Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Voice of Midwifery

Artikel Penelitian ISSN : 2089-0583

, VOLUME 04 No. 06 September ● 2015 Halaman 37 - 45

INFORMED CHOICE DENGAN KEPUASAN PASIEN AKSEPTOR KELUARGA


BERENCANA (KB) BARU SEBAGAI ASPEK LEGAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
DI PKM BENTENG KOTA PALOPO

Relationship Between Patient Satisfaction With The Informed Choice Acceptors New
Family Planning Services As A Legal Aspects In Midwifery
In Health Benteng Of The Palopo City

Asmawati¹, Sri Rahayu Amri2


1,2
Dosen Tetap Yayasan AKBID Muhammadiyah Palopo
1.
Alamat Korespondensi : Jl. Andi Tenri Adjeng
Hp. 085 299 159 696 Email : Asmawati111@gmail.com.
2.
Alamat Korespondensi: Jl. Nenas No. 5 Kota Palopo
Hp. 081 242 422 45 Email : srirahayuamri@yahoo.co.id

ABSTRAK
ABSTRACT
Kesadaran masyarakat Kota Palopo Palopo public awareness of the importance of
terhadap pentingnya mengatur jarak kehamilan spacing pregnancies has increased. It is
sudah mengalami peningkatan. Ini ditandai dengan characterized by community participation in family
partisipasi masyarakat dalam program keluarga planning programs. The number of family planning
berencana. Jumlah akseptor KB aktif dan KB baru acceptors active and new family planning has
mengalami peningkatan di tahun 2012. increased in 2012.
Informed choice sebagai salah satu hak bagi Informed choice as one of the rights for the
akseptor KB baru maupun KB aktif sebagai acuan new family planning acceptors and Family Planning
dari standar pelayanan kebidanan perlu mendapat active as the reference standard obstetric care
perhatian khusus karena merupakan bagian dalam needs special attention because it is part of the
prinsip konseling KB, yang meliputi: percaya diri / principle of family planning counseling, which
confidentiality; Tidak memaksa / Informed choice; covers: confidentiality; Informed choice; Informed
Informed consent; Hak klien / clien’t rights dan consent; clien’t rights and empowerment. In fact,
Kewenangan / empowerment. because of the importance of informed choice, then
Penelitian ini dengan menggunakan in Law No. 36 Year 2009 on Health, Article 56
penjelasan penelitian explanatory research clearly says that every person has the right to
menggunakan metode survei dengan pendekatan accept or reject some or all aid measures that will
cross sectional dimana data yang menyangkut be given to him after receiving and understanding
variabel bebas atau terikat akan dikumpulkan dalam information about these measures in full.
waktu yang bersamaan. Variabel dalam penelitian This study using explanatory research using
ini adalah umur, pendidikan, pekerjaan dan survey method with cross sectional approach in
informed choice. which data concerning the independent variables or
Hasil penelitian kepuasan pasien akseptor dependent will be collected at the same time. The
keluarga berencana baru sebagai aspek legal variables in this study were age, education,
dalam pelayanan kebidanan di pkm benteng occupation and informed choice.
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dengan The results of patient satisfaction research new
Informed Choice. family planning acceptors as legal aspects of
midwifery services in health centers in the castle
show that there is no relationship with Informed
Choice.
Kata Kunci : Informed Choice, Kepuasaan,
Akseptor KB Baru Keywords : Informed Choice, patient satisfaction,
Acceptors New Family

37 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 04 No. 06 September 2015


konseling yang baik dan informasi yang memadai
PENDAHULUAN secara interaktif sepanjang kunjungan klien akan
Informed choice merupakan aspek yang memberikan keleluasaan kepada klien dalam
sangat penting dalam pelayanan Keluarga memutuskan untuk memilih kontrasepsi (informed
Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Choice) yang akan digunakan.
Dikatakan demikian, karena informed choice Informed choice merupakan bentuk
sebagai langkah awal dari penerapan informed persetujuan pilihan tentang metode kontrasepsi
consent sangat besar artinya, baik bagi pasien, yang dipilih oleh klien setelah memahami
maupun tenaga kesehatan. Bahkan, karena begitu kebutuhan reproduksi yang paling sesuai dengan
pentingnya informed consent tersebut, maka dalam dirinya / keluarganya. Pilihan tersebut merupakan
UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 56 hasil bimbingan dan pemberian informasi yang
dengan jelas dikatakan bahwa setiap orang berhak obyektif, akurat dan mudah dimengerti oleh klien.
menerima atau menolak sebagian atau seluruh Pilihan yang diambil merupakan yang terbaik dari
tindakan pertolongan yang akan diberikan berbagai alternatif yang tersedia.
kepadanya setelah menerima dan memahami Menurut data Badan Kependudukan dan
informasi mengenai tindakan tersebut secara Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi
lengkap. Jadi, hak persetujuan atas dasar informasi Sulsel bahwa Provinsi Sulsel secara nasional dinilai
(informed consent) merupakan implementasi dari sukses melaksanakan program KB, dimana kita
hak pasien. Peran informed consent sangat penting telah melampaui target akseptor baru yang
dalam pelayanan kesehatan karena berfungsi mencapai 385 ribu akseptor atau mencapai 110,32
sebagai aspek legal dalam pelaksaan fungsi tenaga persen dan kabupaten Luwu menyumbangkan
kesehatan. Salah satu faktor yang menjadi peningkatan akseptor tertinggi atau rangking
penyebab belum terealisasinya informed consent pertama di Sulsel.
dengan baik dalam pelayanan kesehatan saat ini Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan
ialah karena informasi tentang tindakan yang akan KB Kab Luwu, Hj Wahidah S.Sos MSi mengatakan,
dilakukan terhadap pasien sebelum mengambil Kabupaten Luwu mampu menekan pertumbuhan
keputusan belum terjabarkan secara detail jumlah penduduk secara signifikan diangka 1,06
sehingga informed choice sebagai dasar persen, berada dibawah ambang batas dari laju
pelaksanaan informed consent juga tidak berjalan pertumbuhan penduduk Provinsi Sulawesi Selatan
sebagaimana mestinya. yang mencapai 1,17 persen.
Tahapan awal yang dilakukan dalam Badan Pemberdayaan perempuan Kabupaten
memberikan informed choice ialah dengan Luwu mencatat, tahun 2011 pencapaian akseptor
melakukan konseling, dimana petugas membantu KB di kabupaten Luwu sebanyak 16.826 akseptor.
klien dalam memilih dan memutuskan jenis Pencapaian ini melampaui target hingga 102,53
kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan persen dari target yang diberikan pemerintah RI
pilihannya dan klien merasa puas. Konseling yang kepada kabupaten Luwu dengan capaian akseptor
baik akan membantu klien dalam menggunakan KB ditahun 2011 harus mencapai 16.411 akseptor.
kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan Dari data akseptor kabupaten Luwu, tergambar pula
keberhasilan KB. Konseling juga akan penggunaan alat kontrasepsi, masih didominasi
mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien kaum perempuan, dan hanya sedikit kaum laki-laki
karena dapat meningkatkan hubungan dan yang mau menggunakan alat KB. Tercatat dari
kepercayaan yang telah ada. 16.826 akseptor KB kaum perempuan yang
Konseling sering diabaikan dan tidak menggunakan alat kontrasepsi mencapai 14.637
dilaksanakan dengan baik karena petugas tidak orang sementara kaum laki-laki yang mau
mempunyai waktu dan tidak menyadari pentingnya menggunakan alat kontrasepsi hanya mencapai
konseling. Dengan adanya konseling maka klien 2.189 orang, termasuk hanya tiga orang kaum laki-
akan lebih mudah mengikuti nasihat provider. laki yang mau menggunakan alat kontrasepsi
Konseling adalah proses yang berjalan dan kondom hanya sebanyak 2.186 akseptor, bahkan
menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga laki-laki yang mau ber-KB dengan sistem fasektomi
Berencana dan bukan hanya informasi yang hanya 3 orang.
diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan Dari pemanfaatan alat kontrasepsi ini pula,
yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik tergambar bahwa kaum perempuan dalam

38 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 04 No. 06 September 2015


penggunaan alat kontrasepsi masih menjatuhkan yang dinyatakan oleh ICM 1993, bahwa bidan
pilihan favorit pada penggunaan pil yang mencapai harus menghormati hak wanita setelah
7.402 akseptor, disusul suntikan 6.367 akseptor, mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita
implant 525 akseptor iud atau spiral 195 akseptor, untuk menerima tanggung jawab untuk hasil dari
dan MOW Tubektomi 148 orang. Hal tersebut pilihannya.
berbeda dengan masyarakat perkotaan, dimana Informed choice merupakan bentuk persetujuan
kaum perempuan dalam ber-KB lebih memilih pilihan tentang:
penggunaan spiral atau iud dan tubektomi. Namun 1) Metode kontrasepsi yang dipilih oleh klien
mungkin hal ini masih berkaitan dngan budaya setelah memahami kebutuhan reproduksi
malu, sebab penggunaan kontrasepsi berupa IUD yang paling sesuai dengan dirinya /
atau sprial diletakkan pada bagian alat kelamin keluarganya.
kaum perempuan. Tetapi dari sisi efektivitas 2) Pilihan tersebut merupakan hasil bimbingan
memang lebih baik, karena tidak repot dan dapat dan pemberian informasi yang obyektif,
digunakan dalam jangka waktu yang lama akurat dan mudah dimengerti oleh klien.
ketimbang suntikan dan pil yang harus setiap saat. 3) Pilihan yang diambil merupakan yang terbaik
Salah satu yang menjadi kendala dilapangan untuk dari berbagai alternatif yang tersedia.
Hal-hal yang dapat dilakukan bidan untuk dapat
lebih meningkatkan akseptor KB di Luwu Raya
dapat memberikan pelayanan informed choice
yakni berkaitan dengan luasnya wilayah sehingga
dengan baik adalah :
masih sangat membutuhkan banyak petugas
1) Bidan harus terusmeningkatkan pengetahuan
lapangan KB. Idealnya petugas KB itukan satu
dan keterampilannya dalam berbagai aspek
orang menangani satu desa sehingga praktis kita
agar dapat membuat keputusan klinis dan
masih sangat membutuhkan petugas lapangan KB.
secara teoritis agar dapat memberikan
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik
pelayanan yang aman dan dapat memuaskan
untuk melakukan penelitian tentang Hubungan
kliennya.
Antara Informed Choice dengan Kepuasan Pasien
2) Bidan wajib memberikan informasi secara
Akseptor Keluarga Berencana (KB) Baru sebagai
rinci dan jujur dalam bentuk yang dapat
Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan di PKM
dimengerti oleh wanita dengan menggunakan
Benteng Kota Palopo.
media laternatif dan penerjemah, kalau perlu
dalam bentuk tatap muka secara langsung
TINJAUAN PUSTAKA 3) Bidan dan petugas kesehatan lainnya perlu
Dalam tinjauan pustaka ini diuraikan mengenai belajar untuk membantu wanita melatih diri
informed choice, kepuasaan, akseptor KB baru. dalam menggunakan haknya dan menerima
1. Informed Choice tanggung jawab untuk keputusan yang
Informed Choice adalah membuat pilihan mereka ambil sendiri.
setelah mendapatkan penjelasan tentang 4) Dengan berfokus pada asuhan yang berpusat
alternatif asuhan yang akan dialaminya. Pilihan pada wanita dan berdasarkan fakta,
(choice) harus dibedakan dari persetujuan diharapkan bahwa konflik dapat ditekan
(concent). Persetujuan penting dari sudut serendah mungkin
pandang bidan, karena itu berkaitan dengan 5) Tidak perlu takut akan konflik tapi
aspek hukum yang memberikan otoritas untuk menganggapnya sebagai suatu kesempatan
semua prosedur yang dilakukan oleh bidan. untuk saling memberi dan mungkin suatu
Sedangkan pilihan (choice) lebih penting dari penilaian ulang yang objektif, bermitra
sudut pandang wanita (pasien) sebagai dengan wanita dari sistem asuhan dan suatu
konsumen penerima jasa asuhan kebidanan. tekanan positif.
Tujuannya adalah untuk mendorong wanita
memilih asuhannya. 2. Kepuasaan
Peran bidan tidak hanya membuat asuhan Kepuasan menurut Kamus Bahasa
dalam manajemen asuhan kebidanan tetapi juga Indonesia adalah puas; merasa senang; perihal
menjamin bahwa hak wanita untuk memilih (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan
asuhan dan keinginannya terpenuhi. Hal ini dan sebagainya). Kepuasan dapat diartikan
sejalan dengan kode etik internasional bidan sebagai perasaan puas, rasa senang dan

39 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 04 No. 06 September 2015


kelegaan seseorang dikarenakan pelayanan yang diberikan. Upaya untuk
mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mewujudkan kepuasan pelanggan total
mendapatkan pelayanan suatu jasa. bukanlah hal yang mudah, Mudie dan Cottom
Menurut Kotler (2008) kepuasan adalah menyatakan bahwa kepuasan pelanggan.
tingkat kepuasan seseorang setelah Freud (sitatdalam Hall & Lindzey, 1970)
membandingkan kinerja atau hasil yang menjelaskan bahwa individu dalam
dirasakan dibandingkan dengan harapannya. kehidupannya sehari-hari selalu ingin
Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah mendapatkan kepuasan. Peranan lingkungan
kesimpulan dari interaksi antara harapan dan terhadap diri individu dalam pemenuhan
pengalaman sesudah memakai jasa atau kebutuhannya sangat besar. Lingkungan dapat
pelayanan yang diberikan. Apabila penampilan memberi kepuasan pada diri individu dan
kurang dari harapan, maka pelanggan tidak mereduksi ketegangan, tetapi sebaliknya
dipuaskan, namun apabila penampilan lingkungan juga dapat mengecewakan individu
sebanding dengan harapan, pelanggan puas, dan menimbulkan perasaan tidak aman
dan apabila penampilan melebihi harapan sehingga individu akan merasa cemas dan takut
pelanggan akan sangat puas atau senang. serta tegang. Jika ketegangan tersebut tidak
Menurut Oliver mendefinisikan kepuasan bisa dikontrol terjadilah kecemasan pada diri
sebagai tingkat perasaan seseorang setelah individu.
membandingkan kinerja atau hasil yang Pasien yang menilai layanan keperawatan
dirasakan dengan harapannya. Tingkat sebagai layanan yang tidak memuaskan dapat
kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan merasa kecewa karena harapannya terhadap
antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. layanan yang seharusnya diterima tidak
Apabila kinerja dibawah harapan, maka terpenuhi. Hal ini kemudian dapat menimbulkan
pelanggan akan sangat kecewa, namun rasa tidak aman untuk tinggal di rumah sakit.
sebaliknya bila kinerja sesuai harapan, maka Persepsi seperti ini, menurut Abraham dan
pelanggan akan puas, dan bila kinerja melebihi Shanley (1997) dapat mengaktifkan sistem saraf
harapan pelanggan akan sangat puas. Harapan simpatetik, kelenjar pituitary dan hypothalamus,
pelanggan dibentuk oleh masa lampau, yang kemudian berakibat pada perubahan
komentar dari kerabatnya serta janji dan detak jantung, pola sirkulasi darah dan
informasi dari berbagai media. Pelanggan yang perubahan lemak menjadi sumber energi yang
puas akan setia lebih lama, kurang sensitive digunakan. Perubahan - perubahan fisiologis ini
terhadap harga dan memberi komentar yang akhimya mcnimbulkan kekhawatiran pasicn,
baik tentang perusahaan tersebut. sehingga kecemasan pasien meningkat. Namun
Wijono (1999) berpendapat bahwa bila layanan keperawatan dipandang pasien
kepuasan adalah tingkat keadaan yang dapat memberikan kepuasan, pasien dapat
dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari mereduksi ketegangannya dan merasa mudah
membandingkan penampilan atau outcome menjalani hari-harinya di rumah sakit. Keluhan-
produk yang dirasakan dalam hubungannya keluhan pasien tentang layanan keperawatan di
dalam harapan seseorang. Ada tiga tingkat rumah sakit menunjukkan bahwa perawat
kepuasan yaitu bila penampilan kurang dari mempunyai peranan yang penting dalam
harapan, pelanggan tidak dipuaskan. Bila meningkatkan kualitas layanan rumah sakit.
penampilan sebanding dengan harapan,
pelanggan puas. Apabila penampilan melebihi 3. Akseptor KB baru
harapan, pelanggan amat puas atau senang Akseptor KB adalah anggota masyarakat
Menurut Muninjaya (2004) kepuasan yang mengikuti gerakan KB dengan
adalah tingkat kepuasan seseorang setelah melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi.
membandingkan kinerja atau hasil yang Akseptor atau peserta KB baru, yaitu Pasangan
dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Usia Subur yang pertama kali menggunakan
Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang
kesimpulan dari interaksi antara harapan dan berakhir dengan keguguran atau persalinan.
pengalaman sesudah memakai jasa atau

40 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 04 No. 06 September 2015


Akseptor KB menurut sasarannya harus memberikan waktu bagi klien untuk
terbagi menjadi tiga fase yaitu fase menunda berdiskusi, bertanya dan mengajukan
atau mencegah kehamilan, fase penjarangan pendapat.
kehamilan dan fase menghentikan atau 5) Membahas metode yang diinginkan klien
mengakhiri kehamilan atau kesuburan. Akseptor Petugas membantu klien membuat
KB lebih disarankan untuk Pasangan Usia Subur keputusan mengenai pilihannya dan tanggap
(PUS) dengan menggunakan alat kontrasepsi. terhadap pilihan klien meskipun klien
Karena pada pasangan usia subur inilah yang menolak memutuskan atau menangguhkan
lebih berpeluang besar untuk menghasilkan penggunaan kontrasepsi. Dalam konseling
keturunan dan dapat meningkatkan angka petugas mengkaji apakah klien sudah
kelahiran. mengerti mengenai jenis kontrasepsi
Sikap petugas kesehatan dalam melaksanakan termasuk keuntungan dan kerugian serta
konseling yang baik pada calon klien KB baru : bagaimana cara penggunaannya.
1) Memperlakukan klien dengan baik Konseling mengenai kontrasepsi yang dipilih
Petugas bersikap sabar, memperlihatkan klien dimulai dengan mengenalkan berbagai
sikap menghargai klien dan menciptakan jenis kontrasepsi dalam Keluarga
rasa percaya diri sehingga klien dapat Berencana. Petugas mendorong klien untuk
berbicara secara terbuka dalam segala hal berpikir melihat persamaan yang ada dan
termasuk masalah-masalah pribadi membandingkan antar jenis kontrasepsi
sekalipun. Petugas meyakinkan klien bahwa tersebut. Dengan cara ini maka klien akan
ia tidak akan mendiskusikan rahasia klien membuat sebuah pilihan (informed Choice).
terhadap orang lain. Bila tidak ada halangan dalam bidang
2) Interaksi antara petugas dan klien kesehatan maka baiknya klien
Petugas harus mendengarkan, mempelajari menggunakan kontrasepsi sesuai dengan
dan menanggapi keadaan klien karena pilihannya sehingga klien akan
setiap klien mempunyai kebutuhan dan menggunakan kontrasepsi tersebut lebih
tujuan reproduksi yang berbeda. Bantuan lama dan lebih efektif.
terbaik seorang petugas adalah cara 6) Membantu klien untuk mengerti dan
memahami bahwa klien adalah manusia mengingat
yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Petugas memberikan contoh alat
Oleh karena itu, petugas harus mendorong kontrasepsi dan menjelaskan pada klien
agar klien berani berbicara dan bertanya. agar memahami dengan memperlihatkan
3) Memberikan informasi yang baik dan benar bagaimana cara penggunaannya. Petugas
kepada klien juga memperlihatkan dan menjelaskan
Dengan mendengarkan apa yang dengan flip charts, poster, pamphlet, atau
disampaikan klien berarti petugas belajar halaman bergambar.
mendengarkan informasi apa saja yang Hak Pasien Pasien sebagai calon maupun
dibutuhkan oleh setiap klien. Dalam akseptor KB mempunyai hak sebagai
memberikan informasi petugas harus berikut:
menggunakan bahasa yang mudah 1) Terjaga harga diri dan martabatnya.
dimengerti klien dan hendaknya 2) Dilayani secara pribadi (privasi) dan
menggunakan alat bantu visual (ABPK). terpeliharanya kerahasiaan.
4) Menghindari informasi yang berlebihan 3) Memperoleh informasi tentang kondisi
Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tindakan yang akan dilaksanakan.
dan tepat untuk menentukan pilihan 4) Mendapat kenyamanan dan pelayanan
(Informed Choice). Namun tidak semua klien terbaik.
5) Menerima atau menolak pelayanan atau
menangkap semua informasi tentang
tindakan yang akan dilakukan.
berbagai macam kontrasepsi. Terlalu banyak
Kebebasan dalam memilih metode yang akan
informasi akan menyebabkan kesulitan bagi
digunakan.
klien dalam mengingat informasi yang
penting. Hal ini disebut kelebihan informasi.
METODE
Pada waktu memberikan informasi petugas

41 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 04 No. 06 September 2015


Jenis penelitian ini adalah penelitian 5. Kepuasan Pasien Akseptor KB Baru Sebagai
explanatory research menggunakan metode survei Aspek Legal Dalam Pelayanan Kebidanan
dengan pendekatan cross sectional dimana data Kepuasan pasien akseptor KB Baru sebagian
yang menyangkut variabel bebas atau terikat akan besar dengan kategori Ya yaitu sebanyak 11
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Dalam atau 55% dibandingkan dengan kategori Tidak
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sebanyak 9 atau 45 %.
sehingga hasil penelitian diharapkan saling 6. Hubungan antara Informed Choice dengan
memperkaya dan meningkatkan validitas Kepuasan Pasien Akseptor KB Baru sebagai
kesimpulan penelitian. Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Akseptor Kepuasan pasien akseptor KB Baru terhadap
KB Baru yang ada di Puskesmas Benteng Kota Informed Choice dibagi menjadi dua kategori
Palopo berjumlah 20 orang. yaitu Ya dan Tidak. Dikatakan puas jika pasien
Teknik pengambilan sampel yang digunakan menjawab Ya dan dikatakan tidak puas jika
dalam penelitian ini adalah teknik populasi dan pasien menjawab tidak. Responden yang
sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah memiliki skor 55% atau 11 orang menjawab Ya
seluruh akseptor KB baru yang ada di Puskesmas dilakukan informed choice sedangkan 45% atau
Benteng Palopo. Pengambilan sampel dilakukan 9 orang mengatakan Tidak dilakukan Informed
dengan metode accidental yaitu mengambil Choice.
responden yang kebetulan ada dan tersedia pada Hal-hal yang menyangkut kepuasan atas
saat itu di Puskesmas Benteng Kota Palopo. pemenuhan kebutuhan seseorang relatif
sifatnya. Seperti yang dikatakan oleh Mc Gregor
HASIL PENELITIAN bahwa manusia merupakan makhluk yang terus
Analisis Univariat menerus memiliki keinginankeinginan, segera
1. Umur apabila kebutuhan tertentu terpenuhi maka
Berdasarkan karakteristik umur responden kebutuhan lain muncul. Manusia secara terus
menunjukkan bahwa responden yang memiliki menerus melakukan usaha-usaha untuk
umur yang paling banyak yaitu umur 32 tahun memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Individu
sebanyak 4 orang (20 %), sedangkan umur yang dalam kehidupannya sehari-hari selalu ingin
paling sedikit yaitu umur 19, 20, 22, 27, 28, 29, mendapatkan kepuasan. Peranan lingkungan
dan 40 Tahun yaitu sebanyak 1 Orang (5,0%). terhadap diri individu dalam pemenuhan
2. Pendidikan kebutuhannya sangat besar. Lingkungan dapat
Berdasarkan karakteristik pendidikan memberi kepuasan pada diri individu dan
akseptor KB Baru menunjukkan bahwa mereduksi ketegangan, tetapi sebaliknya
pendidikan SD dan SMP paling banyak yaitu 6 lingkungan juga dapat mengecewakan individu
responden (30,0%), sedangkan yang paling dan menimbulkan perasaan tidak aman
sedikit yaitu pendidikan S1 sebanyak 3 Orang sehingga individu akan merasa cemas dan takut
(15.0%) serta tegang. Jika ketegangan tersebut tidak
3. Pekerjaan bisa dikontrol terjadilah kecemasan pada diri
Berdasarkan karakteristik pekerjaan individu.
akseptor KB Baru pada tabel 4.3 diatas Hasil uji statistik dengan taraf signifikan 5 %
menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan diperoleh p value 0,062 (p > 0,05) yang berarti
IRT yaitu 17 responden (85%), sedangkan yang tidak ada hubungan antara Informed Choice
paling sedikit yaitu mahasiswa sebanyak 1 dengan Kepuasan Pasien Akseptor KB Baru
responden (5%). sebagai aspek legal dalam pelayanan
Kebidanan di PKM Benteng Kota Palopo
4. Informed Choice PEMBAHASAN
Sebagian besar responden mengatakan 1. Umur
Informed Chioce dengan kategori Ya yaitu Dari hasil penelitian diketahui bahwa
sebanyak 12 atau 60% dibandingkan Informed responden yang memiliki umur yang paling
Chioce dengan kategori Tidak sebanyak 8 atau banyak yaitu umur 30 tahun sebanyak 3 orang
40 %. (15 %). Usia tersebut adalah kelompok usia

42 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 04 No. 06 September 2015


remaja lanjut. Semakin lanjut usia seseorang sedangkan yang paling sedikit yaitu mahasiswa
diharapkan kedewasaan teknisnya semakin sebanyak 1 responden (5%).
meningkat demikian juga psikologisnya. Mampu Dalam teori Psikologi keperawatan, menurut
menunjukkan kematangan jiwa, mampu Endang Ekowarni, dalam hal ini jenis pekerjaan
mengambil keputusan yang bijaksana dan dapat mempengaruhi kepuasan pasien atas
mampu berpikir rasional, sehingga dalam pelayanan yang diselenggarakan oleh rumah
menentukan sikap pun mereka cenderung lebih sakit, misalnya pada pasien yang pekerjaan
evaluatif dan lebih matang. Sedangkan umur sehari-harinya sebagai pejabat Pemerintah atau
yang paling sedikit yaitu umur 19, 20, 22, 27, 28, PNS atau aparat militer dengan pangkat tinggi,
29, dan 40 Tahun yaitu sebanyak 1 Orang terkadang akan lupa bahwa dokter dan perawat
(5,0%). adalah orang yang membantu untuk mengatasi
Teori Notoatmodjo mengemukakan bahwa penyakit yang dideritanya, dan mereka lebih
umur merupakan lama hidup yang dihitung sejak banyak menganggap bahwa dokter dan perawat
dilahirkan. Semakin bertambah umur seseorang, sebagai staf atau bawahan mereka, yang bisa
semakin bertambah pula daya tanggapnya. menuruti atau mematuhi perintah mereka setiap
Melalui perjalanan umurnya semakin dewasa dibutuhkan, sehingga mereka cenderung
individu yang bersangkutan akan melakukan seenaknya terhadap kehadiran dokter dan
adaptasi perilaku terhadap lingkungan. Atau perawat.
dimaksudkan bahwa semakin dewasa usia Sedangkan pasien dengan kategori
seseorang akan mudah beradaptasi dengan pekerjaan buruh cenderung takut untuk bertanya
lingkungan. Oleh karena itu idealnya seorang kemajuan pengobatan terhadap penyakit yang
Akseptor KB Baru yang memiliki kematangan dideritanya, sehingga mereka lebih banyak diam
usia akan lebih peka terhadap masalah. dan bersifat pasif, karena status yang mereka
miliki atas pekerjaan yang mereka lakukan
2. Pendidikan dianggap ”tidak mampu” untuk mempertanyakan
Responden dengan pendidikan Dasar dan kemajuan pengobatan dan pelayanan. Mereka
menengah pertama paling banyak yaitu 6 tidak cenderung dengan kondisi pelayanan yang
responden (30,0%), sedangkan yang paling diberikan oleh pemberi layanan.
sedikit yaitu pendidikan S1 sebanyak 3 Orang
(15.0%). Tingkat pendidikan seseorang akan PENUTUP
berpengaruh dalam memberikan respon yang 1. Kesimpulan
lebih rasional terhadap informasi yang datang Responden yang memiliki skor 55% atau
dan akan berpikir sejauhmana keuntungan yang 11 orang menjawab Ya dilakukan informed
mungkin diperoleh dari gagasan tersebut. Dalam choice sedangkan 45% atau 9 orang
hal ini semakin tinggi pendidikan seseorang, mengatakan Tidak dilakukan Informed Choice.
maka kesempatan dia untuk memperoleh Hasil uji statistik dengan taraf signifikan 5 %
informasi dan pengetahuan akan semakin lebar, diperoleh p value 0,062 (p > 0,05) yang berarti
di mana melalui lama pendidikan yang ditempuh tidak ada hubungan antara Informed Choice
melalui jenjang sekolah, maka responden dalam dengan Kepuasan Pasien Akseptor KB Baru
hal ini pasien juga akan mendapatkan informasi sebagai aspek legal dalam pelayanan
dari berbagai sumber. Kebidanan di PKM Benteng Kota Palopo. Dilihat
dari umur responden yang memiliki umur yang
3. Pekerjaan paling banyak yaitu umur 30 tahun sebanyak 3
Berdasarkan karakteristik pekerjaan, orang (15 %). Dilihat dari tingkat pendidikan
pekerjaan diartikan sebagai sebuah aktivitas responden yang memiliki pendidikan dasar dan
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan menengah pertama paling banyak yaitu 6
hidupnya dan sebagai sarana untuk responden (30,0%), sedangkan yang paling
mendapatkan penghasilan sebagai imbalan atas sedikit yaitu pendidikan S1 sebanyak 3 Orang
aktivitas yang telah dilakukan. Dalam penelitian (15.0%). Di lihat dari tingkat pekerjaan bahwa
ini menunjukkan bahwa sebagian besar sebagian besar pekerjaan IRT yaitu 17
pekerjaan IRT yaitu 17 responden (85%),

21
43 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 04 No. 06 September 2015
responden (85%), sedangkan yang paling sedikit Hidayat, Alimul A. 2007. Metode Penelitian
yaitu mahasiswa sebanyak 1 responden (5%). Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Penerbit;
Salemba Medika.Jakarta. Hal.28-30.
2. Saran Hutamaean Serri. 2009. Asuhan Keperawatan
Diharapkan petugas keluarga berencana Dalam Maternitas & Ginekologi. Penerbit : CV.
berperan aktif dalam membantu pasien akseptor Trans Info Media. Jakarta.
KB Baru memenuhi kebutuhan dasarnya dengan IKAPI. 2007. Ragam Metode Kontrasepsi.Penerbit ;
cara membantu langsung, memberi pengajaran, EGC. Jakarta.
informasi yang jujur dan akurat atau dengan Leon Speroff & Philip Darney. 2005. Pedoman
cara mendiskusikan kebutuhan pasien sehingga Klinis Kontrasepsi, Edisi 2. Penerbit EGC.
pasien dapat mengambil suatu keputusan yang Jakarta.
tepat tentang tindakan medis yang akan 24
Machfoeds, I. Statistik Induktif Bidang Kesehatan,
dilakukan terhadapnya.. Semua informasi yang Keperawatan dan Kebidanan, Fitramaya :
telah dibahas dalam penelitian ini bisa menjadi Yogyakarta. 2006,
sumber informasi yang berharga untuk Manuaba. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan
dikembangkan dan dibahas oleh peneliti dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan
selanjutnya. Sangat disarankan kepada peneliti Bidan. EGC : Jakarta. 1998
selanjutnya untuk menelaah dan Notoatmodjo. S. Metodologi Penelitian Kesehatan.
mengembangkan lebih jauh lagi indikator Rineka Cipta : Jakarta. 2003
-indikator pelayanan kesehatan yang Notoatmodjo. S. Penghantar Pendidikan Kesehatan
berhubungan dengan aspek-aspek pelayanan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Andi Offset :
yang prima. Yogyakarta. 2003
Nursalam. Konsep & Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba
DAFTAR PUSTAKA Medika : Jakarta. 2003
Anna Glasier, Ailsa Gabbie. 2006. Keluarga Profil Puskesmas Maroangin. Data Sekunder
Berencana & Kesehatan Reproduksi. Penerbit Akseptor KB Suntik. 2013. Palopo
EGC. Jakarta Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Yayasan
Anonim. Undang-Undang Kesehatan. Pustaka Bina Pustaka : Jakarta. 2002
Pelajar : Jakarta. 2006 Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian
Arikunto. S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Kesehatan. Penerbit; Nuha Medika.
Praktek, Rineka Cipta : Jakarta. 2002 Yogyakarta.
Ari suliatywati. 2011. Pelayanan Keluarga Saifuddin Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis
Berencana. Peneribit Salemba Medika. Pelayanan Kontrasepsi, Edisi 2. Penerbit
Jakarta. Sagung Seto. Jakarta.
Asmawati, Rahayu Sri. Etika Profesi dan Hukum Sarwono Prawirahadjo.2007. Ilmu Kebidanan, Edisi
Kesehatan. Pustaka Refleksi : Makassar. 2011 2. Penerbit ; YBPS. Jakarta.
Soekanto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja
Azwar, S. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya,
Grafindo Persada : Jakarta. . 2003
Pustaka Pelajar Offset : Yogyakarta. 2005
Soepardan Suryani. Etika Kebidanan dan Hukum
BKKBN. 2007. Bultin Program KB Nasional, No. 2
Kesehatan. EGC : Jakarta. 2007
Tahun 2007. Soeparto P, Hariadi R, Koeswadji HH, Daeng H,
. 2012. Pembinaan PUS dan Kesertaan Atmodirono AH. Etika dan Hukum di Bidang
Ber-KB Seluruh Tahan Keluarga. Kesehatan. Airlangga University Press :
BPS, DIY dalam angka tahun 2001, Badan pusat Surabaya. 2006
statistik Propinsi DIY : Yogyakarta. 2001 Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian
Dyah Novita Setia Arum. 2009. Panduan Lengkap Kebidanan Kualitatif-Kuantitatif. Penerbit ;
Pelayanan KB Terkini. Penerbit Mitra Cendikia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Yogyakarta. Varney, Hellen (et.all). 2006. Buku Ajar Asuhan
Hartanto H. 2010. Keluarga Berencana dan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Penerbit; EGC.
Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Jakarta.

44 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 04 No. 06 September 2015

Anda mungkin juga menyukai