Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain didefinisikan sebagai nyeri
dan ketidaknyamanan, yang terlokalisasi di bawah sudut iga terakhir dan di atas
lipat bokong bawah, dengan atau tanpa nyeri pada tungkai. Nyeri pinggang bawah
(Low Back Pain) dapat disebabkan oleh banyak kondisi. Faktor yang sering
biasanya adalah penuaan, trauma, infeksi, tumor, diagnosis banding dapat
dipersempit dengan melihat adanya nyeri pada tungkai bawah atau tidak. 1,2.

Semakin bertambahnya usia seseorang, risiko untuk menderita LBP akan


semakin meningkat karena terjadinya kelainan pada diskus intervertebralis pada
usia tua. Nyeri ini dapat berupa nyeri lokal, nyeri radikuler, ataupun keduanya.
Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di
daerah lumbal atau lumbosakral, nyeri dapat menjalar hingga ke arah tungkai dan
kaki. Berat beban yang diangkat, frekuensi angkat serta cara atau teknik
mengangkat beban sering dapat mempengaruhi kesehatan pekerja berupa
kecelakaan kerja ataupun timbulnya nyeri atau cedera pada punggung. Sebanyak
90% kasus LBP bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh
kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Pekerjaan mengangkat menjadi penyebab
terlazim dari LBP, yang menyebabkan 80% kasus.3

Dikatakan 80% dari umat manusia ini dalam hidupnya pernah mengalami
Low Back Pain (LBP) , dengan rata-rata puncak kejadian terjadi pada usia 35-55
tahun4,5.. Di Amerika Serikat nyeri ini merupakan penyebab urutan paling sering
dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia kurang dari 45 tahun,
urutan kedua untuk alasan berkunjung ke dokter, urutan kelima alasan perawatan
di rumah sakit, dan alasan penyebab paling sering untuk tindakan operasi.6

Di Indonesia prevalensi di LBP belum diketahui secara pasti, tetapi


berdasarkan penelitian yang oleh Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia
(PERDOSSI) me-nyatakan bahwa 14 rumah sakit pendidikan Indonesia pada
bulan Mei 2002 jumlah penderita nyeri sebanyak 4.456 orang (25% dari total
kunjungan), dimana 1.589 orang (35,86%) diantaranya adalah penderita LBP.5-7.

1
Berikut ini disampaikan sebuah laporan kasus seorang penderita dengan
Low Back Pain et causa Mekanik Kronik dd susp HNP yang dirawat di bagian
Rehabilitasi Medik RSUP Prof.. R. D. Kandou Manado.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINSI
Low Back Pain (LBP) adalah sindrom klinik yang ditandai dengan gejala
utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung
bagian bawah dan sekitarnya. Nyeri punggung bagian bawah merupakan salah
satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang
baik.4,8.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Untuk dapat memahami bagaimana rasa nyeri timbul pada maka harus
dipahami anatomi dan fisiologi tulang belakang pada umumnya dan tulang
lumbosakral pada khususnya : 4
1. Kolumna Vertebralis
terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri dari:
1.1 Segmen anterior, yang berfungsi sebagai penyangga beban, dibentuk
oleh korpus vertebra yang dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh
diskus intervertebra. Struktur ini masih diperkuat oleh ligament
longitudinal posterior dan ligamen longitudinal anterior. Ligamen
longitudinal posterior mempunyai arti penting dalam patofisiologi pen
yakit justru karena bentuknya yang unik. Sejak dari oksiput, ligament
ini menutup seluruh permukaan belakang diskus intervertebra. Mulai
L1 ligamen ini menyempit, hingga pada daerah L5-S1 lebar ligamen
hanya tinggal separuh asalnya. Dengan demikian pada daerah ini
terdapat daerah lemah, yakni bagian posterolateral kanan dan kiri
diskus intervertebra, daerah tak terlindung oleh ligamen longitudinal
posterior. Akan nyata terlihat, bahwa tingkat L5-S1 merupakan
daerah paling rawan.4

3
Gambar 1. Segmen Anterior Kolumna Vertebrata9

1.2 Segmen posterior, bagian ini dibentuk oleh arkus, prosesus transversus
dan prosesus spinosus. Satu dengan yang lainya dihubungkan oleh
sepasang artikulasi dan diperkuat oleh ligamen serta otot. Ditinjau dari
sudut kinetika tubuh (diluar kepala dan leher), maka akan tampak
bahwa gerakan yang paling banyak dilakukan tubuh ialah fleksi,
kemudian ekstensi. Dalam kenyataannya, gerakan fleksi-ekstensi
merupakan tugas persendian daerah lumbal dengan pusat sendi L5-S1.
Hal ini dimungkinkan oleh bentuk dan letak bidang sendi yang sagital.
Lain halnya dengan bidang sendi daerah torakal yang terletak frontal,
bidang sendi ini hanya memungkinkan gerakan rotasi dan sedikit latero
-fleksi.4

anterior column posterior column


Gambar 2. Segmen Anterior Dan Posterior Columna Vertebralis9

4
2. Diskus Intervertebra
Berfungsi sebagai penyangga beban dan peredam kejut. Diskus
intervertebra dibentuk oleh anulus fibrosus yang merupakan anyaman
serat-serat fibroelastik hingga membentuk struktur mirip gentong.Tepi atas
dan bawah gentong melekat pada “end plate” vertebra sedemikian rupa
hingga terbentuk rongga antar vertebra.Rongga ini berisi nukleus pulposus
suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak mengandung air.
Menjelang usia dekade kedua, mulailah terjadi perubahan-perubahan,baik
menyangkut nukleus pulposus maupun anulus fibrosus. Pada beberapa
tempat serat-serat fibroelastik terputus, sebagian rusak dan sebagian
diganti jaringan ikat. Proses ini akan berlangsung secara kontinu hingga
dalam anulus terbentuk rongga-rongga.4

Gambar 3. Diskus Intervertebra9

C. ETIOLOGI
Dalam klinik, LBP dibagi menjadi 4 kelompok: 4
1. LBP oleh faktor mekanik:
LBP oleh mekanik akut: Biasanya timbul bila tubuh melakukan gerakan
secara mendadak melampaui bataskemampuan sendi dan otot (range of
motion) atau melakukan sesuatu untuk jangka waktu terlampau lama.

LBP oleh mekanik kronik (menahun): Paling sering disebabkan oleh


sikap tubuh yang jelek yaitu sikap tubuh yangmembungkuk ke depan,

5
kepala menunduk, perut membuncit dan dada kempes mendatar. Sikap
tubuh yang demikian tentunya akanmendorong titik berat badan (TBB)
tergeserke arah depan sebagai kompensasi agar keseimbangan tubuh tetap
terjaga. Disamping akibat sikap tubuh yang jelek,pergeseran TBB ke arah
depan terlihat juga pada wanita-wanita yang gemar memakai sepatu
dengan tumit tinggi.

2. LBP oleh faktor organik:4


LBP osteogenik, terdiri atas:
 Radang
 Trauma: merupakan penyebab utama LBP. Pada orang yang tidak
biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan
beban yang berat, dapat menderita nyeri pungggung bagian bawah
yang akut. Gerakan bagian punggung yang kurang baik dapat
menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot
punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung sehingga meni
mbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh dengan
sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun pada kasus-kasus
yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak mengakibatkan
gangguan yang lebih lanjut.
 Keganasan
 Kongenital
LBP diskogenik: Dalam hal ini proses primer terletak pada diskus
intervertebra. Bentuk yang sering dijumpai ialah:
 Spondilosis, proses degenerasi progresif diskus intervertebra.
 Hernia Nukleus Pulposus (HNP), yaitu keluarnya nukleus pulposus
dari diskus intervertebra melalui robekan annulus fibrosus keluar ke
arah belakang/dorsal menekanmedulla spinalis atau mengarah ke
dorsolateral menekan saraf spinalis sehingga menimbulkan gangguan.
Hernia nukleus pulposus (HNP) paling sering terjadi pada pria dewasa
, dengan insiden puncak pada dekade ke-4 dan ke-5. Kelainan ini
lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak me
mbungkuk dan mengangkat.

6
 Spondilitis ankilosa: Biasanya dimulai dari sendi sakroiliaka, lalu
menjalar ke atas daerah leher. Gejala permulaan bersifat ringan, sering
hanya berupa kaku. Keluhan terutama dirasakan pada waktu pagi
bangun tidur, membaik setelah melakukan pergerakan.
LBP neurogenic: Neoplasma, Arakhnoiditis, Stenosis kanal
3. Nyeri Rujukan.4
4. Nyeri Psikogenik.4

D. GAMBARAN KLINIK
Keluhan nyeri dapat menjalar dan tidak menjalar.Pada tahap yang lebih
ringan, nyeri biasanya hanya di sekitar daerah pinggang dan tidak menjalar, biasa
juga dibedakan dengan nyeri akibat kekakuan atau hanya pegal pada otot
pinggang. Pada tahap yang lain, nyeri dirasakan dari daerah pinggang dapat
menjalar ke arah leher ataupun ke arah bokong, paha belakang tumit dan telapak
kaki. Jika nyeri menjalar ke arah daerah leher, dapat dipikirkan adanya spondilitis
ankilosa, terlebih jika nyeri terutama dirasakan pada waktu bangun pagi dan
menghilang saat melakukan pergerakan. Jika nyeri menjalar ke arah bokong, paha
belakang tumit hingga telapak kaki, maka dapat dipikirkan adanya gejala iskias
yang khas pada penderita hernia nukleus pulposus.4

E. DIAGNOSIS
Pendekatan diagnostik dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik
umum dan khusus, serta pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis :10
a. Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak?
b. Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? Apa pekerjaan
sehari-hari? Adakah suatu trauma?
c. Dimana letak nyeri? (sebaiknya pasien sendiri yang disuruh menunjukkan
dimana letak nyerinya). Ada tidak penjalaran?
d. Bagaimana sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah pada sikap tubuh tertentu
? Apakah betambah pada kegiatan tertentu?
e. Apakah nyeri berkurang pada waktu istirahat?

7
2. Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi
Perhatikan cara berjalan, berdiri, duduk. Inspeksi daerah punggung,
perhatikan lurus tidaknya tulang belakang, lordosis, kifosis, gibus,
deformitas, ada tidak jalur spasme otot paravertebral.
b. Palpasi
Palpasi sepanjang kolumna vertebralis ada tidaknya nyeri tekan pada salah
satu prosessus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba pada
palpasi atau adanyaspasme otot paravertebral
c. Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri
punggung bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena s
ebab yang lain.
d. Pemeriksaan motorik
Apakah ada kelumpuhan,atrofi,fasikulasi.Kalau ada kelumpuhan segmen
mana yang terganggu

3. Tes-tes Provokasi10
a. Tes Laseque (straight leg raising)
Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan sendi lutut tetap lurus.
Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pa
da saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini,
mulai dari pantat sampai ujung kaki.

Gambar 4. Test Laseque11

8
b. Tes Bragard
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes laseque. Caranya sama seperti tes
laseque dengan ditambah dorso fleksi kaki. Bila nyeri punggung
dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada
sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.

Gambar 6. Tes Bragard12


c. Tes Sicard
Sama seperti tes laseque namun ditambah dorsofleksi dari ibu jari kaki.
Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan
dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini,mulai dari pantat sampai uju
ng kaki.
d. Tes Patrick
Pada tes ini pasien berbaring, tumit dari salah satu kaki diletakkan pada
sendi lutut tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan penekanan pada sendi
lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri, maka hal ini
berarti ada suatu sebab yang non neurologik misalnya coxitis. Tes ini
dilakukan pada kedua kaki.

9
Gambar 5. Tes Patrick13

e. Tes Kontra Patrick


Tes kontra patrick dilakukan saat pasien tidur terlentang, sama halnya
dengan melakukan tes patrick akan tetapi kaki dirotasi kedalam (internal).
Tangan pemeriksa memegang pergelangan kaki dan bagian lateral dari
lutut.Setelah itu lakukan penekanan pada sendi lutut ke rotasi dalam.
Apabila nyeri timbul (+) menunjukkan sumber nyeri di sacroiliaka.

f. Tes Valsalva
Pasien disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup sekuat-kuatn
ya. Hasil positif pada hernia nukleus pulposus (HNP).

Gambar 7. Tes Valsava 14

4. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa macam metode diagnostik yang dapat dipakai untuk memastikan
penyebab LBP:
a. Foto polos tulang belakang khususnya daerah lumbosakral yang

10
bermanfaat untuk diagnostik faktor mekanik, osteogenik, dan sebagian
diskogenik.
b. Pemeriksaan elektromiografi, merupakan diagnosis pasti untuk
membuktikan adanya keterlibatan radiks pada kasus-kasus tertentu.
c. Pemeriksaan mieolografi (untuk indikasi tertentu). 2,9

F. PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya penanganan LBP terdiri dari:
1. Obat-obatan
Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan, untuk mengurangi nyeri
tanpa menghiraukan penyebab dasar LBP. Obat yang diberikan berupa
golongan analgetik dimana golongan ini terdiri dari analgetik antipiretik dan
analgetik narkotik.Yang umum digunakan analgetik antipiretik yang bekerja
menghambat sintesa dan pelepasan endogenous pain substance sehingga
mencegah sensitisasi reseptor nyeri.Disamping itu dikenal pula obat yang
mempunyai potensi anti-inflamasi disampinganalgetik misalnya pirasolon dan
derivat-derivat asam organik lainya dikenal sebagai non steroidal anti-
inflamatory drugs (NSAID). Selain itu juga dapat digunakan tranquilizer
minor yang bekerja sentral menurunkan respon terhadap rangsangan nyeri.
Disamping itu, untuk mengurangi kegelisahan dan untuk relaksasiotot.4

2. Program Rehabilitasi Medik


a. LBP oleh faktor mekanik akut
Tirah baring total disertai pemanasan setempat seperti infra merah,
kompres air hangat,bantalpanas. Biasanya kesembuhan 4-5 hari.4
b. LBP oleh faktor mekanik kronis
Pada keadaan ini hiperlordosis mendasari patofisiologi nyeri.Karena itu
tatalaksana ditujukanpada latihan-latihan untuk menghilangkan
hiperlordosistersebut.4
Tujuan pemberian latihan, yaitu:4
i. Mengurangi hiperlordosis/memperbaiki postur tubuh
ii. Membiasakan diri untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesuai
dengan biomekanik tulang punggung.

11
Prinsip pemberian latihan, yaitu:4
i. Latihan penguatan dinding perut otot gluteus maksimus
ii. Latihan peregangan otot yang memendek, terutama otot punggung
dan hamstring.
Teknik latihan :4
i. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Dengan kekuatan otot perut, tekan pinggang hingga
menempel dasar. Kemudian angkat pinggul keatas sementara posisi
pinggang tetap dipertahankan melekat pada dasar. Hal ini
dimungkinkan oleh kontraksi otot gluteus maksimus.
ii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Dengan kedua belah tangan di dada, angkatlah kepala dan
bahu hingga dagu menempel di dada.
iii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Tarik salah satu lutut ke arah perut sambil mengangkat
kepala dan bahu seolah-olah hendak mencium lutut. Lakukan
bergantian dengan tungkai satunya.
iv. Sama seperti latihan sebelumnya tetapi dilakukan pada dua lutut
sekaligus.
v. Berdiri membelakangi dinding dengan jarak kurang lebih 15 cm
dari dinding. Tekan pinggang kearah dinding hingga tidak lagi ada
celah antara pinggang dan dinding.

3. Tindakan operatif:
a. Kegagalan konservatif (kekambuhan sering terjadi).
b. Adanya gangguan neurologis yang progresif kelemahan otot.4

12
BAB III
LAPORAN KASUS

Identitas
Nama : Ny. An
TTL/ Umur : 21-12-1967 / 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Banggai, Luwuk / Jln. Pulau Gangga Kleak, Manado.
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Pemeriksaan : 04 Oktober 2016

Anamnesis

Keluhan Utama
Nyeri punggung bawah

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh nyeri punggung bawah sejak 1 tahun yang lalu, nyeri
seperti ditusuk, menjalar ke kedua tungkai, nyeri hilang timbul. Muncul terutama
saat jongkok, membungkuk, naik-turun tangga dan mengangkat barang, Nyeri
bertambah saat mengedan dan batuk. Hilang dengan tidur terlentang dan istirahat.
Konsumsi obat dari dokter saraf (Diazepam, Paracetamol, Sianokobalamin,
Tiamin, Simarc, Pindoksin). Aktivitas Sehari-hari mandiri, BAB dan BAK tidak
ada gangguan. Tidak ada kelemahan pada eksremitas.

Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat Trauma (-),
 Riwayat Hipertensi (-),
 Riwayat Diabetes Melitus (-),
 Hiperurisemia (-).

13
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit ini.
Riwayat Kebiasaan
a. Pasien bekerja sebagai penjual sembako sering mengangkat berat
(beras) dengan posisi membungkuk.
b. Pasien memiliki kebiasaan menanam bunga dan mengangkat berat (pot
bunga > 5kg).
c. Pasien biasanya tidur di alas yang lembut. Sejak ± 1 bln yang lalu
pasien tidur di alas yang keras.
d. Kebiasaan Merokok (-), Alkohol (-).

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien merupakan seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) dan juga membuka
warung berjualan sembako, pasien tinggal di Banggai Luwuk, Sulawesi Tengah.
Tinggal bersama suami dan 2 orang anak. Tinggal di rumah permanen, 1 lantai,
toilet jongkok. Biaya kesehatan di tanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
/BPJS.

Riwayat Psikologis
Penderita terlihat cemas dengan penyakit yang dideritanya.

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Tanggal pemeriksaan : 04 Oktober 2016
Keadaan Umum : Normal
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4M6V5
Tinggi Badan : 145 cm
Berat Badan : 64 kg
BMI : 64/(1,45 x 1,45) = 30,44 kg/m2  Obesitas gr I
Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 24x/menit

14
Suhu : 36 0C

Visual Analogue Scale (VAS)


04 Oktober 2016
Statik :

VAS :4

Dinamik :

VAS :7

 Kepala dan leher


Kepala : normosefal
Mata : konjungtiva anemis(-), sclera ikterik (-)
refleks kornea +/+, refleks cahaya +/+,
pupil bulat isokor diameter 3mm/3mm, nistagmus (-/-)
Telinga : bentuk normal, sekret (-)
Hidung : bentuk normal, sekret (-), pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : Bibir sianosis(-), mukosa basah, beslag (-), karies gigi (-),
perdarahan gusi (-), bau pernapasan foetor (-)
Tenggorokan : tonsil T1 – T1tidak hiperemis, faring tidak hiperemis (-)
Leher : trakea letak di tengah, pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
 Toraks : simetris kanan = kiri, deformitas(-)
 Paru-paru
Inspeksi : pergerakan nafas simetris kanan = kiri, retraksi (-)
Palpasi : sela iga tidak melebar, pergerakan dada tidak ada yang
tertinggal, vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor dikedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernafasan vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
 Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis(+) di linea midklavikularis kiri pada ICS V
Perkusi : batas kiri pada linea midklavikularis sinistra, batas kanan

15
pada linea parasternalis dekstra, batas atas setinggi ICS II-III
Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler, bising (-)
 Abdomen
Inspeksi : cembung
Palpasi : cembung, lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
Perkusi : pekak berpindah (-)
Auskultasi : bising usus dalam batas normal
 Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), atrofi (-), edema (-), CRT ≤2”

Status Lokalis :

 Trunkus
Inspeksi : Simetris, deformitas (-), edema (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) L3-L5, warmth (-), rubor (-),
Skin Vold-ing Test (+) Lumbo Sacral.

16
Status Neuromuskular

Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior


Status
Sinistra Dekstra Sinistra Dekstra

Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif

Kekuatan
5/5/5/5 5/5/5/5 5/5/5/5 5/5/5/5
otot

Tonus otot Normal Normal Normal Normal

Refleks
Normal Normal Normal Normal
fisiologis

Refleks
(-) (-) (-) (-)
patologis

Sensibilitas :
Normal Normal Normal Normal

Status Otonom: Buang air kecil normal, buang air besar normal.

Lingkup Gerak Sendi

LGS Trunkus Hasil Pemeriksaan Normal

Fleksi-Ekstensi TDE 80O– 0O- 30O

Laterofleksi D/S TDE 40O – 0O – 40O

Rotasi D/S TDE 45O – 0O – 45O

Hasil Pemeriksaan
LGS Hip Normal
D S

Fleksi-Ekstensi 120º - 0º - 30º 120º - 0º- 30º 120º - 0º - 30º

17
Abduksi-Adduksi 35º - 0º - 35º 35º - 0º - 35º 40º - 0º - 35º

Rotasi Internal-Ekstern
40º - 0º - 40º 40º - 0º - 40º 45º - 0º - 45º
al

Status Miotom dan Dermatom

Ekstremitas Inferior
Status miotom
D S

L2 5 5

L3 5 5

L4 5 5

L5 5 5

S1 5 5

Ekstremitas Inferior
Status dermatom
D S
L1 Normal Normal

L2 Normal Normal

L3 Normal Normal

L4 Normal Normal

L5 Normal Normal

S1 Normal Normal

Tes Provokasi
TES Dekstra Sinistra
Lasegue / SLR +/500 +/500
Sicard + +
Braggard + +
Patrick - -

18
Kontra Patrick - -

Valsava +
Femoral Nerve Stretch Test - -

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Anjuran Pemeriksaan: X-Photo Lumbosacral AP/Lateral

RESUME
Perempuan 48 tahun dengan keluhan nyeri punggung bawah sejak 1 tahun yang
lalu, nyeri seperti ditusuk, menjalar ke kedua tungkai, nyeri hilang timbul. Muncul
terutama saat jongkok, membungkuk, naik-turun tangga dan mengangkat barang,
Nyeri bertambah saat mengedan dan batuk. Hilang dengan tidur terlentang dan
istirahat. Konsumsi obat dari dokter saraf (Diazepam, Paracetamol,
Sianokobalamin, Tiamin, Simarc, Pindoksin) . AKS mandiri. BAB dan BAK tidak
ada gangguan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD: 110/80 mmHg, N:
0
80x/menit, RR: 24x/menit, SB: 36 C, VAS Statik 4, VAS Dinamik 7.
Pemeriksaan test provokasi laseq (+/+), braggard (+/+), sicard (+/+), Valsava (+).

DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Low Back Pain
Diagnosis Etiologi : Mekanik kronik dd susp HNP
Diagnosis Topis : M. Paravertebral Lumbal sacral, discus intervertebratalis.
Diagnosis Fungsional :
 Body Function : Nyeri punggung bawah
 Body Structure : M. Paravertebral Lumbal sacral, discus intervertebratalis.
 Activity and participation : Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS) jongkok, men
gangkat barang berat, naik turun tangga.
 Environment: Penderita tinggal dirumah 1 lantai.
 Personal Factor : Penderita sering mengangkat beban berat.

Problem Rehabilitasi
- Nyeri punggung bawah (VAS Statik = 4, VAS Dinamik = 7)

19
- Gangguan AKS seperti jongkok, membungkuk, dan naik turun tangga.
- Penderita merasa cemas

PENATALAKSANAAN

Program Rehabilitasi Medik


 Fisioterapi
Evaluasi:
- Nyeri punggung bawah (VAS Statik = 4, VAS Dinamik = 7)
- Gangguan AKS seperti jongkok membungkuk dan naik-turun tangga.
Program:
- TENS Regio Lumbal
- Proper back mechanism
- Psikologi : support mental

 Okupasi Terapi
Evaluasi:
- Nyeri punggung bawah (VAS Statik = 4, VAS Dinamik = 7)
- Gangguan AKS seperti jongkok, membungkuk dan naik turun tangga.
Program:
- Latihan AKS yang sesuai dengan proper back mechanism

 Ortotik Prostetik
Evaluasi:
- Nyeri punggung bawah (VAS Statik = 4, VAS Dinamik = 7)
- Gangguan AKS seperti jongkok, membungkuk dan naik turun tangga.
Program:
- LSO
 Psikologi
Evaluasi: pasien merasa cemas dengan penyakit yang dideritanya.
Program:
- Dukungan mental pada penderita dan keluarga.
- Edukasi agar penderita latihan secara rutin dan teatur.

20
 Sosial Medik
Evaluasi:
- Rumah permanen 1 lantai
- Biaya sehari-hari cukup
- Biaya pengobatan ditanggung BPJS
Program:
- Melakukan kunjungan rumah untuk melihat faktor-faktor resiko yang ada di r
umah dan lingkungan sekitarnya.

EDUKASI

Waktu beraktivitas:
 Dianjurkan pada saat beraktivitas penderita jangan dulu mengangkat barang
terlalu berat.
Waktu berdiri:
 Bila berdiri dalam waktu lama, selingilah dengan periode duduk sebentar.
 Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tetapi jongkoklah pada
lutut.
Waktu berjalan:
 Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa-gesa.
Waktu duduk:
 Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut sejajar dari paha.
 Bila duduk seluruh punggung sebanyak mungkin kontak dengan punggung kursi.
Waktu tidur:
 Sebaiknya menggunakan alas yang padat.
 Saat akan bangun tidur, posisi tubuh menyamping dan angkat tubuh anda dengan
tangan, lutut ditekuk disamping tempat tidur sehingga kaki menyentuh lantai,
bangunlah dengan menggunakan kekuatan kaki.
Saran: Turunkan berat badan, Konsul Bagian Gizi

PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam

21
LAMPIRAN I : GAMBAR PROPER BACK MECHANISM

Gambar 9. Posisi tidur dan cara bangun tidur15

Gambar 10. Posisi duduk dan cara mengambil barang15

Gambar 11. Posisi memakai kaos kaki dan menggosok gigi14

22
Gambar 12. Posisi duduk membaca dan bekerja15

Gambar 13. Posisi naik dan turun mobil15

Gambar 14.Posisi mengambil barang dilaci15

23
Gambar 15. Posisi memakai komputer14

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Winanta S. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah dari


Sudut Pandang Okupasi. Jurnal Kedokteran Meditek. 2014;20(54):21.
2. Yasin M, Komang A, Sustini, Andreani S, Fatchur Rochman F. Hubungan
antara Karakteristik, Antropometrik, Kebiasaan, Status Psikososial, dan
Gambaran Radiografis Responden dengan Kejadian Spondylogenic Low
Back Pain. Diakses tanggal 4 Oktober 2016. Diunduh dari :
http://journal.unair.ac.id/download-
fullpapersHubungan%20antara%20Karakteristik.pdf
3. Andini F. Risk Factor Low Back Pain in Workers. FK Universitas
Lampung. J MAJORITY. 2015;4:12-13.
4. Angliadi L.S, Sengkey L, Gessal J, Mogi Th. I. Low Back Pain. Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Manado: FKUNSRAT. 2006:79-90.
5. Nurazizah S, Widayanti., Rukanta D. Hubungan Kebiasaan Olahraga
Dengan Low Back Pain Disability. Prosiding Pendidikan Dokter. 2015:
969
6. Perdani P, Husni A, The effect of body posture and body position in develo
pment of low back pain. Artikel FK Universitas Diponegoro. 2010: 4
7. Basuki K. Faktor Risiko Kejadian Low Back Pain Pada Operator Tambang
Sebuah Perusahaan Tambang Nickel Di Sulawesi Selatan. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia. 2009;4:166.
8. Purnama S. M. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Insidensi Nyeri Punggg
ung Bawah (Low Back Pain) pada Pasien Rumah Sakit Immanuel
Bandung. 2010: 1-3
9. Anonim. Anatomi dan fisiologi tulang belakang. Diakses tanggal 5 Oktobe
r 2016. Diunduh dari: http://rsop.co.id/orthopaedi/anatomi-dan-fisiologi-tu
lang-belakang-bagian-1
10. Huldani. Referat Nyeri Punggung. FK Universitas Lambung Mangkurat B
anjarmasin. 2012:19-24.

25
11. Miguel AJ. Dor lombar – como previnir.Diakses tanggal 5 Oktober 2016.
Diunduh dari: http://www.medicinageriatrica.com.br/tag/sinal-de-lasegue
12. Anonim. Test di bragard. Diakses tanggal 5 Oktober 2016. Diunduh dari :
http://dottoraus.blogspot.com/2009/07/test-di-bragard.html
13. Anonim. Physical therapy management of hip OA. Diakses tanggal
5 Oktober 2016. Diunduh dari : http://morphopedics.wikidot.com/physical
-therapy-management-of-hip-oa
14. Anonim. The valsava manuver. Diakses tanggal 5 Oktober 2016. Dinduh
dari: http://fervorate.tumblr.com/post/408007205
15. Piedmont. Proper body mechanics. Atlanta. Diakses tanggal 5 Oktober
2016. Diunduh dari: www.piedmont.org

26

Anda mungkin juga menyukai