Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jumlah penduduk Indonesia menurut hasil sementara sensus 1980
adalah 147 juta jiwa, tahun 2000 diperkirakan 200 juta jiwa, dengan angka
pertumbuhan penduduk 2,34%. Oleh karena itu, untuk mengatasi
kependudukan di Indonesia pada saat ini pemerintah Indonesia mengambil
kebijaksanaan dalam bidang kependudukan yang berbeda pada tahun-
tahun sebelumnya “Antinalis” (Mubarak, 2009).
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan kapan ingin mendapatkan anak dan berapa jumlahnya. Bila
kita memutuskan untuk menunggu mendapatkan keturunan, maka kita
biasa memilih beberapa cara untuk menunda kehamilan dengan memakai
kontrasepsi (Manuaba, 2002). KB adalah keluarga berencana untuk
menunda kehamilan tetapi KB bukan cara untuk membunuh anak. tujuan
KB terdiri dari menunda/mencegah kehamilan (Efriani, 2010). Menurut
WHO (2011) keberhasilan program KB dapat dilihat dari rendahnya
fertilitas/Total Fertility Rate (TFR) sebagaimana di Negara Asia Tenggara
seperti ; Laos 4,7%, Kamboja 4,0%, Filipina 3,7%, Thailand 1,7%.
Ada berbagai macam alat kontrasepsi seperti komdom, pil, suntik,
AKDR, Implan. Kadang orang bingung memilih alat kontrasepsi mana
yang dipakai, metode kontrasepsi yang berbeda akan meberikan
keuntungan yang berbeda dan juga kerugian dalam arti perasaan tidak
nyaman dan resiko kesehatan lain yang juga berbeda (Bararah, 2011).
Menurut Glazier (2006) mengatakan bahwa pemakaian kontrasepsi di
pengaruhi oleh pendidikan dan pengetahuan aseptor dalam memasang alat
kontrasepsi AKDR, Kondom Maupun Implan, dengan demikian dapat di

1
simpulkan bahwa pendidikan yang rendah menyebabkan jumlah
pemasangan alat kontrasepsi tersebut masih sedikit.
Menurut hasil penelitian Trisnawati (2009) pengetahuan seseorang
sangat penting untuk bisa mencapai pengetahuan dalam menentukan
kesehatannya, dan juga sangat penting dalam memilih jenis kntrasepsi apa
yang cocok untuk ibu, dengan begitu ibu merasa nyaman dengan
pilihannya sendiri tentang KB suntik atau KB lain. Hartanto (2009)
menyebutkan pengetahuan tentang kesehatan pada hakekatnya adalah
suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh wawasan tentang
informasi kesehatan. Sehingga pengetahuan aseptor dapat mempengaruhi
frekuensi pemakaian obat kontrasepsi baik jenis suntik maupun pil.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi
2. Apa saja metode kontrasepsi ?
3. Apa saja macam-macam alat kontrasepsi
4. Bagaimana cara kerja alat kontrasepsi ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi kontrasepsi
2. Untuk mengetahui metode kontrasepsi
3. Untuk mengetahui macam-macam alat kontrasepsi
4. Untuk mengetahui cara kerja alat kontrasepsi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang


bersifat sementara dan dapat bersifat permanen (Prawirohardjo, 2006).
Menurut Mochtar (1998); BKKBN (1999) menyatakan bahwa kontrasepsi
adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dan sperma dengan menggunakan alat atau obat-
obatan.
B. Tujuan Kontrasepsi
Menurut Hartanto (2004) tujuan kontrasepsi adalah untuk menunda
kehamilan, untuk menjarangkan kehamilan, untuk menghentikan kehamilan
atau mengakhiri kesuburan.
C. Macam-macam metode kontrasepsi
Secara umum metode kontrasepsi dibagi menjadi metode kontrasepsi
sederhana dan modern (Hartanto,2004).
1. Metode sederhana
Metode sederhana adalah suatu cara yang dikerjakan sendiri oleh
peserta KB tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Metode ini terdiri
dua macam yaitu metode kontrasepsi tanpa alat atau obat dan metode
kontrasepsi sederhana dengan menggunakan alat (Hartanto,2004).
a) Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat
1) Senggama terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana
tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina
sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga sperma tidak masuk
kedalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.

3
2) Pantang berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada
masa subur seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi. Untuk
menentukan masa subur istri digunakan 3 patokan yaitu pertama
ovulasi terjadi 14 hari kurang lebih sebelum haid yang akan
datang, kedua sperma dapat hidup selama 48 jam setelah ejakulasi,
dan ketiga ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.

b) Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat


1) Kondom
Kondom merupakan selubung atau karet yang dipasang
pada penis saat berhubungan seksual. Cara kerja kondom yaitu
untuk menghalangi terjadinya pertemuan sperma sel telur dengan
cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang
pada penis sehingga sperma tidak tercurah kedalam saluran
reproduksi perempuan. Selain itu kondom juga dapat mencegah
penularan mikroorganisme (HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada
pasangan yang lain.
Adapun keuntungan menggunakan kondom adalah kondom
efektif jika digunakan dengan benar, tidak mengganggu kesehatan
pengguna, murah dan dapat dibeli secara umum. Selain memiliki
keuntungan, kondom juga mempunyai kerugian yaitu agak
mengganggu hubuingan seksual karena mengurangi sentuhan
secara langsung, harus selalu tersedia setiap kali berhubungan
seksual, serta cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi.
2) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat
dari karet yang diinsersikan kedalam vagina sebelum berhubungan
seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya yaitu menekan
sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat

4
reproduksi bagian atas.
Keuntungan menggunakan diafragma adalah tidak
mengganggu reproduksi ASI, tidak mengganggu kesehatan
pengguna, tidak mengganggu hubungan seksual karena telah
terpasang sampai 6 jam sebelumnya. Adapun kerugiannya yaitu
pemasangannya membutuhkan keterampilan, untuk pemakaian
perlu instruksi dan cara pemasangan oleh tenaga klinik yang
terlatih, serta pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi
saluran uretra.
2. Metode kontrasepsi modern
a) Kontrasepsi hormonal
1) Kontrasepsi Pil KB
Pil Kb adalah kontrasepsi untuk mencegah kehamilan
dengan cara menelan setiap hari secara teratur. Pil Kb yang
mengandung hormon estrogen dan progestin ini mencegah
terjadinya kehamilan dengan cara meniadakan ovulasi
(mengeluarkan telur dari indung telur) dan mengentalkan lendir
mulut rahim sehingga sperma sulit memasuki rahim. Pil Kb tidak
menggugurkan kehamilan yang telah terjadi (Hartanto, 2004).
Kontrasepsi Pil KB terdiri beberapa jenis yaitu pil
KB/Kontrasepsi Oral Tipe Kombinasi, terdiri dari 21-22 pil
Kb/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan
progestin dosis kecil, untuk penggunaan satu siklus. Pil
Kb/kontrasepsi oral pertama mulai pada hari pertama perdarahan
haid, selantnya setiap hari diminum 1 pil selama 21-22 hari. Jenis
pil KB yang kedua yaitu Pil KB/Kontrasepsi Oral Tipe Sekuensial,
terdiri dari 14-15 pil Kb/kontrasepsi oral yang berisi derivat
estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan
progestin. Cara penggunaannyasama dengan tipe kombinasi.
Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan
hal-hal yang tidak diinginkan.

5
Jenis kontrasepsi pil KB yang selanjutnya yaitu Pil
KB/Kontrasepsi oral tipe pil mini, hanya berisi derivat progestin,
noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara
pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Jenis pil KB
lainnya yaitu pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pasca senggama
(morning after pil), berisi dietilbestrol 25 mg, diminum 2 kali
sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pasca senggama, selama 5
hari berturut-turut (Hartanto,2004).
Adapun keuntungan pil KB untuk wanita yang menderita
penyakit tromboembolik dan juga cocok untuk wanita dengan
keluahan efek samping yang di sebabkan oleh estrogen (sakit
kepala, hipertensi, nyeri tungkai bawah, closma, berat badan
bertamba dan rasa mual) pada alat kontrasepsi suntik karena pil
tidak mengandung estrogen sehingga sangat efektif bila dipakai
dengan benar, tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami
istri , menstruasi (haid) menjadi teratur, lebih sedikit dan lebih
singkat waktunya, juga mengurangi rasa nyeri haid, dapat dipakai
selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu, dapat dipakai
oleh semua wanita usia reproduksi, dapat dipakai oleh wanita yang
belum pernah hamil, dapat dihentikan pemakaiannya dengan muda
dan kapan saja, kesuburan akan segera kembali setelah pemakaian
pil dihentikan.
Adapun kerugian pemakaian kontrasepsi pil KB adalah pil
kurang efektif dalam mencegah kehamilan, pil menambah insiden
dari perdarahan kerja, Intrauterin, dan lupa minum 1-2 tablet pil,
atau kegagalan dalam absorpsi pil oleh sebab muntah atau diare,
sudah cukup untuk meniadakan proteksi kontra septifnya
(BKKBN,2003).
Indikasi pengguna kontrasepsi pil KB adalah usia
reproduksi, telah memiliki anak, ibu yang menyusui tapi tidak asi
ekslusif, ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan

6
ektopik. Adapun kontraindikasi pengguna kontrasepsi pil KB
adalah ibu yang sedang hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi,
diabetes berat dengan komplikasi, depresi berat dan obesitas
(Saiffudin, 2003).

2) Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan
yang disuntikkan kedalam tubuh wanita dalam jangka waktu
tertentu kemudian diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang
berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya kehamilan
(BKKBN, 1999; Bazad, 2002).
Kontrasepsi suntikan dibedakan menjadi dua jenis yaitu
jenis kontrasepsi suntikan satu bulan yaitu Cyclofem medrokdi
progesteron asetat, mengandung 50 mg dan komponen estrogen,
dan jenis kontrasepsi suntikan tiga bulan yaitujenis kontrasepsi
suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu Depo
Medrokdiprogeteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA
yang diberikan 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di
daera bokong), Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat) yang
mengandung 200 mg noretindron enantat diberikan setiap 2 bulan
dengan cara disuntik intramuskular.
Keuntungan penggunaan alat kontrasepsi suntikan adalah
tidak perlu minum pil setiap hari atau mengukur suhu badan basal
setiap hari, tidak perlu membeli atau menyimpan persediaan,
kontrasepsi suntikan dapat di hentikan setelah 3 bulan dengan cara
tidak disuntik ulang (Hartanto,2004).
Menurut Bari (2003) kerugian alat kontrasepsi suntikan
adalah perdarahan yang tidak menentu, terjadinya amenorho (
tidak datang bulan) atau berkepanjangan, klien sangat bergantung
pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan), tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

7
berikut, tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual, hepatitis B virus atau infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus (HIV), terlambatnya kembali kesuburan
bukan karenan terjadinya kerusakan/kelainan pada organ
genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat
suntikan dari deponya (tempat suntikan), terjadinya perubahan
pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit
menurunkan kepadatan tulang (densitas), pada penggunaan jangka
panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nevorsitas, jerawat,
terlambatnya kembali kesuburan setela penghentian pemakaian.
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah
mempunyai anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok,
nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan
kontrasepsi pil (Saifuddin, 2003). Kontraindikasi kontrasepsi
suntik adalah ibu yang dicurigai hamil, perdarahan belum jelas
penyebabnya, menderita kanker payudara, dan ibu yang menderita
diabetes mellitus disertai komplikasi.
3) Kontrasepsi Implant
Imlpant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgestrel yang di bungkus dalam kapsul silastik silicon
(polydimetbylsioxane) dan di susupkan di bawah kulit. Implan
merupakan kontrasepsi wanita yang disusupkan di bawah kulit
melalui oprasi kecil, terdiri dari 6 kapsul kecil (panjang masing-
masing 3 cm) berisi zat mencegah kehamilan. Impalant adalah
kontrasepsi yang menggunakan lenovorgestrel (LNG) sebagai
bahan aktifnya. Implant terdiri atas enam kapsul , masing-masing
berdiameter 2,4 mm dan panjang 34 mm. Tiap kapsul
mengandung 36 mg LNG. Keenam kapsul melepaskan 80 mcg
LNG setiap hari selama 6-18 bulan pertama yang selanjutnya
menurun sampai 30 mcg dan akan terus berlangsung sampai

8
paling sedikit lima tahun (Mubarak, 2009). Alat kontrasepsi
implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit.
Preparat yang terdapat saat ini adalah implant dengan dangang “
NORPLANT”. Implant terdiri dari 6 batang, 4 batang bahkan 1
batang kapsul silastik, dimana setiap kabsulnya berisi
lenovorgesrel sebanyak 36 mg (Pendit, 2006).
Jenis-jenis kontrasepsi implant menurut saifuddin (2003)
antara lain Norplan, Implanon, Jadena, Indoplant. Norplant, terdiri
dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan 36 mg lenovorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun. Implanon, terdiri dari satu batang
putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm,
yang di isi dengan 8 mg 3 keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun. Jedena, dan indoplant, terdiri dari 2 batang yang di isi
dengan 75 mg lenovorgestrel dengan lama kerjanya 3 tahun.
Jenis lain dari implant adalah jadelle dan implanon yang
sudah banyak di pasarkan di eropa. Jadelle adalah implant 2
batang yang melepaskan lenovorgestrel (sekitar 35mg/hari hingga
18 bulan), memiliki profil farmakologis dan klinis identik dengan
norplant. Keuntungan pertama dari jadelle adalah pemasangan
lebih mudah di bendingkan norplant. Implanon adalah system 1
batang yang melepaskan lenovorgestrel dengan dosis yang
bertahap, yaitu 60-70 mg/hari pada bulan pertama pemasangan,
sampai 25-30 mg/hari pada akhir tahun ketiga. Implant ini muda
dalam pemasangan maupun pengeluaran, serta memiliki profil
farmakologis dan klinis yang sangat baik (Suratun, 2008).
Keuntungan kontrasepsi implant adalah daya guna tinggi,
perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), mengembalikan
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak
memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen,
tidak mengganggu kegiatan senggama, tidak mengganggu Asi,

9
klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan, dapat di
cabut setiap saatsesuai dengan kebutuhan (Saifuddin, 2003).
Menurut Manuaba (2009) kerugian implant antara lain inersi dan
pengeluaran harus di lakukan oleh tenaga terlati, petugas medis
memerlukan latihan dan praktek untuk inersi dan penyakitan
implant, lebih mahal, sering timbul perubahan pola haid, akseptor
tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri
beberapa orang wanita mungkin segan untuk menggunakan karena
kurang mengenalnya, implant kadang-kadang dapat terlihat oleh
orang.
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur,
wanita yang ingin kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui,
pasca keguguran. Adapun Kontra indikasi kontrasepsi implant
adalah ibu yang hamil, perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat, obesitas dan
depresi. (Everett, 2007.). Efek samping kontrasepsi implant adalah
nyeri , gatal atau infeksi pada tempat pemasangan, sakit kepala,
mual, perubahan moot, perubahan berat badan, jerawat, nyeri
tekan pada payudara, rambut rontok. ( Everet, 2007).
4) Kontrasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur,
kebanyakan mempunyai lilitan tembaga yang dimasukkan
kedalam rahim (Pendit, 2006). IUD adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan kedalam rahim yang megandung tembaga.
Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu yang tidak boleh
menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal dan
merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun. Tetapi efek
dari IUD dapat menyebabkan perdarahan yang lama dan
kehamilan ektopik (Pendit, 2006).
Ada beberapa macam yaitu jenis IUD : Lippes lopp yang
terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah alat

10
yang berbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan
lilitan tembaga memiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah
IUD tembaga yang berbentuk mirip rongga uterus. Multiload 375,
kawat tembaga yang dililit pada batangnya dan berbentuk 2/3
lingkaran elips. Nova T mempunyai inti perak pada kawat
tembaganya pada batang dan sebuah lengkung besar pada ujung
bawah. Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T mempunyai
arah merekat pada lengan vertical.
Keuntungan pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Dapat
segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka panjang, tidak
mempengaruhi produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan
cepat kembali setelah IUD dilepas. Dapat di pasang segera setelah
melahirkan. Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri
karena rasa aman terhadap resiko kehamilan (Saifuddin, 2003).
Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD ada beberapa hal, yaitu :
Sangat efektif 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun
pertama pemakaian. IUD dapat segera aktif setelah pemasangan.
Metode jangka panjang ( 8 – 10 tahun pemakaian ). Tidak
mempengaruhi hubungan seksual. Tidak ada efek samping
hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume asi. Dapat
digunakan hingga menopause. Tidak ada interaksi dengan obat –
obatan.
Kekurangan IUD adalah efek samping yang ditimbulkan
atau reaksi yang disebabkan oleh benda asing yang masuk
kedalam tubuh dan tidak diharapkan. Efek samping IUD menurut
(Saifuddin, 2003) antara lain : Haid lebih banyak dan lama. Saat
haid terasa sakit, perdarahan spoting, terjadinya pedarahan yang
banyak, kehamilan insitu. Menurut Evereet(2007) kerugian
pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi ang lebih banyak
dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang tidak
steril. Ekspulsi (IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim).

11
Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Haid menjadi lebih
lama dan banyak, perdarahan spoting ( bercak – bercak ), kadang
– kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih untuk
memasangn dan membuka IUD.
Indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang
menginginkan kontrasepsi jangka panjang, multigravida, wanita
yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi. Mekanisme
kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan dengan
penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi
jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan
sperma (Saifuddin, 2003). Mekanisme kerja IUD adalah
menghambat bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah
sperma yang mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma,
menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pergerakan
sperma. Mekanisme kerja IUD adalah dapat menimbulkan reaksi
radang pada endometrium dengan mengeluarkan leokosit yang
dapat menghancurkan blastokista atau sperma. IUD yang
mengandung tembaga juga dapat menghambat khasiat anhidrase
karbon dan fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan
menonaktifkan sperma (Saifuddin, 2003). IUD dapat
menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasi
leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan susunan cairan
endometrium yang akan menimbulkan gangguan terhadap
spermatozoa sehingga gerakannya menjadi lambat dan akan mati
dengan sendirinya (Manuaba. 2008).
Kontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah :
Wanita yang sedang hamil. Wanita yang sedang menderita infeksi
alat genitalia. Perdarahan vagina yang tidak diketahui. Wanita
yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita yang
menderita PMS. Wanita yang pernah menderita infeksi rahim.

12
Wanita yang pernah mengalami pedarahan yang hebat. (Saifuddin.
2003).

b) Kontrasepsi Mantap (Sterilisasi)


1) Vasektomi
Sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi atau Vas
Ligation. Caranya ialah dengan memotong saluran mani (vas
deverens) kemudian kedua ujungnya di ikat, sehingga sel sperma
tidak dapat mengalir keluar penis (urethra). Sterilisasi laki-laki
termasuk operasi ringan, tidak melakukan perawatan di rumah sakit
dan tidak mengganggu kehidupan seksual. Nafsu seks dan potensi
lelaki tetap, dan waktu melakukan koitus, terjadi pula ejakulasi,
tetapi yang terpancar hanya semacam lendir yang tidak
mengandung sperma. Vasektomi merupakan suatu metode
kontrasepsi yang sangat aman, sederhana, dan sangat efektif.
Dalam pelaksanaan operasi sangatn singkat dan tidak memerlukan
anestesi umum.
Vasektomi/sterilisasi pada laki-laki juga memiliki berbagai
bentuk, antara lain Vasektomi dengan Pisau adalah Setelah anestesi
lokal yaitu dengan larutan prokain lidokain atau lignokain tanpa
memakai adrendin maka dilakukan irisan pada kulit scrotum. Kulit
dan otot-otot disayat, maka tampak vas deferens dengan sarungnya.
Irisan dapat dilakukan pada garis tengah antara dua belahan
scrotum atau pada dua tempat di atas masing-masing vas deferens.
Kedua vas tampak sebagai saluran yang putih dan agak kenyal pada
perabaan. Vas dapat dibedakan dari pembuluh-pembuluh darah,
karena tidak berdenyut. Identifikasi vas terutaa sukar apabila kulit
scrotum tebal. Yang kedua Vasektomi pada Pisau dapat dilakukan
tanpa mengiris kulit, jadi tanpa memakai pisau sama sekali, yaitu

13
dengan cara saluran diikat bersama-sama dengan kulit scrotum,
dengan cara mencobloskan jarum dengan benang sampai ke bawah
saluran mani, dapat juga disuntikkan ke dalam saluran mani,
saluran mani dapat dibakar dengan mencobloskan jarum kauter
halus melalui kulit ke dalam saluran mani. Keitga Vasektomi tanpa
Memotong Saluran Mani yaitu vasektomi dapat dilakukan tanpa
memotong saluran mani setelah kulit dibuka dan saluran mani
ditampilka, saluran mani kemudian diikat kemudian di-insisi, dapat
juga di-insisi kecil kemudian dimasukkan semacam spiral kecil ke
dalam lumen saluran mani.
Adapun perawatan setelah operasi adalah istirahat
secukupnya, tidak ada ketentuan Cara kerja vasektomi adalah
sebelum operasi, dokter akan memeriksa kesehatan lebih dahulu,
untuk memastikan cocok atau tidak, sebelum operasi dilakukan,
disuntik agar tidak terasa sakit, saluran sperma ditutup dengan
operasi kecil (bisa dengan atau tanpa pisau), sehingga nanti sperma
tidak terdapat dalam air mani dan tidak menyebabkan kehamilan.
Sperma yang tidak keluar ini akan diserap kembali oleh tubuh
tanpa menimbulkan penyakit, Operasi dilakukan oleh dokter
terlatih, Operasi dapat dilakukan sewaktu-waktu.khusus untuk hal
ini (melihat kondisi pasien saja), Bekas luka yang di akibatkannya
harus bersih dan kering, tidak boleh terkena air selama 3-4 hari,
senggama baru bisa dilakukan, setelah 1 Minggu sesudah operasi,
selama 10 kali ejakulasi setelah operasi masih dapat sperma dalam
caiaran maninya. Jadi, pasangannya harus menggunaka metode
kontrasepsi lainnya selam 10-12 kali senggama, pemeriksaan ulang
dilakukan oleh dokter setelah 1 minggu, 1 bulan, 3bulan, 6 bulan
dan 1 tahun setelah operasi dilakukan.
Kelebihan vasektomi adalah jarang ada keluhan sampingan
untuk seterusnya, pasangan terhindar dari kehamilan, angka
kegagalan hampir tidak ada, tindakan operatif sangat sederhana,

14
tidak mengganggu gairah seksual, karena tetap dapat ereksi dan
keluar air mani (asumsi setelah di operasi vasektomi tidak dapat
bersenggama tidak benar sama sekali). Adapun kekurangannya
adalah tindakan operatif seringkali menakutkan, selama 10 kali
ejakulasi setelah dioperasi, pasangannya harus memakai metode
kontrasepsi yang lain.
2)Tubektomi
Sterilisasi pada wanita disebut tubektomi atau Tubal
Ligation. Caranya ialah dengan memotong kedua saluran sel telur
(tuba palupi) dan menutup kedua-duanya sehingga sel telur tidak
dapat keluar dan sel sperma tidak dapat pula masuk bertemu
dengan sel telur, sehingga tidak terjadi kehamilan.
Sterilisasi pada perempuan disebut tubektomi/sterilisasi
pada perempuan ini memiliki beberapa bentuk, antara lain
Laparotomi Mini Suprarubik yaitu membuat sayatan pada dinding
perut tepat di atas rambut kemaluan sepanjang 2,5 cm, kemudian
tuba di cari tindakan pada tuba ialah lidasi dan eksisi serta reseksi
sebagian. Kedua Kolkotomi Posterio yaitu membuat sayatan pada
puncak vagina belakang sepanjang 2,5 cm. tindakan pada tuba
ialah lugasi dan eksisi reseksi sebagian. Cara ini sudah jarang
digunakan. Keitga Kuldoskopi yaitu membuat sayatan pada puncak
vagian belakang dan trokar. Alat khusus yang dipakai ialah
puldoskop. Tindakan pada tuba ialah ligasiu dan eksisi sebagain
cara inipun sudah jarang digunakan. Ketiga Laparoskop yaitu
membuat sayatan pada dinding perut tepat dibawah pusat dengan
trokar. Alat khusus yang dipakai ialah laparoskop yang
dimasukkan dalam rongga perut melalui trokar. Tindakan pada
tuba ialah oklusi dengan cincin falope atau kauterisasi. Keempat
Histerokopi yaitu alat khusus yang dipakai ielah histeroskop yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim (uterus) melalui mulut leher
rahim. Tindakan pada tuba ialah kauterisasi muara tuba pada

15
rongga. Kelima Laporotomi Mini Paska Persalinan yaitu dibuat
sayatan pada dinding perut tepat dibawah pusar sepanjang 2,5 cm
tindakan pada tuba ialah lidasi dan eksisi serta reseksi sebagian.
Adapun cara kerja tubektomi adalah sebelum operasi,
dokter akan memeriksa kesehatan lebih dahulu, untuk memastikan
cocok atau tidak, kemudian operasi dilakukan oleh dokter, saluran
telur yang membawa sel telur dalam rahim akan dipotong atau
diikat. Setelah operasi syang dihasilkan akan diserap kemabali oleh
tubuh tanpa menimbulkan penyakit. Perawatan tubektomi hanya 6
jam setelah operasi untuk menunggu reaksi anti bius saja. Luka
yang diakibatkan sebaiknya tidak kena air selama 3-4 hari.
Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter, setelah 1 minggu, 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah operasi dilakukan.
Kelebihan tubektomi adalah tidak mengganggu ASI, jarang
ada keluhan sampingan, angka kegagalan hampir tidak ada, tidak
mengganggu gairah seksual. Adapun kekurangannya tindakan
operatif, seringkali menakutkan, definitif, kesuburan tidak dapat
kembali lagi.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya dalam pencegahan terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma dengan
menggunakan alat atau obat-obatan yang bertujuan untuk menunda
kehamilan, untuk menjarangkan kehamilan, untuk menghentikan
kehamilan atau mengakhiri kesuburan. Metode kontrasepsi dibagi menjadi
2 yaitu metode sederhana dan modern. Metode sederhana terdiri metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat (senggama terputus, Pantang
berkala) dan metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat
(Kondom, Diafragma ). Metode Modern terdiri Kontrasepsi Pil KB,
Kontrasepsi Suntik, kontrasepsi Implant, kontrasepsi IUD, dan sterilisasi
(vasektomi dan tubektomi).
B. SARAN
Diharapkan pasangan usia subur dapat mengetahui tentang
keuntungan dan kerugian dari penggunaan alat kontrasepsi agar dapat
memilih alat kontrasepsi yang paling tepat. Bagi pemerintah diperlukan
perhatian yaitu melalui petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan
yang baik, menyediakan alat kontrasepsi sesuai kebutuhan.

17
18

Anda mungkin juga menyukai