Anda di halaman 1dari 7

Keamanan Sistem Informasi Algoritma Enkripsi dan Deskripsi

Cenie Betty Greditasari, Institut Teknologi Telkom

Abstrak
Keamanan yang terdapat dalam suatu aplikasi maupun jaringan komunikasi memiliki algoritma yang
akan dibahas dalam jurnal ini. Seperti halnya algoritma DES, RSA, SSL, MD5, DH, DESede, DSA,dan
PBA. Dan setiap algoritma yang dihasilkan memiliki cara enkripsi masing – masing dan unik.
Sehingga dalam jurnal berikut akan dijelaskan bagaimana cara mengimplementasikan dalam dunia
nyata. Dan bagaimana prinsip kerja yang dilakukan dalam aplikasi dan pengiriman data di dunia
nyata.

KATA KUNCI :algoritma enkripsi, algoritma dekripsi, Keamanan jaringan,

1. Pendahuluan Dengan bertambahnya jaman, keamanan yang

Keamanan saat ini sangat dibutuhkan baik dihasilkan

dalam aplikasi maupun jaringan computer. Dimana


keamanan yang dilakukan menggunakan enkripsi 2. Pembahasan Algoritma Keamanan
dan setiap enkripsi yang dimiliki oleh masing – 2.1 DES (Data Encryption Standard)
masing algoritma memiliki keunikan yang berbeda. DES (Data Encryption Standard) adalah
Sehingga sistem keamanan yang dilakukan juga teknik enkripsi pertama yang tahan terhadap linear
berbeda setiap prinsip algoritma. Selain itu dengan cryptanalysis dan differential cryptanalysis. DES
berkembangnya telekomunikasi dan komputer telah dirancang oleh tim dari IBM dan dibantu oleh NSA
memungkinkan seseorang memiliki kesempatan (National Security Agency). DES menggunakan
untuk melakukan tindak kejahatan. Dan data – data kunci sebesar 64 bit untuk mengenkripsi blok juga
penting saat ini hampir seluruhnya berbentuk sebesar 64 bit dengan 8 bit sebagai parity. Dan
softcopy, hal ini sangat membahayakan bagi penomoran bit dimulai dari arah kiri ke kanan, dan
individu maupun perusahaan. Dengan semakin bit 1 sebagai most significant bit.[1]
besarnya resiko yang dihasilkan, maka semakin
banyak pula algoritma yang tercipta untuk enkripsi
dan dekripsi data.
Algoritma keamanan yang digunakan ada
banyak sekali yaitu algoritma DES, RSA, SSL,
MD5, DH, DESede, DSA, dan PBA. Dimana
algoritma tersebut digunakan untuk mengamankan
data pada suatu aplikasi. Keamanan yang dilakukan
biasa disebut dengan kriptografi, yaitu ilmu yang
mempeajari dalam mengamankan data atau pesan.
Pengamanan yang dilakukan oleh algoritma
tersebut adalah mengenkripsi data kedalam kode –
kode enkripsi. Sehingga tidak semua user dapat
mengubah file aslinya bahkan membaca file atau
data yang dikirim. Dan mengembalikan data Gambar 1[1]
Enkripsi DES
tersebut dengan proses dekripsi.

1
DES merupakan algoritma cipher blok 2.2 RSA (Rivest, Shamir, Adlemen)
yang tergolomg dengan kriptografi simetri. DES RSA adalah algoritma kriptografi kunci
melakukan enkripsi 64 bit plainteks menjadi 64 bit public yang paling popular. Keamanan algoritma
chiperteks 56 bit yang merupakan internal key yang RSA berada pada tingkat kesulitan memfaktorkan
diambil dari eksternal key dengan panjang 64 bit. bilangan yang besar menjadi faktor prima. Proses
Skema global dari algoritma DES adalah pemfaktoran dilakukan untuk memperoleh private
sebagai berikut: key. Selama faktor prima belum dihasilkan maka
1. Blok plainteks dipermutasi dengan matriks keamanan algoritma masih tetap terjamin.[3]
permutasi awal (initial permutation/IP) Pada algoritma RSA terdapat 3 layanan
2. Hasil permutasi awal kemudian di enchipering utama yaitu key generato, enkripsi, dan dekripsi.
sebanyak 16 kali (16 putaran). Setiap putaran Dan kunci yang terdapat pada RSA ada 2 jenis
menggunakan internal key yang berbeda. yaitu: Public Key dan Private key. Dimana public
3. Hasil enchipering kemudian dipermutasi key untuk melakukan enkripsi, dan public
dengan maktriks balikan(invers initial mengetahui. Sedangkan untuk private key sifatnya
-1
permutation/IP ) menjadi blok chiperteks.[2] rahasia dan berfungsi untuk dekripsi.[4]
Untuk membangkitkan pasangan kunci
yang terdapat pada RSA menggunakan algoritma
Blok Plainteks sebagai berikut:
1. Dipilih 2 buah bilangan prima sembarang yang
besar, p dan q. Nilai p dan q harus dirahasiakan
IP 2. Dihitung n = p X q, besar nilai n tidak perlu
dirahasiakan

16 kali
3. Dihitung m = (p – 1)(q – 1)
4. Dipilih sebuah bilangan bulat sebagai kunci
publik, disebut namanya e, yang relatif prima
Enchipering
terhadap m.
e relatif prima terhadap m artinya faktor
pembagi terbesar keduanya adalah 1, secara
matematis disebut gcd (e,m) = 1. Untuk
mencarinya dapat digunakan algo-ritma Euclid
-1
IP 5. Dihitung kunci privat, disebut namanya d
sedemikian agar (d x e) mod m = 1. Untuk
mencari nilai d yang sesuai dapat juga
digunakan algoritma Extended Euclid.[3]
Blok Chiperteks RSA dapat berguna baik untuk key
distribution (key exchange) maupun untuk digital
Gambar 2[2]
signature, karena merupakan system pertama yang
Skema Global Algoritma DES
dapat digunakan oleh key distribution dan digital
signature.RSA terkenal karena semua standart
protocol kriptografi memperbolehkan

2
menggunakan RSA termasuk pada SSl/TLS dan 2.4 MD5 (Message Digest 5)
SSH.[5] MD5 adalah algoritma message digest
yang dikembangkan oleh Ronald Rivest pada tahun
2.3 SSL (Secure Socket Layer) 1991.MD5 mengambil pesan dengan panjang
SSL (Secure Socket Layer) adalah salah sembarang dan menghasilkan message digest 128
satu jenis keamanan yang dibuat oleh Netscape bit. Pada MD5 pesan diproses dalam blok 512 bit
yang merupakan perusahaan pembuat web browser dengan empat round berbeda.[1]
terpopuler di tahun 1995. Adanya SSL tersebut
berfungsi untuk mengamankan sesi komunikasi 2.5 DH(Diffie Helman)
antar proses yang terdapat di dua komputer yang Walaupun Diffie-Hellman adalah sistem
berbeda. Cara pengamanan yang dilakukan diawali kriptografi public key yang pertama, Diffiee-
dengan handshake, yang kemudian dienkripsi Hellman tidak sepopuler RSA karena hanya dapat
antara client dan server selama proses berlangsung. digunakan untuk key agreement. Menggunakan
Tujuan dari adanya handshake adalah: Diffie-Hellman, memiliki dua pengguna, sebut saja
1. Server authentication (optional) A dan B, yang mana dapat membuat kunci rahasia
2. Menentukan parameter enkripsi yang hanya diketahui oleh A dan B, meskipun
3. Client Authentication (optional) komunikasi antara A dan B dapat dilihat semua
Proses handshake yang terjadi adalah: orang. Diffie-Hellman menggunakan fnite field
1. Client mengirim ke server GF(q) yang sangat besar. A dan B. keduanya
2. Server mengirim ke client mengetahui GF(q) dan elemen g 2 GF(q)¤. GF(q)
3. Melakukan server authentication dan g tidak perlu dirahasiakan, jadi boleh saja
4. Menggunakan data yang didapat, dan client diketahui semua orang. Meskipun tidak harus, g
membuat suatu premaster secret untuk sesi sebaiknya merupakan generator untuk GF(q)¤, atau
5. Melakukan digital signature setidaknya memiliki order yang besar agar range
6. Jika permintaan authentication dengan digital untuk pembuatan kunci cukup besar. Di±e-Hellman
signature gagal, maka proses akan dihentikan bekerja sebagai berikut:
7. Client dan server membuat master  A memilih, menggunakan random number
menggunakan premaster secret generator, a, mengkomputasi ga 2 GF(q)¤,
8. Clientmemberi tahu server bahwa kunci esi dan mengirim ga ke B.
akan digunakan untuk mengenkripsi  B melakukan hal yang serupa, yaitu
komunikasi lebih lanjut memilih, menggunakan random number
9. Servermemberi tahu client bahwa kunci sesi generator, b, mengkomputasi gb 2 GF(q)¤,
akan digunakan untuk mengenkripsi dan mengirim gb ke A.
komunikasi lebih lanjut
 Setelah menerima gb, A mengkomputasi
10. Handshake selesai
kunci rahasia k = (gb)a = gab 2 GF(q)¤.
Keamanan yang dilakukan ini berfungsi untuk
 B, setelah menerima ga, mengkomputasi
mengamankan web browser.[1]
kunci rahasia k = (ga)b = gab 2 GF(q)¤
.
Setelah selesai, A dan B mengetahui kunci rahasia k
= gab, akan tetapi orang lain tidak bisa

3
mendapatkan k = gab meskipun mengetahui g, ga, RSA digunakan untuk mengenkripsi digest sebesar
dan gb. Ini didasarkan pada asumsi bahwa untuk 160 bit. Parameter yang digunakan oleh DSA
mendapatkan gab, orang lain harus mengkomputasi adalah sebagai berikut
logaritma diskrit dari ga atau gb untuk  Suatu bilangan prima p yang dipilih
mendapatkan a atau b terlebih dahulu, dan menggunakan random number generator
komputasi logaritma diskrit terlalu sukar. [1] minimum 512 bit, sebaiknya 1024 bit.:
 Suatu bilangan prima q yang dipilih
2.6 DESede (Triple DES) menggunakan random number generator
Enkripsi dengan DES sudah dianggap sebesar 160 bit dimana q membagi p ¡ 1.
tidak memadai karena kunci efektif sebesar 56 bit Untuk implementasi, mungkin lebih
sudah terlalu kecil. Standard Triple DES mudah untuk memilih q terlebih dahulu
menggunakan algoritma DES dengan 3 kunci kemudian memilih p dimana p ´ 1 (mod q).
seperti dalam gambar 3 berikut:  Suatu bilangan x yang dipilih
menggunakan random number generator
dimana 0 < x < q .[1]

Gambar 3[1] 2.8 PBE (Password Based Encryption)


Gambar Enkripsi dan Dekripsi 3DES PBE merupakan sebuah metode kriptografi
Dengan 3 kunci DES K1, K2 dan K3, enkripsi
simetrik yang menggunakan kunci seperti password
3DES dilakukan sebagai berikut:
dalam melakukan proses enkripsinya dan
1. Enkripsi DES dengan kunci K1 dilakukan
menggunakan kunci yang sama untuk melakukan
terhadap naskah asli.
proses deskripsinya sehingga akan dihasilkan data
2. Dekripsi DES dengan kunci K2 dilakukan
yang sama dengan data plaintext aslinya. Data
terhadap hasil pertama.
plaintext yang sudah dienkripsi menghasilkan
3. Enkripsi DES dengan kunci K3 dilakukan
sebuah chipertext yang tidak dapat dibaca oleh
terhadap hasil kedua.
orang lain. Chipertext inilah yang akan dikirimkan
Enkripsi 3DES dengan dua atau tiga kunci masih
kepihak kedua sehingga akan memiliki kerahasiaan
cukup tangguh untuk penggunaan saat ini.
yang bisa diandalkan dan bisa berubah sesuai
Walaupun enkripsi 3DES agak lamban
masukan data kunci password yang diberikan. [6]
komputasinya dibandingkan dengan enkripsi block
cipher lainnya yang masih cukup tangguh, 3DES
tergolong populer.[1]

2.7 DSA(Digital Signature Algorithm)


DSA (Digital Signature Algorithm) adalah
salah satu algoritma yang digunakan dalam DSS
(Digital Signature Standard), standard untuk digital
signature yang dibuat oleh FIPS. DSS juga
memperbolehkan penggunaan RSA. Karena DSS
mewajibkan penggunaan SHA-maka DSA atau

4
3. Pembahasan Desain Keamanan Prinsip Kerja:
Pada sisi client terdapat 2 algoritma yaitu
3.1 Initial State DESede dan DSA. Dimana pada algoritma
DESede melakukan authority certificate
dengan memberikan digital signature untuk
melanjutkan proses. Dan plaintext di random
Client Server
dengan algoritma DESede agar tidak bisa di
hack dengan pihak tak bertanggungjawab.
PBE encryption PBE encryption
DESede Client password
Random salt
server password
DESede
Kemudian di generate oleh algoritma DSA
Random salt

menjadi private key. Kemudian data di


DSA server DSA server
enkripsi dengan algoritma DESede dan data
public key Private key
kemudian dikirim ke server. Dan data
Gambar 4 kemudian didekripsi yang kemudian diterima
Skema Dasar Keamanan Data oleh server dengan beberapa ketentuan. Yang
kemudian disamakan private key yang dikirim
Cara kerja:
Dalam pengiriman data pada client dan server dari client dan menyamakan digital

terdapat akses keamanan. Dimana akses signaturenya agar data atau pesan dapat

tersebut yang terdapat pada client memiliki dibaca. Dan plaintext terjamin hingga server.

public key yang dihasilkan dari algoritma DSA


yang kemudian di random dengan algoritma 3.3 Login State 1
DESede. Dimana pesan itu dikirm ke server
dengan enkripsi digital signature yang Private Key
Client (DH)

dihasilkan oleh algoritma DSA. Dan Generate


Login
Signed with
user Private Key Client
dikirimkan ke server yang kemudian Client
Encrypted with DESede (DSA)

Public Key
Client (DH) Encrypted Message Encrypted Message
didekripsi di server dan menyamakan digital DESede Public Key
+
Digital Signature
Server (DSA)

signature yang diterima oleh server. Sehingga Private Key


Client (DSA)

data asli dapat diamankan tanpa harus diganti


oleh pihak yang tak bertanggungjawab. Verified with
Public Key Client
Decrypted with DESede Received by Server
(DSA)

Encrypted Message
Public Key Encrypted Message INTERNET
Client (DH) +
server Digital Signature

3.2 Registration State


Public Key
Private Key Client (DSA) DESede
Server (DSA)

Private Key
Client
(DSA) Gambar 6
Generate
Encrypted with
user2
Client DESede
Sent to server Skema Keamanan Data pada LOGIN
Public Key Encrypted Message
INTERNET
Client
DESede Public Key (DSA)
Server
(DSA)
Prinsip Kerja:
Decrypted with
Pada sisi client melakukan login. Dan sisi
DESede

Public Key
Client
client terdapat 2 algoritma yaitu DESede dan
(DSA) Server Encrypted Message

Private Key
DSA. Dimana pada algoritma DESede
Server DESede
(DSA)

melakukan authority certificate dengan


Gambar 5 memberikan digital signature untuk
Skema keamanan Registrasi melanjutkan proses. Dan plaintext di random

5
dengan algoritma DESede agar tidak bisa di dengan algoritma DESede agar tidak bisa di
hack dengan pihak tak bertanggungjawab. hack dengan pihak tak bertanggungjawab.
Kemudian di generate oleh algoritma DSA Kemudian di generate oleh algoritma DSA
menjadi private key. Kemudian data di menjadi private key. Kemudian data di
enkripsi dengan algoritma DESede dan data enkripsi dengan algoritma DESede dan data
kemudian dikirim ke server. Dan data kemudian dikirim ke server. Dan data
kemudian didekripsi yang kemudian diterima kemudian didekripsi yang kemudian diterima
oleh server dengan beberapa ketentuan. Yang oleh server dengan beberapa ketentuan. Yang
kemudian disamakan private key yang dikirim kemudian disamakan private key yang dikirim
dari client dan menyamakan digital dari client dan menyamakan digital
signaturenya agar data atau pesan dapat signaturenya agar data atau pesan dapat
dibaca. Dan plaintext terjamin hingga server. dibaca. Dan plaintext terjamin hingga server.
Dan plaintext username dan password yang Dan plaintext verification yang kemudian
kemudian disamakan dengan data pada server. diterima oleh client. Dengan adanya authority
Jika data sama maka login berhasil. certificate yang memberikan hak pada client
untuk mengakses halaman yang ingin dituju.
3.4 Login State 2
3.5 Data Exchange
Signed by Private
Encrypted by old DESede Key Server (DSA)

Encrypted Message Encrypted Message


Generate Public Key
Server (DH) +
Digital Signature Private Key
New DESede Client (DSA)
Server
New DESede
New DESede Encrypted Data Encrypted data &
Private Key Request Digital Signature
Server (DH)
Private Key
Server (DSA)
DESede
Private Key
Public Key Server (DSA)
New DESede
Server (DSA)
Public Key Encrypted data & Encrypted Data
Client (DH) Digital Signature
Response
INTERNET CLIENT Private Key
New DESede
Server (DSA) Public Key
Private Key Server Client (DSA)
Client (DSA)

Verified by Public Received by client


Decrypted by DESede Key Server (DSA)

Encrypted Message
Gambar 8
Public Key Encrypted Message CLIENT +
Server (DH) Digital Signature2
Skema Keamana pada Pertukaran Data
New DESede

Private Key
Private Key
Client (DSA)
Public Key Prinsip Kerja:
DESede Server (DSA)
Client (DH)

Pada sisi Client terdapat 3 key yaitu: public


key, private key, dan New DESede. Dimana
Gambar 7
Skema Keamanan Data pada LOGIN2 key tersebut memiliki fungsi masing – masing.
Dimana Client melakukan request dengan
Prinsip Kerja: private key yang diacak oleh algoritma DSA
Pada sisi server melakukan pengecekan login. dan diberi authority certificate dari algoritma
Dan sisi server terdapat 2 algoritma yaitu DESede. Kemudian semua permintaan dan
DESede dan DSA. Dimana pada algoritma data dienkripsi menjadu satu dengan kedua
DESede melakukan authority certificate algoritma tersebut. Dan permintaan data di
dengan memberikan digital signature untuk amankan dengan mengacak private key yang
melanjutkan proses. Dan plaintext di random tidak diketahui oleh banyak orang. Dan

6
memberikan digital signature sebagai tanda
asli pada plaintext agar orang yang tidak
bertanggungjawab tidak dapat mengubah data
tersebut. Hingga diterima oleh server, maka
data mulai dideksirpsi dan dicocokan oleh key
yang terdapat di server. Apabila semua
keamanan telah sama, maka server akan
melakukan response untuk client. Dengan
kembali mengenkripsi dan mengacak private
key yang baru agar tidak dapat dibaca oleh
orang yang tidak bertanggung jawab. Hingga
data diterima oleh server.

4. Daftar Pustaka

[1].Kromodimoeljo, Sentot. 2010. “Teori &


Aplikasi Kriptografi”. Penerbit SPK IT
Consulting
[2].Andri, Yuli. 2009. “Implementasi algoritma
kriptografi DES, RSA, dan algoritma kompetisi
LZW pada berkas digital”: Medan
[3].Munir, Renaldi. “Kriptografi/Algoritma RSA”.
Fakultas Informatika-ITB
[4].Hendrily, Janson. “Kriptografi RSA”
[5].Raharjoeningroem, Tri. Muhammad,
Aria.”Studi dan implementasi algoritma RSA
untuk pengamanan data transkrip akademik
mahasiswa”. Jurusan Teknik elektro-Universitas
Komputer Indonesia. Vol 8, No 1
[6].Winarni,Edy.Penyandian Data Dengan
Kriptografi Password Based Encryption
menggunkan Message Digest 5 dan Data
Encryption Standart. Fakultas Teknologi
Informasi, Universitas Stikubank Semarang.

Anda mungkin juga menyukai