Anda di halaman 1dari 5

Anatomi Saluran pernafasan

Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran itu bermuara
kedalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum ini dilapisi
epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah
kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar.

1. Rongga Hidung
Dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung
dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk
ke dalam rongga hidung. Daerah pernafasan dilapisi epitelium silinder dan sel spitel
berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lendir. Tiga tulang kerang (konka)
yang diselaputi epitelium pernafasan, yang menonjol dari dinding lateral hidung ke
dalam rongga, sangat memperbesar permukaan selaput lendir.
Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu yang terdapat di
dalam vestibulum. Karena kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya, udara
menjadi hangat, dan karena penguapan air dan permukaan selaput lendir, udara menjadi
lembab.

Gambar 1 : Saluran Pernafasan Atas


Sumber : (Pearce, 2011)
Hidung menghubungkan lubang sinus udara paranasalis yang masuk ke dalam
rongga-rongga hidung, dan juga menghubungkan lubang nasolakrimal yang
menyalurkan air mata dari mata ke dalam bagian bawah rongga nasalis ke dalam
hidung.
2. Faring (tekak)
Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tenggorok sampai
persambungannya dengan usofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka
letaknya dibelakang hidung (nasofaring), dibelakang mulut (orofaring), dan di belakang
laring (faring-laringeal). Nares posterior adalah muara rongga hidung ke nasofaring.

Gambar 2 : Laring, trakea, dan bronki


Sumber : (Pearce, 2011)

3. Laring (tenggorok)
Terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya dari kolumna
vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam
trakea. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan
membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroit, dan di sebelah depannya
terdapat bemjolan subkutaneus yang dikenal dengan jakun, yaitu disebelah depan leher.
Larig terdiri dari dua lempengan yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat
lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, bentuknya seperti
cincin mohor. Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan aritenoid yang menjulang
di sebelah belakang krikoid, kanan dan kiri tulang rawan kuneiform, dan tulang rawan
korniksilata yang sangat kecil.
Terkait dipuncak tulang rawan tiroit terdapat epiglotis, yang berupa katup
tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring di lapisi jenis
selaput lendir yang sama dengan yang di trakea kecuali pita suara dan bagian epiglotis
yang dilapisi sel epitelium berlapis.
Pita suara terletak disebelah dalam laring, berjalan dari tulang rawan tiroid di
sebelah depan sampai di kedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang
rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan
atau dikendurkan. Dengan demikian lebar antara sela-sela antara pita-pita atau rima
gloditis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara. Suara dihasilkan karena getaran
pita yang disebabkan udara yang melalui glotis. Berbagai otot yang terkait pada laring
mengendalikan sesuatu, dan juga menutup lubang atas laring sewaktu menelan.

4. Trakea
Trakea atau batang tenggorok kira-kira sembilan sentimeter panjamgmya.
Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan di
tempat ini bercabang menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20
lingkaran tak lengkap berupa cincin rulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan
fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea, selain itu juga
memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitalium
bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju ke atas ke arah laring, maka dengan
gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk bersama dengan
pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi mempertahankan agar trakea
tetap terbuka, karena itu di sebelah belakangnya tidang tersambung yaitu di tempat
trakea menempel pada usofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang.
Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar
tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea torasika berjalan
melintas mediastinum, dibelakang sternum meneyntuh arteri inominata dan arkus aorta.
Usofagus terletak dibelakang trakea. Kedua bronkus yang terbentuk dari belahan dua
trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa
dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan
ke samping ke arah paru-paru. Bronkus kanan lepih pendek dan lebih besardaripada
yang kiri, sedikit lebih tinggi dari pada arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah
cabang yang disebut bronkus lobus atas, cabang kedua timbul setelah cabang utama
lewat di bawah arteri, disebut bronkus lobus bawah. Bronkus lobus tengah keluar dari
bronkus lobus bawah.
5. Paru-paru
Paru-paru ada dua, merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga
dada. Terletak di sebelah kanan dan diri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta
pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam meiastinum. Paru-
paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan aspek (puncak) di atas dan muncul
sedikit lebih tinggi dari pada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru
mempunyai permukaan luas yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat
tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang.

6. Lobus paru-paru
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas
lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin
bercabang, semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir mrnjadi kentong kecil-kecil
yang merupakan kantung udara paru-paru. Jaringan paru-paru elastis, berpori, dan
seperti spons.

Gambar 3 : Toraks
Sumber : (Pearce, 2011)

7. Bronkus Pulmonaris
Trake terbelah menjadi dua bronkus utama, bronkus ini bercabang lagi sebelum
masuk paru-pru. Saluran besar yang mempertahankan struktur serupa dengan yang dari
trakea memepunyai dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan
dilapisi epitel bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan
akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan silia, bronkus terminalis masuk ke
dalam saluran yang lain disebut vestibula, dan di sini membran pelapisnya mulai
berubah sifatnya. Lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih.
Dari vestibula berjalan beberapa infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai
kantong-kantong udara. Kantung udara atau alveoli itu terdiri atas satu lapisan tunggal
sel epitelium pipih, dan dan disini darah hampir langsung bersentuhan dengan udara,
suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.

8. Pembuluh darah dalam paru-paru


Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventrikel kanan jantung ke paru-paru, cabang-cabangnya menyentuh saluran-saluran
bronkial, bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus. Arteriol itu memebelah-belah
dan membentuk jaringan kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau
gelembung udara. Dalam kapiler halurs alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari
udara dalam alveoli hanya adadua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas
berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi pernafasan.
Arteri bronkialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta toraksika
ke paru-paru guna memeberi makanan dan menghantar oksigen ke dalam jaringan paru-
paru. Cabang akhir arteri membentuk pleksus kapiler yang tapak jelas dan terpisah dari
yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini
akhirnya bersatu dalam vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke
dalam vena pulmonaris.

9. Pleura
Setiap paru-paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis
erat melapisi paru-paru, masuk ke dalam fisura dan memisahkan lobus satu dengan
yang lain. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi
diagframa ialah pleura diagfragmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah pleura
servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran
suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas membran ini terletak arteri subklavia (Pearce,
2011).

Anda mungkin juga menyukai