Ebm DH Fix
Ebm DH Fix
Critical Appraisal
Disusun Oleh:
Fahimah Prasasya
1102013102
Pembimbing:
dr. Dini Widianti, MKK, DipIDK
Skenario
Tn. S berusia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri di ulu hati sejak
1 minggu yang lalu. Pasien mengeluhkan terkadang merasa cairan
lambungnya naik ke tenggorokan saat sedang berbaring. Menurut pernyataan
pasien, terkadang nyeri ulu hati disertai rasa terbakar di dada dan mulut terasa
pahit. Nyeri dada yang menjalar ke punggung atau lengan disangkal oleh
pasien. Selain itu, pasien mengatakan sering merasa kembung dan
bersendawa. Nyeri tenggorokan atau kesulitan menelan disangkal oleh
pasien. Pasien juga mengeluhkan mual tetapi tidak muntah. Keluhan ini sudah
dirasakan hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan pada epigastrium. Dokter memberikan obat untuk
nyeri ulu hati yaitu pantoprazole. Pasien mendengar dari temannya bahwa
obat esomeprazole lebih ampuh untuk nyeri ulu hati. Kemudian pasien
bertanya kepada dokter apakah esomeprazol lebih efektif dibandingkan
pantoprazole? Dokter kemudian melakukan pencarian bukti ilmiah
menggunakan metode Evidence Based Medicine.
Obat yang lebih efektif untuk meringankan gejala GERD pasien apakah
esomeprazole atau pantoprazole ?
PICO
• Population : Pasien usia 60 tahun dengan diagnosis GERD
• Intervention : Esomeprazole
• Comparison : Pantoprazole
• Outcomes : Esomeprazole lebih efektif meringankan gejala
GERD pasien dibandingkan pantoprazole
2
Pencarian bukti ilmiah
• Alamat website : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
• Kata kunci : gastroesophageal reflux disease AND pantoprazole
AND esomeprazole
• Limitasi : 5 years, free full text, clinical trial
• Hasil Pencarian : 2
1. Comparison of The Effects of Esomeprazole 40 mg, Rabeprazole 20
mg, Lansoprazole 30 mg, and Pantoprazole 40 mg on Intragastrıc
pH in Extensive Metabolizer Patients with Gastroesophageal Reflux
Disease
2. Randomised Clinical Trial: Daily Pantoprazole Magnesium 40 mg
vs. Esomeprazole 40 mg for Gastro-oesophageal Reflux Disease,
Assessed by Endoscopy and Symptoms
3
REVIEW JURNAL
Abstract
4
CRITICAL APPRAISAL
A. Menilai Validitas
1. Apakah penempatan pasien kedalam kelompok terapi dirandomisasi?
Ya, terdapat randomisasi atau pengambilan sampel dilakukan secara
acak dalam kelompok penelitian tersebut.
5
3. Apakah ada persamaan perlakuan pada kedua kelompok selain
perlakuan eksperimen?
Ya, kedua kelompok mendapat perlakuan yang sama.
6
4. Apakah semua pasien dianalisis pada kelompok randomisasi semula?
7
5. Apakah follow up lengkap?
Ya, pada awal randomisasi didapatkan 593 pasien setelah itu terdapat
lost to follow up sebanyak 15 pasien.
8
6. Apakah ada atau tidak blinding pada pasien, klinisi, dan peneliti?
Ya, blinding dilakukan pada pasien dan peniliti.
B. Menilai Importance
1. Berapa besar efek terapi?
9
2. Bagaimana presisi estimasi efek terapi?
Standar error ARR (SEARR)=
= √0,009
= 0,03
Upper limit of 97,5% CI for ARR (UARR) = ARR + 1,96 SEARR
= 0,1 + 1,96 x 0,03
= 0,15
Lower limit of 97,5% CI for ARR (LARR) = ARR – 1,96 SEARR
= 0,1 - 1,96 x 0,03
= 0,042
Upper limit of 97,5% CI for NNT (UNNT) = 1/LARR=1/ 0,042 = 23,8
Lower limit of 97,5% CI for NNT (LNNT) = 1/UARR=1/0,15 = 6,67
Confidence Interval 97,5% = 6,67 – 23,8
C. Menilai Aplikasi
1. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (spectrum pasien
dan setting)
10