B. Manajemen karir
Pemberi kerja mengenali bahwa manajemen karier memainakan peran penting
dalam melibatkan dan mempertahankan karyawan. Penawaran dukukan karir
umumnya adalah win-win . karyawan dengan dibekali wawasan yang lebih
baik mengenai kekuatan pekerjaan mereka, akan lebih siap untuk melayani
perusahaan dan lebih tidak berkemungkinan pergi. Pemberi kerja akan
mendapatkan manfaat dari keterlibatan yang lebih tinggi dan perputaran yang
lebih rendah.
Manajemen karir adalah proses yang memungkinkan karyawan untuk lebiha
memahami dan mengembangkan keterampilan karir dan minat mereka dan
untuk mengguanakan keterampilan dan minat ini secara paling efektif baik
dalam perusahaan maupu setelah mereka meninggalkan perusahaan.
4. Melaksanakan Rencana-rencana
Untuk mengimplementasikan satu rencana kebanyakan
diperlukan iklim organisasi yang mendukung. Artinya
bahwa manajemen tingkat atas harus mengajak semua
tingkatan dari manajemen untuk membantu bawahan
mereka dalam meningkatkan karier mereka.
Perencanaan karier dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. pendidikan karier,
2. penyediaan informasi, dan
3. bimbingan karier.
b. Pengembangan Karir
Pengembangan karier merupakan implementasi dari perencanaan
karier. Untuk itu pengembangan karier dapat didefinisikan sebagai
semua usaha pribadi karyawan yang ditujukan untuk melaksanakan
rencana kariernya melalui pendidikan, pelatihan, pencarian dan perolehan
kerja, serta pengalaman kerja.
Titik awal pengembangan karier dimulai dari diri karyawan sendiri, di
mana setiap orang bertanggungjawab atas pengembangan atau
kemajuan kariernya. Setelah komitmen dimiliki, beberapa kegiatan
pengembangan karier dapat dilakukan. Untuk mengarahkan
pengembangan karier agar menguntungkan karyawan dan organisasi,
departemen SDM mekakukan pelatihan dan pengembangan bagi
karyawan.
Pihak-pihak yang berperan dalan pengembangan karir :
1. Karyawan
Seorang karyawan berperan dalam melakukan perencanaan
karir pribadinya. Dia bertanggung jawab untuk terus
meningkatkan keterampilan yang dia miliki untuk memastikan
bahwa dirinya mempunyai kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dan pasar tenaga kerja. Dia juga
sebaiknya bertindak proaktif untuk melihat kesempatan yang
ada, dan kemungkinan munculnya masalah dengan karirnya
saat ini. Untuk itulah, ada baiknya seorang karyawan senantiasa
dapat melakukan penilaian diri untuk mengenal aspirasi karir
yang dia inginkan, mengukur kekuatan yang ia miliki dan hal-
hal yang perlu ditingkatkan lebih baik lagi. Dengan
perencanaan karir pribadi ini, seorang karyawan dapat menilai
tingkat kesesuaian antara aspirasi karirnya dan karir yang
dipegangnya saat ini. Dengan demikian dapat mengarahkan
dirinya untuk memilih penugasan atau pekerjaan-pekerjaan
yang lebih sesuai dengan aspirasi karirnya.
Seorang karyawan membutuhkan seorang mentor untuk
membantu pengembangan karier nya. Mentor adalah seorang
yang mempunyai posisi senior di perusahaan yang dapat
menjadi semacam narasumber atau penasehat yang dapat
memberikan bimbingan atau jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan karir karyawan.
2. Pengusaha (Organisasi)
Secara umum manfaat penerapan sistem jenjang karir menurut Sulistiyani dan
Rosidah (2003) adalah mengembangkan prestasi pegawai, mencegah pegawai
minta berhenti karena pindah kerja, meningkatkan loyalitas pegawai,
memotivasi pegawai agar dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya,
mengurangi subjektivitas dalam promosi, memberi kepastian hari depan,
mendukung organisasi memperoleh tenaga yang cakap dan terampil
melaksanakan tugas.
Marquis dan Huston ( 2010) menyampaikan bahwa penerapan sistem jenjang
karir merupakan salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk menghindari
kebosanan dan indiferensi pekerjaan. Kebosanan dalam pekerjaan terbukti
dapat meningkatkan terjadinya pemutusan kerja sejalan dengan waktu dan
pekerjaan yang sama. Pendapat tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Chanafi ( 2005), Sitinjak (2008) dan Suroso (2011) yang
ketiganya menyatakan bahwa sistem jenjang karir dapat meningkatkan
kepuasan kerja perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 2.
Jakarta. Salemba Empat
Dessler, Gerry. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 14. Jakarta . Salemba
Empat
Moekijat. 2007. Perencanaan dan Pengembangan Karir Pegawai. Bandung. Mandar
Maju
Marquis, B.L. & Huston, C., J. 2010. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan:
teori & aplikasi, ed 4, alih Bahasa, Widyawati dkk, Editor edisi bahasa
Indonesia Egi komara yuda dkk, Jakarta: EGC
Nursalam . 2013 . Manajemen Keperawatan . Jakarta . Salemba Medika
Supriyatin, SS. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 1. Jakarta. Mitra
Kreatif
http://www.kompasiana.com/140473/jenjang-karir-perawat-di-indonesia