Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA GASTRITIS DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

Indra Dewi

STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Gastritis atau radang lambung adalah radang pada jaringan dinding lambung yang yang timbul
akibat infeksi virus atau bakteri phatogen yang masuk kedalam saluran pencernaan. Berdasarkan data
yang diambil di Puskesmas Tamalanrea pada tahun 2009 pasien gastritis dilaporkan sebanyak 2198
kasus, kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2010 menjadi 2823 kasus. Namun, pada tahun 2011
jumlahnya menurun menjadi 1813 kasus pasien gastritis di Puskesmas Tamalanrea Makassar, pada
akhir bulan Desember 2011 jumlah penderita gastritis sebanyak 64 kasus. Tujuan penelitian ialah untuk
mengetahui hubungan interval makan, dan stres dengan kejadian gastritis di Puskesmas Tamalanrea
Makassar Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dan pengambilan sampel
dengan tehnik consecutive sampling yaitu cara pengambilan sampel yang memenuhi kriteria penelitian
sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel tercukupi. Jumlah sampel yang didapatkan saat
penelitian 40 responden. Hasilnya diolah dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat
kemaknaan α = 0,05. Hasil bivariat menunjukkan bahwa Interval makan (p= 0,025) dan stres (p=
0,004).Kesimpulan dari penelitian ini : Ada hubungan antara interval makan dan stres dengan kejadian
gastritis di wilayah kerja puskesmas Tamalanrea Makassar. Saran bagi penderita gastritis hendaknya
mengatur interval makan dan cegah timbulnya stres.

Kata Kunci : Faktor interval makan dan faktor stres dapat berpengaruh terhadap kejadian gastritis.

PENDAHULUAN emosi, ketegangan pikiran dan tak teraturnya


Hampir setiap hari di temukan jam makan.
penderita yang datang berobat dengan keluhan Pengaturan makanan dalam perut
di saluran cerna bagian atas : misalnya rasa (metabolisme pencernaan) dilaksanakan oleh
pedih, panas di daerah epigastrium, mual, sejumlah hormon dan syaraf yang ada
kadang-kadang di sertai muntah, rasa panas di disepanjang sistem pencernaan.Karena ada
perut, rasa kembung, perasaan lekas kenyang. gangguan dari pengaturan syaraf dan hormonal
Semua keluhan tersebut sering menyatakan inilah yang menyebabkan peningkatan
adanya penyakit di lambung. Kadang – kadang pengeluaran asam lambung yang
keluhan di anjurkan penderita tersebut ringan mengakibabkan luka pada lambung.
dan dapat diatasi dengan mengatur makanan, Gastritis dengan kondisi gangguan
tetapi kadang – kadang dirasakan berat, yang ringan umumnya timbul secara mendadak
sehingga ia terpaksa meminta pertolongan dan berlangsung singkat atau biasa dikenal
pada dokter bahkan sampai terpaksa di beri istilah sakit maag akut ditandai dengan rasa
perawatan khusus (Nadi, 2009 ) mual dan muntah, nyeri, pendarahan, rasa
Lambung adalah organ pencernaan di lemah, nafsu makan menurun dan sakit kepala.
dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk Hal ini disebabkan karena kebiasaan
menyimpan makanan, mencernakan kembali mengkomsumsi suatu jenis makanan yang
makanan menjadi partikel yang lebih kecil sangat sensitif bagi orang tersebut,makan
untuk di teruskan ke duodenum. terlalu cepat atau makan dengan gangguan
Radang lambung di kalangan umum emosional.
disebut penyakit maag, yang berasal dari Selain itu penyakit ini kadang timbul
bahasa Belanda, maag berarti kantong nasi, secara menahun (kronis) yang biasanya
dalam dunia kedokteran disebut Gastritis dimulai dengan adanya infeksi oleh suatu
(Prabu,2008) bakteri yang disebut helicobacter pylori yang
Gastritis dapat ditimbulkan oleh menyebabkan gangguan pada dinding
berbagai keadaan yang pelik sehingga lambung yang ditandai dengan gejala-gejala
mengaktifkan rangsangan atau iritasi mukosa seperti hilangnya nafsu makan,rasa
lambung secara terus menerus, yang akhirnya kenyang,nyeri uluhati, mual dan muntah.
asam lambung semakin meningkat Penyebab tersebut dapat merusak ketahanan
pengeluarannya, terutama pada saat keadaan selaput lambung, jika berlangsung terus

98 Volume 4 Nomor 1 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721


menerus tanpa adanya makanan yang masuk merupakan era baru bagi ilmu saluran cerna
maka produksi asam lambung yang bisa karena penyakit lambung kronis yang dulunya
berakibat pada terjadinya luka lambung. tidak di ketahui sekarang sudah terjawab.
Disamping itu stres fisik dan mental Ternyata peranan bakteri Helicobacter pylori ini
menyebabkan peningkatan produksi asam sebagian penyebab tukak lambung hampir
lambung dan menyebabkan aliran darah ke 100% (Selamihardja,2009).
mukosa dinding lambung berkurang, sehingga Dari Data WHO Tahun 2009, penyakit
terjadi peningkatan permeabilitas dinding gastritis ini terbesar diseluruh dunia dan
lambung yang dapat mengakibatkan bahkan diperkirakan di derita lebih dari 1,7
pembengkakan dinding lambung. milyar.
Infeksi yang disebabkan oleh Menurut data tahun 2009 kejadian
Helicobacter pylory pada lambung bisa gastritis di Indonesia menempati urutan kelima
menyebabkan peradangan mukosa lambung dari sepuluh dengan proporsi sebesar 6,79%.
yang disebut dengan gastritis. Pada saat (Anonim, 2011).
makan atau minum, berbagai macam bakteri Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi
termasuk Helicobacter pylori dapat memasuki Sulawesi Selatan tahun 2010 jumlah pasien
lambung pada saat bersamaan. Sebagian rawat inap untuk usia 28 hari – 1 tahun sebesar
besar mati karena asam yang diproduksi 1 kasus (0,03%), umur 1 – 4 tahun sebesar 32
lambung. kasus (0,56%), umur 5 – 14 tahun sebesar 25
Faktor risiko infeksi helicobacter pylori kasus (0,10%), dan umur > 60 tahun 240
antara lain usia lanjut terutama pada umur di kasus.(Anonim,2011)
atas 70 tahun di negara maju karena sosial Berdasarkan data awal yang diambil
ekonomi rendah termasuk tempat tinggal terlalu pada sebuah instansi di Puskesmas
padat, buruknya perumahan, persediaan air Tamalanrea Makassar pada tahun 2009 pasien
terkontaminasi. Cara penularan infeksi ini gastritis dilaporkan sebanyak 2198 kasus,
diduga kuat melalui kontak dari orang ke orang, kemudian mengalami kenaikan pada tahun
yaitu melalui mulut, tinja atau sumber air yang 2010 menjadi 2823 kasus. Namun, pada tahun
dipakai bersama oleh banyak orang. Angka 2011 jumlahnya menurun menjadi 1813 kasus
kejadian infeksi helicobacter pylori pada pasien gastritis di Puskesmas Tamalanrea
beberapa daerah di Indonesia menunjukkan Makassar, pada akhir bulan Desember 2011
data yang cukup tinggi. Laporan dari kota jumlah penderita gastritis sebanyak 64 kasus
Surabaya sebesar 31,2 % Depansar 46 % .(Anonim,2011)
bahkan di Medan sebesar 91,6 %. Dengan melihat angkat kejadian
Adanya penemuan infeksi helicobacter penyakit gastritis yang naik turun, maka peneliti
pylori ini mungkin berdampak pada tingginya tertarik mengadakan penelitian dengan judul
kejadian sakit maag di kalangan Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
masyarakat,disamping peran faktor-faktor lain Kejadian Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas
yang sudah ada seperti peningkatan sekresi Tamalanrea Makassar.
asam lambung, gangguan pengosongan asam
lambung, faktor psikologis/stres dan faktor BAHAN DAN METODE
lingkungan. Lokasi, Populasi dan sampel
Banyak orang yang tidak Lokasi penelitian dilaksanakan di
memperhatikan waktu-waktu makan Puskesmas Tamalanrea Makassar. Penelitian
disebabkan oleh kesibukan pekerjaan dan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Februari s/d
kesibukan lainnya, sehingga dapat menjadi 06 Maret 2012.
salah satu penyebab terjadinya gastritis. Rokok Populasi dalam penelitian ini adalah
dan alkohol juga mempunyai peranan semua penderita gastritis yang memeriksakan
terjadinya penyakit gastritis. Zat-zat di kandung dirinya di Puskesmas Tamalanrea Makassar
oleh rokok dapat menyebabkan peradangan dari data awal yang telah di ambil dari
pada dinding lambung. Nikotin yang di kandung puskesmas pada bulan Desember tahun 2011
oleh rokok bersifat menyempitkan pembuluh sebanyak 64 orang penderita.
darah dan mendorong percepatan pembekuan Besar sampel yang diteliti sebanyak 40
darah. Sementara itu tar merupakan zat lengket orang responden dalam hal ini adalah penderita
yang bersifat karsinogen (merangsang gastritis.Teknik pengambilan sampel dalam
tumbuhnya sel- sel kanker ), sehingga bisa penelitian ini adalah dengan caraConsecutive
menyebabkan penyakit pernafasan lain dan Sampling yaitu cara pengambilan sampel
kanker, misalnya kanker lambung. dengan memilih sampel yang memenuhi
Bagi dunia gastroenterology, kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu
penemuan bakteri ini pada tahun 1983 oleh sehingga sampel tercukupi.( Sugiono,2009)
Marshall dari RS Royal Perth Australia, Kriteria inklusi

Volume 4 Nomor 1 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721 99


a) Semua penderita gastritis yang melakukan 4. Analisa data
pemeriksaan di puskesmas Tamalanrea a. Analisa univariat
Makassar. Dilakukan untuk variabel tunggal yang
b) Bersedia untuk diteliti dengan dianggap terkait dengan penelitian.
mendatangani persetujuan peserta b. Analisa bivariat
penelitian Untuk melihat hubungan variabel
c) Semua Penderita yang berada dekat independen terhadap variabel dependen
dengan lokasi penelitian dengan menggunakan Chi-Square
d) Penderita Gastritis yang berusia 17 s/d 56 dengan tingkat kemaknaan p < α= (0,05)
tahun. yang diolah dengan menggunakan
Kriteria eksklusi komputer SPSS.
a) Penderita gastritis yang tidak bersedia
menjadi responden HASIL PENELITIAN
b) Penderita gastritis yang terdaftar dalam 1. Analisa Univariat
daftar tetapi tidak datang selama Tabel 5.1. Karekteristik responden
penelitian. berdasarkan umur kejadian gastritis di
wilayah kerja puskesmas Tamalanrea
Cara Pengumpulan Data Makassar
Data dikumpulkan dengan Umur Jumlah %
menggunakan alat ukur quesioner yang telah 17-26 Tahun 18 45
dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada 27-36 Tahun 10 25
kepustakaan yang terdiri dari beberapa
37-46 Tahun 8 20
pertanyaan,yang akan dikaji dengan
menggunakan quesioner dengan skala Gutman 47-56 Tahun 4 10
untuk mendukung data primer. Total 40 100
Untuk menilai semua pertanyaan dari Sumber : Data primer Maret, 2012
setiap quesioner yang diisi oleh responden,
tentang faktor-faktor yang berhubungan Berdasarkan Tabel 5.1, diperoleh
dengan kejadian gastritis akut, digunakan informasi kelompok umur responden
dengan skala Guttman dimana setiap jawaban terbanyak adalah 17-26 tahun sebanyak 18
yang “ya” diberi skor 2 dan jawaban yang “tidak” responden (45%) dan terkecil jumlah
diberi skor 1. Kemudian nilai tertinggi dan responden kelompok umur 47-56 tahun
terendah dijumlahkan lalu dibagi dua untuk sebanyak 4 responden (10%)
mencari nilai rata-rata dan hasilnya
menunjukkan setiap variabel dikatakan berisiko b. Distribusi responden berdasarkan jenis
jika skornya lebih dari nilai mean, sebaliknya kelamin
setiap variabel dikatakan berisiko jika skornya Tabel 5.2. Karakteristik responden
kurang dari atau sama dengan nilai mean. berdasarkan jenis kelamin kejadian Gastritis
di wilayah kerja puskesmas Tamalanrea
Langkah Pengolahan Data Makassar
Pengolahan data dilakukan dengan Jenis kelamin Jumlah %
menggunakan program SPSS,kemudian
Laki – laki 19 47,5
disajikan dalam bentuk tabel deskriptif dengan
Perempuan 21 52,5
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing Total 40 100
Dilakukan untuk memastikan Sumber : Data primer Maret, 2012
bahwa data yang diperoleh yaitu
quesionernya semua telah diisi, relevan dan Berdasarkan Tabel 5.2, diperoleh
dapat dibaca dengan baik. informasi jenis kelamin responden terbanyak
2. Koding adalah perempuan sebanyak 21 responden
Dilakukan untuk memudahkan (52,5%) dan terkecil adalah laki-laki sebanyak
pengolahan data yaitu dengan memberikan 19 responden (47,5%)
simbol atau kode pada hasil jawaban dari
setiap pertanyaan. c. Distribusi responden menurut Interval
3. Tabulasi data Makan.
Setelah dilakukan editing dan koding Tabel 5.3. Distribusi responden menurut
dilanjutkan dengan mengelompokkan data faktor Interval Makan kejadian Gastritis di
ke dalam tabel sesuai menurut sifat-sifat wilayah kerja puskesmas Tamalanrea
yang dimiliki sesuai dengan tujuan Makassar
penelitian.

100 Volume 4 Nomor 1 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721


Interval Makan Jumlah % lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti H0
ditolak dan Ha diterima, sehingga dengan
Berisiko 22 55 demikian uji statistik membuktikan adanya
Kurang berisiko 18 45 hubungan antara interval makan dengan
Total 40 100 kejadian gastritis.
Sumber : Data primer Maret, 2012
b. Hubungan Stres Dengan Kejadian
Berdasarkan Tabel 5.3, diperoleh Gastritis
informasi faktor interval makan yang berisiko Kejadian gastritis
terjadinya gastritis sebanyak 22 responden Stres Laki- Total
% Perem %
(55%), dan tidak berisiko terjadinya gastritis laki
sebanyak 18 responden (45%). Berisiko 13 32,5 15 37,5 28 70
Kurang
6 15 6 15 12 30
d. Distribusi responden Variabel stres Berisiko
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Faktor Stres Jumlah 19 47,5 21 52,5 40 100%
berhubungan dengan kejadian Gastritis di P=0,004
wilayah kerja puskesmas Tamalanrea
P = probabilitas hasil uji chi – square
Makassar
Stres Jumlah % Hubungan stres dengan kejadian
Berisiko 28 70 gastritis berjumlah 40 responden,
Kurang berisiko 12 30 diantaranya untuk responden mempunyai
stres dan berisiko terjadinya gastritis
Total 40 100 sebanyak 28 orang (70%) dan kurang
Sumber : Data primer Maret, 2012 berisiko terjadinya gastritis sebanyak 12
orang (30%).
Berdasarkan Tabel 5.4, diperoleh Berdasarkan hasil perhitungan
informasi faktor stres yang berisiko terjadinya statistik chi – square diperoleh nilai p =
gastritis sebanyak 28 responden (70%) dan 0,004 lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti
tidak berisiko sebanyak 12 responden (30%) H0 ditolak Ha diterima, sehingga dengan
dari total 40 responden. demikian uji statistik membuktikan adanya
hubungan antara stres dengan kejadian
2. Analisa bivariat variabel yang diteliti gastritis.
Untuk melihat hubungan variabel
interval makan, dan Stres dengan kejadian PEMBAHASAN
gastritis, maka dilakukan analisa bivariat 1. Hubungan interval makan dengan kejadian
dengan menggunakan uji statistik chi-square. gastritis
Dengan kemaknaan α = 0,05. Dikatakan ada Dari hasil analisa bivariat di
hubungan bila nilai p < 0,05. dapatkan bahwa dari 40 responden,
a. Hubungan Interval Makan Dengan diantaranya yang mengalami gastritis
Kejadian Gastritis karena faktor interval makan sebanyak 22
Kejadian gastritis orang (55%) dan tidak mengalami gastritis
Interval
makan Laki- Perem Total sebanyak 18 orang (45%).
% %
laki puan Dari hasil analisa di atas, dapat
Berisiko 9 22,5 13 32,5 22 55 dikemukakan bahwa ada 22 orang (55%)
Kurang yang mengalami gastritis karena faktor
10 25 8 20 18 45
Berisiko interval makan yang tidak teratur. Hal ini
Jumlah 19 47,5 21 52,5 40 100% sangat relevan dengan teori yang
P = 0,025 dikemukakan oleh (Mutiasari : 2010) yang
P = probabilitas hasil uji chi-square menyatakan bahwa gastritis atau sering
disebut maag, sering diakibatkan oleh waktu
Hubungan interval makan dengan makan yang tidak teratur, sering terlambat
kejadian gastritis berjumlah 40 responden, makan. Untuk mendapatkan cukup energi
di antaranya untuk responden mempunyai maka manusia harus makan. Sebelum
interval makan dan berisiko terjadinya menghasilkan energi, makanan harus
gastritis sebanyak 22 orang (55%) dan menempuh perjalanan panjang dalam tubuh
kurang berisiko terjadinya gastritis kita. Waktu yang dibutuhkan untuk
sebanyak 18 orang (45%). membantu mencerna makanan adalah 6
Berdasarkan hasil perhitungan jam tergantung dari banyaknya makanan
statistik chi-square diperoleh nilai p= 0,025 yang kita makan.

Volume 4 Nomor 1 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721 101


Disamping itu ada 18 orang (45%) ada hubungan antara pola makan dengan
yang tidak mengalami gastritis karena faktor kekambuhan gastritis. (Luthfiana, 2010)
interval makan tidak teratur. Hal tersebut 2. Hubungan stres dengan kejadian gastristis.
relevan dengan teori yang mengatakan Dari hasil analisa bivariat di
bahwa bagi penderita penyakit gastritis hal dapatkan bahwa dari 40 responden,
yang harus diperhatikan adalah makan diantaranya yang mengalami gastritis
secara teratur pada jam tertentu. Mengatur karena faktor stres sebanyak 28 orang
tiga kali makan lengkap dan tiga kali (70%), tidak mengalami gastritis sebanyak
jajan/makanan ringan. (David,2010) 12 (30%).
Atau dengan kata lain, tiap tiga jam Dari hasil analisa di atas, dapat
sekali perut diisi dengan makanan. Makan dikemukakan bahwa 28 orang (70%) yang
dengan porsi kecil dan sering, seringkali mengalami gastritis karena faktor stres.
membantu mengurangi gejala asam Hasil penelitian tersebut didukung oleh teori
lambung meningkat. yang menemukan bahwa stres
Selain itu, penderita gastritis melambatkan kecepatan pencernaan,
sebaiknya menghindari makan makanan karena stres bagi sebagian orang tidak
pedas, asam, atau berminyak. dapat dihindari, maka kuncinya adalah
Berdasarkan hasil perhitungan mengendalikannya secara efektif dengan
statistik chi – square diperoleh nilai p = cara diet bernutrisi, istirahat yang cukup,
0,025 lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti olah raga yang teratur dan relaksasi yang
H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga cukup (David, 2010)
dengan demikian uji statistik membuktikan Disamping itu ada 12 orang (30%)
adanya hubungan antara interval makan yang tidak mengalami gastritis karena stres
dengan kejadian gastritis. yang dialami masih dalam taraf ringan
Dari hasil analisa di atas, maka (eustress). Hal tersebut sangat relevan jika
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dikaitkan dengan teori yang menyatakan
yang bermakna antara faktor interval makan bahwa stres pada level ringan tidak
dengan kejadian gastritis. Hasil penelitian menimbulkan perubahan mekanisme
tersebut sangat didukung oleh teori yang patobiogenik di dalam tubuh seseorang.
menemukan bahwa kejadian gastritis sering
menyerang orang-orang yang pola KESIMPULAN
hidupnya kurang teratur dan selalu diburu Berdasarkan hasil penelitian dan
waktu karena tingkat kesibukan yang tinggi, analisa data di atas maka dapat ditarik suatu
misalnya seorang pedagang atau pegawai kesimpulan :
suatu perusahaan swasta, wartawan, sopir 1. Terdapatnya hubungan yang bermakna
mobil, dan sebagainya. Makan dengan porsi antara faktor interval makan dengan
kecil dan sering, seringkali membantu kejadian gastritis.
mengurangi gejala asam lambung. Selain 2. Terdapat hubungan yang bermakna antara
itu, penderita gastritis sebaiknya faktor stres dengan kejadian gastritis.
menghindari makan makanan yang pedas,
asam, atau berminyak serta tahu, dan SARAN
tempe goreng. 1. Kepada perawat pelaksana khususnya
Sayur yang menimbulkan gas ( yang bertugas di Puskesmas Tamalanrea
daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, Makassar, agar lebih aktif dalam
sawi, asparagus), buah yang menimbulkan penyuluhan kesehatan terkait dengan
gas ( jambu biji, nanas, apel, kedondong, berbagai macam faktor risiko yang dapat
durian, nangka ), juga minuman bersoda, memperparah timbulnya penyakit akibat
alkohol, dan kopi ( Lanywati, 2011) gangguan lambung khususnya gastritis.
Dan Juga sesuai dengan penelitian 2. Perlunya dilakukan pemberian informasi
yang dilakukan oleh Luthfiana Arifatul yang lebih intensif mengenai pengguaan
Hudha dengan Judul Hubungan antara pola obat sesuai anjuran, obat yang
makan, stres dengan kekambuhan gastritis mempunyai efek samping dan apabila
di puskesmas Ngenep Kecamatan Karang anda mengalami kelainan, harap
Ploso Kab. Malang Tahun 2010. Dengan konsultasi dengan dokter dan perawat
hasil penelitian menunjukkan bahwa atau petugas kesehatan lainnya.
hubungan antara pola makan, stres dengan rdasarkan hasil perhitungan
kekambuhan gastritis di puskesmas Karang statistik chi – square diperoleh nilai p =
Ploso Kab. Malang Tahun 2010. Dari hasil 0,004 lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti
uji statistik di dapatkan nilai pola makan (p= H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga
0,023) dengan OR= 48, 273. Didapatkan dengan demikian uji statistik membuktikan

102 Volume 4 Nomor 1 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721


adanya hubungan antara faktor stres Dan Juga sesuai dengan
dengan kejadian gastritis. penelitian yang dilakukan oleh Luthfiana
Dari hasil analisa di atas, maka Arifatul Hudha dengan Judul Hubungan
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pola makan, stres dengan
yang bermakna antara faktor stres dengan kekambuhan gastritis di puskesmas
kejadian gastritis. Hasil penelitian tersebut Ngenep Kecamatan Karang Ploso Kab.
sangat didukung oleh suatu konsep teori Malang Tahun 2010. Dengan hasil
yang menemukan bahwa stres yang penelitian menunjukkan bahwa hubungan
berkepanjangan merupakan penyebab antara pola makan, stres dengan
terjadinya gastritis karena meningkatnya kekambuhan gastritis di puskesmas
hormon asetilkolin yang berperan dalam Karang Ploso Kab. Malang Tahun 2010.
peningkatan produksi asam lambung. Dari hasil uji statistik di dapatkan nilai stres
Adanya stres dan tekanan emosional yang (p= 0,001) dengan OR= 30, 375.
berlebihan pada seseorang dapat Didapatkan ada hubungan antara stres
menyebabkan sekresi lambung dengan kekambuhan gastritis. (Luthfiana,
berlebihan, sehingga dalam waktu yang 2010)
lama dapat mengikis lambung, deodenum
atau esopagus ( Yosep, 2009)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Gastritis, (Online), http://www.glorianet.org.26 Desember 2011.

Anonim, 2011, Penyakit Gastritis Akut, (Online), http://www. Scribd. Com/doc Januari 2011

Anonim, 2011, Gastritis, (Online), http://healthlink.mcw.edu

Alimul, 2003, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta.

David, 2010,Gastritis, (0nline), http://www.indofarma.co.id.26 Desember 2011.

Irma, 2009, Ketika Gangguan Maag Mulai Melanda, High Desert, Jakarta

Jeslin, 2008, Gastritis, (Online),http://www.momanjes.blogspot.com.26 Desember 2011.

Lanywati, 2011, Penyakit Maag dan Gangguan Pencernaan, Yogyakarta : Penerbit Kanisisus

Luthfiana Arifatul Hudha, 2010, Hubungan Antara Pola Makan dan stres dengan Kejadian kekambuhan gastritis di
puskesmas Ngenep Kecematan Karang Ploso Kab. Malang Tahun 2010. Skripsi Online.

Mansjoer, 2001,Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.

Mutiasari, 2010, Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis Pada Santri Pondok Pesantren
DDI Mangkoso Kab.Barru tahun 2010 Skripsi Sarjana Tidak diterbitkan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.

Nadi, 2009,Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Padjaddjaran, Bandung.

Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika.

Prabu, 2008, Penyakit-penyakit Infeksi Umum jilid I, Jakarta : Penerbit Widya Medika.

Philip, 2008, Gastritis dan Peptic Ulcer Disease, (Online), http://www.medicine.com,28 Desember 2011.

Salam, 2009, Gastritis,(Online), http://www.info-sehat.com, 28 Desember 2011.

Suyono,dkk,2007, Buku Ajar Penyakit Dalam, Jilid 2,Edisi 3, Gaya Baru, Jakarta.

Selamihardja, 2009, Sakit Maag Bisa Karena Bakteri, (Online), http://www.indomedia.com , 28 Desember 2011.

Veni, 2010, Diktat Gizi Dasar Edisi III,Jurusan Gizi FKM Universitas Hasanuddin

Widiyandana, 2008, Sakit Pada Lambung, Bagaimana Terjadinya, (Online), http://www.kompas.com. 28 Desember
2011

Volume 4 Nomor 1 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721 103

Anda mungkin juga menyukai