Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

i. Latar Belakang

Merkuri adalah logam berat yang beracun, yang terdapat secara luas pada alam,

kebanyakan manusia terpapar merkuri yang berasal dari ikan yang dimakan, atau penggunaan

tambalan amalgam.(1) Merkuri adalah satu-satunya logam berat yang cair dalam suhu ruangan.

Merkuri sering digunakan sebagai komponen pada baterai, tambalan amalgam, termometer,

barometer, dan saklar listrik.(2)

Toksisitas merkuri berbeda sesuai dengan bentuk kimianya, telah dikenal 3 bentuk

merkuri yaitu : merkuri elemental, merkuri inorganik, dan merkuri organik. Bahaya dari

merkuri antara lain : sindroma nefrotik, kerusakan sistem syaraf, tremor, iritabilitas, dll (4)

Amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam yang salah satunya adalah

merkuri atau air raksa. Amalgam dapat berbentuk padat maupun cair tergantung jumlah air

raksa yang digunakan. Amalgam umumnya digunakan untuk menambal gigi yang berlubang.

Bagian gigi yang rusak dihilangkan oleh dokter gigi dengan cara dibor dan kemudian ditambal

dengan amalgam. (5) Penggunaan amalgam sampai sekarang masih menjadi kontroversi mulai

dari pertama kali diperkenalkan ke publik karena kandungan merkurinya. Orang-orang dari

dulu sudah mengetahui betapa beracunnya merkuri, dan satu-satunya pembenaran untuk

penggunaan amalgam hanyalah paparan merkuri terlalu sedikit untuk bisa memberikan dampak

bagi penggunanya. (6)

Amalgam sebagai bahan tambalan sampai saat ini masih banyak digunakan oleh dokter

gigi atas permintaan pasien, karena harganya relatif murah. (7) Selain dampak terhadap tubuh,

amalgam juga berpengaruh terhadap lingkungan, dampak yang terjadi juga berupa
bioakumulasi pada rantai makanan serta limbah merkuri dari klinik gigi yang berpengaruh pada

lingkungan sekitar. (8)

Paparan dari tambalan amalgam biasanya terjadi karena menghirup uap merkuri dari

isian amalgam.penyerapan uap merkuri terjadi melalui paru-paru, kemudian didistribusikan

oleh darah, merkuri bisa masuk dan menetap pada beberapa jaringan,seperti SSP dan ginjal

pada kurun waktu yang lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan merkuri dari

restorasi amalgam adalah: jumlah gigi, kebiasaan makan, sikat gigi, kebiasaan bernapas

melalui mulut, rasio pernapasan hidung-mulut, rasio inspirasi-ekspirasi, menelan, berat badan,

dll. (9)

Plak adalah endapan lunak yang menutupi dan melekat erat pada permukaan gigi, terdiri

atas sejenis bahan berekat yang dihuni beraneka ragam bakteri. Diperkirakan lebih dari 400

spesies bakteri dijumpai dalam plak gigi. Suatu penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang

dominan dalam semua plak gigi adalah jenis kokus terutama Streptokokus yang dapat

menghasilkan asam dengan cepat dari hasil metabolisme karbohidrat. Mikroorganisme tersebut

selain mampu membentuk asam (asidogenik) juga tahan asam (asidurik). (14)

Mikroorganisme ada dimana-mana dan dapat beradaptasi dimanapun. Dari semua

mikroorganisme, bakteri menunjukkan mekanisme pertahanan yang berbeda terhadap logam

berat. Beberapa interaksi bakteri dengan logam berat dapat menghasilkan efek yang berguna

untuk menghilangkan racun dari lingkungan.(10) Terdapat beberapa bakteri memiliki gen

resisten yang mengubah bentuk ion merkuri menjadi bentuk yang tidak stabil melalui suatu

enzim. Terdapat dua enzim yang berperan dalam perubahan ini yakni organomecurial lyase

dan mercurial reductase yang bekerja secara berurutan. Organomercurial lyase memotong

rantai karbon-merkuri kemudian mercurial reducatase kemudian mengubah bentuk ion yang

larut dalam air (Hg++) menjadi merkuri metalik yang tidak dapat dilarutkan (Hg0). (11)
Pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, telah ditemukan spesies bakteri

resisten merkuri yakni Staphylococcus aureus dan Bacillus sp. Mer dari S. Aureus mengandung

merR, merA, merB, dan merT, hal yang sama juga terdapat pada bakteri Bacillus sp. yang

akhirnya memberikan resisten merkuri spektrum luas.(12) Bakteri yang hanya memliki gen

merkuri reduktase (merA) disebut bakteri resisten merkuri spektrum sempit, sedangkan bakteri

yang memiliki selain gen merA, juga gen merB maka bakteri tersebut disebut bakteri reisten

merkuri spektrum luas. Protein MerA mempunyai fungsi mereduksikan ion merkuri yang

toksik menjadi logam merkuri Hg(0) yang kurang toksik dan mudah menguap pada suhu kamar,

sedangkan protein MerB mempunyai fungsi mengkatalisis pemutusan ikatan merkurikarbon

sehingga dihasilkan senyawa organik dan ion Hg(++) (13).

Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan selain kultivasi adalah pendekatan

molekuler. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Polymerase Chain Reaction (PCR).

PCR bukan hanya digunakan untuk mendeteksi gen pada manusia tapi juga terutama pada

bakteri dan virus, hal ini sangat membantu sebab kebanyakan virus mengandung RNA

dibanding DNA. Selain untuk menentukan jenis gen tersebut, PCR juga dapat digunakan untuk

mendeteksi berapa banyak jumlah spesifik dari suatu DNA dalam suatu sampel.(29)

Keunggulan PCR dikatakan sangat tinggi. Hal ini didasarkan atas spesifitas, efisiensi

dan keakuratannya. Spesifitas PCR terletak pada kemampuannya mengamplifikasi sehingga

menghasilkan produk melalui sejumlah siklus. Keakuratan yang tinggi karena DNA

polymerase mampu menghindari kesalahan pada amplifikasi produk. Masalah yang berkenaan

dengan PCR yaitu biaya PCR yang masih tergolong tinggi.(31)

Gen 16SrRNA digunakan untuk mempelajari spesies bakteri, dengan alasan bahwa :

(1) gen 16SrRNA terdapat di dalam semua sel bakteri, sering sebagai kelompok multigen atau

operon (2) fungsi gen 16SrRNA dalam waktu yang lama tidak berubah tergantung jarak
evolusinya, dan (3) gen 16SrRNA cukup panjang yaitu 1500 bp.(15) Metode pemeriksaan yang

dilakukan untuk memeriksa gen 16SrRNA dinamakan polymerase chain reaction (PCR),

banyak bakteri yang sebelumnya tidak teridentifikasi dapat teridentifikasi menggunakan

metode ini.(3)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai identifikasi bakteri resisten merkuri menggunakan metode 16SrRNA

terhadap plak gigi pada pasien pengguna tambalan amalgam.

ii. Rumusan Masalah


Apakah jenis bakteri yang teridentifikasi menggunakan metode 16SrRNA pada
plak gigi pasien pengguna tambalan amalgam?

iii. Maksud dan Tujuan


Untuk mengidentifikasi bakteri resisten merkuri pada plak gigi pasien pengguna
tambalan amalgam menggunakan metode PCR

iv. Manfaat
a. Dapat mengetahui jenis bakteri resisten merkuri yang terdapat pada plak gigi
pasien pengguna tambalan amalgam dengan metode PCR
b. Menjadi bahan masukan bagi pihak berkepentingan mengenai bakteri resisten
merkuri yang teridentifikasi untuk dapat digunakan dalam penelitian
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai