatik secara efisien.
Hak adalah prinsip legal, sosial atau etika dari kebebasan yang orang berhak untuk oleh badan
yang mengatur, sedangkan tugas adalah tanggung jawab atau kewajiban individu, oleh badan yang
mengatur, yang harus dilakukan oleh individu tersebut. Hak dan kewajiban adalah dua sisi dari
mata uang yang sama. Yang satu tidak ada tanpa yang lainnya. Tes seseorang memiliki ‘hak’ untuk
sesuatu adalah apakah orang lain memiliki kewajiban untuk menyediakannya. Kedua istilah ‘benar
dan tugas korelatifnya’ tidak dapat dipisahkan satu sama lain
Hak didefinisikan sebagai aturan normatif yang ditetapkan oleh yurisdiksi hukum, dan dimiliki
oleh rakyat. Hak adalah sesuatu yang setiap manusia layak dapatkan, tidak ada mater dari mana
asalnya, atau lahir atau di mana mereka tinggal. Hak umumnya ditulis dalam undang-undang.
Berdasarkan hal tersebut, orang bisa dengan mudah menantang atau mempertahankan haknya di
pengadilan.
Penting untuk diingat bahwa hak didasarkan pada serangkaian perilaku dan tanggung jawab yang
disepakati yang diharapkan dapat menghasilkan rasa saling menghormati dan kerja sama. Hak
bukan hanya hukum yang memungkinkan individu atau badan yang mengatur untuk melakukan
atau mengatakan apa pun yang mereka inginkan. Ini adalah fondasi atau kerangka kerja di mana
masyarakat sebagai keseluruhan struktur dan mendefinisikan dirinya sendiri. Hal ini dianggap
sebagai salah satu pilar yang memungkinkan terbentuknya masyarakat dan budaya kita.
Pilar lainnya adalah ‘tugas’, karena setiap hak eksistensi didasarkan pada adanya tugasnya. Istilah
‘tugas’ berasal dari kata ‘jatuh tempo’ yang berarti ‘berhutang seseorang’, adalah istilah yang
menyampaikan komitmen moral kepada seseorang atau sesuatu. ‘Tugas’ didefinisikan sebagai hal-
hal yang harus diselesaikan atau diikuti oleh seorang individu. Sangat penting bagi seorang
individu untuk melakukan tugasnya, sehingga melindungi haknya untuk kepentingan masyarakat.
Perbedaan utama antara hak dan kewajiban adalah bahwa hak didasarkan pada hak istimewa yang
diberikan kepada individu, sedangkan tugas didasarkan pada akuntabilitas melakukan tugas itu
oleh seorang individu. Sangat penting bagi orang untuk mengisi penuh tugas mereka mematuhi
hukum, membayar pajak, melayani di pengadilan, menghadiri sekolah, berpartisipasi dalam
pemerintahan, menghormati orang lain, menghormati keragaman, dll. Demikian pula, hak-hak
warga negara adalah kebebasan berbicara, tekan, petisi dan perakitan, quartering waran atau
penangkapan, dll.
Kesimpulannya, perbedaan antara hak dan tanggung jawab adalah bahwa hak diberikan kepada
orang untuk melindungi kebebasan dasar mereka, sedangkan tanggung jawab diberikan kepada
mereka yang bertanggung jawab untuk menegakkan hak-hak tersebut. Orang-orang mengambil
tanggung jawab sebagai ganti hak yang mereka dapatkan. Padahal, setiap penyalahgunaan tugas
dapat menyebabkan masalah yang tidak diinginkan. kita percaya pada ketepatan. kita percaya
bahwa kata-kata harus digunakan secara tepat, karena menggunakan mereka dengan sembarangan
bisa menimbulkan kebingungan dan kebingungan. Satu kata yang digunakan dengan tidak tepat
merugikan kami adalah kata yang tepat. Kata khusus ini perlu digunakan dengan presisi karena
seberapa kuatnya. Ia memiliki kekuatan untuk memaksakan kewajiban pada orang lain, jadi itu
harus digunakan secara tepat.
Cara sebagian orang menggunakan kata yang tepat sebenarnya sesuai dengan kata-kata istimewa
yang sama sekali berbeda. Di rumah masa kecil kita, kami diajar, dari saat kami cukup tua untuk
mengerti, betapa istimewanya itu. Itu adalah hak istimewa untuk minum soda pop pada acara
khusus atau untuk begadang pada akhir pekan. Itu bukan hak.
Itu adalah bantuan khusus yang diberikan kepada kami oleh orang tua kami dan pada beberapa
biaya kepada mereka. Kita telah melihat kata privilege digunakan sebagai sinonim untuk benar ,
dan kita pikir ini adalah kesalahan besar bahwa siapapun pernah melakukannya. kita percaya
bahwa dua kata itu ada atau paling tidak seharusnya makna yang berbeda. kita berpikir bahwa jika
kita ingin mendefinisikannya dengan jelas dan tepat, kita bisa berkomunikasi lebih baik dalam
diskusi yang sangat penting tentang kekuasaan dan kebebasan pemerintah.
Apa yang benar Berikut adalah karakteristik yang diperlukan untuk memanggil sesuatu yang
benar:
 Ini adalah sesuatu yang dimiliki manusia secara alami dan inheren. Ini milik Anda karena Anda
adalah manusia yang diciptakan menurut gambar Allah. Anda dilahirkan dengan itu.
 Itu tidak diberikan kepada Anda oleh orang lain dan tidak boleh diambil dari Anda. Tidak ada
pemerintah yang bisa memberikannya, dan tidak ada pemerintah yang harus melanggarnya.
Jika pemerintah melanggar hak asasi manusia, itu adalah merebut otoritas Tuhan.
 Itu universal. Karena itu melekat pada manusia, semua manusia memiliki sifat yang sama.
 Itu diakui secara universal atau hampir begitu. Karena semua orang ingin haknya diakui oleh
orang lain, secara logis dia harus mengakui hak orang lain.
 Ini hanya memberlakukan kewajiban pasif (atau negatif) pada orang lain. Ia mengatakan apa
yang orang lain mungkin tidak lakukan pada Anda.
Berikut adalah karakteristik hak istimewa:
 Itu adalah sesuatu yang diberikan kepada Anda oleh orang lain.
 Biasanya sesuatu yang dimiliki orang tertentu sementara orang lain tidak memilikinya.
Misalnya, beberapa orang menerima hak istimewa untuk pergi ke perguruan tinggi tanpa biaya
apapun kepada mereka, sementara orang lain harus siswa harus membayar uang sekolah penuh.
 Ini terbuka untuk disengketakan dan sering diperdebatkan. Misalnya, haruskah orang memiliki
hak istimewa perawatan kesehatan gratis? Pertanyaan itu masih bisa diperdebatkan.
 Ini membebankan kewajiban aktif (atau positif) pada orang lain. Ia mengatakan apa yang orang
lain harus lakukan untuk Anda.
Berikut adalah apa yang kita anggap sebagai definisi yang valid untuk dua kata tersebut:
 Hak adalah sesuatu yang diklaim oleh hampir semua orang dan diakui oleh hampir semua
orang sebagai sifat atau kualitas manusia yang melekat yang memaksakan kewajiban pasif atau
negatif pada manusia lain
 hak istimewa sesuatu yang orang minta atau yang secara sukarela diberikan kepada orang lain
sebagai bantuan khusus yang membebankan kewajiban aktif atau positif pada orang yang
menyediakannya
Berikut adalah beberapa contoh dari keduanya:
“kita memiliki hak untuk hidup.” Hidup adalah satu hal yang jelas milik setiap orang. Tuhan
memberikannya kepada kita. Tidak ada yang mau mati. Setiap orang memiliki naluri bertahan
hidup. Kita semua sangat setuju bahwa setiap orang memiliki hak itu. Itulah mengapa masyarakat
memiliki hukum terhadap pembunuhan. Memang, hak untuk hidup membebankan kewajiban pada
orang lain untuk tidak melakukan pembunuhan. Hal yang paling penting untuk dicatat adalah
bahwa mengklaim hak untuk hidup tidak membebani orang lain selain meninggalkan Anda
sendirian. Ini adalah sesuatu yang dapat Anda tuntut dari orang lain tanpa merugikan mereka atau
melanggar hak-hak mereka.
Bahkan pembunuh mengakui hak untuk tidak dibunuh. Kebanyakan dari mereka tidak ingin
dibunuh sendiri. Mereka tidak ingin orang yang mereka cintai terbunuh. Bahkan, sebagian besar
pembunuh akan membalas dendam terhadap seseorang yang berani membunuh orang yang mereka
kitangi. Jadi, meskipun mereka melanggar hak orang lain untuk hidup, mereka sendiri mengakui
bahwa ada hak seperti itu. “kita memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan gratis.” Semua orang
berhak pergi ke sekolah jika ada sekolah dan jika uang sekolah dicakup dan jika dia memiliki cara
untuk mencapainya. Itu tidak sama dengan hak untuk pergi ke sekolah secara gratis.
Alasannya adalah hak untuk pergike sekolah adalah bahwa orang lain hanya membiarkan Anda
melakukannya. Ini tidak memaksakan mereka melakukan apapun untuk Anda. Untuk pergi secara
gratis, bagaimanapun, adalah hak istimewa. Seseorang harus membayarnya. Guru membutuhkan
cara mencari nafkah. Fasilitas biaya uang. Jadi, jika kita menuntut agar kita mendapatkan
pendidikan gratis, kita menuntut agar orang lain membayar untuk apa yang kita terima. Jika
seseorang setuju untuk membayarnya, orang atau sekelompok orang itu memberi kita hak
istimewa. Jika kita menggunakan kekuatan pemerintah untuk memaksa orang lain membayarnya,
maka kita melanggar hak orang-orang tersebut untuk menyimpan harta mereka sendiri.
“kita memiliki hak untuk menyimpan apa yang menjadi milik kita.” Selama Anda memiliki uang
dengan jujur dan adil, itu adalah milik Anda. Tidak ada yang berhak mengambilnya dari Anda.
Hal ini (atau setidaknya dan seharusnya) secara universal diakui sebagai hak, karena tidak ada
yang suka jika harta mereka dicuri. Sebenarnya, ini adalah dasar hukum melawan pencurian.
Anehnya, beberapa orang membebaskan pemerintah dari kewajiban negatif yang dikenakan oleh
hak ini. Mereka mengklaim bahwa adalah salah bagi tetangga Anda untuk mencuri sebagian dari
gaji yang Anda terima dari atasan Anda, tapi tidak apa-apa jika pemungut pajak mengambil
(mencuri) itu. Yang lebih aneh lagi, menurut kita, adalah fakta bahwa mereka yang mengatakan
bahwa tidak apa-apa bagi pemerintah untuk mengambil uang Anda dari Anda akan memanggil
polisi jika Anda mencoba mengambil harta mereka dari mereka.
“kita memiliki hak untuk membebaskan perawatan kesehatan.” Anda berhak pergi ke rumah sakit
dan membayar perawatan Anda. Anda berhak menyewa dokter. Anda berhak mengambil polis
asuransi-jika Anda mau-untuk menutupi biaya medis Anda. Jika Anda meminta orang lain untuk
membayar biaya medis Anda, Anda meminta hak istimewa. Jika seseorang memberikannya, baik
untuk Anda. Jika Anda menuntut seseorang melakukannya, Anda berusaha melanggar hak orang
itu yang tidak adil dari Anda.
Terkadang ada konsekuensi yang tidak diinginkan ketika kewajiban untuk menegakkan hak orang
lain bertentangan dengan hak Anda sendiri. Konflik etis harus dilihat dengan melihat hasil akhir
dari setiap tindakan dan bagaimana mereka mempengaruhi kebebasan atau hak orang lain. Salah
satu contoh hak yang bertentangan adalah masuk ke klub swasta. Meskipun kami memiliki
kebebasan berserikat, hukum kami mencegah diskriminasi. Entah hak klub dilanggar atau hak
individu dilanggar karena tidak diizinkan untuk bergabung. Biaya sosial atau pribadi harus
diidentifikasi dan ditimbang; hak tidak bisa menjadi satu-satunya pertimbangan ketika membuat
pilihan etis.
Orang cenderung memandang diri mereka memiliki hak dan kewajiban. Beberapa orang
cenderung merasa memiliki hak atas segala sesuatu. Orang lain melihat diri mereka lebih memiliki
kewajiban untuk menyediakannya. Ini dapat memiliki efek yang signifikan pada bagaimana
mereka berperilaku. Sementara kita semua memiliki beberapa hak dan beberapa tugas, sebagian
dari kita lebih fokus pada satu daripada yang lain.
problems and Protection
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (“UU Pelindungan
Konsumen”) dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem
dan Transaksi Elektronik (“PP PSTE”). PP PSTE sendiri merupakan turunan dari Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elekronik (“UU ITE”) sebagaimana telah
diubah oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU 19/2016”).
Transaksi Jual Beli/Belanja Online Menurut UU Perlindungan Konsumen
Dengan pendekatan UU Perlindungan Konsumen, kasus yang Anda sampaikan tersebut dapat
kami simpulkan sebagai salah satu pelanggaran terhadap hak konsumen.
Pasal 4 UU Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa hak konsumen adalah:
hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
a. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
b. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa;
c. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
d. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
e. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
f. hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
g. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
h. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.
Di sisi lain, kewajiban bagi pelaku usaha (dalam hal ini adalah penjual online), sesuai Pasal 7 UU
Perlindungan Konsumen adalah:
a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau
jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang
diperdagangkan;
f. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Perlindungan Konsumen Lemah, Peluang bagi Pengembang Ingkar Janji ERWIN HUTAPEA
Kompas.com - 19/10/2018, 15:33 WIB Proyek Apartemen LA City di Kelurahan Lenteng Agung,
Jagakarsa, Jakarta Selatan.(KOMPAS.com/ERWIN HUTAPEA) JAKARTA, KOMPAS.com -
Gugatan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) terhadap PT Spekta Properti Indonesia
(SPI) selaku pengembang apartemen LA City dilakukan oleh ratusan konsumennya. Kasus ini
muncul karena SPI tidak sanggup memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian untuk menyelesaikan
pembangunan apartemen yang berlokasi di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tersebut. Menurut
Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong, mencuatnya masalah
seperti ini akibat lemahnya perlindungan terhadap konsumen di Indonesia, termasuk konsumen
pembeli hunian. Baca juga: Kasus Apartemen LA City, Pengamat Ingatkan Konsumen Lebih Jeli
Padahal Indonesia sudah memiliki Undang-undang (UU) Perlindungan Konsumen No 8 Tahun
1999. Hal itu membuat pengembang melakukan wanprestasi atau mengingkari janjinya tanpa
sanksi tegas yang menimbulkan efek jera. “Banyak developer ngemplang karena perlindungan
terhadap konsumen di Indonesia lemah,” ucap Lukas kepada Kompas.com, Jumat (19/10/2018).
Dia pun membandingkan sistem pembayaran apartemen di luar negeri yang cukup adil dan
memberi perlindungan kepada konsumen. Di beberapa negara, sistem yang berlaku yaitu
konsumen membayar sekitar 10 persen dari nilai penjualan unit, kemudian melakukan pembayaran
berikutnya sesuai progres pembangunan. “Di luar negeri sangat protektif. Cukup bayar 10 persen
dulu, nanti ditambah sekian persen sesuai progres, mulai dari fondasi, struktur, finishing, hingga
topping off,” ujar Lukas. Dia memberi contoh di Australia, sistem transaksi yang berlaku yakni
konsumen membayar 10 persen dari harga unit yang dibeli, lalu membayarnya kembali sesuai
perkembangan konstruksi dan akhirnya melunasi saat serah terima unit. Seperti yang diutarakan
CEO Crown Group Iwan Sunito, konsumen yang sudah melakukan pembayaran untuk membeli
unit hunian di Australia akan dikembalikan uangnya ketika proyek tak berjalan baik.
"Pembangunan proyek yang tidak berjalan baik akibat kesalahan pengembang tidak akan
memengaruhi pengembalian uang itu," kata Iwan. Selain itu, pemerintah pun bisa bertindak
dengan mewajibkan pengembang untuk membayar utangnya kepada kontraktor atau pekerja yang
terlibat dalam konstruksi tersebut. Dengan begitu, setiap pengembang wajib melunasi pembayaran
kepada semua pihak terkait karena hal itu diatur dalam undang-undang. Maka dari itu, Lukas
mengharapkan Pemerintah Indonesia harus membuat aturan yang bisa melindungi konsumen, baik
dari cara pembayaran maupun progres pembangunan. Dengan demikian, konsumen dan
pengembang memiliki hak dan kewajiban masing-masing sesuai kesepakatan yang telah mereka
buat.
Perlindungan Konsumen, Pengawasan Post Border Jadi Prioritas
Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya menyinergikan pemangku kepentingan baik di
tingkat pusat maupun daerah dalam mewujudkan perlindungan konsumen yang efektif. Menteri
Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, diperlukan kesatuan langkah seluruh
pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat
dalam menciptakan perlindungan konsumen yang efektif.
"Untuk itu, Pemerintah telah menyusun desain besar perlindungan konsumen yang tertuang dalam
Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2017 tentang Strategi Nasional Perlindungan Konsumen
(STRANAS PK),” ungkap Mendag di Jakarta, Selasa (19/9/2018).
Sambung dia menjelaskan, pada tahun 2018 pengawasan post border merupakan salah satu
kebijakan pemerintah pusat yang menjadi prioritas nasional Ditjen Perlindungan Konsumen dan
Tertib Niaga. Dalam kebijakan ini, Pemerintah melakukan pergeseran pengawasan barang yang
dikenakan larangan dan pembatasan (lartas) dari border (di kawasan pabean) ke post border (di
luar kawasan pabean) dan diberlakukan sejak 1 Februari 2018 lalu.
“Melalui kegiatan ini, Kemendag ingin meningkatkan pemahaman mengenai ketentuan yang
menjadi salah satu deregulasi paket kebijakan ekonomi ke-XV ini,” tandas Mendag.
Kegiatan sinkronisasi kebijakan bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga ini merupakan
agenda tahunan dengan seluruh kepala dinas yang membidangi perdagangan di tingkat provinsi.
Kegiatan ini dilakukan untuk menyelaraskan Rencana Kerja Direktorat Jenderal Perlindungan
Konsumen dan Tertib Niaga tahun 2019 dengan program dan kegiatan Pemerintah Daerah bidang
Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga.
Perlindungan konsumen adalah perangkat hukum yang diciptakan untuk melindungi dan
terpenuhinya hak konsumen. Dengan ditetapkannya Undang Undang Perlindungan Konsumen
(UUPK) pada 20 April 1999, artinya hak-hak konsumen Indonesia mendapat perlindungan hukum.
“Meskipun UUPK telah diimplementasikan selama 19 tahun, namun konsumen Indonesia masih
berada dalam level paham. Artinya konsumen Indonesia sudah mengenali hak dan kewajibannya
sebagai konsumen. Hal ini tercermin dari nilai Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) tahun 2017
yang hanya sebesar 33,7,” terang Mendag.

Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/48888628/KODE-ETIK-PERUSAHAAN
http://indomobilmultijasa.com/public/index.php/id/gcg/etique-code
http://www.erwinedwar.com/search/label/Hak%20Istimewa
https://guruppkn.com/perbedaan-hak-dan-kewajiban
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50bf69280b1ee/perlindungan-konsumen-dala-e-
commerce
https://properti.kompas.com/read/2018/10/19/153332921/perlindungan-konsumen-lemah-
peluang-bagi-pengembang-ingkar-janji
https://ekbis.sindonews.com/read/1339054/34/perlindungan-konsumen-pengawasan-post-border-
jadi-prioritas-1537236357
Forum BE & GG minggu 9:

Jawablah Forum minggu ini dengan baik dan benar:


Berdasarkan soal Quiz di atas bagaimana implementasi Corporate Ethics Rights, Privileges,
problems and Protection dan kendalanya di perusahaan saudara atau pada perusahaan yang
saudara amati.
Selamat menjawab Forum..!

TENTANG TELKOMGROUP
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan
telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik
Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham Telkom
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York Stock
Exchange (NYSE) dengan kode “TLK”.
Dalam upaya bertransformasi menjadi digital telecommunication company, TelkomGroup
mengimplementasikan strategi bisnis dan operasional perusahaan yang berorientasi kepada
pelanggan (customer-oriented). Transformasi tersebut akan membuat organisasi TelkomGroup
menjadi lebih lean (ramping) dan agile (lincah) dalam beradaptasi dengan perubahan industri
telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat. Organisasi yang baru juga diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menciptakan customer experience yang berkualitas.
Kegiatan usaha TelkomGroup bertumbuh dan berubah seiring dengan perkembangan teknologi,
informasi dan digitalisasi, namun masih dalam koridor industri telekomunikasi dan informasi. Hal
ini terlihat dari lini bisnis yang terus berkembang melengkapi legacy yang sudah ada sebelumnya.
Saat ini TelkomGroup mengelola 6 produk portofolio yang melayani empat segmen konsumen,
yaitu korporat, perumahan, perorangan dan segmen konsumen lainnya.
Berikut penjelasan portofolio bisnis TelkomGroup:
1. Mobile
Portofolio ini menawarkan produk mobile voice, SMS dan value added service, serta mobile
broadband. Produk tersebut ditawarkan melalui entitas anak, Telkomsel, dengan merk Kartu Halo
untuk pasca bayar dan simPATI, Kartu As dan Loop untuk pra bayar.
2. Fixed
Portofolio ini memberikan layanan fixed service, meliputi fixed voice, fixed broadband, termasuk
Wi-Fi dan emerging wireless technology lainnya, dengan brand IndiHome.
3. Wholesale & International
Produk yang ditawarkan antara lain layanan interkoneksi, network service, Wi-Fi, VAS, hubbing
data center dan content platform, data dan internet, dan solution.
4. Network Infrastructure
Produk yang ditawarkan meliputi network service, satelit, infrastruktur dan tower.
5. Enterprise Digital
Terdiri dari layanan information and communication technology platform service dan smart
enabler platform service.
6. Consumer Digital
Terdiri dari media dan edutainment service, seperti e-commerce (blanja.com), video/TV dan
mobile based digital service. Selain itu, kami juga menawarkan digital life service seperti digital
life style (Langit Musik dan VideoMax), digital payment seperti TCASH, digital advertising and
analytics seperti bisnis digital advertising dan solusi mobile banking serta enterprise digital
service yang menawarkan layanan Internet of Things (IoT).
VISI DAN MISI
Seiring dengan perkembangan teknologi digital dan transformasi perusahaan, Telkom memiliki
visi dan misi baru yang diberlakukan sejak 2016, yaitu:
Visi
Be the King of Digital in the Region
Misi
Lead Indonesian Digital Innovation and Globalization
STRATEGIC OBJECTIVES
Sebagai Indonesia powerhouse company yang telah memiliki footprint bisnis internasional,
TelkomGroup memiliki strategic objectives sebagai berikut:
Top 10 Market Capitalization Telco in Asia-Pacific by 2020 and maintain its stronghold position
CORPORATE STRATEGY
TelkomGroup juga telah menyusun strategi korporasi guna menciptakan sustainable competitive
growth dan mendorong cita-cita Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di
Asia Tenggara.
Directional Strategy: Disruptive competitive growth
Di tengah perubahan lingkungan industri yang sangat menantang, TelkomGroup yakin bahwa
kapitalisasi pasar akan tumbuh secara signifikan. Ini dilakukan dengan cara memberikan nilai lebih
kepada pelanggan melalui inovasi produk dan layanan, mendorong sinergi serta membangun
ekosistem digital yang kuat baik di pasar domestik maupun internasional.
Portfolio Strategy: Customer value through digital TIMES portfolio
TelkomGroup berfokus pada portofolio digital TIMES (Telecommunication, Information, Media,
Edutainment & Services) melalui penyediaan layanan yang nyaman dan konvergen sehingga
memberikan nilai yang tinggi kepada pelanggan.
Parenting Strategy: Strategic Control
Untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara efektif, TelkomGroup menerapkan pendekatan
strategic control untuk menyelaraskan unit bisnis, unit fungsional dan anak perusahaan agar proses
dapat berjalan lebih terarah, bersinergi, dan efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
CORPORATE CULTURE
The Telkom Way
BASIC BELIEF
Always the Best
CORE VALUES
Solid, Speed, Smart
KEY BEHAVIOURS
Imagine, Focus, Action

RIWAYAT TELKOMGROUP
Perkuat Akses Telekomunikasi Nasional, Bangun Masyarakat Digital Indonesia
Dalam perjalanan sejarahnya, Telkom telah melalui berbagai dinamika bisnis dan melewati
beberapa fase perubahan, yakni kemunculan telepon, perubahan organisasi jawatan yang
merupakan kelahiran Telkom, tumbuhnya teknologi seluler, berkembangnya era digital, ekspansi
bisnis internasional, serta transformasi menjadi perusahaan telekomunikasi berbasis digital.
1882 – Kemunculan Telepon
Pada 1882, kemunculan telepon menyaingi layanan pos dan telegraf yang sebelumnya digunakan
pada 1856. Hadirnya telepon membuat masyarakat kian memilih untuk menggunakan teknologi
baru ini. Kala itu, banyak perusahaan swasta menyelenggarakan bisnis telepon. Banyaknya pemain
ini membuat industri telepon berkembang lebih cepat: pada 1892 telepon sudah digunakan secara
interlokal dan tahun 1929 terkoneksi secara internasional.
1965 – Kelahiran Telkom
Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia mendirikan Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi
(PN Postel).
Namun, seiring perkembangan pesat layanan telepon dan telex, Pemerintah Indonesia
mengeluarkan PP No. 30 tanggal 6 Juli 1965 untuk memisahkan industri pos dan telekomunikasi
dalam PN Postel: PN Pos dan Giro serta PN Telekomunikasi.
Dengan pemisahan ini, setiap perusahaan dapat fokus untuk mengelola portofolio bisnisnya
masing-masing. Terbentuknya PN Telekomunikasi ini menjadi cikal-bakal Telkom saat ini. Sejak
tahun 2016, manajemen Telkom menetapkan tanggal 6 Juli 1965 sebagai hari lahir Telkom.
1995 – Tumbuhnya Teknologi Seluler
CSR
Sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang Telekomunikasi, Telkom
tidak terlepas dari tanggung jawab sosial terhadap masyarakat atau Corporate Social
Responsibility (CSR) dengan Paradigma “Telkom ada untuk Indonesia, tumbuh dan berkembang
bersama-sama masyarakat Indonesia”.
Telkom meyakini, meningkatnya kesejahteraan masyarakat akan berimbas pada tumbuh dan
berkembangnya skala usaha Telkom, demikian juga sebaliknya. Oleh karenanya sejalan dengan
paradigma CSR Telkom, maka kami menerapkan prinsip profit-people-planet (“3P”) dalam
praktek pelaksanaannya.
STRATEGI DAN LINGKUP KEGIATAN CSR
Pelaksanaan CSR Telkom mencakup isu-isu tanggung jawab sosial Telkom yang dianggap relevan
dan signifikan, dengan menekankan pada tiga prinsip CSR Telkom, yaitu:
Lingkungan digital, yaitu pengembangan, penyediaan, dan pengelolaan infrastuktur
telekomunikasi dan beragam fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
mendukung dan menghubungkan seluruh aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas pelestarian
lingkungan hidup.
Masyarakat digital, yaitu mendukung pemberdayaan komunitas melalui edukasi tentang
pemanfaatan TIK secara optimal untuk memudahkan aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari.
Ekonomi digital, yaitu pengembangan fasilitas TIK di berbagai layanan umum yang digunakan
oleh masyarakat, serta dukungan terhadap usaha mikro dan menengah, terutama di sektor industri
kreatif, terkait dengan optimalisasi pemanfaatan TIK.
VISI, MISI, DAN TUJUAN
Telkom telah mengembangkan Visi CSR Perusahaan yakni ‘menjadi leader dalam implementasi
program CSR di Asia’
Misi yang telah ditetapkan Telkom untuk mencapai Visi CSR adalah
 Cause promotion
 Cause related marketing
 Corporate social marketing
 Corporate philanthropy
 Community volunteering
 Socially responsible business practice
Tujuan
Telkom memiliki tujuan mendukung keberlangsungan bisnis Perseroan dengan melaksanakan
pembangunan yang berkelanjutan di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan yang melibatkan
karyawan Telkom Group dan masyarakat, dengan berlandaskan pada tiga pilar utama (triple
bottom line), yaitu planet, people dan profit.
a. Planet. Ikut mempertimbangkan dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan dalam setiap
kegiatan operasional.
b. People. Menciptakan SDM yang andal dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melalui
community development.
c. Profit. Tidak hanya mengejar profit namun diharapkan juga memberdayakan ekonomi
masyarakat di lingkungannya.
KEBIJAKAN CSR
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility diatur dalam Peraturan
Pemerintah (“PP”) No.47/2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan
Terbatas, yang merupakan peraturan pelaksana dari ketentuan Pasal 74 UU No.40/2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Sejalan dengan hal tersebut, Telkom telah menetapkan kebijakan umum pelaksanaan CSR melalui
pemberlakuan peraturan Direksi No.PD.701.00/1.00/PR.000/COP-A3000000/2014 tanggal 14
Oktober 2014 tentang Pengelolaan Telkom Corporate Social Responsibility (Telkom CSR),
sehingga berdasarkan kebijakan umum tersebut program Telkom CSR dibagi menjadi Program
Kemitraan (“PK”), Program Bina Lingkungan (“BL”) dan CSR Public Relation (“CSR PR”), yakni
kegiatan di luar PKBL tersebut.
Berbagai program CSR-Telkom yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Indonesia Digital Learning (IDL) & My Teacher My Hero
Indonesia Digital Learning (IDL) 2016 adalah sebuah program tahunan yang merupakan
komitmen Telkom Indonesia di bidang pendidikan dengan upaya pelatihan guru-guru di bidang
digital guna mewujudkan pembelajaran berbasis digital di sekolah sehingga terbentuk DIGITAL
SOCIETY di kalangan guru.
My Teacher My Hero merupakan program apresiasi dari Telkom Indonesia untuk guru-guru
Indonesia yang menerapkan pembelajaran digital. Guru-guru ini sebelumnya telah diberi
pembekalan digital melalui seminar Indonesia Digital Learning. Dari sejumlah guru yang
menerima pembekalan tersebut, selanjutnya akan diseleksi kembali dengan standar penilaian
UNESCO, yang pada akhirnya akan terpilih 8 orang guru My Teacher My Hero.
2. Pustaka Digital
Pustaka Digital (PaDi) merupakan hasil sinergi BUMN Telkom dan Balai Pustaka yang
diimplementasikan dengan menghadirkan 1000 Digital Learning Corner di 1000 plasa yang
tersebar di seluruh Indonesia. Melalui kehadiran PaDi dapat mempermudah masyarakat khususnya
para pelajar untuk mengakses buku-buku secara online.
3. Socio Digi Leaders
Socio Digi Leaders merupakan kompetisi ide kreatif yang bermanfaat sebesar-besarnya untuk
lingkungan sosial. Ide dapat berupa bidang sosial, hukum, lingkungan, human resources,
teknologi, bisnis, produk, pengembangan sistem ataupun ide aplikasi digital.
4. BUMN Hadir untuk Negeri
Rangkaian Peringatan HUT RI
Merupakan program tahunan BUMN dalam rangka peringatan HUT RI yang menghadirkan
beberapa program untuk masyarakat diantaranya BUMN Mengajar, Bedah Rumah Veteran, Siswa
Mengenal Nusantara, Elektrifikasi Rumah, Pembangunan Sarana Air Bersih & MCK, serta Jalan
Santai.
BUMN Hadir untuk Negeri dalam rangka Ramadhan
Merupakan program BUMN di bulan Ramadhan yang terdiri dari beberapa program seperti Mudik
Bersama BUMN dan Pasar Murah yang menyediakan 200.000.
Disability Care
Merupakan program CSR Telkom dalam rangka BUMN Hadir untuk Negeri bagi kaum Difabel,
dimana Telkom bersama BUMN lain memberikan bantuan kepada komunitas Difabel dalam
rangka mempersiapkan tenaga siap paket. Bantuan yang diberikan mencakup:
o Alat bantu disabilitas
o Pelatihan dan sertifikasi (termasuk I-CHAT)
5. Telkom Craft
Telkom Craft Indonesia merupakan eksibisi UKM berbasis digital pertama di Indonesia yang
menjadi wujud penerapan nilai-nilai Good Corporate Citizenship dari program kemitraan dan bina
lingkungan yang Telkom canangkan. Serta sebagai bentuk peran aktif Telkom dalam upaya
memaksimalkan kemajuan ekonomi, sosial, dan bentuk kepedulian kepada para pelaku UKM lokal
sehingga dapat menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan.
6. Widyawisata & Real Experience VR Satelit Telkom 3S
Merupakan bagian dari rangkaian Program CSR dalam rangka peluncuran Satelit 3S sekaligus
sebagai salah satu media untuk mengedukasi dan menginformasikan kegunaan dari satelit secara
nyata kepada masyarakat.
KODE ETIK PERUSAHAAN
PEMBERLAKUAN PENERAPAN KODE ETIK BAGI DIREKSI, DEWAN KOMISARIS, DAN
KARYAWAN
Sesuai ketentuan Surat Edaran OJK No.32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola
Perusahaan Terbuka dan Sarbanes-Oxley Act (“SOA”) 2002 section 406, kami memiliki dan
menjalankan kode etik yang berlaku bagi seluruh level organisasi. Kode Etik Telkom ditetapkan
melalui Keputusan Direksi No.PD.201.01/2014 tentang Etika Bisnis di Lingkungan Telkom Group
dan Keputusan Direktur Human Capital Management No.PR.209.05/r.00/PS800/COP-
A4000000/2017 tentang Etika dan Kepatuhan Karyawan. Dalam keputusan tersebut dijelaskan
mengenai Etika Usaha yang ditujukan untuk lingkungan eksternal dan Etika Kerja Karyawan yang
ditujukan untuk internal Telkom. Etika Usaha Telkom berlaku bagi anggota Direksi,
anggotaDewan Komisaris dan karyawan keluarga besar Telkom dalam berhubungan dengan
pelanggan, pemasok, kontraktor dan pihak eksternal lainnya yang mempunyai hubungan dengan
Perusahaan. Etika Kerja Karyawan berlaku bagi sesama karyawan selamabekerja di Telkom
Group.
POKOK-POKOK KODE ETIK
Kode Etik Telkom yang kami jalankan antara lain mengatur mengenai:
Etika Kerja Karyawan
Sistem nilai atau norma yang digunakan oleh seluruh Karyawan dan Pemimpin dalam bekerja
sehari-hari dengan lingkup sebagai berikut:
Perilaku Utama Karyawan:
 Kapasitas dan Kapabilitas Karyawan.
 Kewajiban dan Larangan.
 Kerahasiaan Informasi.
 Infrastruktur.
 Lingkungan Kerja.
Perilaku Utama Pemimpin:
 Perilaku Pemimpin.
 Perilaku Direksi.
 Perilaku Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO).
Etika Usaha
Sistem nilai atau norma yang dianut oleh Perusahaan sebagai acuan Perusahaan, Manajemen dan
Karyawannya untuk berhubungan dengan lingkungannya, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
Hubungan dengan Regulator.
Hubungan dengan Stakeholder.
Ketentuan Tambahan.
BENTUK SOSIALISASI KODE ETIK DAN UPAYA PENEGAKANNYA
Setiap tahun, kami mengirimkan materi sosialisasi kepada karyawan tentang pemahaman GCG,
etika bisnis, pakta integritas, fraud, manajemen risiko, pengendalian internal (“SOA”),
whistleblowing, pelarangan gratifikasi, tata kelola TI, menjaga keamanan informasi dan hal-hal
lainnya yang terintegrasi terkait dengan praktik Tata Kelola Perusahaan. Hal tersebutditujukan
agar karyawan dapat senantiasa menjaga dan menerapkan kode etik selama menjadi bagian dari
keluarga besar GrupTelkom.
Kami juga menyelenggarakan e-learning etika bisnis serta etika dan kepatuhan karyawan dengan
populasi seluruh karyawan melalui media portal/intranet yang bertujuan untuk memperdalam
pemahaman karyawan atas kode etik dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Selain itu setiap
karyawan juga diwajibkan untuk membuat pernyataan berupa pakta integritas yang ditandatangani
dan dipatuhi oleh seluruh karyawan selama menjadi karyawan Telkom.
BUDAYA PERUSAHAAN
“The Telkom Way” merupakan budaya Perusahaan atau nilai-nilai Perusahaan yang dimiliki
Telkom sejak tanggal 10 Juni 2013 yang ditetapkan oleh Direksi melalui surat Keputusan Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk,
No.PD.201.00/r.00/HK250/COP-B0020000/2013 tentang Arsitektur Kepemimpinan dan Budaya
Perusahaan. Selanjutnya pedoman implementasi Budaya Perusahaan di lingkungan Telkom Group
ditetapkan dalam Peraturan Direktur Human Capital & General Affair Telkom
No.PR.201.01/r.00/HK250/COP-B0400000/2013 tentang Budaya Perusahaan Telkom Group.
Penetapan budaya Perusahaan diatas mengacu pada konsep pengelolaan Telkom Group yang
didasarkan pada elemen 8S yaitu Spirituality, Style, Shared Values, Strategy, Staff, Skill, System,
dan Structure. Secara lengkap Budaya Perusahaan diformulasikan sebagai berikut:
1. Philosophy to be the Best: Always The Best
Always the Best adalah sebuah basic belief untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap
pekerjaan. Always the Best memiliki esensi “Ihsan” yang dalam pengertian ini diterjemahkan
“terbaik”. Setiap insan Telkom Group yang memiliki spirit ihsan akan selalu memberikan hasil
kerja yang lebih baik dari yang seharusnya, sehingga sikap ihsan secara otomatis akan dilandasi
oleh hati yang ikhlas. Ketika setiap aktivitas yang di lakukan adalah bentuk dari ibadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Philosophy to be the Best: Integrity, Enthusiasm, Totality
Always the Best menuntut setiap insan Telkom Group memiliki integritas (integrity), antusiasme
(enthusiasm), dan totalitas (totality).
3. Principles to be the Star: Solid, Speed, Smart
Principles to be the Star dari The Telkom Way adalah 3S yakni Solid, Speed, Smart yang sekaligus
menjadi core values atau great spirit.
a. Solid
Seluruh insan Telkom Group harus memberikan yang terbaik (Always The Best) dan meningkatkan
soliditas di antara seluruh insan Telkom Group sebagai satu Great Team.
b. Speed
Segenap insan Telkom Group harus bekerja cepat dalam setiap kesempatan untuk memenangkan
persaingan. Karena yang cepat akan mengalahkan yang lambat.
c. Smart
Seluruh insan Telkom Group dituntu tbekerja smart, yaitu memahami tujuan yang ingin dicapai,
menentukan prioritas dan selalu mencari cara baru yang lebih baik untuk mencapai tujuan.
4. Practices to be the Winner: Imagine - Focus – Action
Practices to be the Winner dari The Telkom Way adalah IFA yakni Imagine, Focus, Action
sekaligus sebagai Key Behaviors.
PROGRAM AKTIVASI BUDAYA PERUSAHAAN TAHUN 2017
Internalisasi budaya Perusahaan dilakukan secara top down, CEO Telkom Group merupakan role
model Budaya Perusahaan dan menetapkan seluruh Pimpinan Unit menjadi Role Model. Role
Model juga berkewajiban memilih dan menetapkan Culture Agent yang bertugas menyusun
inisiasi kegiatan aktivasi budaya di unit terkait dan memotivasi seluruh karyawan untuk
berpartisipasi di dalamnya sehingga proses internalisasi The Telkom Way berjalan dengan baik.
Sampai dengan saat ini Telkom Group memiliki 1.677 Culture Agent (terdiri dari 1.165 Culture
Agent Telkom, dan 512 Culture Agent Anak Perusahaan) yang sebelum melaksanakan tugasnya
sebagai Culture Agent diberikan program Culture Agent on Boarding untuk memberikan skill dan
knowledge serta persamaan persepsi sebagai Culture Agent.
Dalam rangka mengakselerasi kegiatan implementasi budaya Perusahaan di unit, seluruh
Pimpinan Unit diinstruksikan untuk membentuk KIPAS (Komunitas Provokasi Aktivasi) Budaya
di unitnya. Sampai dengan bulan Desember 2017 tercatat 123 Budaya. Masing-masing unit diberi
kebebasan memberi nama KIPAS Budaya sesuai dengan goal dan awesome masing-masing. Tema
kegiatan KIPAS Budaya disesuaikan dengan strategi bisnis Perusahaan. Pada Tahun 2017 tema
ditetapkan secara nasional yaitu, “Organizing On Living In Digital Work-Style to Deliver
Customer Experience”. Sebagai referensi kegiatan aktivasi budaya unit, diterbitkan Calendar Of
Event Program dengan pendekatan event Hari Besar National.

Referensi:
https://www.telkom.co.id/servlet/tk/about/id_ID/tkahomepage/halaman-telkom-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai