Elfeto
Elfeto
Elfeto
Nama : Tn.S.P.
Umur : 31 Tahun
JK : Laki-laki
Alamat : Kupang
Pekerjaan : Honorer
Ruangan : Komodo
Aktifitas : Ringan
Sosek : Menengah
1. Antropometri
BB : 45 kg
TB : 150 cm
BBI : (TB – 100) - 10% x (TB – 100)
: 150 – 100 – 10% x (150 - 100)
: 50 – 5,0
: 45
IMT : BB = 45 = 45 = IMT 20 (Gizi Normal)
2 2
(TB m) (150) 2,25
3. Clinic / fisik
Tanggal 21 Januari 2018
KU Lemah
N 103 x/mnt
RR 25 x/mnt
S 36,5ºC
TD 190/120
4. Dietary
a. Pola Makan
Makan biasa 3x sehari.
Kebiasaan makan suka mengkomsumsi nasi, bubur dan cemilan (keripik,
dan goreng gorengan)
Suka makan sayur dan daging.
Alergi telur.
b. Asupan
Berdasarkan hasil recall 24 jam tanggal 11 Desember 2018 adalah sebagai
berikut :
Energi :2179 gr
Protein :108,95 gr
Lemak :48,42 gr
Karbohidrat :326,85 gr
c. Diagnosa Gizi
NI-2.1 Kurangnya intake makanan dan minuman oral (p) berkaitan dengan
kehilangan berat badan (S) ditandai dengan penyakit kronis.
NI-2.6 Kekurangan kandunga kalori zat gizi nutrizi parenteral (P) berkaitan
dengan fisiologi yang meningkatkan peningkatan kebutuhan gizi karena infeksi
kronik (S) ditandai dengan penurunan berat badan yang tidak sengaja.
NC-2.2 Perubahan pengobatan (P) berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal
ditandai dengan peningkatan HB=11,7,Nadi 103 x/menit.
NB-1.2 Kebiasaan yang salah mengenai makanan (P) berkaitan dengan ketidak
percayaan terhadap informasi yang benar mengenai gizi (S) serta ditandai dengan
ketagihan terhadap jenis makanan tertentu seperti minuman bersoda.
d. Intervensi Gizi
1. Jenis diet : TKTP
2. Tujuan
a.Diet jantung
Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan funsi ginjal.
Menurunkan kadar ureum darah.
Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
Mempebaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat
pnyembuhan.
3. Syarat
a. Diet jantung
Energi cukup.
Protein tinggi.
Lemak cukup
KH cukup
4. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Energi = 35 kkal x BBI
= 35 x 45
= 1575 kkal
Protein = 20% gr x BBA
= 0,2 gr x 62
= 12,4 gr
Lemak = 20% x 2179 : 9
= 48,42 gr
Karbohidrat =60% x 2179 : 4
= 326,85 gr
5. Terapi Edukasi
Konsultasi Gizi (Media dan alat bantu : Leaflet)
a. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
b. Waktu : Jumat, 17 Desember 2018
c. Tempat : Ruangan Komodo
d. Konselor : Mahasiswa Jurusan Gizi Semester V.
e. Jenis Diet : TKTP Dalam bentuk lunak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. CHEST PAINT
1. Definisi
a. Gejala Ginjal
Penyakit ginjal terjadi ketika ginjal sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.Padahal peran ginjal dalam tubuh sangatlah penting. Mulai dari
membersikan darah dari zat-zat sisa, membantu mengatur tekanan darah,
memproduksi vitamin D, hingga menjaga keseimbangan garam dan mineral pada
darah.Gejala jinjal sebagai berikut:
b.Gejala Jinjal
1. Mual.
2. Muntah.
11. Cegukan.
13. Kulit kering sehingga sering mengalami gatal yang tak kunjung hilang.
BAB III
PEMBAHASAN
A. RENCANA TERAPI DIET
Diet Ginjal, diet tinggi protein, diet tinggi lemak kepada pasien diagnosa TKTP
ginjali. Pasien merupakan seorang bapak berusia 31 tahun yang terdiagnosa
penyakit Ginjal, Ginjal dan pasien saat ini menjalani perawatan di rumah sakit.
Status sosial ekonomi keluarga pasien yaitu menengah ke atas dan masuk RS
menggunakan pelayanan kesehatan umum. Jumlah jam tidur pasien dalam sehari
adalah 8 jam dengan frekuensi tidur cukup. Kebiasaan sehari-hari pasien
mengkonsumsi nasi, cemilan sayur dan daging.. Berdasarkan hasil pengukuran
BB = 45 kg, dan TB = 150 cm. Berdasarkan hasil laboratorium yang dilakukan
selama 2x dapat dilihat bahwa kadar Ureum darah pasien selalu tinggi.
Sedangkan untuk kadar Hb pada hasil lab kedua regulasi kenaikan dari pertama.
1. Terapi Diet
Konsumsi makanan ditujukan untuk mengetahui tingkat asupan energi dan zat gizi
pasien selama pengamatan. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
asupan energi dan zat gizi pasien.
a. Asupan makanan pasien didapatkan dari recall 24 jam pada pengamatan hari I
(23 Januari 2018).
Tabel 1: Persentase intake makanan hari I pengamatan
Zat gizi Kebutuhan Asupan presentase Keterangan
Asupan
Pada hasil recall menu sehari dihari pertama pengamatan, asupan energi 2.126 kal
(defisit), protein 79,7 gr (tinggi), lemak 47,2 gr (sedang), dan karbohidrat 345 gr
(sedang). Asupan masih belum mencapai kebutuhan karena pasien mengalami mual
dan muntah serta nafsu makan pasien yang menurun dan tidak menghabiskan
makanan dari rumah sakit dan lebih memilih mengkonsumsi buah. Pasien juga
menolak mengkonsumsi sayuran dan daging diberikan dari rumah sakit.
b. Asupan makanan pasien didapatkan dari recall 24 jam pada pengamatan hari II (
12 Desember 2018 )
Asupan pada hari kedua menurun karena pasien semakin mual dan nafsu makan
semakin menurun sehingga asupan masih belum mencapai kebutuhan karena pasien
masih menolak beberapa bahan makanan tertentu dan pasien lebih memilih
mengkonsumsi pisang.
2. Perkembangan Pengukuran Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari pandang
gizi, maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Tabel 3.1 Pengukuran Antropometri
BB 45 kg 45 kg
TB 150 cm 150 cm
IMT 20 20
BBI 45 kg 45 kg
Berdasarkan tabel diatas pemeriksaan biokimia selama dua hari tidak mengalami
perubahan. Ini karena pasien baru melakukan pemeriksaan biokimia selama 2 kali.
4. Perkembangan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan klinis merupakan metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi.
Tabel 5: Pemeriksaan Clinis
RR 25 x / menit 25 x / menit
Suhu 36,5 ºC 37 ºC
Berdasarkan tabel diatas terlihat pemeriksaan fisik pasien untuk tensi nadi dan
pernapasan masih dalam nilai normal.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pasien didiagnosa Ginjal, Tinggi protein.
2. Asupan makanan (meliputi energi, protein, lemak, dan karbohidrat) pasien masih
belum mencapai kebutuhan karena nafsu makan pasien berkurang dan pasien
mengalami munta.
3. Pengukuran antropometri selama tiga hari tidak mengalami perubahan
dikarenakan pengamatan dilakukan dalam waktu yang relative singkat.
4. Pemeriksaan biokimia pasien tidak mengalami perubahan dikarenakan tidak ada
pemeriksaan ulang.
5. Pasien memiliki nafsu makan yang kurang oleh karena itu diberikan motivasi
agar pasien mau meningkatkan konsumsi makanannya dan tidak mengkomsumsi
makanan dari luar rumah sakit.
B. SARAN
Saran yang diberikan berdasarkan laporan studi kasus ini diharapkan pasien
dapat meningkatkan nafsu makan dan mematuhi diet yang ditentukan rumah sakit.
Untuk keluarga pasien diharapkan dapat membantu mengatur pola makan dan terus
memotivasi agar pasien dapat meningkatkan nafsu makannya baik selagi masih
dirawat ataupun nanti jika pasien sudah diperbolehkan pulang.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Instalasi Gizi RSSA. 2014. Pedoman Pengkajian dan Perhitungan Kebutuhan Gizi. Malang
: RSSA