Anda di halaman 1dari 31

Dasar-Dasar PLC

Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah rangkaian elektronik yang dapat
mengerjakan berbagai fungsi-fungsi kontrol pada level-level yang kompleks. PLC dapat
diprogram, dikontrol, dan dioperasikan oleh operator yang tidak berpengalaman dalam
mengoperasikan komputer. PLC umumnya digambarkan dengan garis dan peralatan pada suatu
diagram ladder. Hasil gambar tersebut pada komputer menggambarkan hubungan yang
diperlukan untuk suatu proses. PLC akan mengoperasikan semua siatem yang mempunyai output
apakah harus ON atau OFF. Dapat juga dioperasikan suatu sistem dengan output yang bervariasi.

PLC pada awalnya sebagai alat elektronik untuk mengganti panel relay. Pada saat itu PLC hanya
bekerja untuk kondisi ON-OFF untuk pengendalian motor, solenoid, dan actuator. Alat ini
mampu mengambil keputusan yang lebih baik dibandingkan relay biasa. PLC pertama-tama
banyak digunakan pada bagian otomotif. Sebelum adanya PLC, sudah banyak peralatan kontrol
sequence, ketika relay muncul, panel kontrol dengan relay menjadi kontrol sequence yang utama.
Ketika transistor muncul, solid state relay yang diterapkan seperti untuk kontrol dengan
kecepatan tinggi.

Pada tahun 1978, penemuan chip mikroprosessor menaikkan kemampuan komputer untuk segala
jenis sistem otomatisasi dengan harga yang terjangkau. Robotika, peralatan otomatis dan
komputer dari berbagai tipe, termasuk PLC berkembang dengan pesat. Program PLC makin
mudah untuk dimengerti oleh banyak orang.

Pada awal tahun 1980 PLC makin banyak digunakan. Beberapa perusahaan elektronik dan
komputer membuat PLC dalam volume yang besar. Meskipun industri peralatan mesin CNC
telah digunakan beberapa waktu yang lalu, PLC tetap digunakan. PLC juga digunakan untuk
sistem otomatisasi building dan juga security control system.
Sekarang sistem kontrol sudah meluas hingga keseluruh pabrik dan sistem kontrol total
dikombinasikan dengan kontrol feedback, pemrosesan data, dan sistem monitor terpusat. Saat ini
PLC sudah menjadi alat yang cerdas, yang merupakan kebutuhan utama di industri modern. PLC
modern juga sebagai alat yang dapat mengakuasi data dan menyimpannya.

PLC sebenarnya adalah suatu sistem elektronika digital yang dirancang agar dapat
mengendalikan mesin dengan proses mengimplementasikan fungsi nalar kendali sekuensial,
operasi pewaktuan (timing), pencacahan (counting), dan aritmatika.
PLC tidak lain adalah komputer digital sehingga mempunyai processor, unit memori, unit
kontrol, dan unit I/O, PLC berbeda dengan komputer dalam beberapa hal, yaitu :
• PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri yang mungkin banyak debu, panas,
guncangan, dan sebagainya.
• PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan mudah oleh teknisi pabrik.
• PLC sebagian besar tidak dilengkapi dengan monitor, tetapi dilengkapi dengan peripheral port
yang berfungsi untuk memasukkan program sekaligus memonitor data atau program.

Sebagian besar PLC dapat melakukan operasi sebagai berikut :


1. Relay Logic
2. Penguncian ( Locking )
3. Pencacahan ( Counting )
4. Penambahan
5. Pengurangan
6. Pewaktuan ( Timing )
7. Kendali PID
8. Operasi BCD
9. Manipulasi Data
10. Pembandingan
11. Pergeseran

Kehandalan PLC (Programmable Logic Controller)

- Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara elektronik memerlukan masing-
masing kendali, misalnya 12 mesin memerlukan 12 kontroler. Sekarang dengan menggunakan
satu model dari PLC dapat mengendalikan salah satu dari 12 mesin tersebut. Tiap mesin
dikendalikan dengan masing-masing program sendiri.

- Perubahan implementasi dan koreksi error


Dengan menggunakan tipe relay yang terhubung pada panel, perubahan program akan
memerlukan waktu untuk menghubungkan kembali panel dan peralatan. Sedangkan dengan
menggunakan PLC untuk melakukan perubahan program, tidak memerlukan waktu yang lama
yaitu dengan cara merubahnya pada sebuah software. Dan jika kesalahan program terjadi, maka
kesalahan dapat langsung dideteksi keberadaannya dengan memonitor secara langsung.
Perubahannya sangat mudah, hanya mengubah diagram laddernya.

- Harga yang rendah


PLC lebih sederhana dalam bentuk, ukuran dan peralatan lain yang mendukungnya, sehingga
harga dapat dijangkau. Saat ini dapat dibeli PLC berikut timer, counter, dan input analog dalam
satu kemasan CPU. PLC mudah di dapat dan kini sudah banyak beredar di pasaran dengan
bermacam-macam merk dan tipe.

- Jumlah kontak yang banyak


PLC memiliki jumlah kontak yang banyak untuk tiap koil yang tersedia. Misal panel yang
menghubungkan relay mempunyai 5 kontak dan semua digunakan sementara pada perubahan
desain diperlukan 4 kontak lagi yang berarti diperlukan penambahan satu buah relay lagi. Ini
berarti diperlukan waktu untuk melakukan instalasinya. Dengan menggunakan PLC, hanya
diperlukan pengetikan untuk membuat 4 buah kontak lagi. Ratusan kontak dapat digunakan dari
satu buah relay, jika memori pada komputer masih memungkinkan.

- Memonitor hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest, diteliti dan dimodifikasi pada kantor atau
laboratorium, sehingga efisiensi waktu dapat dicapai. Untuk menguji program PLC tidak harus
diinstalasikan dahulu ke alat yang hendak dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada CPU
PLC atau dilihat pada software pendukungnya.

- Observasi visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara langsung melalui layar
CRT. Jika ada kesalahan operasi maupun kesalahan yang lain dapat langsung diketahui. Jalur
logika akan menyala pada layar sehingga perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui
observasi visual. Bahkan beberapa PLC dapat memberikan pesan jika terjadi kesalahan.

- Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada relay pada saat bekerja yaitu
dalam beberapa mikro detik. Sehingga dapat menentukan kecepatan output dari alat yang
digunakan.

- Metode bolean atau ladder


Program PLC dapat dilakukan dengan diagram ladder oleh para teknisi atau juga menggunakan
sistem bolean atau digital bagi para pemrogram PLC yang lebih mudah dan dapat disimulasikan
pada software pendukungnya.

- Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relay atau timer mekanik. PLC
mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang berat, misalnya goncangan, debu, suhu yang
tinggi, dan sebagainya.

- Penyederhanaan pemesanan komponen


PLC adalah satu peralatan dengan satu waktu pengiriman. Jika satu PLC tiba, maka semua relay,
counter, dan komponen lainnya juga tiba. Jika mendesain panel relay sebanyak 10 relay, maka
diperlukan 10 penyalur yang berbeda pula waktu pengirimannya, sehingga jika lupa memesan
satu relay akan berakibat tertundanya pengerjaan suatu panel.

- Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian atau keseluruhan
rangkaian tanpa perlu melihat pada blueprint yang belum tentu up to date, dan juga tidak perlu
memeriksa jalur kabel dengan rangkaian.

-nKeamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat dibuatkan password.
Sedangkan panel relay biasa memungkinkan terjadinya perubahan yang sulit untuk dideteksi.

- Memudahkan perubahan dengan pemrograman ulang.


PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan untuk mencampur proses
produksi, sementara produksi lainnya sedang berjalan.

Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa PLC juga mempunyai
beberapa kelemahan antara lain :
- Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang telah lama menggunakan konsep relay
untuk berubah kekonsep PLC komputer.

- Aplikasi program yang tetap


Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan aplikasi yang tidak akan berubah selamanya
sehingga keunggulan dari pada PLC untuk mengubah program menjadi tidak berguna.

- Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran ,interferensi dengan peralatan
listrik lain membuat keterbatasan pemakaian PLC.

- Pengoperasian yang aman


Pada penggunaan sistem relay, jika sumber daya padam akan langsung mematikan seluruh
rangkaian dan tidak secara otomatis bekerja kembali PLC akan langsung menjalankan proses
yang di program, namun hal ini tergantung dari program yang dibuat.

- Operasi pada rangkaian yang tetap


Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah, seperti misalnya drum mekanik , lebih murah
jika tetap menggunakan konsep relay dari pada menggunakan PLC.

Keunggulan PLC dibanding Sistem Konvensional


Salah satu keunggulan PLC dibanding sistem konvensional kontrol panel adalah sebagai berikut :
• Pada Progammable Logic Controller :
1. Pengawatan lebih sedikit.
2. Perawatan relatif mudah .
3. Pelacakan sistem lebih sedarhana.
4. Konsumsi daya relatif rendah.
5. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti.
6. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.

• Pada Sistem Konvensional Kontrol Panel:


1. Pengawatan lebih kompleks.
2. Perawatan membutuhkan waktu yang lama.
3. Pelacakan kesalahan membutuhkan waktu yang lama.
4. Konsumsi daya yang relatif tinggi.
5. Dokumentasi gambar lebih banyak.
6. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.

Hal-hal yang dapat dikerjakan oleh PLC


Sebagai kontrol urutan mempunyai fungsi:
1. Pengganti relay kontrol logika konvensional.
2. Pewaktu/pencacah (Timer / counter).
3. Pengganti pengontrol PCB card.
4. Mesin kontrol ( auto / semi auto/manual ).

Sebagai kontrol yang canggih mempunyai fungsi:


1. Operasi aritmatika.
2. Penanganan informasi.
3. Kontrol analog ( suhu, tekanan, dan lain-lain ).
4. PID ( Proporsional-Integral-Diferensial).
5. Kontrol motor servo.
6. Kontrol motor stepper.

Sebagai kontrol pengawasan mempunyai fungsi:


1. Proses monitor dan alarm.
2. Monitor dan diagnosa kesalahan.
3. Antarmuka dengan komputer (RS- 23C/ RS-422).
4. Antarmuka printer / ASCII.
5. Jaringan kerja otomatisasi pabrik.
6. Local Area Network.
7. Wibe Area Network.
8. FMS (Flexible Manufacturing System), CIM ( Computer Integrated Manufacturing ), FA (
factory automation ).

Konfigurasi Programmable Logic Controller

PLC mempunyai konfigurasi yang terdiri dari 6 bagian utama yaitu:


- Unit Power Supply
Unit ini berfungsi untuk memberikan tegangan pada blok CPU PLC, biasanya berupa switching
power supply.

- CPU (Central Processing Unit) PLC


Unit merupakan otak dari PLC, disinilah program akan diolah sehingga sistem kontrol yang telah
kita desain bekerja seperti yang kita inginkan. CPU PLC sangat bervariasi macamnya tergantung
pada masing-masing merk dan tipe PLC-nya.

- Memori unit
RAM : Random Acces Memory
EPROM : Eraseable Progammable Read Only Memory
EEPROM : Electrical Eraseable Programmable Read Only Memory.

- Input unit ( sebagai contoh PLC Omron )


Input digital: Input Point Digital
o DC 24 V input
o DC 5 V input / TTL (Transistor Transistor Logic)
o AC/DC 24 V input
o AC 110 V input
o AC 220 V input

Input analog : Input Point Linear


• 0 – 10 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC

- Output unit
Output digital : Output Point Digital 1.
o Relay Output
o AC 110 V output
o AC 220 V output
o DC 24 V output,tipe PNP dan tipe NPN.

Output analog : Output Point Linier


• 0 – 1 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC

- Peripheral
Yang termasuk dalam peripheral adalah :
1. SSS (Sysmac Support Software)
2. PROM writer
3. GPC (Graphic Programming Console)
4. FIT (Factory Intelegent Terminal)

Perangkat Keras Programmable Logic Controller


Programmable Logic Controller dapat berarti sebagai alat pengendali logika yang dapat
diprogram. PLC ini merupakan perangkat kontrol yang menerima data input dari luar yang
ditransfer dalam bentuk keputusan yang bersifat logika dan disimpan dalam memori. PLC
mempunyai perangkat keras yang berupa CPU (Central Processing Unit), modul input dan
output, memori serta piranti program.
Ketika PLC bekerja , saat itu juga PLC mengakses data input dan output, menjalankan program
instruksi, serta menjalankan peralatan eksternal.

Central Processing Unit


Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan pengontrol data dari seluruh
sistem kerja PLC. Proses yang dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah mengontrol semua
operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta mengatur komunikasi antara input-
output, memori dan CPU melalui sistem BUS. CPU juga berfungsi menjalankan dan mengolah
fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan.

Memori
Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu program untuk menjalankannya.
Program tersebut harus disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat mengakses perintah-
perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu juga diperlukan untuk menyimpan data
sementara selama pelaksanaan program.

Model Input Output


Model input output merupakan piranti yang menghubungkan antara PLC dengan peralatan yang
dikendalikannya. Sebagai contoh pada PLC OMRON rata-rata mempunyai 16 built-in input yang
terpasang pada unit 0 CH ( zero channel ). Namun demikian jumlah ini dapat ditambah dengan
memasang unit ekspansi I/O. Model input atau output tambahan ini dapat dipasang secara bebas
sesuai dengan kebutuhan.

Programming Console
Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya terdapat RAM (Random Access
Memory) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi permanen pada sebuah program
yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang dituliskan ke dalam console harus dalam
bentuk mnemonic. Perangkat ini dapat dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan
kabel ekstention yang dapat dipasang dan dilepas setiap saat. Apabila proses eksekusi program
telah melewati satu putaran maka panel (Programming Console) ini dapat dicabut dan
dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU yang pertama tadi masih tetap bisa untuk menjalankan
programnya, tetapi harus pada posisi RUN atau MONITOR

intruksi dasar untuk PLC Omron dapat dibaca di "sini"

Pemeliharaan Switchgear

Sumber NETA 2001


PEMELIHARAAN SWITCHGEAR

Frekwensi pemeliharaan yang dianjurkan akan tergantung pada kondisi lingkungan dan operasi,
sehingga tidak ada ketentuan hokum yang tetap dapat mengatur semua penerapan. Inspeksi
tahunan yang menyeluruh pada switchgear assembly, termasuk elemen withdrawable pada saat
tiga tahun pertama setelah operasi, yang merupakan anjuran minimum jika tidak ada criteria lain
yang diketahui. Frekwensi inspeksi dapat bertambah atau berkurang tergantung pada observasi
dan pengalaman. Hal yang baik adalah mengikuti rekomendasi pabrikan untuk melaksanakan
inspeksi dan pemeliharaan sampai kita bisa menentukan sendiri.

Faktor berikut ini yang akan mempengaruhi keputusan kapan untuk inspeksi:
1). Skedul shutdown (turn around).
2). Emergency Shutdown
3). Kondisi tidak normal atau tidak biasa.
4). Terjadi gangguan pada penyulang atau bus.
5). Kondisi atmosfir yang ekstrim seperti: panas, dingin, heavy cold, rain, snow high wind, fog,
smog, salt spray, high humidity, perubahan temperatur yang tidak biasa dan lain-lain.
6). Persyaratan dan jadwal pemeliharaan.
Inspeksi sebagian mungkin saja dilakukan jika bagian lain tidak diperbolehkan untuk tidak
beroperasi.

Sumber : NFPA 70B


PROSEDUR INSPEKSI DAN PENGUJIAN
1. Pengamatan fisik, kondisi electrical, and mechanical termasuk adanya moisture atau corona.
2. Pengamatan angker, alignment, pentanahan dam area clearances yang diperlukan.
3. Sebelum membersihkan unit, lakukan, jika diperlukan.
4. Pembersihan unit.
5. Verifikasi ukuran fuse dan atau PMTdan jenis sesuai dengan gambar dan study koordinasi.
6. Verifikasi bahwa perbandingan trafo arus dan trafo tegangan sesuai dengan gambar.

7. Amati koneksi baut terhadap tahanan tinggi (hih resistance) dengan menggunakan metode
berikut ini.:
(1) Gunakan ohm meter tahanan rendah.
(2) Verifikasi kekencangan baut dengan menggunakan torque-wrench.
(3) Lakukan thermographic survey untuk instalasi yang memungkinkan untuk penggunaan alat
tersebut

8. Yakinkan bahwa operasi dan urutannya benar pada sistem electrical dan mechanical interlock.

9. Persyaratan pelumasan
(1) Gunakan pelumas yang cocok untuk bagian bergerak yang dialiri arus
(2) Gunakan pelumas yang cocok untuk bagian permukaan bagian bergerak atau permukaan
untuk meluncur.

10. Lakukan pengujian as left Test


11. Amati isolasi terhadap adanya kerusakan fisik atau permukaan yang terkontaminasi.
12. Verifikasi instalasi dan operasi barier dan shutter.
13. Lakukan percobaan kerja komponen-komponen aktifnya.
14. Amati perlengkapan indikasi mekanis dapat bekerja dengan benar.
15. Lakukan inspeksi visual dan mekanikal untuk trafo instrument.

17. Inspeksi kendali trafo daya.


(1) Amati kerusakan fisik, isolasi pecah/retak, kabel yang rusak, kekencangan koneksi,
kerusakan pada kawat dan seluruh kondisi umum lainnya.
(2) Verifikasi bahwa rating fuse di isisi primer dan sekunder atau CB/Fuse sesuai dengan
gambar.
(3) Verifikasi fungsi dari alat pemisah draw-out dan kontak pentanahan dan interlocks.

ELECTRICAL TESTS

1. Lakukan pengujian listrik terhadap trafo instrument.


2. Lakukan pengujian resistance terhadap tanah.
3. Lakukan pengukuran resistance melalui koneksi baut dengan menggunakan ohmmeter tahanan
rendah..
4. Lakukan pengujian tahanan isolasi pada masing-masing bagian rel (bus) terhadap fasa ke fasa
dan fasa ke tanah,
5. Lakukan pengujian tegangan lebih (overpotential) pada masing-masing seksi rel terhadap
tanah dengan fasa yang diuji tidak ditanahkan,
6. Lakukan pengujian tahan isolasi pada kabel penghantar kontrol terhadap tanah. Trapkan
tegangan 500 VDC untuk sistem dengan rating 300 Volt dan tegangan penguji 1000V untuk
tegangan kerja kabel 600V.. Lama pengujian hanya satu menit. Untuk unit-unit dengan
komponen solid state atau peralatan kontrrol yang tidak dapat menerima tegangan yang
diterapkan, maka agar dianjurkan untuk mengikuti rekomendasi pabrikan.
7. Lakukan pengujian fungsi sistem.

8. Control Power Transformers


(1). Lakukan pengujian tahanan isolasi (insulation-resistance). Lakukan pengukuran terhadap
kumparan ke kumparan dan masing-masing kumparan ke tanah. Tegangan pengujian harus
sesuai dengan sistem tegangan switchgear tersebut (PT), atau ikuti anjuran pabrikan.
(2). Verifikasi kebenaran fungsi relay pengendali pemindahan yang ditempatkan di switchgear
jika ada mempunya beberapa sumber.

9. Voltage Transformers
(1). Lakukan pengujian tahanan isolasi. Lakukan pengukuran terhadap lilitan ke lilitan dan
masing-masing lilitan ke tanah. Tegangan pengujian harus sesuai dengan sistem tegangannya
atau ikuti anjuran pabrikan.
(2). Verifikasi tegangan-tegangan sekundaer.

10. Verifikasi operasi pemanas kompartement switchgear/switchboard.

TEST VALUES
1. Bandingkan resistansi koneksi rel ke nilai dari koneksi yang serupa.
2. Torsi pengencangan baut harus sesuai dengan standar dari ukuran baut tersebut.
3. Nilai-nilai Microhm atau millivolt agar tidak boleh melampaui nilaai-nilai tertingi dari batas
normal yang dikeluarkan pabrikan..
4. Nilai-nilai tahanan isolasi untuk rel dan kontrol trafo-daya agar sesuai dengan data pabrikan.
Pengujian over potential agar tidak dilakukan sampai nilai isolasi mencapai di atas nilai
minimum.
5. Isolasi bus agar tahan terhadap pengujian over-potential tegangan yang diterapkan.
6. Kabel kontrol nilai minimum isolasi resistance agar dapat dibandingkan terhadap nilai
sebelumnya hasilnya tidak boleh lebih kecil dari 2 mega ohm.

Reverse Power Relay

Reverse power biasanya digunakan untuk menjelaskan mengenai fenomena perubahan unjuk
kerja dari generator menjadi motor.

jadi dalam kejadian ini, sebuah generator yang tadinya menghasilkan daya listrik, berubah
menjadi menggunakan daya listrik, dengan kata lain generator menjadi motor listrik. Hal ini bisa
terjadi karena pada dasarnya antara generator dan motor memiliki konstruksi yang sama dan jika:

1. generator dihubungkan paralel atau bergabung dalam suatu jaringan dengan generator lain.

2. torsi yang dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover, dalam hal ini misalkan turbin uap,
turbin air, atau mesin diesel) lebih kecil dari torsi yang dibutuhkan untuk menjaga agar
kecepatan rotornya berada pada kecepatan proporsionalnya (dengan referensi frekuensi sistem).

3. terjadi kehilangan torsi dari penggerak mulanya (dengan kata lain penggerak mulanya seperti
turbin atau mesin diesel "TRIP" atau mengalami kegagalan operasi) dan generator masih
terhubung dengan jaringan. Karena masih ada kecepatan sisa pada rotornya, sedangkan disisi
statornya ada tegangan dari jaringan, sehingga tegangan di stator menginduksi ke lilitan rotor
yang berputar.

Dampak reverse power adalah sebagai berikut:


1. untuk diesel generator dapat terjadi ledakan pada ruang bakarnya karena adanya akumulasi
bahan bakar yang tak terbakar sedangkan rotor terus berputar,
2. pada gas turbin juga akan merusak gearbox nya dan
3. pada hydro plant (turbin air) akan terjadi kavitasi.

Inti dari semuanya, jika terjadi reverse power pada suatu unit pembangkit listrik adalah terjadi
kerusakan pada peralatan penggerak mulanya (prime mover) atau turbinnya. oleh karena itu pada
generator dipasang relay reverse power sebagai pengamannya, dan biasanya interlock dengan
generator CB nya.
reverse power relay bekerja dengan mengukur komponen aktif arus
beban, I x cos φ.

Ketika Generator beroperasi dan menghasilkan daya listrik maka komponen arus beban I x cos φ
bernilai positif, sedangkan dalam kondisi reverse power maka komponen beban aktif I x cos φ
akan berubah menjadi bernilai negatif. Dan jika nilai negatif ini melampaui set point dari relay,
maka relay reverse power akan bekerja dan beberapa saat kemudian memerintahkan Circuit
breaker untuk membuka.

Relai Jarak / Distance Relay

Relai jarak atau distance relay digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada Suatu
sistem transmisi, baik SUTT maupun SUTET, dan sebagai cadangan atau backup untuk seksi
didepan. Relai jarak bekerja dengan mengukur besaran impedansi (Z), dan transmisi dibagi
menjadi beberapa daerah cakupan pengamanan yaitu Zone-1, Zone-2, dan Zone-3, serta
dilengkapi juga dengan teleproteksi (TP) sebagai upaya agar proteksi bekerja selalu cepat dan
selektif didalam daerah pengamanannya.

Prinsip Kerja Relai Jarak

Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari relai, dengan
membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat
ditentukan. Perhitungan impedansi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Zf=Vf/If

Dimana:
Zf = Impedansi (ohm)
Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus gangguan

Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang terukur dengan
impedansi setting, dengan ketentuan:
a. Bila harga impedansi ganguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai maka relai akan trip.
b. Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi setting relai maka relai akan
tidak trip.

Pengukuran Impedansi Gangguan Oleh Relai Jarak


Menurut jenis gangguan pada sistem tenaga listrik, terdiri dari gangguan hubung singkat tiga
fasa, dua fasa, dua fasa ke tanah dan satu fasa ke tanah. Relai jarak sebagai pengaman utama
harus dapat mendeteksi semua jenis gangguan dan kemudian memisahkan sistem yang terganggu
dengan sistem yang tidak terganggu.

1. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa

Pada saat terjadi gangguan tiga fasa yang simetris, maka amplitudo tegangan fasa VR,VS,VT
turun, namun beda fasanya tetap 1200 listrik. Impedansi yang diukur relai jarak pada saat terjadi
gangguan hubung singkat tiga fasa adalah sebagai berikut:

Vrelai = VR

Irelai=IR

ZR= VR /IR

Dimana,
ZR = impedansi terbaca oleh relai
VR = Tegangan fasa ke netral
IR = Arus fasa

2. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa

Untuk mengukur impedansi pada saat terjadi gangguan hubung singkat dua fasa, tegangan yang
masuk ke komparator relai adalah tegangan fasa yang terganggu, sedangkan arusnya adalah
selisih (secara vektor) arus-arus yang terganggu. Misalkan terjadi hubung singkat antara fasa S
dan T , maka pengukuran impedansi untuk hubung singkat antara fasa S dan T adalah sebagai
berikut:

V relai = VS – VT

I relai = IS - IT

Sehingga,

ZR = Vrelai/Irelai = ( VS – VT ) / ( IS – IT )

3. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah

Untuk mengukur impedansi pada saat hubung singkat satu fasa ke tanah, tegangan yang
dimasukkan ke relai adalah tegangan yang terganggu, sedangkan arus fasa terganggu di tambah
arus sisa dikali faktor kompensasi. Misalnya terjadi gangguan hubung singkat satu fasa R ke
tanah, maka pengukuran impedansi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Tegangan pada relai: Vrelai = VR

Arus pada relai : Irelai = IR+K0.In

Arus netral : In=IR+IS+IT

Kompensasi urutan nol : K0=1/3(Z0-Z1/Z1)

Z1=VR/(IR+K0.In)

untuk gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, Impedansi urutan nol akan timbul pada
gangguan tanah. Adanya K0 adalah untuk mengkompensasi adanya impedansi urutan nol
tersebut. Sehingga impedansi yang terukur menjadi benar.

Karakteristik Relai Jarak

Karakteristik relai jarak merupakan penerapan langsung dari prinsip dasar relai jarak.
Karakteristik ini biasa digambarkan didalam diagram R-X. Macam-macam karakteristik relai
jarak adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik impedansi
Ciri-ciri nya :
a. Merupakan lingkaran dengan titik pusatnya ditengah-tengah, sehingga mempunyai sifat non
directional. Untuk diaplikasikan sebagai pengaman SUTT perlu ditambahkan relai directional
atau relai arah.
b. Mempunyai keterbatasan mengantisipasi gangguan tanah high resistance.
c. Karakteristik impedansi sensitive oleh perubahan beban, terutama untuk SUTT yang panjang
sehingga jangkauan lingkaran impedansi dekat dengan daerah beban.

2. Karakteristik Mho
Ciri-ciri:
a. Titik pusatnya bergeser sehingga mempunyai sifat directional.
b. Mempunyai keterbatasan untuk mengantisipasi gangguan tanah high resistance.
c. Untuk SUTT yang panjang dipilih Zone-3 dengan karakteristik Mho lensa geser.

3. Karakteristik Reaktansi
Ciri-ciri:
a. Karateristik reaktansi mempunyai sifat non directional. Untuk aplikasi di SUTT perlu
ditambah relai directional atau relai arah.
b. Dengan seting jangkauan resistif cukup besar maka relai reaktansi dapat mengantisipasi
gangguan tanah dengan tahanan tinggi.

4. Karakteristik Quadrilateral
Ciri-ciri:
a. Karateristik quadrilateral merupakan kombinasi dari 3 macam komponen yaitu : reaktansi,
berarah dan resistif.
b. Dengan seting jangkauan resistif cukup besar, maka karakteristik relai quadrilateral dapat
mengantisipasi gangguan tanah dengan tahanan tinggi.
c. Umumnya kecepatan relai lebih lambat dari jenis mho.

kode angka dalam sistem kelistrikan

Dalam single-line diagram (diagram garis tunggal) suatu sistem instalasi, maka akan kita jumpai
kode-kode angka pada keterangan gambarnya, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah kita
dalam membuat penamaan suatu peralatan.

Adalah ANSI (American National Standards Institute) yang membuat standarisasi kode angka
tersebut. Kode angka yang tertera, kadang ditambahkan juga dengan huruf alphabet yang akan
memberikan keterangan tambahan, sebagai contoh kode 51G yang berarti untuk OverCurrent
Ground Relay, lalu 50N yang mengindikasikan alat Ground Sensitive OverCurrent Relay dengan
rujukan pembacaan arus Netralnya, dan ada juga 87T yang artinya untuk peralatan Differential
Relay yang digunakan pada Transformator.

Berikut daftar dari kode-kode angka tersebut:

1 - Master Element
2 - Time Delay Starting or Closing Relay
3 - Checking or Interlocking Relay
4 - Master Contactor
5 - Stopping Device
6 - Starting Circuit Breaker
7 - Anode Circuit Breaker
8 - Control Power Disconnecting Device
9 - Reversing Device
10 - Unit Sequence Switch
11 - Reserved for future application
12 - Overspeed Device
13 - Synchronous-speed Device
14 - Underspeed Device
15 - Speed - or Frequency, Matching Device
16 - Reserved for future application
17 - Shunting or Discharge Switch
18 - Accelerating or Decelerating Device
19 - Starting to Running Transition Contactor
20 - Electrically Operated Valve
21 - Distance Relay
22 - Equalizer Circuit Breaker
23 - Temperature Control Device
24 - Over-Excitation Relay (V/Hz)
25 - Synchronizing or Synchronism-Check Device
26 - Apparatus Thermal Device
27 - Undervoltage Relay
28 - Flame Detector
29 - Isolating Contactor
30 - Annunciator Relay
31 - Separate Excitation Device
32 - Directional Power Relay
33 - Position Switch
34 - Master Sequence Device
35 - Brush-Operating or Slip-Ring Short-Circuiting, Device
36 - Polarity or Polarizing Voltage Devices
37 - Undercurrent or Underpower Relay
38 - Bearing Protective Device
39 - Mechanical Conduction Monitor
40 - Field Relay
41 - Field Circuit Breaker
42 - Running Circuit Breaker
43 - Manual Transfer or Selector Device
44 - Unit Sequence Starting Relay
45 - Atmospheric Condition Monitor
46 - Reverse-phase or Phase-Balance Current Relay
47 - Phase-Sequence Voltage Relay
48 - Incomplete Sequence Relay
49 - Machine or Transformer, Thermal Relay
50 - Instantaneous Overcurrent or Rate of Rise, Relay
51 - AC Time Overcurrent Relay
52 - AC Circuit Breaker
53 - Exciter or DC Generator Relay
54 - High-Speed DC Circuit Breaker
55 - Power Factor Relay
56 - Field Application Relay
57 - Short-Circuiting or Grounding (Earthing) Device
58 - Rectification Failure Relay
59 - Overvoltage Relay
60 - Voltage or Current Balance Relay
61 - Machine Split Phase Current Balance
62 - Time-Delay Stopping or Opening Relay
63 - Pressure Switch
64 - Ground (Earth) Detector Relay
65 - Governor
66 - Notching or Jogging Device
67 - AC Directional Overcurrent Relay
68 - Blocking Relay
69 - Permissive Control Device
70 - Rheostat
71 - Level Switch
72 - DC Circuit Breaker
73 - Load-Resistor Contactor
74 - Alarm Relay
75 - Position Changing Mechanism
76 - DC Overcurrent Relay
77 - Pulse Transmitter
78 - Phase-Angle Measuring or Out-of-Step Protective Relay
79 - AC Reclosing Relay
80 - Flow Switch
81 - Frequency Relay
82 - DC Reclosing Relay
83 - Automatic Selective Control or Transfer Relay
84 - Operating Mechanism
85 - Carrier or Pilot-Wire Receiver Relay
86 - Lockout Relay
87 - Differential Protective Relay
88 - Auxiliary Motor or Motor Generator
89 - Line Switch
90 - Regulating Device
91 - Voltage Directional Relay
92 - Voltage and Power Directional Relay
93 - Field Changing Contactor
94 - Tripping or Trip-Free Relay
95 - Reluctance Torque Synchrocheck
96 - Autoloading Relay

Dunia Listrik » Beranda » dasar-tehnik-elektro | Tokoh | tutorial » Hukum-Hukum Dasar Listrik

Hukum-Hukum Dasar Listrik

Dalam dunia listrik dikenal beberapa hukum-hukum dasar listrik, yaitu:


1. Hukum Faraday
2. Hukum Ampere-Biot-Savart
3. Hukum Lenz
4. Prinsip Konversi Energi Elektromekanik

Kesemua hukum diatas, bersama dengan hukum kekekalan energi akan menjelaskan mengenai
prinsip kerja dasar dari suatu mesin listrik dinamis.

Artikel kali ini akan menjelaskan secara sederhana hubungan kesemua hukum tersebut. Selamat
membaca dan semoga bermanfaat.

Hukum Faraday

Michael faraday (1791-1867), seorang ilmuwan jenius dari inggris menyatakan bahwa:

1. Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari suatu medan magnetik (flux) yang
konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan induksi.
2. Perubahan flux medan magnetik didalam suatu rangkaian bahan penghantar, akan
menimbulkan tegangan induksi pada rangkaian tersebut.

Kedua pernyataan beliau diatas menjadi hukum dasar listrik yang menjelaskan mengenai
fenomena induksi elektromagnetik dan hubungan antara perubahan flux dengan tegangan induksi
yang ditimbulkan dalam suatu rangkaian, aplikasi dari hukum ini adalah pada generator. Gambar
1 akan menjelaskan mengenai fenomena tersebut.

Gambar 1. Hukum Faraday, Induksi Elektromagnetik.

Hukum Ampere-Biot-Savart

3 orang ilmuwan jenius dari perancis, Andre Marie Ampere (1775-1863), Jean Baptista Biot
(1774-1862) dan Victor Savart (1803-1862) menyatakan bahwa:

“Gaya akan dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar yang berada
diantara medan magnetik”

Hal ini juga merupakan kebalikan dari hukum faraday, dimana faraday memprediksikan bahwa
tegangan induksi akan timbul pada penghantar yang bergerak dan memotong medan magnetik.
Hukum ini diaplikasikan pada mesin-mesin listrik, dan gambar 2 akan menjelaskan mengenai
fenomena tersebut.
Gambar 2. Hukum Ampere-Biot-Savart, Gaya induksi Elektromagnetik.

Hukum Lenz

Pada tahun 1835 seorang ilmuwan jenius yang dilahirkan di Estonia, Heinrich Lenz (1804-1865)
menyatakan bahwa:

“arus induksi elektromagnetik dan gaya akan selalu berusaha untuk saling meniadakan (gaya
aksi dan reaksi)”

Sebagai contoh, jika suatu penghantar diberikan gaya untuk berputar dan memotong garis-garis
gaya magnetik, maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan induksi (hukum faraday).
Kemudian jika pada ujung-ujung penghantar tersebut saling dihubungkan maka akan mengalir
arus induksi, dan arus induksi ini akan menghasilkan gaya pada penghantar tersebut (hukum
ampere-biot-savart). Yang akan diungkapkan oleh Lenz adalah gaya yang dihasilkan tersebut
berlawanan arah dengan arah gerakan penghantar tersebut, sehingga akan saling meniadakan.

Hukum Lenz inilah yang menjelaskan mengenai prinsip kerja dari mesin listrik dinamis (mesin
listrik putar) yaitu generator dan motor.
Gambar 3. Hukum Lenz- gaya aksi dan reaksi.

Konversi Energi Elektromekanik

Ketiga hukum dasar listrik diatas terjadi pada proses kerja dari suatu mesin listrik dan hal ini
merupakan prinsip dasar dari konversi energi. Secara garis besar, elektromekanik dari mesin
listrik dinamis dinyatakan:

“Semua energi listrik dan energi mekanik mengalir kedalam mesin, dan hanya sebagian kecil
saja dari energi listrik dan energi mekanik yang mengalir keluar mesin (terbuang) ataupun
disimpan didalam mesin itu sendiri, sedangkan energi yang terbuang tersebut dalam bentuk
panas”

Sedangkan hukum kekelan energi pertama menyatakan bahwa:

“energi tidak dapat diciptakan, namun dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi ke bentuk
energi lainnya”

Aplikasi dari 4 dasar prinsip kerja mesin listrik dinamis dan hukum kekalan energi digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 4. Prinsip Konversi Energi Elektromekanik.

Tanda positif (+) menunjukkan energi masuk, sedangkan tanda negatif (-) menunjukkan energi
keluar. Panas yang dihasilkan dari suatu mesin yang sedang melakukan proses selalu dalam
tanda negatif (-).

Sedangkan untuk energi yang tersimpan, tanda positif (+) menujukkan peningkatan energi yang
tersimpan, sedangkan tanda negatif (-) menunjukkan pengurangan energi yang tersimpan.

Keseimbangan dari bentuk-bentuk energi diatas tergantung dari nilai efisiensi mesin dan sistem
pendinginannya.

Mengenal peralatan instalasi listrik rumah tinggal

Anda pasti sudah mengenal peralatan listrik yang terpasang dirumah anda seperti
sakelar, stop kontak, steker, sekering dan lainnya. Dan untuk anda yang awam dengan dunia
listrik, artikel kali ini akan mengajak anda untuk mengenal fungsi dan jenis peralatan listrik
tersebut secara umum.

Pengenalan peralatan listrik instalasi listrik rumah tinggal ini akan dimulai dengan Bargainser.

BARGAINSER

Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya listrik yang masuk ke rumah
tinggal, sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur jumlah daya listrik yang digunakan rumah
tinggal tersebut (dalam satuan kWh). Ada berbagai batasan daya yang dikeluarkan oleh PLN
untuk konsumsi rumah tinggal, yaitu 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA.

Pada bargainser terdapat tiga bagian utama, yaitu:


- MCB atau Miniature Circuit Breaker, berfungsi untuk memutuskan aliran daya listrik secara
otomatis jika daya yang dihantarkan melebihi nilai batasannya. MCB ini bersifat on/off dan
dapat juga berfungsi sebagai sakelar utama dalam rumah. Jika MCB bargainser ini dalam kondisi
off, maka seluruh aliran listrik dalam rumah pun terhenti. Sakelar ini biasanya dimatikan pada
saat akan dilakukan perbaikan instalasi listrik dirumah.

- Meter listrik atau kWh meter, alat ini berfungsi untuk mengukur besaran daya yang
digunakan oleh rumah tinggal tersebut dalam satuan kWh (kilowatt hour). Pada bargainser, meter
listrik berwujud deretan angka secara analog ataupun digital yang akan berubah sesuai
penggunaan daya listrik.

- Spin Control, merupakan alat kontrol penggunaan daya dalam rumah tinggal dan akan selalu
berputar selama ada daya listrik yang digunakan. Perputaran spin control ini akan semakain cepat
jika daya listrik yang digunakan semakin besar, dan akan melambat jika daya listrik yang
digunakan berkurang/sedikit.

Pada kanal output Bargainser biasanya terdapat 3 kabel, yaitu kabel fasa, kabel netral dan kabel
ground yang dihubungkan ketanah. Listrik dari PLN harus dihubungkan dengan bargainser
terlebih dahulu sebelum masuk ke instalasi listrik rumah tinggal.

PENGAMAN LISTRIK

Instalasi listrik rumah tinggal pun membutuhkan pengaman yang berfungsi untuk memutuskan
rangkaian listrik apabila terjadi gangguan pada instalasi listrik rumah tinggal tersebut, seperti
gangguan hubung singkat atau short circuit atau korsleting.

Terdapat dua jenis pengaman listrik pada instalasi listrik rumah tinggal, yaitu:
- Pengaman lebur biasa atau biasa disebut sekering, alat pengaman ini bekerja memutuskan
rangkaian listrik dengan cara meleburkan kawat yang ditempatkan pada suatu tabung apabila
kawat tersebut dialairi arus listrik dengan ukuran tertentu.

- Pengaman listrik thermis, biasa disebut MCB dan merupakan alat pengaman yang akan
memutuskan rangkaian listrik berdasarkan panas .
SAKELAR

Sakelar atau switch merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung
atau memutus aliran listrik pada suatu pemghantar.
Berdasarkan besarnya tegangan, sakelar dapat dibedakan menjadi:
- sakelar bertegangan rendah.
- Sakelar tegangan menengah.
- Sakelar tegangan tinggi serta sangat tinggi.

Sedangkan berdasarkan tempat dan pemasangannya, sakelar dapat dibedakan menjadi :


- Sakelar in-bow, sakelar yang ditanam didalam tembok.
- Sakelar out-bow, sakelar yang dipasang pada permukaan tembok.

Jenis sakelar berikutnya dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu:


- Sakelar on-off, merupakan sakelar yang bekerja menghubungkan arus listrik jika tombolnya
ditekan pada posisi on. Untuk memutuskan hubungan arus listrik, tombol sakelar harus ditekan
pada posisi off. Sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk sakelar lampu.

- Sakelar push-on, merupakan sakelar yang menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan
pada posisi on dan akan secara otomatis memutus arus listrik, ketika tombolnya dilepas dan
kembali ke posisi off dengan sendirinya. Biasanya sakelar jenis ini digunakan untuk sakelar bel
rumah.

Berdasarkan jenis per-unitnya, sakelar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
- Sakelar tunggal, merupakan sakelar yang hanya mempunyai satu buah kanal input yang
terhubung dengan sumber listrik, serta kanal output yang terhubung dengan beban listrik/alat
listrik yang digunakan.

- Sakelar majemuk, merupakan sakelar yang memiliki satu buah kanal input yang terhubung
dengan sumber listrik, namun memiliki banyak kanal output yang terhubung dengan beberapa
beban/alat listrik yang digunakan. Jumlah kanal output tergantung dari jumlah tombol pada
sakelar tersebut.
STOP KONTAK

Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi
muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop
kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada
stop kontak.

Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal) yang berfungsi untuk
menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat listrik melalui steker yang juga berjenis kecil.

- Stop kontak besar, juga nerupakan stop kontak dengan dua kanal AC yang dilengkapi dengan
lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC yang berfungsi sebagai ground.sakelar jenis
ini biasanya digunakan untuk daya yang lebih besar.

Sedangkan berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop kontak, yaitu:
- Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok.
- Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan tembok
pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.

STEKER

Steker atau Staker atau yang kadang sering disebut colokan listrik, karena memang berupa dua
buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang yang berfungsi untuk
menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik, ditancapkan pada kanal stop kontak sehingga
alat listrik tersebut dapat digunakan.
Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker juga memliki dua jenis, yaitu:
- Steker kecil, merupakan steker yang digunakan untuk menyambung alat-alat listrik berdaya
rendah, misalnya lampu atau radio kecil, dengan sumber listrik atau stop kontak.

- Steker besar, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang berdaya besar,
misalnya lemari es, microwave, mesin cuci dan lainnya, dengan sumber listrik atau stop kontak.
Steker jenis ini dilengkapi dengan lempeng logam untuk kanal ground yang berfungsi sebagai
pengaman.

KABEL

Kabel listrik merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menghantarkan energi listrik ke
sumber-sumber beban listrik atau alat-alat listrik.

Untuk instalasi listrik rumah tinggal, kabel yang digunakan biasanya berjenis sebagai berikut:
- NYA, kabel jenis ini merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan/berisi satu
kawat. Jenisnya adalah kabel udara atau tidak ditanam dalam tanah. Kabel listrik ini biasanya
berwarna merah, hitam, kuning atau biru. Isolasi kawat penghantarnya hanya satu lapis, sehingga
tidak cukup kuat terhadap gesekan, gencetan/tekanan atau gigitan binatang seperti tikus. Karena
kelemahan pada isolasinya tersebut maka dalam pemasangannya diperlukan pelapis luar dengan
menggunakan pipa conduit dari PVC atau besi.

- NYM, merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan kawat lebih dari satu, ada
yang 2, 3 atau 4. Jenis kabel udara dengan warna isolasi luar biasanya putih dan warna isolasi
bagian dalam beragam, karena isolasi yang rangkap inilah maka kabel listrik NYM ini relative
lebih kuat terhadap gesekan atau gencetan/tekanan.

- NYY, kabel listrik jenis ini merupakan kabel berisolasi PVC, berintikan 2, 3 atau 4 dengan
warna isolasi luarnya hitam. Jenis kabel tanah, sehingga tahan terhadap air dan gencetan atau
tekanan.
- NYMHYO, kabel jenis ini merupakan kabel serabut dengan dua buah inti yang terdiri dari dua
warna. Kabel jenis ini biasa digunakan pada loudspeaker, sound sistem, lampu-lampu berdaya
kecil sampai sedang.

Demikian sekilas pengenalan peralatan-perlatan listrik untuk instalasi listrik rumah tinggal,
keterangan fungsi, bentuk/konstruksi dan cara kerja dari masing-masing alat merupakan
penjelasan secara umum.

Fluksi Medan Magnet, Kuat Medan Magnet dan Kerapatan Fluksi Magnet

Fluksi Medan Magnet - Medan magnet tidak bisa kasat mata namun buktinya bisa diamati
dengan kompas atau serbuk halus besi. Daerah sekitar yang ditembus oleh garis gaya magnet
disebut gaya medan magnetik atau medan magnetik. Jumlah garis gaya dalam medan magnet
disebut fluksi magnetik.

Gambar 1. Belitan kawat berinti udara dan garis-garis gaya magnet.

Menurut satuan internasional besaran fluksi magnetik (Φ) diukur dalam Weber, disingkat Wb
dan didefinisikan dengan:

”Suatu medan magnet serba sama mempunyai fluksi magnetik sebesar 1 weber bila sebatang
penghantar dipotongkan pada garis-garis gaya magnet tsb selama satu detik akan menimbulkan
gaya gerak listrik (ggl) sebesar satu volt”

Weber = Volt x detik

[Φ] = 1 Voltdetik = 1 Wb

Belitan kawat yang dialiri arus listrik DC maka didalam inti belitan akan timbul
medan magnet yang mengalir dari kutub utara menuju kutub selatan, seperti diperlihatkan pada
gambar 2.
Gambar 2. Daerah Pengaruh medan magnet.

Pengaruh gaya gerak magnetik akan melingkupi daerah sekitar belitan yang diberikan warna
arsir. Gaya gerak magnetik (θ) sebanding lurus dengan jumlah belitan (N) dan besarnya arus
yang mengalir (I), secara singkat kuat medan magnet sebanding dengan amper-lilit.

θ=I.N

[θ] = Amper-turn

dimana;

θ = Gaya gerak magnetik


I = Arus mengalir ke belitan
N = Jumlah belitan kawat

Contoh : Belitan kawat sebanyak 500 lilit, dialiri arus 2 A.


Hitunglah a) gaya gerak magnetiknya b) jika kasus a) dipakai 1000 lilit berapa besarnya arus ?
Jawaban :
a) θ = I . N = 500 lilit x 2 A = 1.000 Ampere-lilit
b) I = θ /N = 1.000 Amper-lilit/1000 lilit = 1 Ampere.

Kuat Medan Magnet- Dua belitan berbentuk toroida dengan ukuran yang berbeda diameternya.
Belitan toroida yang besar memiliki diameter lebih besar, sehingga keliling lingkarannya lebih
besar. Belitan toroida yang kecil tentunya memiliki keliling lebih kecil. Jika keduanya memiliki
belitan (N) yang sama, dan dialirkan arus (I) yang sama maka gaya gerak magnet (Θ = N.I) juga
sama. Yang akan berbeda adalah kuat medan magnet (H) dari kedua belitan diatas.

Persamaan kuat medan magnet adalah:


Dimana:
H = Kuat medan magnet
lm = Panjang lintasan
θ = Gaya gerak magnetik
I = Arus mengalir ke belitan
N= Jumlah belitan kawat

Contoh : Kumparan toroida dengan 6.000 belitan kawat, panjang lintasan magnet 30cm, arus
yang mengalir sebesar 200 mA. Hitung besarnya kuat medan magnetiknya
Jawaban :
H = I.N/Im = 0,2 A. 6.000 / 0,3 = 4000 A/m

Kerapatan Fluksi Magnet - Efektivitas medan magnetik dalam pemakaian sering ditentukan
oleh besarnya “kerapatan fluksi magnet”, artinya fluksi magnet yang berada pada permukaan
yang lebih luas kerapatannya rendah dan intensitas medannya lebih lemah, sedangkan pada
permukaan yang lebih sempit kerapatan fluksi magnet akan kuat dan intensitas medannya lebih
tinggi.

Kerapatan fluksi magnet (B) atau induksi magnetik didefinisikan sebagai:

“fluksi persatuan luas penampang”

Satuan fluksi magnet adalah Tesla. Persamaan fluksi magnet adalah:

Dimana;
B = Kerapatan medan magnet
Φ = Fluksi magnet
A = Penampang inti

Contoh : Belitan kawat bentuk inti persegi 50mm x 30 mm, menghasilkan kerapatan fluksi
magnet sebesar 0,8 Tesla. Hitung besar fluksi magnetnya.

Jawaban: B = Φ/ A, maka Φ = B.A = 0,08T x (0,05 m x 0,03 m) = 1,2 mWb

Elektromagnet
Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet dengan menggunakan arus listrik. Aplikasi
praktisnya kita temukan pada motor listrik, speaker, relay dsb. Sebatang kawat yang diberikan
listrik DC arahnya meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat timbul garis gaya
magnet melingkar, lihat gambar 1. Sedangkan gambar visual garis gaya magnet didapatkan dari
serbuk besi yang ditaburkan disekeliling kawat beraliran listrik, seperti telah dijelaskan pada
artikel sebelumnya “prinsip kemagnetan”.

Gambar 1. Prinsip elektromagnetik.

Sebatang kawat pada posisi vertikal diberikan arus listrik DC searah panah, maka arus menuju
keatas arah pandang (tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk selubung berlapis lapis
terbentuk sepanjang kawat. Garis gaya magnet ini tidak tampak oleh mata kita, cara melihatnya
dengan serbuk halus besi atau kompas yang didekatkan dengan kawat penghantar tsb. Kompas
menunjukkan bahwa arah garis gaya sekitar kawat melingkar. Arah medan magnet disekitar
penghantar sesuai arah putaran sekrup (James Clerk Maxwell, 1831-1879). arah arus kedepan
(meninggalkan kita) maka arah medan magnet searah putaran sekrup kekanan. Sedangkan bila
arah arus kebelakang (menuju kita) maka arah medan magnet adalah kekiri.

Gambar 2. Garis magnet membentuk selubung seputar kawat berarus.


Gambar 3. Prinsip putaran sekrup

Aturan sekrup mirip dengan hukum tangan kanan yang menggenggam, dimana arah ibu jari
menyatakan arah arus listrik mengalir pada kawat. Maka keempat arah jari menyatakan arah dari
garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan.

Arah aliran arus listrik DC pada kawat penghantar menentukan arah garis gaya elektromagnet.
Arah arus listrik DC menuju kita (tanda titik pada penampang kawat), arah garis gaya
elektromagnet melingkar berlawanan arah jarum jam. Ketika arah arus listrik DC meninggalkan
kita (tanda silang penampang kawat), garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan melingkar
searah dengan jarum jam (sesuai dengan model mengencangkan sekrup). Makin besar intensitas
arus yang mengalir semakin kuat medan elektro-magnet yang mengelilingi sepanjang kawat
tersebut.

Gambar 4. Elektromagnetik sekeliling kawat.

Elektromagnet pada Belitan Kawat

Jika sebuah kawat penghantar berbentuk bulat dialiri arus listrik I sesuai arah panah, maka
disekeliling kawat timbul garis gaya magnet yang arahnya secara gabungan membentuk kutub
utara dan kutub selatan. Makin besar arus listrik yang melewati kawat, maka akan semakin kuat
medan elektromagnetik yang ditimbulkannya.
Gambar 5. Kawat melingkar berarus membentuk kutub magnet

Jika beberapa belitan kawat digulungkan membentuk sebuah coil atau lilitan, dan kemudian
dipotong secara melintang maka arah arus ada dua jenis. Kawat bagian atas bertanda silang
(meninggalkan kita) dan kawat bagian bawah bertanda titik (menuju kita).

Gambar 6. Belitan kawat membentuk kutub magnet.

Hukum Tangan Kanan

Hukum tangan kanan untuk menjelas kan terbentuknya garis gaya elektromagnet pada sebuah
gulungan atau coil dapat dilihat pada gambar 7. Dimana sebuah
gulungan kawat coil dialiri arus listrik, maka arah arusnya ditunjukkan sesuai dengan empat jari
tangan kanan, sedangkan kutub magnet yang dihasilkan ditunjukkan dengan ibu jari untuk arah
kutub utara dan kutub selatan arah lainnya.
Gambar 7. Hukum tangan kanan.

Untuk menguatkan medan magnet yang dihasilkan pada gulungan dipasangkan inti besi dari
bahan ferromagnet, sehingga garis gaya elektromagnet menyatu. Aplikasinya dipakai pada coil
kontaktor atau relay.

Anda mungkin juga menyukai