Anda di halaman 1dari 50

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN
PELAKSANAAN
PENGADAAN
OUTLINE PEMBAHASAN

1 PERATURAN MENTERI NOMOR 31/PRT/M/2015

2 SURAT EDARAN MENTERI PUPR NO 66/SE/M/2015 tentang Biaya


Penyelenggaraan SMK3 Bidang Pekerjaan Umum

3 SURAT EDARAN MENTERI PUPR NO 63/SE/M/2015 tentang Keabsahan


SBU, SKA, SKTK yang berlaku dalam PBJ TA 2016

4
INMEN PUPR NO 05/IN/M/2015 tentang Proses Dan Penetapan Pemenang Pengadaan
Barang dan Jasa di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

5 SURAT DJBK NO. KU.0302-DK/844 tanggal 28 Oktober 2015

6 KESALAHAN UMUM PADA PROSES PEMILIHAN PENYEDIA JASA

7 LAIN - LAIN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 2
1 PERATURAN MENTERI NOMOR
31/PRT/M/2015
TENTANG PERUBAHAN KETIGA PERMEN PU NOMOR 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR
DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI
PERMEN 31/PRT/M/2015 DIT3RBITKAN AGAR
PERPRES 54/2010 JO 4/2015 LEBIH OPERASIONAL
4

PERPRES 54/2010 JO 4/2015 PERMEN 7/2011 JO 31/2015

 PERPRES 54/2010  PERMEN 7/PRT/M/2011


 PERPRES 35/2011 ttng
penunjukkan lawyer
 PERMEN14/PRT/M/2013
 PERPRES 70/2012
Ttng Pek tunggal&terintergrasi
 PERPRES 84/2012 ttng
pengadaan papua dan papua barat  PERMEN7/PRT/M/2014 ttng
jampen (karena OJK)
 PERPRES 172/2014 ttng benih
dan bibit  A. PERMEN31/PRT/M/2015 pek
tunggal
 PERPRES 4/2015

 B PERMEN2/PRT/M/2017 pek
terintergrasi (DB)
STRUKTUR
DOKUMEN IKP
PENGADAAN Dokumen
pemilihan
LDP

SURAT
PERJANJIAN
Dokumen Rancangan
SSUK
pengadaan Kontrak
SSKK

IKP
Dokumen
kualifikasi LDK

5
PERPRES NO. 54/2010 dan PERUBAHANNYA

PENGADAAN

PENGADAAN

PEMILIHAN PB/PJ PELAKSANAAN KONTRAK

PELAKSANAAN FISIK KONSTRUKSI PEMELIHARAAN


3 / 6 Bulan
Ket:
PELAKSANAAN FISIK KONSTRUKSI - Min3 bln pek. Semi
PEMELIHARAAN
permanen
- Min. 6 bln pek.
Permanen
PELAKSANAAN STUDY, DESIGN, SUPERVISI
HAN KUHPerdata
KUHP
TAHUN ANGGARAN I T. A. II

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015
BUKU STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI
1. Buku Pedoman Pekerjaan Konstruksi (PK)

2. Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum/Pemilihan


Langsung)

3. Buku Standar PK 01 LS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum/Pemilihan


Langsung)

4. Buku Standar PK 01 Gab. LS dan HS – Pascakualifikasi (Pelelangan


Umum/Pemilihan Langsung)

5. Buku Standar PK 02 HS – Prakualifikasi (Pelelangan Umum/Pelelangan


Terbatas)

6. Buku Standar PK 02 LS – Prakualifikasi (Pelelangan Umum/Pelelangan


Terbatas)

7. Buku Standar PK 02 Gab. LS dan HS – Prakualifikasi (Pelelangan


Umum/Pelelangan Terbatas)
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 7
BUKU STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI

1. Buku Pedoman Jasa Konsultansi (JK)

2. Buku Standar JK 04 HS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Kualitas)

3. Buku Standar JK 04 LS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Kualitas)

4. Buku Standar JK 05 HS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Kualitas & Biaya)

5. Buku Standar JK 05 LS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Kualitas & Biaya)

6. Buku Standar JK 06 HS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Pagu Anggaran)

7. Buku Standar JK 06 LS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Pagu Anggaran)

8. Buku Standar JK 07 HS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Biaya Terendah)

9. Buku Standar JK 07 LS – Prakualifikasi (Seleksi Umum - Biaya Terendah)

10. Buku Standar JK 08 HS – Pascakualifikasi (Seleksi Sederhana - Biaya Terendah)

11. Buku Standar JK 09 Perseorangan – Pascakualifikasi (Seleksi Umum/Seleksi Sederhana -


Kualitas)

12. Buku Standar JK 10 Dokumen Kualifikasi


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 8
PENERAPAN/PELAKSANAAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 9
KUALIFIKASI (1/3)
PENDAFTARAN DAN KUALIFIKASI PESERTA

Dengan penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik


(SPSE), maka:
1. Dengan mendaftar sebagai peserta melalui SPSE maka
peserta telah menyetujui dan menandatangani pakta
integritas dan formulir isian kualifikasi.
(TIDAK DITANDATANGANI MAKA TIDAK MENGGUGURKAN)
1. Pakta integritas untuk Badan Usaha berbentuk
Kemitraan/KSO HARUS diupload dan ditandatangani oleh
yang berwenang.
2. Surat penawaran memenuhi ketentuan: jangka waktu
berlakunya surat penawaran dan bertanggal
(TIDAK DITANDATANGANI MAKA TIDAK MENGGUGURKAN)
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 10
KUALIFIKASI (2/3)
PEMAKETAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
( DIATAS Rp2.5 M s/d Rp50 M)
1. Dipersyaratkan hanya untuk pelaksana konstruksi
dengan kualifikasi Usaha Menengah yang kemampuan
dasarnya (KD) memenuhi syarat.
2. Dikecualikan, dapat dikerjakan oleh penyedia jasa dengan
kualifikasi besar apabila:
- tidak ada penyedia jasa dengan kualifikasi menengah
yang mendaftar; dan/atau
- peralatan utama dan tingkat kesulitan pekerjaan yang
akan dilelangkan tidak dapat dipenuhi/dilaksanakan oleh
penyedia jasa dengan kualifikasi menengah.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 11
KUALIFIKASI BADAN USAHA (3/3)
PEMAKETAN PEKERJAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
< Rp. 2,5 Miliar BADAN USAHA KECIL
Diatas Rp. 2,5 – BADAN USAHA MENENGAH
50 Miliar (Kualifikasi besar, Sub-Kualfikasi Menengah
TIDAK BOLEH mengikuti)
Diatas Rp. 50 BADAN USAHA BESAR
Miliar

PEKERJAAN JASA KONSULTANSI

< Rp. 750 Juta BADAN USAHA KECIL


Diatas 750 Juta BADAN USAHA NON KECIL

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 12
ADMINISTRASI (1/2)
JAMINAN PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
• Jaminan Penawaran
Di atas
Sampai dengan Rp2.500.000.000 – di atas
Rp2.500.000.000 s.d. Rp50.000.000.000
Rp50.000.000.000
tidak diperlukan surat jaminan dapat diterbitkan oleh Bank Umum, dapat diterbitkan Bank Umum,
penawaran Perusahaan Asuransi, Perusahaan konsorsium perusahaan asuransi
Penjaminan, konsorsium perusahaan umum/konsorsium lembaga
asuransi umum/konsorsium lembaga penjaminan/konsorsium perusahaan
penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang mempunyai program
penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg
asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK
direkomendasikan OJK

• Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka, dan Jaminan Pemeliharaan


Sampai dengan Rp2.500.000.000 Diatas Rp2.500.000.000

dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan dapat diterbitkan Bank Umum, konsorsium perusahaan
Asuransi, Perusahaan Penjaminan, konsorsium asuransi umum/konsorsium lembaga
perusahaan asuransi umum/konsorsium lembaga penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang
penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK
direkomendasikan OJK
Permasalahan umum: jaminan penawaran sering digugurkan untuk alasan yang tidak
substansial
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 13
ADMINISTRASI (2/2)
JAMINAN PADA PEKERJAAN JASA KONSULTANSI

• Jaminan Uang
Muka
Sampai dengan Rp750.000.000 Di atas Rp750.000.000

dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan diterbitkan oleh Bank Umum, konsorsium perusahaan
Asuransi, Perusahaan Penjaminan, konsorsium asuransi umum/konsorsium lembaga
penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang
perusahaan asuransi umum/konsorsium lembaga
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg
penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan direkomendasikan OJK
yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) yg direkomendasikan OJK

Rekomendasi OJK:
1. Konsorsium Surety Bond Indonesia (KSBI), Rekomendasi OJK. Ijin
Produk: S- 4355/NB.111/2015
2. Konsorsium Penjaminan Proyek, Rekomendasi OJK. Ijin Produk
Nomor : S – 3380/NB.111/2015
Jaminan yang diterbitkan harus ditandatangani oleh Leader Konsorsium,
Nama Penjamin adalah Perusahaan Konsorsium
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 14
PERSYARATAN TEKNIS (1/6)
PERALATAN

1. Dalam dokumen pemilihan/pengadaan cantumkan


Peralatan utama yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan utama (meliputi jenis, kapasitas, komposisi dan
jumlah alat), berdasarkan analisa kebutuhan alat dengan
memperhitungkan waktu penyelesaian dan volume
pekerjaan.
2. wajib menggunakan peralatan utama milik sendiri/sewa
beli (alat telah tersedia) untuk pekerjaan dengan nilai
>Rp200.000.000.000,00, dikecualikan untuk peralatan yang
didesain khusus atau yang dilaksanakan penyedia jasa
Permasalahan umum:
spesialis;
-Mensyaratkan selain peralatan utama pada pekerjaan utama
-Mensyaratkan kepemilikan alat yang berlebihan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 15
PERSYARATAN TEKNIS (2/6)
KESAMAAN PERALATAN

Ketentuan
• Jika menawarkan peralatan yang sama untuk beberapa paket
pekerjaan maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1
(satu) paket pekerjaan dengan cara melakukan klarifikasi untuk
menentukan peralatan tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk
paket pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan dinyatakan
gugur.

Pengecualian
• Dikecualikan: waktu penggunaan alat tidak tumpang tindih (overlap),
ada peralatan cadangan yang diusulkan dalam dokumen penawaran
yang memenuhi syarat, dan/atau kapasitas dan produktifitas peralatan
secara teknis dapat menyelesaikan lebih dari 1 (satu) paket pekerjaan

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 16
PERSYARATAN TEKNIS (3/6)
KESAMAAN PERSONIL

Ketentuan
• Jika menawarkan personil yang sama untuk beberapa paket pekerjaan, maka
hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya personil dinyatakan
tidak ada dan dinyatakan gugur.

Pengecualian
• (untuk Pekerjaan Konstruksi) apabila personil yang diusulkan penugasannya
sebagai Kepala Proyek atau ada personil cadangan yang diusulkan dalam
dokumen penawaran yang memenuhi syarat.
• (untuk Jasa Konsultansi) menggunakan kontrak lump sum (paling banyak tiga
paket) atau bagian lump sum pada kontrak gabungan lump sum dan harga
satuan atau untuk kontrak harga satuan dengan personil yang diusulkan
penugasannya tidak tumpang tindih (overlap).

Permasalahan umum: Persyaratan personil yang berlebihan


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 17
PERSYARATAN TEKNIS (4/6)
SUB KONTRAK

1. Pekerjaan utama tidak dapat disubkontrakkan kecuali


kepada penyedia jasa spesialis;
2. penawaran <Rp25.000.000.000,00 s.d Rp50.000.000.000,00
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa Usaha Mikro
dan Usaha Kecil serta koperasi kecil; dan/atau
3. penawaran <Rp50.000.000.000,00 mensubkontrakkan
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada
sub penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta
koperasi kecil dan dalam penawarannya sudah
menominasikan sub penyedia jasa dari lokasi pekerjaan
setempat, kecuali tidak tersedia sub penyedia jasa yang
dimaksud.
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 18
PERSYARATAN TEKNIS (5/6)
ALIH PENGALAMAN
Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi dengan
nilai kontrak >Rp100.000.000.000, penyedia jasa
pelaksana konstruksi diwajibkan memberikan alih
pengalaman/keahlian kepada peserta didik bidang
konstruksi melalui sistem kerja praktek/magang sesuai
dengan jumlah peserta didik yang diusulkan dalam
dokumen penawaran.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 19
PERSYARATAN TEKNIS (6/6)
TANGGUNG JAWAB KONSULTAN PERENCANA

1. Konsultan perencana bertanggung jawab terhadap hasil desain


sekurang-kurangnya sampai produk desain tersebut selesai
dilaksanakan pembangunannya, sepanjang lingkup dan/atau
kondisi lingkungan masih sesuai dengan kriteria desain awal.

2. Konsultan perencana yang tidak cermat sehingga hasil desain


tidak dapat dilaksanakan, dikenakan sanksi berupa keharusan
menyusun kembali perencanaan dengan beban biaya dari
konsultan perencana yang bersangkutan, apabila tidak bersedia
dikenakan sanksi masuk dalam daftar hitam atau sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Konsultan perencana wajib menghitung Engineering Estimate


(EE), umur rencana bangunan dan identifikasi risiko K3, serta
metode pelaksanaan pekerjaan.
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 20
2 SURAT EDARAN MENTERI PUPR NO
66/SE/M/2015
Tentang Biaya Penyelenggaraan SMK3 Bidang Pekerjaan
Umum
SURAT EDARAN MENTERI PUPR NO 66/SE/M/2015 (1/2)
TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN SMK3 BIDANG PEKERJAAN UMUM

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 05/PRT/M/2014 belum mengatur


rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
2. SE No. 66/2015 sebagai pedoman dalam perhitungan biaya penyelenggaraan
SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan bertujuan untuk mewujudkan
tertib penyelenggaraan pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
3. Rincian Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi meliputi:
a) Penyiapan RK3K;
b) Sosialisasi dan Promosi K3;
c) Alat pelindung kerja;
d) Alat pelindung diri;
e) Asuransi dan perijinan;
f) Personil K3;
g) Fasilitas sarana kesehatan;
h) Rambu- rambu; dan
i) Lain- lain terkait pengendalian risiko K3.
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 22
SURAT EDARAN MENTERI PUPR NO 66/SE/M/2015 (2/2)
TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN SMK3 BIDANG PEKERJAAN UMUM

4. Besarnya biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang


Pekerjaan Umum dialokasikan dalam biaya umum dan dihitung
berdasarkan tingkat risiko K3 sesuai Rincian Kegiatan
Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi.
5. Surat Edaran ini merupakan acuan dalam penyusunan Analisa
Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum
pengadaan jasa konstruksi.
6. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang tidak melaksanakan
surat edaran ini akan dikenakan sanksi administratif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 23
3 SE Menteri PUPR No. 63/SE/M/2015 tentang
Keabsahan SBU, SKA, SKTK yang Berlaku
dalam PBJ TA 2016
SE Menteri PUPR No. 63/SE/M/2015
TENTANG KEABSAHAN SBU, SKA, SKTK YANG
BERLAKKU DALAM PBJ TA 2016
1. Semua SBU, SKA, SKTK yang telah tercantum dalam database SIKI LPJKN
(www.lpjk.net) berhak untuk mengikuti proses pemilihan pengadaan barang dan jasa
di bidang jasa konstruksi;
2. LPJKN akan melengkapi dbase SIKI dengan penyedia jasa pemegang
SBU/SKA/SKTK yang klasifikasi usahanya telah mengacu pada PP No. 04/2010 dan
diterbitkan sebelum tanggal 27 Agustus 2015;
3. Bagi penyedia jasa pemegang SBU, SKA, SKTK yang sudah tercantum dalam SIKI
LPJKN tetapi penerbitannya belum sesuai dengan ketentuan LPJKN agar melalukan
konversi ke LPJK sebelum dilakukan penandatanganan kontrak selambat-lambatnya
31 Desember 2015;
4. Setelah 31 Desember 2015, seluruh permohonan pembuatan SBU, SKA, SKTK akan
diproses sesuai dengan ketentuan LPJKN;
5. Masa berlaku SBU/SKA/SKTK hasil konversi paling lama sampai dengan Desember
2016 dan selanjutnya pengajuan SBU/SKA/SKTK akan diproses sesuai peraturan
perundang-undangan;
6. LPJKN menetapkan Pejabat yang berhak menandatangani SBU, SKA, SKTK dan
menginformasikannya kepada seluruh pemangku kepentingan terkait
SBU/SKA/SKTK. DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 1 5 25
4 INMEN PUPR NO 05/IN/M/2015
Tentang Proses Dan Penetapan Pemenang Pengadaan
Barang dan Jasa di Lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
INMEN PUPR (1/2)
PROSES DAN PENETAPAN PEMENANG PENGADAAN BARANG DAN
JASA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
1. Direktur Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) membentuk Tim Peneliti
Pengadaan Barang/Jasa (TPPBJ) yang bertugas:
a) Melakukan penelitian terkait usulan penetapan pemenang
pelelangan/seleksi berdasarkan data yang disampaikan Pokja ULP
dengan cara meneliti Hasil Evaluasi, Kelengkapan, Keabsahan dan
Kebenaran Dokumen Usulan Penetapan Pemenang/Seleksi.
b) Menyusun konsep rekomendasi penetapan pemenang kepada
Menteri dan Surat Penetapan Pemenang yang diparaf bersama
oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Inspektur Jenderal dan
Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan yang
mengajukan usulan penetapan pemenang, untuk diajukan oleh
Direktur Jenderal Bina Konstruksi kepada Menteri.
CATATAN: SURAT USULAN PENETAPAN KEPADA MENTERI
HARUS DISERTAI DENGAN DOKUMEN PENDUKUNG YANG
DISAMPAIKAN KEPADA TPPBJ
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 27
INMEN PUPR (2/2)
TENTANG PROSES DAN PENETAPAN PEMENANG PENGADAAN BARANG DAN JASA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

3. Dalam hal diperlukan persyaratan pelelangan/seleksi selain


yang disyaratkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 07/PRT/M/2011 sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015, harus dengan
persetujuan Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan
yang mengajukan usulan penetapan pemenang.
4. Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan
mengeluarkan daftar tenaga teknis/ahli yang dapat dipilih dan
digunakan oleh ULP.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 28
4 SURAT DJBK NO. KU.0302-DK/844 TANGGAL 28
OKTOBER 2015
Tentang Kriteria Evaluasi Pelelangan Jasa Konstruksi
SURAT DJBK NO. KU.0302.-DK/844 TANGGAL 28 OKTOBER 2015 (1/2)
TENTANG KRITERIA EVALUASI PELELANGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

1. Persyaratan Teknis terhadap Personil harus dicantumkan dalam Dokumen


Pengadaan, dan persyaratan yang digunakan tidak berlebih-lebihan.
a) Personil yang disyaratkan hanya personil utama.
b) Hanya mensyaratkan 1 (satu) SKA untuk tiap personil, kecuali personil
tersebut dapat merangkap lebih dari satu posisi pada satu pekerjaan
konstruksi.
c) CONTOH KASUS: Tim leader disyaratkan memiliki SKA Ahli Utama Teknik
Jalan, Ahli Utama Teknik Jembatan, Ahli Utama K3 Konstruksi dan Ahli
Utama Manajemen Proyek, mensyaratkan personil pendukung seperti
JURU UKUR (SKT)
2. Persyaratan teknis untuk peralatan harus dicantumkan dalam Dokumen
Pengadaan
a) Peralatan yang disyaratkan hanya peralatan utama untuk pekerjaan
utama.
b) Tidak menyaratkan tahun pembuatan alat dalam evaluasi prakualifikasi.
(Pembuktian peralatan yang laik dan dapat digunakan dapat
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 1 5 30
menggunakan pembuktian sertifikat laik fungsi atau survey langsung ke
SURAT DJBK NO. KU.0302.-DK/844 TANGGAL 28 OKTOBER 2015 (2/2)
TENTANG KRITERIA EVALUASI PELELANGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

3. Persyaratan tertib penyelenggaraan konstruksi, termasuk


SMM dan SMK3 agar memperhatikan kaidah-kaidah
teknis/engineering
Catatan : PERSYARATAN OHSAS/SERTIFIKAT BADAN USAHA HANYA
DIMINTAKAN UNTUK PEKERJAAN DENGAN RESIKO TINGGI. UNTUK
KONSULTAN PERENCANA/PENGAWAS TIDAK PERLU DISYARATKAN
OHSAS/SERTIFIKAT SMK3
4. Pengaturan mengenai Kerjasama Operasi (KSO) disyaratkan
terhadap penyedia jasa dengan kualifikasi yang sama (antar
sesama kualifikasi besar, antar sesama kualifikasi
menengah, atau antar sesama kualifikasi kecil)

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 31
6 KESALAHAN UMUM PADA PROSES
PEMILIHAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 32
PENGANTAR

1. Prinsip – prinsip pengadaan: efisien, efektif, transparan,


terbuka, bersaing, adil/ tidak diskriminatif dan akuntabel.

2. Pada beberapa kasus pelaksanaan pelelangan terdapat


kesalahan umum sering terjadi sehingga memperlambat
proses penetapan pemenang lelang.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 33
TAHAPAN KUALIFIKASI
1. SIUJK/SBU tidak sesuai ketentuan, karena hal berikut:
a. Habis masa berlaku pada saat proses evaluasi
b. Persyaratan SBU tidak sesuai dengan kualifikasi BU yang tertuang dalam Permen PU No.
8/2011, dan SKA tidak sesuai dengan Permen PU No. 9/2013
c. Dalam proses perpanjangan
d. Belum dikonversi
Contoh :
Pokja meluluskan penawaran penyedia jasa yang pada saat pemasukan dokumen kualifikasi masa
berlaku SBU/IUJK telah habis, namun melampirkan surat keterangan pengurusan perpanjangan
(SEHARUSNYA GUGUR)

2. Persyaratan Personil berlebihan


Contoh :
• Untuk pekerjaan non kecil personil mempersyaratkan Juru Ukur pendidikan D3 memiliki SKT;
• Mempersyaratkan 2 SKA Ahli Utama (Ahli Sipil Utama dan Ahli MK Utama, pengalaman 10
tahun. Seharusnya dengan persyaratan 2 ahli utama minimal memiliki pengalaman 20 tahun)
• Persyaratan tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan (personil konstruksi disyaratkan S2 Ahli
Madya 4 tahun sedangkan S1 Ahli utama pengalaman 20 tahun digugurkan. Untuk pekerjaan
konstruksi seharusnya lebih diutamakan pengalaman lapangan dibandingkan dengan jenjang
pendidikan)
• Penetapan kebutuhan lama pengalaman kerja dan pengalaman sejenis agar mengacu kepada
SE No. 3 tahun 2013 tentang Pedoman Besaran Biaya Langsung Personil/Remunerasi dalam
Perhitungan HPS Jasa Konsultansi di Lingkungan Kementerian PU atau Pedoman Standar
Minimal Biaya Langsung Personil yang diterbitkan oleh Asosiasi.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 34
TAHAPAN KUALIFIKASI

3. Menerapkan persyaratan peralatan yang bukan peralatan utama


Contoh:
Dokumen pengadaan mempersyaratkan peralatan pendukung, seperti
theodolit, waterpass, molen.

4. Mensyaratkan tahun pembuatan alat dengan tujuan bahwa alat yang


disediakan terjamin kelaikan fungsinya, tetapi tidak mensyaratkan sertifikat laik
fungsi alat

5. Tidak dilakukan klarifikasi untuk hal-hal yang meragukan/ klarifikasi tidak


tuntas.
Contoh:
Lokasi alat yang disampaikan meragukan, namun Pokja tidak melakukan
klarifikasi, baik kepada Penyedia, PPK ataupun yang menyewakan alat.
Klarifikasi seringkali tidak dilakukan dengan tuntas dan tidak disertai bukti
tertulis.
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 35
TAHAPAN KUALIFIKASI

6 Menetapkan pemenang di beberapa paket dengan personil dan peralatan yang sama.
Contoh:
Pokja tidak melakukan klarifikasi atas alat yang ditawarkan apakah sedang dipakai
pada pekerjaan lain meskipun pada Pokja/Satker yang berbeda.

7 Menetapkan pekerjaan sejenis sebagai dasar perhitungan KD (Kemampuan Dasar) tidak


jelas/detail dan tidak tertuang dalam dokumen.
Contoh:
Untuk Pekerjaan Pembangunan Dam, mempersyaratkan SBU sub klasifikasi Jasa
Pelaksana Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana Sumber Daya Air
Lainnya (SI001), namun Pekerjaan yang dipilih untuk perhitungan KD bukan Pekerjaan
Pembangunan Dam, dan ketentuan tersebut tidak dicantumkan dalam dokumen lelang.

8 Pokja melakukan evaluasi prakualifikasi untuk pekerjaan konstruksi dengan


menggunakan kriteria evaluasi jasa konsultansi (menetapkan short list).

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 36
EVALUASI TEKNIS – ADM – BIAYA
1. Melakukan perubahan nilai HPS tetapi tidak dilakukan lelang ulang.
Contoh :
Nilai HPS semula Rp.200 Miliar menjadi Rp.150 Miliar tidak
dilakukan PQ ulang padahal mempengaruhi persyaratan nilai KD
yang akan memberikan peluang jumlah peserta yang ikut
pelelangan lebih banyak.

2. Perubahan Dokumen saat aanwijzing tidak dituangkan dalam


addendum.
Contoh :
Perubahan penting yang diperlukan untuk evaluasi tidak
dimasukkan dalam Addendum dan tidak diupload dalam e-proc,
hanya dalam bentuk Berita Acara Penjelasan.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 37
EVALUASI TEKNIS – ADM – BIAYA
3. Menggugurkan yang tidak substansial.
Contoh :
– Kesalahan dalam pengetikan nama Paket pada surat penawaran, seperti
Penggandaan Jembatan >> Pengadaan Jembatan.
– Mengugurkan Jaminan Penawaran karena tidak sesuai format dalam
dokumen pemilihan, padahal isi/kriteria pencairan jaminan penawaran
yang disampaikan sudah mencakup ketentuan yang ada di dokumen.

4. Evaluasi terhadap Harga Timpang tidak dituangkan dalam Berita Acara


Klarifikasi.

5. Tidak dilakukan evaluasi kewajaran harga untuk harga penawaran < 80%
HPS.
Contoh :
Terdapat beberapa paket pelelangan untuk harga penawaran dibawah 80%
tidak dilakukan evaluasi kewajaran harga, sehingga tidak dapat mengetahui
harga yang ditawarkan wajar/tidak wajar.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 38
PAKET LOAN

1. Menambahkan persyaratan pengadaan yang tidak tertuang dalam persyaratan


Loan Agreement dan/atau Perpres No.54 thn 2010
Contoh:
Pada paket pekerjaan tertentu mensyaratkan bahwa penyedia yang dapat
memasukkan penawaran hanya yang direkomendasikan oleh Kedutaan Besar
dari negara pemberi pinjaman yang berkedudukan di Jakarta, walaupun hal ini
tidak disyaratkan dalam perjanjian pinjaman maupun Perpres Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Hal ini membatasi kesempatan perusahaan lain
(nasional/internasional) untuk ikut serta dalam proses pengadaan.

2. Dokumen pengadaan untuk pekerjaan yang dilelangkan dengan


pelelangan/seleksi internasional tidak mensyaratkan dokumen penawaran dalam
2 (dua) bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini tidak sesuai
dengan Perpres No. 54/2010 dan perubahannya, pasal 101 ayat (2): Dokumen
Pengadaan melalui pelelangan/seleksi internasional ditulis dalam 2(dua) bahasa
yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 39
PAKET LOAN

3. Penggunaan Nilai Mata Uang dalam HPS tidak sesuai dengan nilai mata uang
belanja yang akan dilaksanakan
• Untuk komponen dalam negeri seharusnya dibayar dalam Rupiah.
• Untuk komponen luar negeri dapat dibayar dalam mata uang asing.

LAIN – LAIN

1. Pokja menyatakan bahwa data yang ada dalam sistem e-proc/SPSE rusak dan
tidak dapat dievalusi, tanpa melakukan klarifikasi secara tertulis kepada
Pusdatin Kementerian PUPR.
2. Tim Pokja melakukan evaluasi dengan data/dokumen hardcopy yang berbeda
dengan data/dokumen yang diupload pada sistem E-Proc.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 40
7 LAIN - LAIN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 41
LAIN – LAIN

KEWAJARAN HARGA

1.Untuk penawaran di bawah 80%HPS WAJIB


dilakukan evaluasi kewajaran harga
2.Apabila harga dinyatakan TIDAK WAJAR maka
GUGUR
3.Apabila harga dinyatakan WAJAR maka Penyedia
diminta untuk MENAIKAN JAMINAN
PELAKSANAAN menjadi 5%
Contoh perhitungan kewajaran harga terlampir

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 42
LAIN-LAIN

PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI


• Proses pengadaan Paket pekerjaan yang dibiayai dari
Pinjaman/Hibah Luar Negeri harus mengacu pada Perpres
54/2010 pasal 2 ayat 3:
“Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa yang dananya baik sebagian
atau seluruhnya berasal dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN)
berpedoman pada ketentuan Peraturan Presiden ini.”
• Usulan Penetapan Pemenang Kepada Menteri harus
disampaikan sebelum pengajuan NOL dari Lender.
• Penggunaan Mata Uang:
1. Untuk komponen dalam negeri harus dibayar dalam
Rupiah
2. Untuk komponen luar negeri dapat dibayar dalam mata
uang asing 2 0 1 5 43
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LAIN-LAIN

KETENTUAN LAINNYA
1. Dalam melakukan evaluasi terhadap metode pekerjaan dari
penawaran peserta, harus didasarkan pada metode kerja
standar yang digunakan sebagai dasar penyusun HPS oleh
PPK;

2. Untuk hal-hal yang meragukan terkait metode kerja dan


metoda pelaksanaan pekerjaan maka POKJA harus
melakukan klarifikasi.

3. Dalam menangani sengketa, dapat diselesaikan melalui


Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dan Badan
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Indonesia (BADAPSKI).
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 44
TERIMA KASIH
©2016|SPK

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
CONTOH
PERHITUNGAN
KEWAJARAN HARGA

46
PERBANDINGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN UTAMA

PEKERJAAN GALIAN
JENIS PEKERJAAN : GALIAN TANAH (TIPE STANDART)
: M3
SAT UAN MAT A PEMBAYARAN
VOLUME : 117.110,00 m 3

Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)


No. Uraian Satuan Ket
HPS a b HPS a b* HPS a b Δ
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) = (4)x (7) (11) = (5)x (8) (12) = (6)x (9) (13) = (11)-(12) (14)

I. UPAH
1 Mandor OH 0,0370 0,0232 0,0370 56.000,00 85.714,32 60.000,00 2.074,07 1.990,12 2.222,22 (232,11)
2 Pekerja OH 0,0741 0,0464 0,0741 48.000,00 57.142,88 50.000,00 3.555,56 2.653,49 3.703,70 (1.050,21)

II. BAHAN

III. PERALATAN
1 Excavator Standart Unit/Jam 0,0370 0,0232 0,0370 500.000,00 368.000,00 435.000,00 18.518,52 8.544,23 16.111,11 (7.566,88)

IV. JUMLAH ( I + II + III ) 24.148,15 13.187,84 22.037,04 (8.849,20)


V. BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN (15%) 3.622,22 1.978,18 3.305,56
VI. TOTAL ( IV + V ) 27.770,37 15.166,01 25.342,59

Ket:
a : Penawaran
b: Hasil Klarifikasi
Δ: Selisih Kerugian
*) alternatif 1 : harga satuan dasar rata-rata seluruh penawaran
alternatif 2 : hasil klarifikasi dan pembuktian
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 47
PERBANDINGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN UTAMA

PEKERJAAN PASANGAN BATU


BELAH
JENIS PEKERJAAN : PASANGAN BATU BELAH 1 Pc : 4 Ps
: M3
SAT UAN MAT A PEMBAYARAN
VOLUME : 3.866,78 m 3

Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)


No. Uraian Satuan Ket
HPS a b HPS a b* HPS a b Δ
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) = (4)x (7) (11) = (5)x (8) (12) = (6)x (9) (13) = (11)-(12) (14)

I. UPAH
1 Mandor OH 0,2317 0,0750 0,2317 56.000,00 85.714,32 60.000,00 12.976,17 6.428,57 13.903,04 (7.474,47)
2 Kepala T ukang OH 0,2317 0,0750 0,2317 56.000,00 85.714,32 60.000,00 12.976,17 6.428,57 13.903,04 (7.474,47)
3 T ukang OH 0,6952 0,7500 0,6952 51.000,00 60.000,00 55.000,00 35.452,75 45.000,00 38.233,36 6.766,64
4 Pekerja OH 1,1586 1,5000 1,3903 48.000,00 57.142,88 50.000,00 55.612,16 85.714,32 69.515,20 16.199,12

II. BAHAN
1 Semen Kg 163 163 163 1.398,00 1.000,00 1.000,00 227.874,00 163.000,00 163.000,00 0,00 ada stok
2 Pasir m3 0,52 0,52 0,52 85.000,00 58.500,00 69.000,00 44.200,00 30.420,00 35.880,00 (5.460,00)
3 Batu Belah m3 1,2 1,2 1,2 295.000,00 240.000,00 245.700,00 354.000,00 288.000,00 294.840,00 (6.840,00)

III. PERALATAN

IV. JUMLAH ( I + II + III ) 743.091,26 624.991,47 629.274,65 (4.283,18)


V. BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN (15%) 111.463,69 93.748,72 94.391,20
VI. TOTAL ( IV + V ) 854.554,95 718.740,19 723.665,84

Ket:
a : Penawaran
b: Hasil Klarifikasi
Δ: Selisih Kerugian
* ) alternatif 1 : harga satuan dasar rata-rata seluruh penawaran
alternatif 2 : hasil klarifikasi dan pembuktian
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 48
PERBANDINGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN UTAMA

PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH


JENIS PEKERJAAN : TIMBUNAN TANAH
: M3
SAT UAN MAT A PEMBAYARAN
VOLUME : 5.273,04 m 3

Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)


No. Uraian Satuan Ket
HPS a b HPS a b* HPS a b Δ
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) = (4)x (7) (11) = (5)x (8) (12) = (6)x (9) (13) = (11)-(12) (14)

I. UPAH
1 Mandor OH 0,1000 0,1000 0,1000 56.000,00 85.714,32 60.000,00 5.600,00 8.571,43 6.000,00 2.571,43
2 Pekerja OH 0,3000 0,3000 0,3000 48.000,00 57.142,88 50.000,00 14.400,00 17.142,86 15.000,00 2.142,86

II. BAHAN

III. PERALATAN

IV. JUMLAH ( I + II + III ) 20.000,00 25.714,30 21.000,00 4.714,30


V. BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN (15%) 3.000,00 3.857,14 3.150,00
VI. TOTAL ( IV + V ) 23.000,00 29.571,44 24.150,00

Ket:
a : Penawaran
b: Hasil Klarifikasi
Δ: Selisih Kerugian
*) alternatif 1 : harga satuan dasar rata-rata seluruh penawaran
alternatif 2 : hasil klarifikasi dan pembuktian
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 49
REKAPITULASI ANALISA KEWAJARAN HARGA

Harga Satuan Pekerjaan (Rp) Jumlah (Rp)


No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Ket
HPS a b* HPS a b Δ
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (4)x (5) (9) = (4)x (6) (10) = (4)x (7) (11) = (9)-(10) (12)

I. GALIAN TANAH (TIPE STANDART) M3 117,110.00 24,148.15 13,187.84 22,037.04 2,827,989,629.63 1,544,427,429.04 2,580,757,407.41 (1,036,329,978.37)
3
II. PASANGAN BATU BELAH 1 Pc : 4 Ps M 3,866.78 743,091.26 624,991.47 629,274.65 2,873,370,421.72 2,416,704,508.63 2,433,266,621.60 (16,562,112.97)
3
III. TIMBUNAN TANAH M 5,273.04 20,000.00 25,714.30 21,000.00 105,460,800.00 135,592,511.38 110,733,840.00 24,858,671.38

IV. JUMLAH ( I + II + III ) 5,806,820,851.35 4,096,724,449.05 5,124,757,869.01 (1,028,033,419.95) **


V. BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN (15%) 871,023,127.70 614,508,667.36 768,713,680.35
VI. TOTAL ( IV + V ) 6,677,843,979.05 4,711,233,116.41 5,893,471,549.36

VII. TOTAL KERUGIAN (Rp. 1.028.033.419,95 - Rp. 614.508.667,36) 413,524,752.60

Kesimpulan : BUK Penawaran (Rp. 614.508.667,36) < Total Selisih Kerugian (Rp. 1.028.033.419,95), maka harga penawaran tidak wajar dan Penawaran dinyatakan GUGUR.

Ket:
a : Penawaran
b: Hasil Klarifikasi
Δ: Selisih Kerugian
*) alternatif 1 : harga satuan dasar rata-rata seluruh penawaran
alternatif 2 : hasil klarifikasi dan pembuktian
**) Total Selisih Kerugian
Jika BUK Penawaran > total selisih kerugian, maka harga dinyatakan wajar dan jaminan pelaksanaan dinaikkan sebesar 5% dari nilai total HPS
Jika BUK Penawaran < total selisih kerugian, maka harga dinyatakan tidak wajar dan penawaran dinyatakan GUGUR
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 50

Anda mungkin juga menyukai