Anda di halaman 1dari 12

A.

Definisi
Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
pulihnya organ-organ yang berkaitan dengan kandungan yang mengalami
perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan
(Suherni, 2009).
Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali
sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas
ini yaitu 6 – 8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genital akan kembali dalam
waktu 3 bulan (Hanifa, 2009). Selain itu masa nifas / purperium adalah masa
partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer et.All. 1993).
Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu:
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.
2. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya mencapainya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai
komplikasi.

B. Adaptasi/Perubahan Fisiologis Dalam Masa Nifas


Menurut Jensen (2005), menyatakan bahwa periode post partum ialah
masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali
ke keadaan sebelum hamil. Sehingga pada masa nifas banyak sekali
perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi, diantaranya :
1. Involusio Uterus
Involusio adalah pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi normal
setelah kelahiran bayi. Involusio terjadi karena masing-masing sel menjadi
lebih kecil karena sitoplasma yang berlebihan dibuang. Involusio
disebabkan oleh proses autolysis, dimana zat protein dinding pecah,
diabsorbsi dan kemudian dibuang sebagai air kencing.
Tinggi fundus uteri menurut masa involusio.
Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Plasenta lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
Menurut Saleha (2009)

2. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks akan menganga seperti corong
berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak kadang-kadang terdapat
perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim,
setelah 2-3 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat
dilalui 1 jari.
3. Payudara
a. Laktasi
Pada hari kedua post partum sejumlah kolostrum, cairan yang disekresi
payudara selama lima hari pertama setelah kelahiran bayi, dapat
diperas dari puting susu.
b. Kolostrum
Dibanding dengan susu matur yang akhirnya disekresi oleh payudara,
kolostrum mengandung lebih banyak protein yang sebagian besar
adalah globulin, dan lebih banyak mineral tetapi gula dan lemak lebih
sedikit. Meskipun kolostrum mengandung globul lemak agak besar
didalam yang disebut korpustel kolostrum yang banyak mengandung
lemak. Sekresi kolostrum bertahan selama lima hari dengan perubahan
bertahap menjadi susu maturdalam kolostrum terkandung

2
immunoglobulin A yang memberikan perlindungan neonatus melawan
infeksi enterik.
c. Air susu
Komponen utama air susu adalah protein, laktosa, air dan lemak. Air
susu isotonik dengan plasma dengan laktosa bertanggung jawab
terhadap separuh tekanan osmotik. Perubahan besar yang terjadi 30-40
jam setelah post partum antara lain peninggian mendadak konsentrasi
laktosa
4. Sistem Urinary
Selama proses persalinan kandung kemih mengalami trauma yang
dapat mengakibatkan udema dan menurunnya sensitifitas terhadap
tekanan cairan, perubahan ini menyebabkan tekanan yang berlebihan dan
kekosongan kandung kemih yang tidak tuntas. Hal ini bisa mengakibatkan
terjadinya infeksi. Biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil
sampai 2 hari post partum.
5. Sistem Endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada
sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam
proses tersebut.
a. Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang selama tahap
ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan
bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal ini
membantu uterus kembali ke bentuk normal.
b. Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar
pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin, hormon ini
berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu.
Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan
pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan.

3
Pada wanita yang tidak menyusui bayinya, tingkat sirkulasi prolaktin
menurun dalam 14-21 hari setelah persalinan.

c. Estrogen dan progesteron


Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun
mekanismenya secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan bahwa
tingkat estrogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang
meningkatkan volume darah. Disamping itu, progesteron
mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan
peningkatan pembuluh darah.
6. Sistem Gastrointestinal
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah melahirkan, hal ini
disebabkan karena pada saat melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan
yang berlebihan pada waktu persalinan, kurang makan, haemoroid dan
laserasi jalan lahir.
7. Sistem Muskuloskeletal
a. Ambulasi pada umumnya mulai 1-8 jam setelah ambulasi dini untuk
mempercepat involusio rahim.
b. Otot abdomen terus menerus terganggu selama kehamilan yang
mengakibatkan berkurangnya tonus otot, yang tampak pada masa post
partum dinding perut terasa lembek, lemah dan kendor. Selama
kehamilan otot abdomen terpisah yang disebut distensi recti
abdominalis, mudah dipalpasi melalui dinding abdomen bila ibu
terlentang. Latihan yang ringan seperti senam nifas akan membantu
penyembuhan alamiah dan kembalinya otot pada kondisi normal.
8. Lochea
Lochea merupakan sekret dari kavum uteri dan vagina pada masa
nifas. Lochea dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
a. Lochea rubra

4
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidual,
vernik kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.

b. Lochea sanguinolenta
Berwarna merah dan kunig berisi darah dan lendir, yang keluar pada
hari ke 3 sampai ke 7 pasca persalinan.
c. Lochea serosa
Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lochea rubra. Lochea ini
berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi
kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 sampai hari ke 14
pasca persalinan.
d. Lochea alba
Dimulai hari ke 14 kemudian makin lama semakin sedikit hingga sama
sekali berhenti sampai 1 atau 2 minggu berikutnya. Bentuknya seperti
cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel
desidual.
e. Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk.
f. Locheastatis
Pengeluaran lochea tidak lancar.
9. Vagina dan Perinium
Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerpureum merupakan
suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara berangsur-angsur luasnya
berkurang, tetapi jarang sekali kembali seperti ukuran seorang nulipara.
Lipatan-lipatan timbul kembali pada minggu ke 3. Perlukaan vagina yang
tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai. Mungkin
ditemukan setelah persalinan biasa. Tetapi sering terjadi akibat ekstraksi
dengan cunam,terlebih apabila kepala bayi harus diputar. Robekan
terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat dengan pemeriksaan
spekulum. Pada perineum terjadi robekan pada hampir semua persalinan

5
pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan
perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa menjadi luas apabila
kepala janin terlalu cepat, sudut arcus pubis lebih kecil dari pada biasa,
kepala janin melewati pintu pinggul bawah dengan ukuran yang lebih
besar daripada sikumferensia suboksipito bregmatika. Bila ada laserasi
jalan lahir atau luka bekas episiotomi lakukanlah penjahitan dan
perawatan dengan baik.
10. Sistem Kardiovaskuler
Pada dasarnya tekanan darah sedikit berubah atau tidak berubah
sama sekali, tapi biasanya terjadi penurunan tekanan darah sistolik 20
mmHg, jika ada perubahan posisi, ini disebut dengan hipotensi orthostatik
yang merupakan kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan resistensi
didaerah panggul.
11. Tanda-tanda Vital
No Tanda-Tanda Normal Penyimpangan
Vital
1 Temperatur 24 jam pertama post partum Bila 24 jam sampai dengan 2
dapat meningkat hingga 38° hari suhu tubuh > 38° C.
C. Hal ini menjadi penyebab Kemungkinan disebabkan oleh
dehidrasi perubahan sepsis, mastitis, endrometitis,
hormonal dan pembengkakan infeksi sistem perkemihan dan
payudara sistem lain
2 Nadi Jam pertama post partum nadi Nadi cepat : indikasi
meningkat dikarenakan hypovolemia akibat perdarahan,
peningkatan cardiac output kecemasan, infeksi dan kelainan
dan stroke volume jantung
3 Pernafasan Kembali normal setelah Hiperventilasi akibat efek spinal
persalinan anestesi
4 Tekanan Mengalami sedikit perubahan Hipotensi : akibat dari
darah terutama pada 48 jam perdarahan

6
pertama dan dapat terjadi Hipertensi : akibat sisa gejala
pusing setelah berdiri pada ibu yang mengalami pre
(hipotensi ortostatik) eklampsi

C. Adaptasi/Perubahan Psikologi Post Partum


Menurut Bahiyatun (2009), periode post partum menyebabkan stress
emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan jika terjadi perubahan
fisik yang hebat.
Ada beberapa tahap pada periode post partum, antara lain sebagai
berikut:
1. Fase Talking In
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, ibu pada umumnya
pasif dan tergantung dan perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan
tubuhnya.
b. Ibu akan mengulang-ulang pengalamannyawaktu bersalin dan
melahirkan.
c. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur.
d. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu
biasanya bertambah.
2. Fase Talking Hold
a. Berlangsung 2-4 hari post partum, ibu menjadi perhatian pada
kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan
tanggung jawab terhadap janin.
b. Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh.
c. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi,
dan cenderung menerima nasehat dari tenaga kesehatan berupa
pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
3. Fase Letting Go
a. Terjadi setelah ibu pulang kerumah dan sangat berpengaruh terhadap
waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga.

7
b. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi, pada periode
ini iasanya terjadi depresi post partum.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Fokus Pengkajian
Suatu pengkajian fisik lengkap termasuk pengukuran tanda-tanda vital,
dilakukan pada saat masuk ke unit pasca partum. Selain itu komponen
pengkajian awal yang lain yang perlu dikaji pada ibu post partum menurut
Doenges (2001), adalah sebagai berikut:
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
1) Bagaimana keadaan ibu saat ini ?
2) Bagaimana perasaan ibu setelah melahirkan ?
2. Pola nutrisi dan metabolik
1) Apakah klien merasa kehausan setelah melahirkan ?
2) Apakah klien merasa lapar setelah melahirkan ?
3) Apakah klien kehilangan nafsu makan atau mual ?
4) Apakah ibu mengalami penurunan BB setelah melahirkan ?
3. Pola aktivitas dan istirahat
1) Apakah ibu tampak kelelahan, keletihan ?
2) Apakah ibu toleransi terhadap aktivitassedang atau ringan ?
3) Apakah ibu tampak mengantuk ?
4. Pola eliminasi
1) Apakah ada deureis pasca melahirkan ?
2) Adakah nyeri saat BAB pasca persalinan ?
5. Neuro sensori
1) Apakah ibu merasa tidak nyaman ?
2) Apakah ibu merasa nyeri dibagian tubuh tertentunya ?
3) Bagaimana nyeri yang ibu rasakan ?

8
4) Apakah nyerinya mengganggu aktivitas dan istirahat
6. Pola persepsi dan konsep diri
1) Bagaimana pandangan ibu terhadap dirinya saat ini ?
2) Adakah permasalahan yang berhubungan dengan perubahan
penampilan tubuhnya saat ini ?
7. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a) Pemeriksaan tanda-tanda vital
b) Pengkajian tanda-tanda anemia
c) Pengkajian tanda-tanda edema
d) Pemeriksaan reflek
e) Kaji adanya varises
f) Kaji CVAT (cortical vertebra area tendernes)
2) Payudara
a) Pengkajian daerah areola
b) Kaji adanya nyeri tekan
c) Kaji adanya abses
d) Observasi adanya pembengkakan
e) Kaji pengeluaran ASI
3) Abdomen atau uterus
a) Observasi posisi uterus atau TFU
b) Kaji adanya kontraksi uterus
c) Observasi ukuran kandung kemih
4) Vulva atau perineum
a) Observasi pengeluaran lochea
b) Observasi penjahitan laserasi
c) Kaji adanya pembengkakan
d) Kaji adanya luka

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d laserasi atau trauma jalan lahir

9
2. Gangguan pola tidur b.d nyeri akibat laserasi atau robekan jalan lahir
3. Resiko infeksi b.d invasi bakteri selama proses persalinan
4. Defisit pengetahuan b.d kurangnya informasi

C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri akut b.d Tujuan : nyeri pasien 1. Kaji karakteristik nyeri
laserasi atau trauma berkurang atau hilang secara menyeluruh
jalan lahir Kriteria hasil : 2. Inspeksi daerah perineum
1. Klien menyatakan tidak 3. Berikan kompres es pada
nyeri daerah perineum
2. Klien menyatakan 4. Berikan kompres hangat
nyaman 5. Kolaborasi pemberian
3. Skala nyeri berkurang analgetik
4. Klien dapat beraktivitas
tanpa merasa nyeri
5. Ekspresi klien tenang
2 Gangguan pola Tujuan : kebutuhan pola tidur 1. Kaji tingkat kelelahan
tidur b.d nyeri terpenuhi 2. Kaji faktor-faktor yang
akibat laserasi atau Kriteria hasil : mempengaruhi istirahat
robekan jalan lahir 1. Klien tampak segar 3. Berikan informasi tentang
2. Klien mengungkapkan efek kelelahan
dapat tidur 4. Kaji lingkungan sekitar
3. Tidak ada lingkaran hitam 5. Kolaborasi pemberian
dibawah mata analgetik
3 Resiko infeksi b.d Tujuan : tidak terjadi infeksi 1. Monitor vital sign
invasi bakteri Kriteria hasil : 2. Kaji daerah perineum dan
selama proses 1. Klien menyertakan vulva

10
persalinan perawatan bagi dirinya 3. Ajarkan perawatan vulva
2. Pasien membersihkan bagi pasien
vagina dan perineumnya 4. Anjurkan pasien cuci
secara mandiri tangan sebelum
3. Vulva bersih dan tidak memegang vulvanya
infeksi 5. Lakukan perawatan
4. Vital sign dalam batas hygiene
normal
4 Defisit Tujuan : kurang pengetahuan 1. Pastikan persepsi klien
pengetahuan b.d dapat teratasi tentang persalinan
kurangnya Kriteria hasil : 2. Kaji kesiapan klien dan
informasi 1. Klien mengungkapkan motovasi untuk belajar
pemahaman 3. Mulai rencana
2. Klien mampu melakukan penyuluhan tertulis
aktivitas dengan dengan menggunakan
menjelaskan alasan ceklis
4. Berikan informasi tentang
peran program latihan
pasca partum
5. Berikan informasi
perawatan diri

11
DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun, 2009, buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Bobak,I.M., Lowdermilk, D.L & Jensen, M.D. 2005. Keperawatan Maternitas.


Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Doenges, M.E. 2001. Rencana Keperawatan Maternal dan Bayi, Edisi II. Jakarta:
EGC
Kowalak, Jenifer. 2012. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Mansjoer, A. 2005. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran UI

Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Wikn josastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

12

Anda mungkin juga menyukai