Elfeto

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

BAB I

NUTRITION CARE PROCESS (NCP)

A. ANAMNESIS GIZI (IDENTITAS PASIEN)

Nama : Tn.S.P.

Umur : 31 Tahun

JK : Laki-laki

Alamat : Kupang

Pekerjaan : Honorer

Ruangan : Komodo

Aktifitas : Ringan

Diagnosa : DM dan Ginjal

Tangal MRS : 5 November 2018

Sosek : Menengah

Penghasilan : ± Rp. 850.00

Keluhan Utama : Perut terasa nyeri, ,badan lemas,dan pusing.

Riwayat penyakit : Tidak ada

Penyakit Dahulu : Tidak ada

Penyakit Sekarang: Ginjal

Penyakit Keluarga : Tidak ada


B. ASSESMENT

1. Antropometri
BB : 45 kg
TB : 150 cm
BBI : (TB – 100) - 10% x (TB – 100)
: 150 – 100 – 10% x (150 - 100)
: 50 – 5,0
: 45
IMT : BB = 45 = 45 = IMT 20 (Gizi Normal)
2 2
(TB m) (150) 2,25

2. Biokimia ( Lab RSUD)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan


Hb 11,7 g/dl 13 – 18 Rendah
Ht 19,6 40 – 45 Rendah

Ureum darah 64,2 mg/dl 48 mg/dl Tinggi

3. Clinic / fisik
Tanggal 21 Januari 2018

KU Lemah

N 103 x/mnt

RR 25 x/mnt

S 36,5ºC

TD 190/120

4. Dietary
a. Pola Makan
 Makan biasa 3x sehari.
 Kebiasaan makan suka mengkomsumsi nasi, bubur dan cemilan (keripik,
dan goreng gorengan)
 Suka makan sayur dan daging.
 Alergi telur.
b. Asupan
Berdasarkan hasil recall 24 jam tanggal 11 Desember 2018 adalah sebagai
berikut :
Energi :2179 gr
Protein :108,95 gr
Lemak :48,42 gr
Karbohidrat :326,85 gr

Perhitungan zat gizi :


 Energi = 35 kkal x BBI
= 35 x 45
= 1575 kkal
 Protein = 20% gr x BBA
= 0,2 gr x 62
= 12,4 gram
 Lemak =20% x 2179 : 9
=48,42 gram
 Karbohidrat =60% x 2179 : 4
= 326,85 gram

Zat gizi Kebutuhan Asupan persentase Keterangan


Asupan

Energi 2179 kkal kkal 67,9 Defisit

Protein 108,95 gr gr 48,9 Tinggi

Lemak 48,42 gr 41.9gr 73,5 Sedang

Karbohidrat 326,85 gr gr 79,6 Sedang

c. Diagnosa Gizi
NI-2.1 Kurangnya intake makanan dan minuman oral (p) berkaitan dengan
kehilangan berat badan (S) ditandai dengan penyakit kronis.
NI-2.6 Kekurangan kandunga kalori zat gizi nutrizi parenteral (P) berkaitan
dengan fisiologi yang meningkatkan peningkatan kebutuhan gizi karena infeksi
kronik (S) ditandai dengan penurunan berat badan yang tidak sengaja.
NC-2.2 Perubahan pengobatan (P) berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal
ditandai dengan peningkatan HB=11,7,Nadi 103 x/menit.
NB-1.2 Kebiasaan yang salah mengenai makanan (P) berkaitan dengan ketidak
percayaan terhadap informasi yang benar mengenai gizi (S) serta ditandai dengan
ketagihan terhadap jenis makanan tertentu seperti minuman bersoda.

d. Intervensi Gizi
1. Jenis diet : TKTP
2. Tujuan
a.Diet jantung
 Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan funsi ginjal.
 Menurunkan kadar ureum darah.
 Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Mempebaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat
pnyembuhan.

3. Syarat
a. Diet jantung
 Energi cukup.
 Protein tinggi.
 Lemak cukup
 KH cukup
4. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
 Energi = 35 kkal x BBI
= 35 x 45
= 1575 kkal
 Protein = 20% gr x BBA
= 0,2 gr x 62
= 12,4 gr
 Lemak = 20% x 2179 : 9
= 48,42 gr
 Karbohidrat =60% x 2179 : 4
= 326,85 gr

5. Terapi Edukasi
Konsultasi Gizi (Media dan alat bantu : Leaflet)
a. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
b. Waktu : Jumat, 17 Desember 2018
c. Tempat : Ruangan Komodo
d. Konselor : Mahasiswa Jurusan Gizi Semester V.
e. Jenis Diet : TKTP Dalam bentuk lunak

6. Monitoring dan Evaluasi


a. Monitoring perkembangan Antropometri selama pengamatan 3 hari
Tn.S.P berat badannya tetap 45 kg dari awal pengamatan
b. Monitoring perkembangan biokimia
c. Pemeriksaan biokimia selama pengamatan mencakup indikator
sebagai berikut:

Pemeriksaan Nilai pemeriksaan Nilai normal Keterangan

Hb 11,7 13,0 – 18,0 Rendah

Ht 34,8 40,0 – 54,0 Rendah

Ureum 66,8 < 48 mg/dl Tinggi


darah

Kreatinin 1,3 0,5 -1,5 mg/dl Normal

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. CHEST PAINT

1. Definisi

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip


kacang.Sebagai bagian dari sitem urin,ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea)
dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urine.

a. Gejala Ginjal

Penyakit ginjal terjadi ketika ginjal sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.Padahal peran ginjal dalam tubuh sangatlah penting. Mulai dari
membersikan darah dari zat-zat sisa, membantu mengatur tekanan darah,
memproduksi vitamin D, hingga menjaga keseimbangan garam dan mineral pada
darah.Gejala jinjal sebagai berikut:

1. Nyeri pada pinggang

2. Kebiasaan buang air kecil berubah

3. Darah dalam urine

4. Mudah lelah dan sulit berkonsentrasi .

b.Gejala Jinjal

1. Mual.
2. Muntah.

3. Kehilangan selera makan.

4. Tampak terlihat lemah dan lesu (kurang bersemangat).

5. Mengalami gangguan tidur.

6. Jarang buang air kecil.

7. Volume urine berkurang.

8. Perubahan warna urine,terkadang urine juga bias bercampur dengan darah.

9. Urine Nampak berbusa.

10. Otot berkedut dan kram.

11. Cegukan.

12. Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki.

13. Kulit kering sehingga sering mengalami gatal yang tak kunjung hilang.

14. Nyeri dada,jika cairan menumpuk di sekitar selaput jantung.

15. Gangguan irama atau denyut jantung.

16. Sesak napas, jika cairan menumpuk di paru-paru.

17. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang sulit di kendalikan

18. Penurunan konsentrasi dan kesadaran.

BAB III

PEMBAHASAN
A. RENCANA TERAPI DIET
Diet Ginjal, diet tinggi protein, diet tinggi lemak kepada pasien diagnosa TKTP
ginjali. Pasien merupakan seorang bapak berusia 31 tahun yang terdiagnosa
penyakit Ginjal, Ginjal dan pasien saat ini menjalani perawatan di rumah sakit.
Status sosial ekonomi keluarga pasien yaitu menengah ke atas dan masuk RS
menggunakan pelayanan kesehatan umum. Jumlah jam tidur pasien dalam sehari
adalah 8 jam dengan frekuensi tidur cukup. Kebiasaan sehari-hari pasien
mengkonsumsi nasi, cemilan sayur dan daging.. Berdasarkan hasil pengukuran
BB = 45 kg, dan TB = 150 cm. Berdasarkan hasil laboratorium yang dilakukan
selama 2x dapat dilihat bahwa kadar Ureum darah pasien selalu tinggi.
Sedangkan untuk kadar Hb pada hasil lab kedua regulasi kenaikan dari pertama.

B. HASIL MONOTORING EVALUASI


Monitoring pasien studi kasus berlangsung mulai tanggal 11 Desember 2018
(sebagai pra pengamatan), tanggal 11-12 Desemberi 2018 (sebagai pengamatan
hari 1 dan 2), yang meliputi monitoring terhadap asupan makan pasien,
perkembangan antropometri, perkembangan pemeriksaan laboratorium dan
perkembangan fisik klinis pasien.

1. Terapi Diet
Konsumsi makanan ditujukan untuk mengetahui tingkat asupan energi dan zat gizi
pasien selama pengamatan. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
asupan energi dan zat gizi pasien.
a. Asupan makanan pasien didapatkan dari recall 24 jam pada pengamatan hari I
(23 Januari 2018).
Tabel 1: Persentase intake makanan hari I pengamatan
Zat gizi Kebutuhan Asupan presentase Keterangan
Asupan

Energi 2.126 kkal kkal 67,9 Defisit

Protein 79,7 gr gr 48,9 Defisit

Lemak 47,2 gr 41.9 gr 73,5 Sedang

Karbohidrat 345 gr gr 79,6 Sedang

Pada hasil recall menu sehari dihari pertama pengamatan, asupan energi 2.126 kal
(defisit), protein 79,7 gr (tinggi), lemak 47,2 gr (sedang), dan karbohidrat 345 gr
(sedang). Asupan masih belum mencapai kebutuhan karena pasien mengalami mual
dan muntah serta nafsu makan pasien yang menurun dan tidak menghabiskan
makanan dari rumah sakit dan lebih memilih mengkonsumsi buah. Pasien juga
menolak mengkonsumsi sayuran dan daging diberikan dari rumah sakit.

b. Asupan makanan pasien didapatkan dari recall 24 jam pada pengamatan hari II (
12 Desember 2018 )

Zat gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan


asupan

Energi 2,126kkal 961,6kkal 56,5% Defisit

Protein 108,95gr 38,33gr 71,64% Tinggi

Lemak 48,42gr 18gr 41,47% Tinggi

Karbohidrat 326,85 gr 146gr 62,90% Sedang

Asupan pada hari kedua menurun karena pasien semakin mual dan nafsu makan
semakin menurun sehingga asupan masih belum mencapai kebutuhan karena pasien
masih menolak beberapa bahan makanan tertentu dan pasien lebih memilih
mengkonsumsi pisang.
2. Perkembangan Pengukuran Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari pandang
gizi, maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Tabel 3.1 Pengukuran Antropometri

Pengukuran Sebelum pengamatan Sesudah pengamatan

BB 45 kg 45 kg

TB 150 cm 150 cm

IMT 20 20

BBI 45 kg 45 kg

Berdasarkan tabel diatas pengukuran antropometri selama dua hari tidak


mengalami perubahan. Ini karena pengukuran antropometri tidak akan terjadi
perubahan dalam waktu yang singkat dan sedangkan pengamatan hanya dilakukan
selama 3 hari yang relatif singkat.
3. Perkembangan Pemeriksaan Biokimia
Penilaian biokimia merupakan pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Penilaian
biokimia digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang
spesimen, maka penentuan kimia dapat lebih banyak menolong untuk menentukan
kekurangan gizi yang spesifik.
Tabel 3.2

Pemeriksaan Sebelum pengamatan Setelah pengamatan

Hemoglobin 8,9 g/Dl 11.7 g/Dl

Hematokrit 34,8 % 34.8 %

Kreatinin 1,4 0,5 - 1,3


Ureum darah 64,2 mg/dl 64,2 mg/dl

Berdasarkan tabel diatas pemeriksaan biokimia selama dua hari tidak mengalami
perubahan. Ini karena pasien baru melakukan pemeriksaan biokimia selama 2 kali.
4. Perkembangan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan klinis merupakan metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi.
Tabel 5: Pemeriksaan Clinis

Pemeriksaan Sebelum terapi Hari I terapi

Tekanan darah 100/120 mmHg 120/ 100 mmHg

Nadi 103 x / menit 103 x / menit

RR 25 x / menit 25 x / menit

Suhu 36,5 ºC 37 ºC

Berdasarkan tabel diatas terlihat pemeriksaan fisik pasien untuk tensi nadi dan
pernapasan masih dalam nilai normal.

C. HASIL MOTIVASI DIET MELALUI KONSULTASI GIZI


1. Observasi Sisa Makanan Pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang diet yang dijalani yaitu diet Jantung, diet
tinggi protein. Diberikan penjelasan mengenai kebutuhan zat gizi, makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan. Dalam hal ini pasien dan keluarga terlihat
memahami tetapi selama pengamatan pasien terlihat tidak patuh dengan diet
yang diberikan. Ini terlihat dari makanan yang tidak dihabiskan dan masih
mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Oleh sebab itu selanjutnya
diberikan penjelasan ke pasien dan keluarga agar meningkatkan nafsu makannya
dan tetap mengonsumsi makanan dari rumah sakit.
D. EVALUASI ASUHAN GIZI
1. Indikator Keberhasilan Asuhan Gizi
Yang menjadi indikator keberhasilan asuhan gizi selama pengamatan studi
kasus adalah diutamakan nafsu makan dan keinginan pasien untuk menghabiskan
makan yang diberikan dari rumah sakit. Selain itu dilihat dari tujuan diet yaitu
mencapai berat badan normal diharapkan pasien dapat memunuhi asupan sesuai
kebutuhan dengan meningkatkan nafsu makan.
2. Rencana Tindak Lanjut
Hanya tetap disarankan untuk melakukan diet Ginjal. Dalam artiannya dapat
mengonsumsikan makanan yang dapat dikonsumsi dan hindari makanan yang
tidak dapat dikonsumsi. Dan diharapkan peran keluarga juga aktif dalam
mengatur pola makan pasien.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Pasien didiagnosa Ginjal, Tinggi protein.
2. Asupan makanan (meliputi energi, protein, lemak, dan karbohidrat) pasien masih
belum mencapai kebutuhan karena nafsu makan pasien berkurang dan pasien
mengalami munta.
3. Pengukuran antropometri selama tiga hari tidak mengalami perubahan
dikarenakan pengamatan dilakukan dalam waktu yang relative singkat.
4. Pemeriksaan biokimia pasien tidak mengalami perubahan dikarenakan tidak ada
pemeriksaan ulang.
5. Pasien memiliki nafsu makan yang kurang oleh karena itu diberikan motivasi
agar pasien mau meningkatkan konsumsi makanannya dan tidak mengkomsumsi
makanan dari luar rumah sakit.

B. SARAN
Saran yang diberikan berdasarkan laporan studi kasus ini diharapkan pasien
dapat meningkatkan nafsu makan dan mematuhi diet yang ditentukan rumah sakit.
Untuk keluarga pasien diharapkan dapat membantu mengatur pola makan dan terus
memotivasi agar pasien dapat meningkatkan nafsu makannya baik selagi masih
dirawat ataupun nanti jika pasien sudah diperbolehkan pulang.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Depkes. 2005. Pedoman Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Depkes

Instalasi Gizi RSSA. 2014. Pedoman Pengkajian dan Perhitungan Kebutuhan Gizi. Malang
: RSSA

Anda mungkin juga menyukai