PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan tambang bawah tanah?
2. Bagaimana proses dan pembagian dalam penambangan bawah tanah
mineral bijih?
2. Bagi mahasiswa, untuk dijadikan sebagai tolak ukur atau referensi dalam
pengembangan diri serta wawasan mahasiswa mengenai sistem
penambangan bawah tanah mineral bijih di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Tambang Bawah Tanah
Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang
digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.
3
2.3 Syarat-Syarat Penerapan Tambang Bawah Tanah
3. Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock
Mass Rating, Q-System, dll)
4
3. Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan
peledakan, pemuatan(loading), pengangkutan (hauling, tranporting)
Perlu penerangan.
5
2.6 Jalan Masuk Tambang Bawah Tanah
Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari
permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya
digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari
bawah tanah.
Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan
menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift
yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
3. Caving Methodes
6
Berdasarkan pembagian metode penambangan di atas, dapat kita ketahui
bahwa penambangan metode penambangan batubara dipisahkan dari metode-
metode yang lain. Hal ini dikarenakan :
Endapan bijih dan batuan induk relatif keras, sehingga tidak mudah
runtuh.
Antara batuan induk dan bijih mudah dibedakan atau terlihat jelas.
a. Gophering Coyoting
7
b. Glory Hole Methode
c. Shrinkage Stoping
d. Sublevel Stoping
a. Gophering Coyoting
8
Metode Glory Hole Methode merupakan sistem penambangan dengan
cara bebas membuat lubang bukaan, dikarenakan baik batuan induk
maupun endapan bijih relatif kuat. mempunyai ciri-ciri:
Metode ini cocok untuk endapan yang sempit atau relatif sedikit.
c. Shrinkage Stoping
9
Cocok untuk batuan kuat.
d. Sublevel Stoping
10
Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras.
Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada
retak-retak ketika dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar
tidak terjadi dilusi atau pencampuran dua material. Dalam hal ini
pencampuran endapan bijih dengan batuan induk.
11
ditambang. Di dalam level-level tersebut dibuat Stope-stope atau
ruangan-ruangan. Setelah selesai menambang dalam satu level, maka
level tersebut diisi kembali dengan material lalu dilanjutkan dengan
membuat level baru. Arah tambang pada metode ini relatif horizontal.
12
Pada dasarnya, sistem penambangan ini dengan cara membuat
penyangga yang lebih sistematis, dimana penyangganya berbentuk
ruang (tiga dimensi). Baik berupa kubus ataupun balok. Penyangganya
sendiri dapat berupa kayu maupun besi. Ciri-ciri Square Set Stoping
antara lain:
13
d. Stull Stoping
14
3. Caving method
a. Top slicing
15
Mengurangi jumlah “raise” berarti jarak antara raise dapat
diperbesar.
16
b. Sub Level Caving
17
Kemungkinan terjadinya kebakaran kecil, karena penggunaan
penyangga kayu sedikit, kecuali pada endapan-endapan sulfida.
1. Penyangga Alamiah
18
Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis, endapan
bijih ini ditinggalkan sebagai penyangga.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
20
3. Diharapkan para pembaca untuk memanfaatkan makalah ini dengan
sebaiknya-baiknya, serta ikut menyebarkan informasi yang ada agar dapat
berguna bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
http://infotambang.com/tambang-bawah-tanah-ii-p331-86.htm
http://www.najibpanjah.com/2011/02/tambang-bawah-tanah-underground-
mine.html
https://www.academia.edu/9330197/METODE_TAMBANG_BAWAH_TANAH
https://www.academia.edu/35839459/sistem_tambang_bawah_tanah
https://republika.co.id/berita/ekonomi/energi/17/05/23/oqeuhc416-begini-proses-
penambangan-bawah-tanah
21