Disusun Oleh :
NIM : 1630311019
JURUSAN : AGRIBISNIS
2018
KATA PENGANTAR
berjudul “Interelasi Al-Qur’an dan IPTEK” dengan baik. Makalah ini saya
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas dan petunjuk dalam
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala kritik dan saran
dari semua pihak agar dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, saya
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Interelesasi Kebenaran Al-Qur’an dan IPTEKS 3
A. Interelesasi Kebenaran Al-Qur’an 3
B. Al-Qur’an dan IPTEKS 4
2.2 Bukti-bukti Ilmiah Kebenaran Al-Qur’an dalam Bidang Keperawatan 7
A. Keperawatan dalam Islam 7
B. Bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dan IPTEKS 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kemudian memasuki Mekkah dengan aman. Pemberitaan tentang peristiwa-
peristiwa yang akan terjadi masa depan hanyalah salah satu diantara sekian
banyak hikmah yang terkandung dalam al Qur’an. Al Qur’an mempunyai
peran yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam di dunia, baik pada
peradaban Islam dahulu maupun peradaban modern seperti sekarang ini.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK) sudah semakin
berkembang. Di era globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu
mengenbangkan IPTEK dalam kehidupan yang semakin modern.
Perkembangan IPTEK dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai
saran modern industri, komuikasi & transportasi, misalnya terbukti sangat
bermanfaat. Namun, di sisi lain IPTEKS tidak jarang berdampak negatif
karena merugikan & membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom
atom telah menewaskan ratusan ribu orang di Hiroshima dan Nagasaki pada
Perang Dunia II tahun 1945. Selain itu tidak sedikit yang memanfatkan
teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya
(cyber crime), pornografi, kekerasan, & perjudian.
1.3 Tujuan
1. Agar memahami Interelesasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS
2. Untuk mengetahui bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang
Keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Al-Qur’an dan IPTEKS
Al-Quran demikian menghormati kedudukan ilmu dengan
Penghormatan yang tidak ditemukan bandingannya dalam Kitab-kitab
Suci yang lain sebagai bukti, Al-Quran menyifati masa Arab pra-Islam
dengan jahiliah (kebodohan). Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus
ayat yang menyebut tentang ilmu dan pengetahuan. Di dalam sebagian
besar ayat itu disebutkan kemuliaan dan ketinggian derajat ilmu.
Dalam rangka mengingatkan tentang anugerah yang telah diberikan
kepada manusia, Allah berfirman:
"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui."
(QS 96:5)
"Allah meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman dan
mempunyai ilmu." (QS 58:11)
"Apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang
tidak mengetahui?" (QS 39:9)
Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang
kemuliaan ilmu. Dan dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam Ahlul
Bait yang kedudukannya mengiringi Al-Quran terdapat dalil-dalil yang
tidak terhitung banyaknya tentang anjuran untuk mencari ilmu, arti penting
dan kemuliaannya. Ayat-ayat Al-Qur'an merupakan petunjuk manusia
tidak saja untuk kehidupan akherat namun juga untuk kebaikan kehidupan
di dunia.
Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah salah satu sarana manusia
untuk menuju kehidupan di dunia lebih baik. Oleh sebab itu, dalam Al-
qur'an pun tak luput memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi kehidupan manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan
ratusan ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan
bagaimana cara kerja Alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari
6000-an ayat Al-Qur'an memberikan gambaran kepada manusia untuk
memperhatikan alam sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang
membahasnya diawali maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti;
4
"apakah kamu tidak memperhatikan?", "Apakah kamu tidak berpikir?",
"Apakah kamu tidak mendengar?", "Apakah kamu tidak melihat?".Sering
pula di akhiri dengan kalimat seperti "Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir", "Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab". Demikianlah
Mukjizat terakhir Rasul, yang selalu mengingatkan manusia untuk
mendengar, melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal
yang diciptakan Allah di dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-10
Masehi di Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan
yang berlandaskan pada riset (dengan cara mendengar, melihat,
memperhatikan, merenungkan, dan memikirkan) dan
mengimplementasikannya dalam bentuk alat-alat maupun metode yang
berguna bagi kehidupan manusia.
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan
mendapati begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pada masa itu, dunia di luar Islam diselubungi
kegelapan Ilmu. Perdukunan, mantra dan jampi-jampi menjadi jalan untuk
pengobatan. Namun berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina telah
mengembangkan berbagai metode pembedahan manusia, dialah sang
bapak kedokteran modern. Karya monumentalnya, Alqanun fi At Tib
(yang diterjemahkan ke Eropa menjadi CANON), menjadi rujukan utama
dunia kedoktekan sampai abad ke 19.
Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah
mengembangkan metode Al-goritma. Kenapa disebut Al-goritma? Al-
goritma merupakan aksen eropa dari nama al-khawrizmi. Seperti ilmuwan
lainnya, Ibnu Sina menjadi Avecina, Ibnu Rusyd menjadi Averoes. Dan
masih banyak lagi penemuan-penemuan di dunia Islam pada masa itu
seperti, metode fotografi paling awal yang disebut ruang gelap, jam air,
piston.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak
paham bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas
5
pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-Qur’an,
membaca Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya
Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak paham maksudnya pun dapat
menjadi tenang hatinya). Bahkan banyak generasi muda yang enggan
untuk sekedar menyentuhnya, apalagi untuk membacanya. Hal ini tidak
lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan generasi muda Islam tehadap
bahasa Al-Qur’an.
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan
dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah Al qur’an
atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau
mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur
melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide
dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-
syarat psikologis dan social yang diwujudkan, sehingga mempunyai
pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan
penemuan ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah,
kecuali dari masyarakat dimana ia hidup. Mereka memberikan tantangan
kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada
akhirnya menjadi korban penemuannya sendiri.
Dalam Al qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai
bentuknyayang terulang sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak pula
ayat-ayat Al qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran,
penalaran, dan sebagainya, sebagaimana dikemukakan oleh ayat-ayat yang
menjelaskan hambatan kemajuan ilmu pengetahuan, antara lain :
1. Subjektivitas (a) suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ;
7:79); (b)
taqlid atau mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS 33:67 ; 2:170).
2. Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS
10:36).
6
3. Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan (baca
antara lain QS 21:37).
4. Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca
antara lain QS 7:146).
7
al ‘ulya khairun min yadu al sufla, artinya tangan di atas yaitu yang
memberikan pertolongan lebih baik dari tangan yang di bawah. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam pandangan Islam seseorang sebaiknya menjadi
pribadi yang mandiri yaitu yang dapat menolong orang lain karena
perbuatan itu pada hakikatnya adalah menolong dirinya sendiri. Kedua,
tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan teori keperawatan
sekalipun pada akhirnya yang menyembuhkan itu semata-mata Allah
SWT.
Seluruh perangkat tenaga medis hanya berfungsi sebagai sebab yang
mengantarkan kesembuhan atau sebaliknya terhadap klien. Ketiga,
seorang yang berprofesi sebagai perawat dan memiliki komitmen
keislaman yang kuat adalah selalu mempertimbangkan manfaat dari
perbuatannya karena Rasul bersabda yang artinya sebagian dari tanda
keindahan Islam seseorang adalah meninggalkan perbuatan yang tidak
berguna kepadanya (min husni islam al mar-I tarku ma la ya’nihi).
Keempat, seorang yang berprofesi perawat adalah mereka yang mampu
berlaku adil baik kepada pasien maupun kepada dirinya sendiri sehingga
juga memperhatikan kebutuhan fisik dan psikisnya.
8
ص ْينَا
َّ سانَ َو َوَ صالُهُ َو ْه ٍن َعلَى َو ْهنًا أ ُ ُّمهُ َح َملَتْهُ ِب َوا ِلدَ ْي ِه اإل ْن
َ َِوف
ي َو ِل َوا ِلدَي َْك ِلي ا ْش ُك ْر أ َ ِن َعا َمي ِْن فِي
َّ َير إِلُ ص ِ ْال َم
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
احدَةٍ نَ ْف ٍس ِم ْن َخلَقَ ُك ْم ِ ِمنَ لَ ُك ْم َوأ َ ْنزَ َل زَ ْو َج َها ِم ْن َها َج َع َل ث ُ َّم َو
ون فِي يَ ْخلُقُ ُك ْم أ َ ْز َواجٍ ث َ َمانِيَةَ األ ْنعَ ِام
ِ ط ُ ُبَ ْع ِد ِم ْن خ َْلقًا أ ُ َّم َهاتِ ُك ْم ب
قٍ ت ِفي خ َْل ٍ ظلُ َماُ ث َّ ِإَل ِإلَهَ َل ْال ُم ْلكُ لَهُ َربُّ ُك ْم
ٍ َّللاُ ذَ ِل ُك ُم ثَال
ص َرفُونَ فَأَنَّى ُه َو
ْ ُت
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan
9
yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan
zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk
membentuk tiga lapisan. Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung
lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut “embrio”. Organ dan
sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk. Ketiga tahap fetus yang dimulai
sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini bayi telah
menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.
10
2. Habbatus saudah
Rasulullah bersabda:”hendaklah kamu menggunakan udah karena
sesungguhnya padanya terdapat penyembuhan bagi segala penyakit
kecuali mati” (H.R Salamah dari Abu Hurairah)
3. Madu
Allah berfirman:
3.1 Kesimpulan
Al Qur’an sebagai kitab suci ummat Islam, seringkali diragukan dalam hal
keterkaitannya dengan ilmu pengetahuan. Hal ini tentulah menjadi suatu
tantangan tersendiri bagi ummat islam untuk menelaah lebih jauh kandungan
dan isi dari kitabnya tersebut.
Sebenarnya, bila kita telaah ayat per ayat dalam Al Qur’an, keraguan akan
keabsahan dan kualitas materi kitab ini bisa terjawab dengan mudah. Maka,
hanya orang-orang yang mengamati dan memperhatikan Al Qur’an dengan
cermatlah, yang akan mendapatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan
kebenaran Al Qur’an pada setiap penemuan ilmiah yang diperoleh oleh
manusia.
Al Qur’an menganjurkan manusia untuk mencari ilmu pengetahuan yang
terdapat di langit dan bumi. Namun tentulah hal tiu jangan sampai
menyimpang dari apa yang telah digariskan dan dibatasi oleh Allah SWT
sebagaimana tetera dalam Al Qur’an.
Beberapa bukti autentik dari penelitian-penelitian ilmiah tentang alam
yang telah dilakukan sampai saat ini, setidaknya telah menjadi bukti bahwa
kandungan Al Qur’an tentang ilmu dan fenomenanya sangatlah benar apa
adanya. Maka, sebaiknya mulai saat ini seluruh umat islam dan seluruh kamu
ilmuan sadar, bahwa kandungan Al Quran tentang ilmu pengetahuan tidak
dapat diragukan lagi. Damn tentulah hal ini ditujukan pada, penguatan akan
adanya pencipta Al Qur’an itu sendiri, yang tiada lain adalah Allah SWT.
3.2 Saran
Mungkin inilah yang bisa kami sampaikan pada penulisan tugas
makalah“Intererrelasi dan Bukti Kebenaran Al-Qur’an dan Ipteks ”. Meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita dapat mengambil manfaat dan
ilmu dari tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan yang saya
12
tuliskan, karena saya hanyalah manusia yang adalah tempat salah dan dosa,
dan saya juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa
depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
Dengan selesainya makalah ini kami berharap dapat mendekatkan diri
kepada sang Khalik sebagai rasa syukur kita terhadap belas kasihnya yang
telah mengutus orang pilihan-Nya kepada kita, dan tak lupa kami sebagai
manusia yang tak luput dari salah tentunya meminta maaf atas
ketidaksempurnaan penyusunan makalah ini karena kami sadar kita masih
dalam tahap belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Baiquni, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana Bakhti
Prima Yasa, Yogyakarta, 1997. h. 17.
13
H.G. Sarwar, Filsafat Al-Qur’an, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994. h.
125.