Anda di halaman 1dari 2

PROGRAM USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)


Dengan Masalah:
Kelas Ibu Balita
di Desa Karanggatak, Kecamatan Klego, Boyolali

A. LATAR BELAKANG
Lima tahun pertama kehidupan adalah saat perkembangan otak yang paling baik
dan sangat sensitif terhadap stimulasi, hal ini menunjukkan apabila pada usia lima tahun
awal kehidupan ini manusia dapat mengoptimalkan perkembangan otak dengan baik maka
akan mempengaruhi kehidupannya seutuhnya. Sebaliknya apabila lima tahun awal
kehidupan ini tidak dioptimalkan atau terjadi gangguan maka kehidupannya selanjutnya
juga akan terkena imbasnya.
Gangguan perkembangan pada anak di bawah usia lima tahun atau balita adalah
salah satu hal yang menjadi sorotan dunia, terbukti dengan poin ketiga dari SDGs yaitu
ensure healty lives and promote well-being for all at all ages. Walaupun sudah menjadi
salah satu perhatian dunia, namun hal ini masih menjadi salah satu masalah di dunia yang
belum terselesaikan. Pada tahun 2016 masih terdapat 52,9 juta anak balita dengan
gangguan perkembangan. Gangguan penglihatan adalah yang terbanyak, disusul gangguan
pendengaran, gangguan kecerdasan, dan autisme. Gangguan perkembangan meningkat
tajam di Afrika bagian sahara (71,3 %) dan di Afrika bagian utara serta Timur Tengah (7,6
%), Asia Selatan memiliki angka prevalensi terbesar gangguan perkembangan balita
sedangkan Amerika bagian utara terendah. Angka prevalensi sebesar 52,9 juta tersebut
tidak terpaut jauh oleh angka prevalensi gangguan perkembangan pada tahun 1990 yaitu
53 juta anak balita, hal ini menunjukkan perhatian dunia terhadap masalah ini masih belum
cukup. (Global Research on Developmental Disabillities Collaborators, 2018)
Indonesia sebagai salah satu pelaksana SDGs tentunya mempunyai program
tersendiri untuk mengatasi gangguan perkembangan anak balita, dengan berdasarkan SK
No. 284/MenKes/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), sejalan
dengan upaya strategis desentralisasi dengan cara meningkatkan kemandirian keluarga dan
masyarakat dalam memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak melalui penggunaan
buku KIA, maka tahun 2006-2009 dikembangkan model peningkatan penggunaan buku
KIA oleh masyarakat melalui Kelas Ibu Balita. Kelas Ibu balita adalah kelas dimana para
ibu yang mempunyai anak usia 0 sampai 5 tahun secara bersama sama berdiskusi, tukar
pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan pelayananan kesehatan, gizi dan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan dibimbing oleh fasilitator. Dengan adanya kelas ibu
balita tersebut diharapkan ibu menjadi lebih peka terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga angka gangguan perkembangan anak dapat menurun,
khususnya di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai