Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

INTERELASI KEBENARAN AL-QUR’AN DAN IPTEK


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah AIK 4

Disusun Oleh :

NAMA : PUTRI NINDA RAMDANI

NIM : 1630311019

JURUSAN : AGRIBISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


Jl. R. Syamsudin No. 50, Cikole, Sukabumi, Cikole, Kota Sukabumi

2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Interelasi Al-Qur’an dan IPTEK” dengan baik. Makalah ini saya

susun untuk memenuhi tugas mata kuliah AIK 4

Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam

menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Bapak Drs. Badrudin A. Latief

selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas dan petunjuk dalam

pembuatan makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala kritik dan saran

dari semua pihak agar dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, saya

berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi

pembaca.

Sukabumi, 27 Februari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Interelesasi Kebenaran Al-Qur’an dan IPTEKS 3
A. Interelesasi Kebenaran Al-Qur’an 3
B. Al-Qur’an dan IPTEKS 4
2.2 Bukti-bukti Ilmiah Kebenaran Al-Qur’an dalam Bidang Keperawatan 7
A. Keperawatan dalam Islam 7
B. Bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dan IPTEKS 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara lisan & berangsur-angsur
antara tahun 610 & 632 atau selama kira-kira 22 tahun, dimana pada masa itu
umat manusia khususnya penduduk Mekkah & Madinah masih dalam
kegelapan & buta huruf, telah membuktikan kebenaran wahyunya melalui
konsistensinya & kesesuainnya dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
(IPTEKS) yang ditemukan manusia pada masa yang jauh setelah kematian
Muhammad SAW. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan
manusia, sebagaimana terdapat di dalam Al Qur’an & As sunnah sangat ideal
& agung.
Anugerah terbesar yg sangat berharga bagi umat Islam adalah Al Qur’an.
Keluarbiasaan Al Qur’an itu terletak pada aspek-aspek di dalamnya antara
lain bahasa dan gaya bahasanya, substansinya, jangkauannya yang tiada
terbatas, dan multifungsinya bagi umat manusia. Banyak hikmah yang dapat
kita ambil dari Al Qur’an. Ayat 27 surat Al Fath, misalnya memberi kabar
gembira kpd kaum muslimin bahwa mereka akan menaklukan Mekkah, yang
saat itu dikuasai kaum penyembah berhala.
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang
kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu
pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman,
dengan mencukur rambut kepala & mengguntingnya, sedang kamu tidak
merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui & Dia
memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.”
(Al Qur’an Q.S. 48: 27).
Ketika kita lebih dekat lagi, ayat tersebut mengumumkan adanya
kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan di Mekkah.
Sebagaimana dikemukakan ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu
menaklukkan bentang Khaibar, yang berada di bawah kekuasaan Yahudi, dan

1
kemudian memasuki Mekkah dengan aman. Pemberitaan tentang peristiwa-
peristiwa yang akan terjadi masa depan hanyalah salah satu diantara sekian
banyak hikmah yang terkandung dalam al Qur’an. Al Qur’an mempunyai
peran yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam di dunia, baik pada
peradaban Islam dahulu maupun peradaban modern seperti sekarang ini.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK) sudah semakin
berkembang. Di era globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu
mengenbangkan IPTEK dalam kehidupan yang semakin modern.
Perkembangan IPTEK dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai
saran modern industri, komuikasi & transportasi, misalnya terbukti sangat
bermanfaat. Namun, di sisi lain IPTEKS tidak jarang berdampak negatif
karena merugikan & membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom
atom telah menewaskan ratusan ribu orang di Hiroshima dan Nagasaki pada
Perang Dunia II tahun 1945. Selain itu tidak sedikit yang memanfatkan
teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya
(cyber crime), pornografi, kekerasan, & perjudian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Interelesasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS?
2. Apa bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang Keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Agar memahami Interelesasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS
2. Untuk mengetahui bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang
Keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Interelesasi Kebenaran Al-Qur’an dan IPTEKS


A. Interelesasi Kebenaran Al-Qur’an
Interrelasi berasal dari dua kata yaitu inter dan relasi. Inter adalah
bentuk terikat diantara dua sedangkan relasi adalah hubungan atau
berhubungan. Jadi interrelasi merupakan hubungan antara dua masalah
yang saling terikat. Dalam pembahasan ini berkenaan dengan “hubungan
kebenaran Al-Qur’an dan ipteks.
Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari
mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan Al-
Quran:

‫ت ِمنَ ْال ُهدَ ٰى‬ ِ َّ‫آن ُهدًى ِللن‬


ٍ ‫اس َوبَ ِِّينَا‬ ُ ‫أ ُ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُ ْر‬ ‫ضانَ الَّذِي‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬ َ
َ ‫ضا أ َ ْو‬
‫علَ ٰى‬ ً ‫ص ْمهُ ۖ َو َم ْن َكانَ َم ِري‬ ُ َ‫ش ْه َر فَ ْلي‬
َّ ‫ِم ْن ُك ُم ال‬ ِ َ‫َو ْالفُ ْرق‬
َ ‫ان ۚ فَ َم ْن‬
َ‫ش ِهد‬
َّ ُ‫أُخ ََر ۗ ي ُِريد‬
‫َّللاُ ِب ُك ُم ْاليُس َْر َو ََل ي ُِريدُ ِب ُك ُم ْالعُس َْر‬ ‫سفَ ٍر فَ ِعدَّة ٌ ِم ْن أَي ٍَّام‬
َ
َ‫علَ ٰى َما َهدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬ َّ ‫َو ِلت ُ ْك ِملُوا ْال ِعدَّة َ َو ِلت ُ َك ِب ُِّروا‬
َ َ‫َّللا‬
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu
hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya
kamu bersyukur”. (QS 2:185).

3
B. Al-Qur’an dan IPTEKS
Al-Quran demikian menghormati kedudukan ilmu dengan
Penghormatan yang tidak ditemukan bandingannya dalam Kitab-kitab
Suci yang lain sebagai bukti, Al-Quran menyifati masa Arab pra-Islam
dengan jahiliah (kebodohan). Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus
ayat yang menyebut tentang ilmu dan pengetahuan. Di dalam sebagian
besar ayat itu disebutkan kemuliaan dan ketinggian derajat ilmu.
Dalam rangka mengingatkan tentang anugerah yang telah diberikan
kepada manusia, Allah berfirman:
"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui."
(QS 96:5)
"Allah meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman dan
mempunyai ilmu." (QS 58:11)
"Apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang
tidak mengetahui?" (QS 39:9)
Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang
kemuliaan ilmu. Dan dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam Ahlul
Bait yang kedudukannya mengiringi Al-Quran terdapat dalil-dalil yang
tidak terhitung banyaknya tentang anjuran untuk mencari ilmu, arti penting
dan kemuliaannya. Ayat-ayat Al-Qur'an merupakan petunjuk manusia
tidak saja untuk kehidupan akherat namun juga untuk kebaikan kehidupan
di dunia.
Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah salah satu sarana manusia
untuk menuju kehidupan di dunia lebih baik. Oleh sebab itu, dalam Al-
qur'an pun tak luput memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi kehidupan manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan
ratusan ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan
bagaimana cara kerja Alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari
6000-an ayat Al-Qur'an memberikan gambaran kepada manusia untuk
memperhatikan alam sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang
membahasnya diawali maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti;

4
"apakah kamu tidak memperhatikan?", "Apakah kamu tidak berpikir?",
"Apakah kamu tidak mendengar?", "Apakah kamu tidak melihat?".Sering
pula di akhiri dengan kalimat seperti "Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir", "Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab". Demikianlah
Mukjizat terakhir Rasul, yang selalu mengingatkan manusia untuk
mendengar, melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal
yang diciptakan Allah di dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-10
Masehi di Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan
yang berlandaskan pada riset (dengan cara mendengar, melihat,
memperhatikan, merenungkan, dan memikirkan) dan
mengimplementasikannya dalam bentuk alat-alat maupun metode yang
berguna bagi kehidupan manusia.
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan
mendapati begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pada masa itu, dunia di luar Islam diselubungi
kegelapan Ilmu. Perdukunan, mantra dan jampi-jampi menjadi jalan untuk
pengobatan. Namun berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina telah
mengembangkan berbagai metode pembedahan manusia, dialah sang
bapak kedokteran modern. Karya monumentalnya, Alqanun fi At Tib
(yang diterjemahkan ke Eropa menjadi CANON), menjadi rujukan utama
dunia kedoktekan sampai abad ke 19.
Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah
mengembangkan metode Al-goritma. Kenapa disebut Al-goritma? Al-
goritma merupakan aksen eropa dari nama al-khawrizmi. Seperti ilmuwan
lainnya, Ibnu Sina menjadi Avecina, Ibnu Rusyd menjadi Averoes. Dan
masih banyak lagi penemuan-penemuan di dunia Islam pada masa itu
seperti, metode fotografi paling awal yang disebut ruang gelap, jam air,
piston.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak
paham bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas

5
pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-Qur’an,
membaca Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya
Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak paham maksudnya pun dapat
menjadi tenang hatinya). Bahkan banyak generasi muda yang enggan
untuk sekedar menyentuhnya, apalagi untuk membacanya. Hal ini tidak
lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan generasi muda Islam tehadap
bahasa Al-Qur’an.
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan
dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah Al qur’an
atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau
mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur
melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide
dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-
syarat psikologis dan social yang diwujudkan, sehingga mempunyai
pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan
penemuan ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah,
kecuali dari masyarakat dimana ia hidup. Mereka memberikan tantangan
kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada
akhirnya menjadi korban penemuannya sendiri.
Dalam Al qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai
bentuknyayang terulang sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak pula
ayat-ayat Al qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran,
penalaran, dan sebagainya, sebagaimana dikemukakan oleh ayat-ayat yang
menjelaskan hambatan kemajuan ilmu pengetahuan, antara lain :
1. Subjektivitas (a) suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ;
7:79); (b)
taqlid atau mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS 33:67 ; 2:170).
2. Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS
10:36).

6
3. Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan (baca
antara lain QS 21:37).
4. Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca
antara lain QS 7:146).

Di samping itu, terdapat tuntutan-tuntutan antara lain :


1. Jangan bersikap terhadap sesuatu tanpa dasar pengetahuan (QS 17:36),
dalam arti tidak menetapkan sesuatu kecuali benar-benar telah
mengetahui dulu persoalan (baca antara lain QS 36:17), atau
menolaknya sebelum ada pengetahuan (baca antara lain, QS 10:39).
2. Jangan menilai sesuatu karena factor ekstern apa pun walaupun dalam
dalam pribadi tokoh yang paling diagungkan.Ayat- ayat semacam inilah
yang mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan yang telah melahirkan
pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin
ilmu. “tiada yang lebih baik dituntun dari suatu kitab akidah (agama)
menyangkut bidang ilmu kecuali anjuran untuk berpikir, serta tidak
menetapkan suatu ketetapan yang menghalangi umatnya untuk
menggunakan akalnya atau membatasinya menambah pengetahuan
selama dan dimana saja ia kehendaki. Dan inilah korelasi pertama dan
utama antara Al qur’an dan ilmu pengetahuan. Sedangkan Korelasi
kedua dapat ditemukan pada isyarat-isyarat ilmiah yang tersebar dalam
sekian banyak ayat Al qur’an yang berbicara tentang alam raya dan
fenomenanya. Isyarat-isyarat tersebut sebagian nya telah diketahui oleh
masyarakat arab ketika itu. Namun apa yang mereka ketahui itu masih
sangat terbatas dalam perinciannya

2.2 Bukti-bukti Ilmiah Kebenaran Al-Qur’an dalam Bidang Keperawatan


A. Keperawatan dalam Islam
Pertama, penghargaan terhadap kemandirian klien menjadi prinsip etik
dalam teori keperawatan. Islam mengajarkan bahwa keberadaan seorang
manusia hendaklah memperbanyak orang yang memberikan pertolongan
bukan orang yang mengharap pertolongan sesuai dengan sabda Rasul yadu

7
al ‘ulya khairun min yadu al sufla, artinya tangan di atas yaitu yang
memberikan pertolongan lebih baik dari tangan yang di bawah. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam pandangan Islam seseorang sebaiknya menjadi
pribadi yang mandiri yaitu yang dapat menolong orang lain karena
perbuatan itu pada hakikatnya adalah menolong dirinya sendiri. Kedua,
tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan teori keperawatan
sekalipun pada akhirnya yang menyembuhkan itu semata-mata Allah
SWT.
Seluruh perangkat tenaga medis hanya berfungsi sebagai sebab yang
mengantarkan kesembuhan atau sebaliknya terhadap klien. Ketiga,
seorang yang berprofesi sebagai perawat dan memiliki komitmen
keislaman yang kuat adalah selalu mempertimbangkan manfaat dari
perbuatannya karena Rasul bersabda yang artinya sebagian dari tanda
keindahan Islam seseorang adalah meninggalkan perbuatan yang tidak
berguna kepadanya (min husni islam al mar-I tarku ma la ya’nihi).
Keempat, seorang yang berprofesi perawat adalah mereka yang mampu
berlaku adil baik kepada pasien maupun kepada dirinya sendiri sehingga
juga memperhatikan kebutuhan fisik dan psikisnya.

B. Bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dan IPTEKS


1. Fakta tentang menyusui bayi selama 2 tahun
Air susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI adalah sumber
makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh. Tidak ada susu buatan manusia yang
mampu menandingi kualitas ASI.
Alquran surat Luqman ayat 14 menganjurkan manusia untuk berbuat
baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Surat ini menjelaskan bahwa waktu yang terbaik untuk memberikan
ASI bagi seorang bayi adalah 2 tahun karena memberikan banyak
manfaat.

8
‫ص ْينَا‬
َّ ‫سانَ َو َو‬َ ‫صالُهُ َو ْه ٍن َعلَى َو ْهنًا أ ُ ُّمهُ َح َملَتْهُ ِب َوا ِلدَ ْي ِه اإل ْن‬
َ ِ‫َوف‬
‫ي َو ِل َوا ِلدَي َْك ِلي ا ْش ُك ْر أ َ ِن َعا َمي ِْن فِي‬
َّ َ‫ير إِل‬ُ ‫ص‬ ِ ‫ْال َم‬
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan


lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.”

2. Fakta tentang penciptaan manusia dalam 3 tahap


Dalam Alquran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia diciptakan
dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan.

‫احدَةٍ نَ ْف ٍس ِم ْن َخلَقَ ُك ْم‬ ِ ‫ِمنَ لَ ُك ْم َوأ َ ْنزَ َل زَ ْو َج َها ِم ْن َها َج َع َل ث ُ َّم َو‬
‫ون فِي يَ ْخلُقُ ُك ْم أ َ ْز َواجٍ ث َ َمانِيَةَ األ ْنعَ ِام‬
ِ ‫ط‬ ُ ُ‫بَ ْع ِد ِم ْن خ َْلقًا أ ُ َّم َهاتِ ُك ْم ب‬
‫ق‬ٍ ‫ت ِفي خ َْل‬ ٍ ‫ظلُ َما‬ُ ‫ث‬ َّ ‫ِإَل ِإلَهَ َل ْال ُم ْلكُ لَهُ َربُّ ُك ْم‬
ٍ ‫َّللاُ ذَ ِل ُك ُم ثَال‬
‫ص َرفُونَ فَأَنَّى ُه َو‬
ْ ُ‫ت‬
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan

daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor


yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam
perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang
(berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap
petunjuk dari ayat itu. Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga
tahap (tiga kegelapan). Alquran menggunakan istilah ‘kegelapan’
karena memang proses penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di
dalam rahim yang gelap.
Tahap-tahap itu, pertama, tahap Pre-embrionik, zigot tumbuh
membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel

9
yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan
zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk
membentuk tiga lapisan. Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung
lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut “embrio”. Organ dan
sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk. Ketiga tahap fetus yang dimulai
sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini bayi telah
menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.

3. Fakta tentang jenis kelamin bayi


Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis
kelamin seorang bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air
mani pria terdapat kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan
kromosom y berisi sifat kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur
wanita hanya mengandung kromosom x yang mengandung sifat-sifat
kewanitaan. Jenis kelamin seorang bayi tergantung pada sperma yang
membuahi, apakah mengandung kromosom x atau y.
Alquran telah menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm ayat 45-46,

ُ‫الز ْو َجي ِْن َخلَقَ َوأَنَّه‬


َّ ‫َواأل ْنثَى الذَّ َك َر‬
ْ ُ‫ت ُ ْمنَى ِإذَا ن‬
‫طفَ ٍة ِم ْن‬
“Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari

air mani, apabila dipancarkan.”


Sebelum penemuan itu diperoleh, masyarakat menganggap bahwa
penentu jenis kelamin berasal dari wanita.

4. Obat dalam Al Qur’an dan Al hadist


1. “rasulullah saw berbuka puasa dengan beberapa biji buah kurma
sebelum salat. Sekiranya tidak terdapat kurma, maka Rasulullah
saw akan berbuka dengan beberapa anggur. Sekiranya tiada
anggur, maka Baginda meminum beberapa teguk air”(H.R Ahmad)

10
2. Habbatus saudah
Rasulullah bersabda:”hendaklah kamu menggunakan udah karena
sesungguhnya padanya terdapat penyembuhan bagi segala penyakit
kecuali mati” (H.R Salamah dari Abu Hurairah)
3. Madu
Allah berfirman:

‫ت ُك ِِّل ِم ْن ُك ِلي ث ُ َّم‬ ِ ‫سبُ َل فَا ْسلُ ِكي الث َّ َم َرا‬


ُ ‫ِم ْن يَ ْخ ُر ُج ذُلُال َر ِب ِِّك‬
‫طونِ َها‬ ُ ُ‫اب ب‬ ٌ ‫ف ش ََر‬ ٌ ‫اس ِشفَا ٌء فِي ِه أ َ ْل َوانُهُ ُم ْخت َ ِل‬ ِ َّ‫ِإ َّن ِللن‬
‫َيتَفَ َّك ُرونَ ِلقَ ْو ٍم آل َيةً ذَ ِل َك ِفي‬
“dari perut lebah ini keluar minuman (madu) yang bermacam-

macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan


bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benr
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berfikir” (QS. An Nahl:69)
4. Zaitun
Rasulullah bersabda : “makanlah minyak zaitun dan lumurilah
minyaknya karena ia berasal dari pohon yang penuh berkah” (H.R.
At Tirmizi dan Ibnu Majah)
BAB III
PENUTUP
11

3.1 Kesimpulan
Al Qur’an sebagai kitab suci ummat Islam, seringkali diragukan dalam hal
keterkaitannya dengan ilmu pengetahuan. Hal ini tentulah menjadi suatu
tantangan tersendiri bagi ummat islam untuk menelaah lebih jauh kandungan
dan isi dari kitabnya tersebut.
Sebenarnya, bila kita telaah ayat per ayat dalam Al Qur’an, keraguan akan
keabsahan dan kualitas materi kitab ini bisa terjawab dengan mudah. Maka,
hanya orang-orang yang mengamati dan memperhatikan Al Qur’an dengan
cermatlah, yang akan mendapatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan
kebenaran Al Qur’an pada setiap penemuan ilmiah yang diperoleh oleh
manusia.
Al Qur’an menganjurkan manusia untuk mencari ilmu pengetahuan yang
terdapat di langit dan bumi. Namun tentulah hal tiu jangan sampai
menyimpang dari apa yang telah digariskan dan dibatasi oleh Allah SWT
sebagaimana tetera dalam Al Qur’an.
Beberapa bukti autentik dari penelitian-penelitian ilmiah tentang alam
yang telah dilakukan sampai saat ini, setidaknya telah menjadi bukti bahwa
kandungan Al Qur’an tentang ilmu dan fenomenanya sangatlah benar apa
adanya. Maka, sebaiknya mulai saat ini seluruh umat islam dan seluruh kamu
ilmuan sadar, bahwa kandungan Al Quran tentang ilmu pengetahuan tidak
dapat diragukan lagi. Damn tentulah hal ini ditujukan pada, penguatan akan
adanya pencipta Al Qur’an itu sendiri, yang tiada lain adalah Allah SWT.

3.2 Saran
Mungkin inilah yang bisa kami sampaikan pada penulisan tugas
makalah“Intererrelasi dan Bukti Kebenaran Al-Qur’an dan Ipteks ”. Meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita dapat mengambil manfaat dan
ilmu dari tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan yang saya

12
tuliskan, karena saya hanyalah manusia yang adalah tempat salah dan dosa,
dan saya juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa
depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
Dengan selesainya makalah ini kami berharap dapat mendekatkan diri
kepada sang Khalik sebagai rasa syukur kita terhadap belas kasihnya yang
telah mengutus orang pilihan-Nya kepada kita, dan tak lupa kami sebagai
manusia yang tak luput dari salah tentunya meminta maaf atas
ketidaksempurnaan penyusunan makalah ini karena kami sadar kita masih
dalam tahap belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Baiquni, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana Bakhti
Prima Yasa, Yogyakarta, 1997. h. 17.
13

Arifin, M, H, 1993, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara

Deedat, Ahmad, 2003, Al Qur’an Mu’jizat Yang Tak Tertandingi, Jakarta :


Pustaka

DEPAG, Sains Menurut Perespektif Al-qur’an, PT. Dwi Rama, 2000. h. 3.

H.G. Sarwar, Filsafat Al-Qur’an, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994. h.
125.

Anda mungkin juga menyukai