Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN

KEPELABUHANAN

MUHAMMAD BAGJA RAMADHAN


1506674993
TEKNIK PERKAPALAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2018
A. DEFINISI PELABUHAN
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
yang digunakan sebagai tempat bersandar,berlabuh, naik turun penumpang dan/bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan mitra dan antar moda
transportasi.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 Tahun 2001:


Tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan / atau bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Peran pelabuhan menjadi salah saatu unsur penentu terhadap aktivitas perdagangan.
Pelabuhan yang di kelola secara baik dan efisien akan mendorong kemajuan
perdagangan, bahkan industry di daerah akan maju dengan sendirinya. Dan dari sisnilah
pelabuhan sangat berperan penting, apabila kita melihat sejarah jaman dahulu beberapa
kota metropolitan di Negara kepulauan seperti Indonesia, pelabuhan turut membesarkan
kota kota tersebut. Pelabuhan menjadi jembatan penghubung pembangunan jalan raya,
jaringan rel kereta api, dan pergudangan tempat distribusi. Yang tidak kalah pentingnya
peran pelabuhan adalah sebagai focal point bagi perekonomian maupun perdagangan dan
menjadi kumpulan badan usaha seperti pelayaran dan keagenan, pergudangan, freight
forwarding, dan lain sebagainya.

Terdapat 4 fungsi pelabuhan, diantaranya:


 Gateway (pintu gerbang)
 Link (mata rantai)
 Interface (antar muka)
 Industrial Entity
1. Gateway (Pintu Gerbang), Pelabuhan berfungsi sebagai pintu yang di lalui orang
dan barang ke dalam maupun ke luar pelabuhan yang bersangkutan. Disebut
sebagai pintu karenan pelabuhan adalah jaran atau area resmi bagi lalu lintas
perdagangan. Masuk dan keluarnya barang harus melalui prosedur kepabeanan
dan kekarantinaan, jadi ada proses yang sudah tertata di pelabuhan. Dan jika lewat
di luar jalan resmi itu tidak dibenarkan.
2. Link (mata rantai), keberadaan pelabuhan pada hakikatnya memfasilitasi
pemindahan barang muatan antara moda transportasi darat (inland transport) dan
moda transportasi laut (maritime transport) menyalurkan barang masuk dan
keluar daerah pabean secepat dan seefisien mungkin. Fungsinya sebagai link ini
terdapat setidaknya ada tiga unsure penting, yaitu :
 Meyalurkan atau memindahkan barang muatan dari kapal kr truk.
 Operasi pemindahan berlangsung cepat artinya minimum delay
 Efisien dalam arti biaya
3. Interface (tatap muka), yang di maksud interface di sini adalah dalam arus
distribusi suatu barang mau tidak mau harus melewati area pelabuhan dua kali,
yakni satu kali di pelabuhan muat dan satu kali di pelabuhan bongkar. Dalam
kegiatan tersebut pastinya membutuhkan peralatan mekanis maupun non mekanis.
Peralatan untuk memindahkan muatan menjembatani kapal dengan truk atau
kereta api atau truk dengan kapal. Pada kegiatan tersebut fungsi pelabuhan adalah
antar muka (Interface).
4. Industry Entity, dalam industry entity ini jika pelabuhan yang diselenggarakan
secara baik akan bertumbuh dan akan mengembangkan bidang usaha lain,
sehingga area pelabuhan menjadi zona industry terkait dengan kepelabuhanan,
diantaranya akan tumbuh perusahaan pelayaran yang bergerak di bidang,
keagenan, pergudangan, PBM, truking, dan lain sebagainya.

B. JENIS-JENIS PELABUHAN
Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung dari area tinjauannya.
Adapun Pelabuhan dapat dibedakan menjadi jenis-jenis berikut.
a. Pelabuhan berdasarkan pelayanannya.
1. Pelabuhan umum. Pelabuhan ini beroperasi berdasarkan kepentingan pelayanan untuk
segala lapisan masyarakat. Pemerintah mengambil peran dalam melaksanakan tata
kepelabuhanan ini yang dapat dilimpahkan kepada BUMN (Badan Usaha Milik
Negara).
2. Pelabuhan khusus. Pelabuhan ini diselenggarakan untuk kepentingan guna menunjang
kegiatan yang sudah secara khusus ditentukan sebelumnya. Pelabuhan jenis ini
dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta, yang berfungsi
untuk prasarana penunjang pengiriman hasil produksi perusahaan itu sendiri.

b. Pelabuhan berdasarkan letak geografis


1. Pelabuhan alam. Pelabuhan ini merupakan wilayah perairan yang terlindung dari
bahaya alam (badai/gelombang dan pendangkalan alur) terbentuk secara alami,
misalnya suatu pulau, jazirah atau terletak diteluk, estuari dan muara sungai).
2. Pelabuhan buatan. Pelabuhan ini merupakan jenis daerah perairannya yang dilindungi
dari pengaruh gelombang dengan membuat daerah perairan tertutup dari luar dan
hanya dihubungkan oleh suatu celah (mulut pelabuhan) untuk keluar masuk kapal.
3. Pelabuhan semi alam. Pelabuhan ini tidak sepenuhnya memenuhi syarat pelabuhan
alam seperti daerah perairan yang tenang atau tidak terjadi pendangkalan alur secara
alami. Misal suatu pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan
buatan hanya pada alur masuk.

c. Pelabuhan berdasarkan penggunaannya


1. Pelabuhan ikan. Pelabuhan ini merupakan fasilitas dalam membongkar muat ikan.
Pelabuhan ikan dibuat tidak dengan kedalaman yang besar karena kapal-kapal motor
yang digunakan untuk menangkap ikan berkapasitas kecil.
2. Pelabuhan minyak. Pelabuhan ini merupakan fasilitas untuk distribusi BBM dari kapal
pengangkut minyak. Pelabuhan ini dilengkapi dengan jembatan (jetty) perancah atau
tambatan yang besar. Bongkar muat dilakukan dengan perangkat pompa dan
perpipaan.
3. Pelabuhan barang. Pelabuhan ini memiliki dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas
untuk bongkar muat barang dan crane. Daerah perairan untuk pelabuhan harus tenang
sehingga memudahkan bongkar muat barang tersebut.
Pelabuhan barang dapat melakukan bongkat muat barang seperti :
 Barang-barang potongan (General Cargo)
 Muatan lepas (Bulk Cargo)
 Peti kemas (Container)
4. Pelabuhan campuran. Pelabuhan ini dapat mengakomodir bongkar muat barang dan
penumpang.
5. Pelabuhan militer. Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
mengakomodir kapal-kapal perang untuk dapat bermanuver dan sigap. Konstruksi
dermaga pelabuhan maupun tambatan hampir sama dengan pelabuhan barang dengan
tata letak bangunan-bangunan pelabuhan dibuat berjauhan, tidak seperti pelabuhan
niaga yang wajib tata letaknya efisien.

d. Pelabuhan berdasarkan pengusahaannya


1. Pelabuhan yang diusahakan. Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk
melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang serta kegiatan
lainnya. Pemakaian fasilitas dari pelabuhan ini akan dikenakan tarif seperti biaya jasa
labuh, jasa tambat, jasa pemanduan, jasa pelayanan air bersih, jasa dermaga, jasa
penumpukan serta bongkar muat dan sebagainya.
2. Pelabuhan yang tidak diusahakan. Pelabuhan ini dapat dijadikan tempat singgah
kapal/perahu tanpa fasilitas bongkar muat, bea cukai dan sebagainya. Pelabuhan ini
umumnya pelabuhan kecil yang disubsidi oleh Pemerintah dan dikelola oleh Unit
Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

C. FASILITAS PELABUHAN
Untuk membantu kegiatan di pelabuhan, tentunya dibutuhkan beberapa fasilitas
atau sarana pendukung. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di pelabuhan terbagi menjadi 2
yaitu Fasilitas Utama dan Fasilitas Pendukung.
1. Fasilitas Utama di Pelabuhan
 Alur Pelayaran
Alur pelayaran berfungsi sebagai area lintasan kapal yang akan masuk dan
keluar dari kolam pelabuhan. Besaran kedalaman alur pelayaran biasanya
ditentukan dengan formula: 1,1 draft kapal penuh + 1 m.
Sedangkan untuk lebarnya dapat diestimasi bila satu jalur minimal 4,8
lebar kapal sedangkan bila dua jalur minimal 7,6 lebar kapal.
 Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan merupakan tempat dimana kapal dapat labuh dengan
kedalaman aman sekitar 1,1 draft (sarat kapal) kapal penuh, dengan luas
kolam:
a) Tambat tunggal: Lingkaran dengan jari-jari (LOA +25m)
b) Tambatan ganda: Segiempat dengan panjang (LOA +50m) x Lebar
(LOA/2)
 Penahan Gelombang
Berfungsi untuk melindungi daerah perairan dari gangguan gelombang air
laut. Pada umumnya bertipe miring, tegak (kaison) dan campuran.
 Mooring Buoy
Berfungsi untuk mengikat kapal pada saat labuh agar tidak terjadi
pergeseran yang disebabkan oleh angina dan arus gelombang. Selain itu
mooring buoy juga dapat membantu kapal untuk berputar. Mooring buoy
terbuat dari pelampung penambat, beton pemberat, jangkar, dan rantai
antara jangkar dan pelampung.
 Dermaga
Merupakan bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan naik
turunnya penumpang. Pada umumnya, dermaga memiliki tipe dengan
bentuknya yang paralel dengan pantai (tipe terdiri dari on pile, cassion,
turap) serta jetty yang bentuknya menjorok ke laut (tipe jari, miring,
kompleks, dan atau ditambah dengan mooring dolphin)
 Fasilitass bunker.
 Fasilitas pemadam kebakaran.
 Fasilitass pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan Sarana Bantu
Navigasi Pelayaran (SBNP).
 Perairan alur penghubung intra pelabuhan.
 Perairan pandu.

2. Fasilitas Pendukung di Pelabuhan


 Gudang
Merupakan bangunan pelabuhan yang digunakan untuk menyimpan
barang-barang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal.
Pada umumnya, lokasi gudang diletakkan jauh ke sisi darat. Gudang di
pelabuhan sendiri dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan kegunannya.
Selain itu, gudang juga dapat dibedakan berdasarkan jenis barang yang
disimpan, seperti:
a) Gudang transit barang umum (general cargo)
b) Gudang pendingin
c) Gudang untuk biji-bijian
d) Gudang barang berbahaya
e) Gudang bijih tambang

Gudang diperlukan untuk mencegah resiko delay kapal. Jika terjadi delay,
produktivitas bongkar muat akan menurun sehingga kapal berlabuh lebih
lama dan menyebabkan antrian kapal diluar pelabuhan. Jadi secara umum,
gudang memiliki fungsi sebagai berikut:

a) Tempat menunggu penyelesaian dokumen


b) Tempat mengumpulkan barang-barang yang akan dimuat ke kapal,
sehingga kapal tidak menunggu muatan
c) Tempat kondolidasi, seperti sorting, marking, packing, dan weighing.
 Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan merupakan bangunan atau tempat yang luas dan
terletak didekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang-
barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal. Lapangan
penumpukan harus mampu menerima beban yang berat dari barang yang
ditampungnya. Umumnya konstruksi dari lapangan penumpukan
menggunakan konstruksi beton, konstruksi lentur, dan konstruksi semi
kaku.
 Terminal
Merupakan suatu tempat untuk menampung kegiatan yang berhubungan
dengan transportasi. Pada terminal biasanya terdapat kegiatan turun naik
dan bongkar muat barang, penumpang atau petikemas yang selanjutnya
akan dipindahkan ke tempat tujuan. Secara fungsional, terminal dapat
mempermudah pelayanan, pengaturan dan pengawasan kegiatan bongkar
muat dan turun naik barang, penumpang atau petikemas.
 Jalan
Merupakan suatu lintasan yang dapat dilalui kendaraan maupun pejalan
kaki yang menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain. Sehingga
jalan ini harus disusun dengan konstruksi tertentu sehingga dapat menahan
beban dan kecepatan kendaraan yang direncanakan.
 Kawasan perkantoran
 Instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi
 Perairan untuk keperluan darurat

D. SISTEM PENGOPERASIAN PELABUHAN


Pengoperasian pelabuhan oleh penyelenggara pelabuhan dilakukan setelah
diperolehnya izin. diajukan oleh penyelenggara pelabuhan kepada:
a) Menteri untuk pelabuhan utama dan pengumpul;
b) Gubernur untuk pelabuhan pengumpan regional; dan
c) Bupati/walikota untuk pelabuhan pengumpan lokal dan pelabuhan sungai
dan danau.

Pengajuan izin pengoperasian harus memenuhi persyaratan:

a) pembangunan pelabuhan atau terminal telah selesai dilaksanakan sesuai


dengan izin pembangunan pelabuhan ;
b) keselamatan dan keamanan pelayaran;
c) tersedianya fasilitas untuk menjamin kelancaran arus penumpang dan
barang;
d) memiliki sistem pengelolaan lingkungan;
e) tersedianya pelaksana kegiatan kepelabuhanan;
f) memiliki sistem dan prosedur pelayanan; dan
g) tersedianya sumber daya manusia di bidang teknis pengoperasian
pelabuhan yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang dibuktikan
dengan sertifikat.

Dalam hal berdasarkan hasil penelitian persyaratan telah terpenuhi, Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota menetapkan izin pengoperasian pelabuhan.

Pengoperasian pelabuhan dilakukan sesuai dengan frekuensi kunjungan kapal,


bongkar muat barang, dan naik turun penumpang. Pengoperasian pelabuhan dapat
ditingkatkan secara terus menerus selama 24 (dua puluh empat) jam dalam 1 (satu) hari
atau selama waktu tertentu sesuai kebutuhan.Pengoperasian pelabuhan dilakukan dengan
ketentuan:

a) adanya peningkatan frekuensi kunjungan kapal, bongkar muat barang, dan


naik turun penumpang;
b) tersedianya fasilitas keselamatan pelayaran, kepelabuhanan, dan lalu lintas
angkutan laut. Pengoperasian pelabuhan dilakukan setelah mendapat izin.
izin diajukan oleh penyelenggara pelabuhan kepada:
 Menteri untuk pelabuhan utama dan pengumpul;
 untuk pelabuhan pengumpan regional; dan
 walikota untuk pelabuhan pengumpan lokal dan pelabuhan sungai
dan danau.

Pengajuan izin harus memenuhi persyaratan:

a) kesiapan kondisi alur;


b) kesiapan pelayanan pemanduan bagi perairan pelabuhan yang sudah
ditetapkan sebagai perkiraan wajib pandu;
c) kesiapan fasilitas pelabuhan;
d) kesiapan gudang dan/atau fasilitas lain di luar pelabuhan;
e) kesiapan keamanan dan ketertiban;
f) kesiapan sumber daya manusia operasional sesuai kebutuhan;
g) kesiapan tenaga kerja bongkar muat dan naik turun penumpang atau
kendaraan;
h) kesiapan sarana transportasi darat; dan
i) rekomendasi dari Syahbandar pada pelabuhan setempat.

Pelabuhan laut dapat ditingkatkan kemampuan pengoperasian fasilitas pelabuhan dari


fasilitas untuk melayani barang umum (general cargo) menjadi untuk melayani angkutan
peti kemas dan/atau angkutan curah cair atau curah kering.Penetapan peningkatan
kemampuan pengoperasian fasilitas pelabuhan untuk melayani peti kemas dan/atau
angkutan curah atau curah kering ditetapkan oleh Menteri setelah memenuhi persyaratan.

Persyaratan untuk melayani angkutan peti kemas meliputi:

a) memiliki sistem dan prosedur pelayanan;


b) memiliki sumber daya manusia dengan jumlah dan kualitas yang memadai;
c) kesiapan fasilitas tambat permanen untuk kapal generasi pertama;
d) tersedianya peralatan penanganan bongkar muat peti kemas yang terpasang dan
yang bergerak (containercrane);
e) lapangan penumpukan (container yard) dan gudang container freight station
sesuai kebutuhan;
f) keandalan sistem operasi menggunakan jaringan informasi on line baik internal
maupun eksternal;dan
g) volume cargo yang memadai.

Persyaratan untuk melayani angkutan curah cair dan/atau curah kering meliputi:

a) . memiliki sistem dan prosedur pelayanan


b) memiliki sumber daya manusia dengan jumlah dan kualitas yang memadai;
c) kesiapan fasilitas tambat permanen sesuai dengan jenis kapal;
d) tersedianya peralatan penanganan bongkar muat curah;
e) kedalaman perairan yang memadai; dan
f) keandalan sistem operasi menggunakan jaringan informasi on line baik internal
maupun eksternal;

Penyelenggara pelabuhan yang telah mendapatkan izin pengoperasian pelabuhan wajib:

a) bertanggung jawab sepenuhnya atas pengoperasian pelabuhan atau terminal yang


bersangkutan;
b) melaporkan kegiatan operasional setiap bulan kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
c) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pelayaran serta
kelestarian lingkungan;
d) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi Pemerintah
lainnya yang berkaitan dengan usaha pokoknya

Anda mungkin juga menyukai