dilakU .h,':bt
*_-.:
2A"*J
menjelang dewasa untuk membuktikan kekuatan
fisiknya dalam menahan rasa sakit.
Pada saat menjelaskan peristiwa khitanan
massal pada abad kedua puluh tiga sebelum
masehi, seorang Mesir bernama Uha
mengumumkan bahwa dia dan rekan-rekannya
mampu menghadapinya dengan sangat tenang.
"Ketika aku dikhitan bersama-sama dengan seratus
dua puluh orang lainnya," katanya "tidak ada
seorang pun yang meronta dan tidak ada seorang
pun yang mencakar-cakar." Pernyataan tersebut
mengisyaratkan bahwa memang ada upacara
khitanan massal.
Pada abad ketiga belas sebelum masehi'
zaman Ramses ll, khitan memang telah lazim
dilakukan di Mesir selama beribu-ribu tahun
lamanya. Tradisi ini pun pastinya diketahui oleh
Nabi Musa yang memimpin kaumnya meloloskan
diri dari Mesir dan mulai menegakkan unsur-unsur
hukum, ritual dan pemerintahan baru yang
menjadi inti dari Bangsa Yahudi. Dalam
sejarahnya, di dalam paradigma keagamaan Nabi
Musa inilah praktik khitan muncul sebagai ciri
khas dari bangsa Yahudi.
Dalam lslam, khitan sebetulnya suatu
ajaran yang sudah ada dalam syariat Nabi lbrahim
A5. Dalam kitab Mughni Al Muhtai dikatakan
bahwa laki-laki yang pertama melakukan khitan
adalah Nabi lbrahim AS. Di dalam hadits Bukhori
Muslim. Abu Daud. Tirmidzi, An-Nisa'i, lbnu
Majah dan Ahmad yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairoh mengatakan bahwa Rasulullah SAW
bersabda: Nabi lbrahim berkhitan dalam usia 8O
tahun dengan memakai beliung/kapak.
Kemudian Nabi lbrahim mengkhitan
anaknya Nabi lshaq A5 pada hari ketujuh setelah
kelahirannya dan mengkhitan Nabi lsmail AS pada
saat aqil baligh. Tradisi khitan ini diteruskan
sampai pada masa Nabi Muhammad SAW.
Mengenai khitan Nabi Muhammad SAW para
ulama berbeda pendapat. Pendapat pertama
menyatakan bahwa sesungguhnya Jibril
mengkhitan Nabi Muhammad SAW pada saat
membersihkan hatinya, dan pendapat kedua
menyatakan bahwa yang mengkhitan Nabi
Muhammad adalah kakek beliau, yakni Abdul
Muthalib yang mengkhitan pada hari ketujuh
kelahirannya dengan berkorban dan memberi
nama Muhammad.
Perintah Allah SWT kepada Nabi lbrahim
AS ini merupakan ajaran yang harus dilaksanakan
umatnya juga oleh umat Nabi Muhammad SAW,
Allah berfirman: " Kemudian Kami wahyukan
kepadamu I Muhammad J ikutilah agama lbrahim
yang hanif......" I An-Nahl : 123 ] Kemudian Nabi
mengkhitankan cucunya Hasan dan Husain
pada hari ketujuh setelah kelahirannya. Dalam
hadits yang diriwayatkan al-Hakim dari 'Aisyah
r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW mengkhitan
Hasan dan Husain pada hari ketujuh setelah
kelahirannya. Pada hari tersebut banyak acara
yang dilakukan antara lain aqiqah, mencukur
rambut, memberi nama anak.
Buku Ensiklopedi Hukum lslam, editor
Abdul Azis Dahlan et al., Jakarta, 1997, Vol 3
pada sub bab Khitan menerangkan bahwa khitan
berasal dari akar kata Arab khatana-yakhtanu-
khatnan yang berarti memotong. Khitan bagi
laki-laki dinamakan juga 'lzar dan bagi
perempuan disebut khifadh. Namun keduanya
lazim disebut khitan.
Selain di negara-negara lslam, khitan juga
dipraktekkan di negara lain. Sebanyak 80o/o bayi
di Amerika 5erikat dikhitan, dan setiap tahun
sekitar 1,2 juta bayi laki-laki di sana dikhitan. Di
Kanada, 48o/o dari laki-laki dikhitan. Sebaliknya,
kebiasaan khitan tidak banyak dikenal di Eropa,
Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Menurut
literaiur AMA (American Medica/ Association,
Asosiasi Kesehatan Amerika) tahun 1999, orang
tua di AS memilih untuk melakukan khitan pada
anaknya terutama disebabkan alasan sosial atau
budaya dibandingkan karena alasan kesehatan.
Akan tetapi, survey tahun 2001 menunjukkan
bahwa 23,5o/o orang tua di A5 melakukannya
dengan alasan kesehatan. Di Kanada angkanya
bervariasi mulai dari 13,9 - 48 persen di tiap
wilayah. Meski begitu, masih banyak negara di
Eropa, Amerika Latin dan Amerika Selatan yang
tidak mengenal khitan.
:
,6dEls3*4w
6
Nabi lbrahim melaksanakannya ketika
diperintahkan untuk khitan padahal beliau
sudah berumur 8O tahun. lni menunjukkan
betapa kuatnya perintah khitan.
2. Kulit yang di depan alat kelamin terkena najis
ketika kencing, kalau tidak dikhitan
maka
sama dengan orang yang menyentuh najis di
badannya sehingga sholatnya tidak sah.
Sholat adalah ibadah wajib, segala sesuatu
yang menjadi prasyarat sholat hukumnya
wajib.
3. Hadits riwayat Abu Dawud dan Ahmad,
Rasulullah SAW. berkata kepada Kulaib:
"Buanglah rambut kekafiran dan
berkhitanlah". Perintah Rasulullah sAW.
menunjukkan kewajiban.
4. Diperbolehkan membuka aurat pada saat
khitan, padahal membuka aurat sesuatu yang
dilarang. lni menujukkan bahwa khitan wajib,
karena tidak diperbolehkan sesuatu yang
dilarang kecuali untuk sesuatu yang sangat
kuat hukumnya.
j
sesungguhnya khitan lebih baik bagi perempuan
dan lebih menyenangkan bagi suaminya". Hadits
ini diriwayatkan oleh- Baihaqi, Hakim dari
Dhahhak bin Qais. Abu Dawud juga
meriwayatkan hadits serupa namun semua
riwayatnya dlaif dan tidak ada yang kuat. Abu
Dawud sendiri meriwayatkan hadits ini untuk
menunjukkan kedlaifannya. Demikian dijelaskan
oleh lbnu Hajar dalam kitab Talkhisul Khabir.
Mengingat tidak ada hadifr yang kuat
tentang khitan perempuan ini, lbnu Hajar
meriwayatkan bahwa sebagian ulama Syafi'iyah
dan riwayat dari lmam Ahmad mengatakan
bahwa tidak ada anjuran khiian bagi perempuan.
Sebagian ulama mengatakan bahwa perempuan
timur (kawasan semenanjung Arab) dianjurkan
khitan, sedangkan perempuan barat dari kawasan
Afrika tidak diwajibkan khitan karena tidak
mempunyai kulit yang perlu dipotong yang sering
mengganggu atau menyebabkan
kekurangnyamanan perempuan itu sendiri.
lmam Mawardi mengatakan bahwa
khitan pada perempuan yang dipotong adalah
kulit yang berada di atas vagina perempuan
yang berbentuk mirip jengger ayam. Yang
dianjurkan adalah memotong sebagian kulit
tersebut bukan menghilangkannya secara
keseluruhan. lmam Nawawi juga menjelaskan
hal yang sama bahwa khitan pada perempuan
adalah memotong bagian bawah kulit lebih yang
ada di atas vagina perempuan. Namun pada
penerapannya banyak kesalahan dilakukan oleh
umat lslam dalam melaksanakan khitan
perempuan, yaitu dengan berlebih-lebihan dalam
memotong bagian klitoris.
Dr. Muhammad bin Lutfi Al-Sabbag
dalam bukunya tentang khitan bahwa kesalahan
fatal dalam melaksanakan khitan perempuan
banyak terjadi di masyarakat muslim Sudan dan
lndonesia. Kesalahan tersebut berupa
pemotongan tidak hanya kulit bagian atas alat
vital perempuan, tapi juga memotong hingga
remua, termasuk klitoris sehingga yang tersisa
hanya saluran air kencing dan vagina. Khitan
model ini di masyarakat Arab dikenal dengan
sebutan "Khitan Fir'aun". Beberapa kajian medis
membuktikan bahwa khitan seperti ini bisa
menimbulkan dampak negatif bagi perempuan
m
rffi.Mg
t0
'*-***.**-a*,**-e
i
Data \x/HO diakhir tahun 2OO7
menyebutkan diperkirakan ada 665 juta laki-laki,
ffi
#ffiil'
ilj
HIV/A|DS. Hal ini didasarkan pada bukti kuat
dari tiga ujicoba terkendali secara acak yang
dilakukan di Kisumu, Kenya; Distrik Rakai,
Uganda (dibiayai oleh lembaga kesehatan
Amerika, U5 National lnstitutes of Health) dan
Orange Farm, Afrika Selatan (dibiayai oleh
French. National Agency for Research on AlDg
bahwa khitan laki-laki mampu mengurangi
risiko infeksi HIV melalui hubungan heteroseksual
pada laki-laki sebesar 600lo.
Dr. Kevin De Cock, Direktur, HIV/AIDS
Department, Badan Kesehatan Dunia menyatakan
bahwa rekomendasi ini merupakan langkah maju
yang signifikan dalam upaya pencegahan HlV,
negara-negara dengan tingkat infeksi HlV.
Menggiatkan khitan laki-laki di negara-negara
tersebut akan menghasilkan manfaat pada
individu-individu. Namun dampak dari investasi
seperti ini terhadap epidemi masih akan lama
terlihatnya.
Catherine Hankins. Associate Director
Bagian Kebijakan, Bukti dan Kemitraan di
UNAIDS menyatakan bahwa khitan merupakan
langkah pencegahan HIV tambahan yang
signifikan untuk pengendalian AlD5 walaupun
khitan tidak memberikan perlindungan
menyeluruh terhadap HlV.
Pemerintah sebaiknya memastikan
bahwa khitan diselenggarakan dengan kepatuhan
penuh terhadap undang-undang praktik
kedokteran, etika medis dan prinsip-prinsip hak
asasi manusia, termasuk persetujuan dengan
informasi, kerahasiaan, dan tidak adanya paksaan.
t2{
,-*---*-J
Dari pandangan lslam, waktu wajib
khitan adalah pada saat balig, karena pada saat
itulah wajib melaksanakan sholat. Tanpa khitan,
sholat tidak sempurna sebab suci yang yang
merupakan syarat syah sholat tidak bisa terpenuhi.
Adapun waktu sunnah adalah sebelum balig.
Sedangkan waktu ikhtiar (pilihan yang baik untuk
dilaksanakan) adalah hari ketujuh setelah lahir,
atau 40 hari setelah kelahiran, atau juga
dianjurkan pada umur 7 tahun. Qadli Husain
mengatakan sebaiknya melakuan khitan pada
umur lO tahun karena pada saat itu anak mulai
diperintahkan sholat.
lbnu Mundzir mengatakan bahwa khitan
pada umur 7 hari hukumnya makruh karena itu
iradisi Yahudi, namun ada riwayat bahwa
Rasulullah s.a.w. menghitan Hasan dan Husain,
cucu beliau pada umur 7 hari, begitu juga nabi
lbrahim mengkhitan putera beliau lshaq pada
umur 7 hari. Nabi lbrahim a.s. mengkhitan
puteranya,Nabi lshak a.s., saat usia 7 hari tetapi
beliau mengkhitan puteranya yang pertama Nabi
lsmail a.s., di usia 13 tahun. lmam Hanafi
berpendapat bahwa waktu yang tepat untuk
khitan dilakukan sebelum usia akil balig,yaitu 9
tahun, l0 tahun atau pada saat anak dapat
menahan rasa nyeri. Sebagian pengikutnya
berpendapat usia yang tepat adalah antara 7
sampai lO tahun.
lmam Maliki berpendapat bahwa pada
usia 7 tahun ketika seorang anak mulai
diperintahkan untuk shalat maka ia diharuskan
untuk berkhitan, sedangkan setelah usia l0 tahun
menjadi wajib hukumnya sebagaimana halnya
shalat. Menurut Mazhab Syafi'i ada dua
pendapat waktu yang dikhitankan ,yaitu pada
saat itu anak belum wajib untuk shalat dan setelah
akil balig (shalat menjadi wajib) maka khitan pun
menjadi wajib pula.
Syaukani dalam kitabnya Nailul Author
menyatakan tidak ada waktu tertentu uniuk
berkhitan, ia berkata : "Sesungguhnya masa
melakukan khitan itu tidak dibatasi dengan waktu
tertentu", pendapat ini adalah pendapat Jumhur
ulama. Kesimpulan dari berbagai pendapat di atas
r3 i
-d
##FH
1.8 lndikasi
lndikasi dibagi menjadi dua yaitu indikasi
agama dan indikasi medis. Seringkali orangtua
menginginkan anaknya untuk dikhitan atas dasar
keinginan untuk menjalankan syariat agama.
Namun demikian khitan juga direkomendasikan
pada orang yang mengalami infeksi yang berulang
pada penis ataupun urethra yang diakibatkan
penumpukan smegma atau fimosis.
a.Agama
Seperii telah diuraikan di atas khitan
wajib bagi laki-laki yang akil balig.
b. Medis
Khitan diindikasikan untuk pencegahan
penyakit ataupun penanggulangan kelainan yang
berkaitan dengan adanya prepusium,antara lain;
Fimosis
Fimosis adalah suatu keadaan dimana prepusium
tidak dapat ditarik sampai belakang glans penis. Pada
anak laki-laki yang berusia kurang dari 4 tahun,
keadaan ini normal; pada anak laki-laki yang lebih
tua dan dewasa, prepusium dapat dengan mudah
ditarik sampai korona (Ostler, 1968).
Fimosis biasanya tidak terasa nyeri tetapi dapat
mengakibatkan sumbatan keluarnya urin dengan
penggelembungan p.repusium dan dapat
mengakibatkan inflamasi kronis. Prepusium yang
tidak dapat ditarik ke belakang ini dapat
mengakibatkan peradangan dan fibrosis. Peradangan
dan fibrosis yang berulang dapat mengakibatkan
t4 i
1
lubang prepusium yang makin menyempit sehingga
dapat menyebabkan obstruksi. Sekarang diketahui
ffi
ffi
2. Parafimosis
Parafimosis adalah suatu keadaan dimana
prepusium tertarik dan tertinggal di belakang glans
penis, menjepit glans dan menyebabkan
pembengkakan pembuluh darah yang terasa nyeri
dan edema. Parafimosis seringkali iatrogenik dan
seringkali terjadi setelah tenaga medis memeriksa
penis atau memasukkan kateter urethra dan lupa
mengembalikan prepusium ke
posisi semula.
Parafimosis dapat menyebabkan pembengkakan yang
membekas pada glans penis sehingga kulit bagian
depan tidak dapat lagi ke depan, membutuhkan slit
dorsal darurat atau sirkumsisi.
l5 t
___J
ffi
;,.;;,;;; ;;; ;;;;. ;,;;, ;;;;;,,u,",un*,".0";;,
sirkumsisi mungkin dapat menyembuhkan
ilH
6. Zoon's batanitis
Zoon's balanitis juga disebut plasma sel balanitis
terjadi pada laki-laki yang tidak disirkumsisi yang
berusia mulai dari dekade ketiga (Pastar et al, 2004).
Plak yang halus, lembab, eritem, berbatas tegas pada
glans penis merupakan karakteristik penyakit ini. Erosi
dangkal dapat juga terjadi (Yoganathan et al, 1994),
dan lesinya dapat cukup besar (diameter lebih dari 2
cm) (Margolis, 2002). Karsinoma sel skuamosa dan
penyakit paget ekstra mamae harus disingkirkan,
biasanya dengan biopsi. 5irkumsisi terbukti mencegah
perkembangan penyakit ini dan dapat
menyembuhkan pada sebagian besar kasus (Sonnex et
al, 1982a; Ferrandiz dan Ribera, 1984).
Radiasi dapat dipertimbangkan setelah
penggunaan krim S-fluorourasil tidak berhasil untuk
mengobati karsinoma in situ. Sebelum terapi radiasi,
sirkumsisi diperlukan untuk memaparkan lesi,
memungkinkan resolusi pada setiap permukaan
infeksi, dan untuk mencegah maserasi dan edema
prepusium.
7. Kalkuli Prepusium
Kalkuli prepusium terjadi kebanyakan pada negara
yang belum berkembang. lnsidensinya berbanding
terbalik dengan standar kehidupan, sehingga penyakit
ini jarang di dunia barat. Kalkuli prepusium terjadi
terutama pada dewasa dan berhubungan dengan
fimosis, higiene genital yang buruk, dan status sosial
ekonomi yang rendah (Ellis et al, 1985).
Jika tidak diobati, kalkuli prepusium dapat
mengakibatkan angka kesakitan yang signifikan
dengan inflamasi kronis dan pembentukan fistula
urinarius. lnfeksi akut diatasi sementara dengan
pembuatan celah pada prepusium bagian dorsal
untuk drainase. Pengobatan definitf adalah dengan
sirkumsisi
_ l_e___i --