Journal Reading - Usefulness of Transcranial Doppler Ultrasound in Evaluating Cervical-Cranial Collateral Circulation
Journal Reading - Usefulness of Transcranial Doppler Ultrasound in Evaluating Cervical-Cranial Collateral Circulation
Kata Kunci
stenosis intracranial
Abstrak
invasif, aman dan hemat biaya yang dapat dilakukan langsung pada pasien untuk
model pencitraan dengan spektrum aplikasi klinis yang luas. TCD dapat
posterior, aliran yang terbalik pada arteri oftalmika, pembuluh darah kolateral
leptomeningeal, aliran yang terbalik pada arteri basilar dan aliran yang terbalik
pada arteri vertebral yang disebabkan oleh hemodinamik arteri karotis yang
Pendahuluan
Saluran pembuluh darah kolateral intrakranial tidak aktif pada kondisi sirkulasi
normal. Saluran pembuluh darah kolateral terbuka ketika gradien tekanan terjadi
pada dua sistem arteri yang memiliki anastomosis [1]. Arteri komunikan anterior
dan posterior merupakan jalur pembuluh darah kolateral primer. Sedangkan arteri
oftalmika dan aliran darah melalui pembuluh leptomeningeal adalah alur sekunder
pembuluh darah kolateral adalah penting untuk para ahli bedah saraf, ahli bedah
vaskular dan ahli radiologi intervensi pada saat prosedur operasi di arteri serebral
mengenai sirkulus Willis dan pembuluh darah kolateral leptomeningeal dan, oleh
karena itu, dipakai sebagai standar baku emas untuk penilaian aliran pembuluh
darah kolateral [6, 7]. Namun, penerapan kateter angiografi dibatasi karena
prosedurnya yang invasif dan risiko terkaitnya. Penilaian secara tidak langsung
Neurology untuk evaluasi jalur pembuluh darah kolateral dalam kondisi oklusi
arteri karotis internal (ICA) [8]. Keuntungan utama dari TCD adalah, prosedur ini
tidak invasif dan pemeriksaan ini dapat dilakukan berulang kali. Pada penyakit
banyak pusat kesehatan untuk skrining stenosis ICA [9-11]. Selain itu,
pemeriksaan ini dapat digunakan untuk evaluasi tindak lanjut dari pembuluh darah
arteri karotis atau pemasangan stent [12, 13]. TCD dapat langsung mendeteksi
sirkulus Willisi. Sirkulus Willisi, yang terletak di dasar otak, memilki jalur utama
untuk aliran darah pembuluh darah kolateral pada penyakit oklusi berat ICA
(PCoA).
Aliran pembuluh darah kolateral melalui ACoA tidak dapat dibedakan dengan
jelas dari segmen A1 dan A2 yang berdekatan pada arteri serebral anterior (ACA)
karena ukuran dan diameter ACoA yang lebih kecil dibandingkan dengan volume
sampel yang besar dimana ultrasound menangkap area ini. TCD hanya dapat
menentukan temuan aliran yang terus menerus bersamaan dengan pengisian silang
anterior melalui ACoA, namun tidak begitu baik dalam mengukur kecepatan
langsung berikut yang menunjukkan pengisian ACoA [14, 15]: (1) penurunan
kecepatan aliran rata-rata (MFV) dan pulsatilitas pada arteri serebral media
ipsilateral (MCA) bersamaan dengan aliran normal pada MCA kontralateral; (2)
arah aliran yang terbalik di segmen A1 ipsilateral ACA; (3) tidak terdapat
perubahan yang signifikan pada MFV ipsilateral MCA dan A1 ACA pada uji
dengan uji kompresi dari arteri karotis komunis kontralateral, dan (4) peningkatan
aliran darah di A1 ACA kontralateral, yang menunjukkan MFV 1,2 kali lebih
aliran pada ACoA. Tes kompresi sangat membantu dalam menilai suplai darah
pembuluh darah kolateral yang berasal dari ACoA. Namun, harus tetap
material dari plak ICA [16]. Mengacu kepada kriteria TCD ini, korelasi yang
sangat signifikan ditemukan antara TCD dan angiografi serebral untuk menilai
suplai pembuluh darah kolateral melalui ACoA. Sensitivitas TCD adalah 95% dan
PCoA menghubungkan sistem arteri serebral posterior dan anterior. PCoA terletak
diidentifikasi TCD karena arteri dapat berukuran sepanjang 0,5-2 cm. Pada saat
tanda-tanda berikut [14, 15]: (1) tanda-tanda aliran PCoA secara terus menerus
untuk menemukan PCA; (2) kecepatan arteri basilar (BA)> 70 cm/s; (3)
peningkatan tajam kecepatan aliran darah BA setelah kompresi arteri karotis non-
inklusi, dan (4) asimetri sisi-ke-sisi yang jelas dari kecepatan aliran darah PCAs
dengan kecepatan aliran darah ipsilateral yang tinggi ke arah oklusi ICA.
darah kolateral melalui PCoA adalah 87% dan spesifisitasnya adalah 95% [17].
Menilai suplai pembuluh darah kolateral melalui PCoA oleh TCD lebih sulit dan
terkadang lebih menyita waktu daripada menilai aliran pembuluh darah kolateral
(MRA) juga menunjukkan korelasi yang tinggi dalam prevalensi aliran pembuluh
darah kolateral melalui PCoA dan/atau ACoA [19, 20]. Pasien yang melalui TCD
menunjukkan aliran kolateral yang terbentuk melalui ACoA atau PCoA umumnya
menunjukkan stenosis tingkat tinggi (> 70%) baik pada digital subtraction
angiography (DSA) maupun MRA [18]. TCD sangat sensitif terhadap perubahan
hemodinamik yang berhubungan dengan stenosis arteri karotis berat (> 70%) atau
sensitivitas 79%, spesifisitas 86%, nilai kekuatan prediktif positif (PPV) 57%,
nilai prediksi negatif (NPV) 95% dan akurasi 85%. Pada stenosis ICA 50-69%
intrakranial mungkin tidak terganggu. Oleh karena itu, PPV untuk lesi ini rendah
[21]. Dalam studi TCD pasien dengan oklusi ICA unilateral, proporsi pasien
dengan aliran pembuluh darah kolateral melalui segmen A1 (segmen A1 saja atau
aliran pembuluh darah kolateral melalui PCoA (PCoA) saja atau segmen PCoA
plus A1) bervariasi antara 32 dan 76 %[22]. Ringelstein dkk. [23] menggambarkan
ACoA dalam mengkompensasi oklusi ICA. PCoA muncul sebagai jalur tingkat-
dua, yang lebih kurang efektif. Baru-baru ini, dinyatakan bahwa aliran pembuluh
darah kolateral melalui PCoA sendiri adalah tanda perfusi serebral yang
memburuk. Di sisi lain, telah dilaporkan bahwa hanya PCoA kecil atau tidak ada
dapat dianggap sebagai faktor risiko yang signifikan untuk infark watershed [24].
Aliran dalam arteri oftalmika (OA) dapat dinilai dengan baik oleh TCD. Tanda-
tanda OA yang abnormal adalah berupa aliran berpulsasi rendah yang diarahkan
terutama menjauh dari probe melalui jendela transorbital pada kedalaman 40–60
mm (Gambar. 2). Jika OA yang terbalik adalah satu-satunya temuan abnormal, ini
asalnya. Kadang-kadang, hal ini dapat menjadi satu-satunya tanda diseksi atau
oklusi ICA. Jika aliran OA yang terbalik ditemukan dengan percepatan aliran
oklusi ICA proksimal atau stenosis berat, dan kapasitas pembentukan pembuluh
darah kolateral melalui sirkulus Willisi dapat menjadi kurang optimal. Jika aliran
kolateral lainnya, hal ini merupakan tanda pasti dari oklusi ICA proksimal atau
tinggi (100%) dan sensitivitas yang baik (75%) untuk mengidentifikasi oklusi ICA
penting pada stenosis ICA derajat berat atau oklusi, yang tidak pernah terbalik kea
rah ipsilateral arteri dengan stenosis <80% , dengan sensitivitas 55%, spesifisitas
100%, NPV 82% dan PPV 100 % untuk pembalikan aliran darah OA sebagai
penanda lesi arteri karotis bermutu tinggi [26]. Selain itu, aliran darah OA yang
OA mengalir anterograde, indeks pulsasi rendah (<1,2) dan MFV (<15 cm/s), hal
ini akan membedakan stenosis ICA berat kritis atau oklusi dengan sensitivitas
yang baik (87,2%) dan spesifisitas (95,2) [25]. Tanpa penyakit ICA yang
signifikan, aliran OA yang terbalik ditemukan hanya pada 5,6% pasien dan
kemungkinan hal ini merupakan penyebab sebagian besar kesalahan teknis dalam
Arteri supratroklear merupakan cabang dari OA. Pembuluh darah ini dapat dengan
Jika aliran OA terbalik, arah aliran arteri supratroklear biasanya terbalik dengan
merupakan cabang dari arteri karotis eksternal (ECA), menandakan pengisian dari
Gambar. 2. Aliran OA yang terbalik pada pasien dengan oklusi ICA proksimal. Arah
aliran OA kiri terbalik (menjauhi probe) dan indeks pulsasi menurun secara signifikan
(0,73). b Arah aliran arteri supratroklear kiri juga terbalik dengan indeks pulsasi yang
menurun, konsisten dengan spectrum OA. Kecepatan aliran arteri supratroklear kiri
berkurang secara signifikan dengan kompresi arteri temporal superfisial ipsilateral dan
arteri mandibula (panah putih), yang menunjukkan pembuluh darah yang disuplai oleh
ECA. c, d TCD secara berurutan menunjukkan kecepatan aliran dan bentuk gelombang
yang normal di OA kanan dan arteri supratroklear. e angiografi yang sesuai menguatkan
rekaman TCD. Angiografi serebral menunjukkan oklusi ICA proksimal kiri (panah
hitam). Sumber darah OA (panah putih) berasal dari ECA (hitam kepala panah). OA
menyediakan suplai darah untuk ICA distal (panah putih), menunjukkan pengisian
saluran pembuluh darah kolateral ECA ke ICA.
Aliran pembuluh darah kolateral melalui aliran OA yang terbalik sering dianggap
sebagai penanda perfusi serebral yang tidak memadai dan mungkin mengganggu
pembuluh darah kolateral dan dikerahkan hanya jika aliran kedua arteri
komunikan dari sirkulus Willisi tidak tersedia atau tidak mencukupi pada penyakit
ICA; hal ini biasanya memiliki prognosis yang buruk [28]. Aliran OA yang
arteri serebral utama lainnya. Pada oklusi MCA, tekanan darah di cabang MCA
distal dengan oklusi proksimal menjadi rendah dibandingkan dengan ACA atau
PCA yang berdekatan. Sehingga gradien tekanan antara ACA /PCA dan MCA
mencukupi. Pembuluh darah kolateral ini dapat berfungsi sebagai jalur alternatif
ke ACA/PCA, dan dapat menurunkan resistensi aliran darah yang keluar dari
ACA atau PCA [1]. Jadi, mekanisme ini akan meningkatkan kecepatan aliran
ACA /PCA lebih ke arah ipsilateral dibandingkan dengan ke kontralateral. Hal ini
dapat ditemukan sebagai aliran berkecepatan tinggi dan beresistensi rendah pada
ACA ipsilateral atau PCA pada pasien dengan oklusi MCA pada pemeriksaan
TCD (Gambar 3). Pola karakteristik dinamika aliran serebral pada TCD ini
ambiguitas dalam definisi FD, karena MCA yang teroklusi harus memiliki
kecepatan aliran rendah, yang mungkin lebih rendah daripada ACA ipsilateral.
Hal ini dapat menyebabkan tingginya insiden FD, jadi mungkin dapat diterima
antara ACA kanan dan kiri berhubungan dengan sirkulasi pembuluh darah
ACA daripada di PCA. Hal ini dapat dijelaskan oleh anastomosis arteri kortikal
antara segmen distal arteri serebral utama. Jumlah dan ukuran anastomosis
pembuluh darah lebih besar antara ACA dan MCA dibandingkan saluran antara
PCA dan MCA. ACA adalah sumber utama sirkulasi pembuluh darah kolateral
adanya pembuluh darah kolateral leptomeningeal pada DSA pada pasien dengan
leptomeningeal adalah 81%, spesifisitas 76,7%, PPV 70,8% dan NPV 85,2% [38].
leptomeningeal berhubungan dengan hasil klinis yang baik pada pasien dengan
stroke iskemik akut [4, 5]. FD dihubungkan dengan aliran pembuluh darah
merupakan prediktor independen dari penambahan volume inti infark dan volume
infark dalam 24 jam. Kemungkinan hasil pengobatan yang baik (skor Rankin
dimodifikasi 0-2) lebih tinggi pada pasien dengan FD [39]. Hal ini juga
kolateral aktif dan membawa aliran darah yang besar ke daerah hipoperfusi distal
leptomeningeal pada DSA atau CTA dan memberikan bukti bahwa sirkulasi
Aliran BA Terbalik
Oklusi BA akut adalah penyakit yang berpotensi menimbulkan bahaya dan sering
dikaitkan dengan kematian tinggi atau hasil akhir fungsional pengobatan yang
buruk pada orang yang berhasil bertahan hidup. Oleh karena itu, teknik diagnostik
yang handal dan cepat tidak hanya diperlukan untuk konfirmasi cepat dari oklusi
BA, tetapi juga untuk identifikasi pasien yang berisiko lebih tinggi dari hasil yang
dapat dinilai dengan baik dengan TCD. Arah aliran BA yang normal adalah aliran
yang tertangkap jauh dari probe melalui tingkap transoccipital pada kedalaman
80-110 mm. TCD dapat melakukan studi BA langsung kepada pasien dengan
lebih rinci pada pasien dengan stroke sirkulasi posterior akut. Pemeriksaan ini
juga dapat digunakan untuk deteksi dini dan dapat diandalkan untuk oklusi BA
80-110 mm; (2) tidak adanya tanda-tanda aliran basilar resistensi rendah
menurunkan MFV dan aliran resistensi tinggi di kedua arteri vertebral (VAs); (4)
asal aliran sirkulasi anterior di atas BA ditunjukkan oleh percepatan aliran sistolik
vertikal yang serupa dengan yang ada di ICA [14, 15, 42], dan (5) tanda-tanda
aliran darah yang melalui PCoA dan prognosis yang baik pada oklusi basilar
proksimal [43]. Aliran terbalik ini dapat terbentuk karena gradien tekanan. Jika
arteri karotis, dan PCA, arteri serebelar superior dan pembuluh darah yang pecah
dapat merekrut PCoA dan mengantarkan darah dari arteri karotis melalui aliran
batang basilar yang terbalik ke bagian serebelum dan cabang basilar distal yang
lebih kecil. Pada keadaan stenosis bilateral vertebral kritis dan oklusi, BA
proksimal dapat memiliki arah aliran yang terbalik yang dipasok oleh arteri
berkelanjutan dari struktur vital otak dan berhubungan dengan keparahan stroke
yang lebih rendah dan hasil pengobatan yang lebih baik setelah oklusi BA
awal dari aliran darah melalui kedua PCoAs dan perfusi batang otak melalui aliran
yang terbalik pada hasil pengobatan BA dengan pemulihan fungsional yang baik
[44]. Pembuluh darah kolateral ini dapat menjelaskan heterogenitas sindrom klinis
yang terkait dengan oklusi BA dan dapat memberikan beberapa wawasan tentang
konservatif.
Aliran VA Terbalik
VA dapat dinilai dengan TCD dengan arah aliran yang menjauh dari probe
melalui tingkap transoccipital pada kedalaman 50–70 mm. Pada kondisi yang
paling umum, aliran VA yang terbalik dapat menjadi jalur pembuluh darah
kolateral pada pasien dengan pencucian subklavia lengkap akibat oklusi arteri
subklavia atau innomalin proksimal. Pada bentuk yang paling umum dari sirkulasi
retrograd dari VA ipsilateral ke arteri subklavia distal ke arah oklusi, dan aliran
yang terbalik didarahi oleh arteri vertebral kontralateral. Jika kapasitas arteri
vertebral kontralateral juga dikurangi dengan stenosis atau jika arteri ini
tersumbat, sirkulasi pembuluh darah kolateral lainnya dapat timbul dari cabang
otot VA, dan anastomosis dengan batang thyrocervical dan costocervical dapat
keparahan dan luasnya stenosis atau oklusi arteri subklavia [47]. Kesimpulannya,
spektrum TCD dibagi menjadi 3 derajat tergantung pada tingkat keparahan efek
hemodinamik: derajat 1 adalah jika hanya ada deselerasi sistolik pada kasus
stenosis arteri subklavia proksimal derajat ringan, derajat 2 adalah jika terdapat
arah aliran darah yang terbalik selama period e sistolik, tetapi arah aliran tetap
normal pada periode diastolik dalam kasus stenosis arteri subklavia derajat sedang
dan derajat 3 adalah jika terdapat aliran darah yang terbalik secara permanen di
Jika pembalikan arah aliran VA tidak lengkap (kelas 1 dan kelas 2), tes hiperemia
pembalikan aliran (Gambar 6). Manset harus dipompa ke nilai BP sistolik dan
(maksimal 3 menit, jika ditoleransi oleh pasien) dengan pasien diminta untuk
iskemia di lengan. Manset harus cepat dibebaskan dan setiap augmentasi aliran
harus dipantau oleh TCD [48]. Setelah manset dilepaskan, aliran darah memasuki
singkat iskemia. Kebutuhan yang lebih besar untuk aliran darah akan menambah
Keterbatasan TCD
yang diandalkan. MRA dan CTA jauh lebih mahal dan memakan waktu, serta
membutuhkan setidaknya beberapa kerja sama dengan pasien. TCD lebih murah
dan relatif mudah dilakukan, tetapi tidak dapat mendeteksi pencitraan morfologis
penggunaannya yang lebih luas. Pemeriksaan ini sangat bergantung pada operator
temporal yang tidak memadai, yang paling sering ditemui pada orang kulit hitam,
Beberapa teknik baru dalam pengembangan dan peningkatan fungsi TCD telah
lebih rendah dan TCD multi-channel. Doppler digital 2-MHz dengan 33 gerbang
melihat aliran darah dari beberapa pembuluh secara bersamaan, tanpa petunjuk
suara atau spektral. Frekuensi emisi ultrasound yang lebih rendah dapat
menyebabkan intensitas sinyal yang lebih tinggi dan dengan demikian sensitivitas
ambang deteksi.
Kesimpulan
TCD sangat cocok digunakan untuk menilai sirkulasi pembuluh darah kolateral
untuk menilai aliran pembuluh darah kolateral melalui sirkulus Willisi dan aliran
kolateral leptomeningeal pada oklusi MCA, aliran BA yang terbalik pada oklusi
BA proksimal dan aliran VA yang terbalik pada oklusi subklavia proksimal atau
oklusi arteri lainnya. Tujuan penggunaan TCD bukan untuk menggantikan teknik
pencitraan angiografi lainnya, akan tetapi untuk menawarkan alat diagnostik yang
tersedia lebih luas untuk dokter pada penatalaksanaan akut pasien suspek steno-
oklusif arteri karotis dan intracranial. Namun, skrining TCD dapat membantu