Tindakan anestesi
men€ntu:kan kem:ud'ahan
** zr i
Tindakan anestesi sangat besar peranannya pada keberhasilan
srkumsisi. Pada anestesi lokal, dengan anestesi yang baik dapat dicapai hasil
memuaskan baik secara prosedural medis ataupun kosmetik. Kegagalan pada
tindakan ini akan memberikan kesulitan dan komplikasi .
7. 1. Teknik Anetesi
Ada dua teknik anestesi lokal yang memberikan hasil yang baik, yaitu
ring block dan penile nerue blok. Kedua cara ini masing-masing mempunyai
keuntungan dan kerugian.
1. Ring Blok
Dilakukan dengan menyuntikkan obat
di sekitar atau di proksimal daerah insisi
anestesi
dekat pangkal penis dengan maksud memblok
impuls dari saraf-saraf yanS mempersarafi daerah
di sekitar insisi. Daerah penyuntikan disesuaikan
72
_i
dengan lokasi persarafan. Secara anatomis,
cabang-cabang saraf yang mempersarafi penis
berada di sekitar jam 11 dan jam l,cabang-
cabangnya juga terdapat di jam 5 dan jam 7, serta
daerah frenulum. Dinamakan ring blok karena
anestesi dilakukan melingkari seluruh lingkaran
penis.
Keuntungan
l. Keberhasilan cukup tinggi, mengingat
obat anestesi disuntikkan dibeberapa
tempat. Lain halnya jika dilakukan
teknik blok, jika gagal, maka sebagian
besar area tidak teranestesi.
Kerugian
l. Penyuntikan dilakukan berulang kali
sehingga anak merasa kesakitan.
2. Waktu yang diperlukan lebih lama.
3. Risiko terjadinya hematom lebih
besar karena penyuntikan berulang
kali dan daerah penyuntikan
berdekatan dengan arteri atau
cabang-cabang vena.
4. Jika obat yang disuntikkan banYak
(lebih dari 2 cc untuk anak-anak)
dapat terjadi udem akibat
penimbunan obat di subkutis Yang
dapat menyulitkan pada waktu
penjahitan. Keadaan ini kurang baik
secara kosmetik.
Teknik
l. Tarik ujung prepusium dan regangkan
batang penis.
74
3
Gambar 7.2 Teknik anestesi inflltrasi
9. Aspirasi
10. Jika tidak ada darah, masukkan obat sekitar 0,2 cc
sambil mencabut jarum perlahan-lahan tetapi
jarum tidak sampai tercabut dari kulit
ll. Miringkan jarum kearah jam 9
12. Kembali tusukan jarum menelusuri jam 7,8,9
13. Aspirasi
75 i{
*ffi.ffid
76 j
Jika penyuntikan tidak sampai atau lebih
dalam dari fasia penis profunda,nervuJ dorsalis
penis tidak akan teranestesi. Penyuntikan pada
lapisan fasia penis profunda sedikit lebih berat jika
dibandingkan dengan penyuntikan hipodermis.
3. Apakah benar yang disuntikkan adalah obat
anestesi atau obat anestesi yang sudah
kadaluarsa?
Hati-hati, sediaan vial sering tertukar dengan
aquabides atau obat anestesi dalam vial yang
sudah pernah dipakai atau tidak dipakai dalam
waktu lama akan mengurangi daya anestesinya.
Keuntungan:
1. Anestesi dapat dilakukan dengan cepat.
2. Hanya dilakukan satu kali penyuntikan
sehingga anak tidak begitu kesakitan.
3. Keadaan anestesi meliputi seluruh batang penis
Kerugian
Jika penyuntikan tidak melalui fasia Buck's
keadaan anestesi sering tidak tercapai .
Teknik
1. Gunakan spuit 3 cc.
2. ldentifikasi pangkal penis,simfisis osis pubis
3. Suntikan jarum tegak lurus sedikit di atas
pangkal penis, di bawah simfisis osis pubis
sampai menembus fasia Buck's.
Tanda-tanda jarum telah menembus fasia
Buck's:
a. Sensasi seperti menembus kertas
b. Jika jarum ditarik ke atas,batang penis sedikit
terangkat
c. Bila obat disuntikan tidak terjadi edema
ffi
-
,. ;;;';",,,,,0" .,0"0 .au o.run r",ro."
"0".
lI
anestesi sekitar 0,5 cc
5. Jarum dicabut sedikit, miringkan jarum sekitar
30 derajat ke arah kanan,tusukkan lagi
sedikit,aspirasi,masukkan obat sekitar 0,5 cc.
6. Jarum dicabut sedikit,miringkan sekitar 30
derajat ke arah kiri,tusukan lagi
sedikit,aspirasi,masukkan obat sekitar 0,5 cc.
7. Masase daerah pangkal penis
8. Ujilah dengan menjepit kulit prepusium sambil
memperhatikan respon anak.
Jika pada aspirasi terdapat darah,jarum dapat
dimasukkan lagi atau dicabut sedikit sampai tidak
ada darah.
78 t
".-.**J
Memfiksasi dan menekan pangkal penis. Perhatikan
anatomi persyarafan yang akan dianestesi.
Sebelum penyuntikan, daerah yang akan
disuntik dapat disemprot dulu dengan khlor etil
atau pengolesan anestesi topikal untuk mengurangi
rasa nyeri ketika penyuntikan, tetapi kadang-kadang
tidak memberikan hasil yang berbeda.
79
vasokonstriktor, misalnya dengan menambahkan adrenalin
dengan konsentrasi 1:100.000 atau l:500.000. Tetapi pada
khitanan, penggunaan vasokonstriktor tidak dibenarkan
karena penis merupakan organ end artery.
1. Hematom
Terjadi karena pecahnya pembuluh darah ketika
anestesi yang kemudian darah berkumpul di subkutis
sehingga menimbulkan benjolan. Hematom ini dapat terus
ffi
membesar atau berhenti tergantung dari besarnya
pembuluh darah yang terkena. Pada pembuluh darah kecil
ffi
biasanya hematom tidak membesar karena platelet plug
sudah cukup untuk menghentikan kebocoran tadi. Jika
terjadi hematom,kita evaluasi beberapa saat apaka.h
hematom itu terus membesar atau tetap. Jika terus
membesar, kita harus berusaha mencari pembuluh darah
yang pecah dan mengikatnya kemudian membuang bekuan
darah yang terkumpul. Tetapi jika hematom tidak
membesar hanya diperlukan membuang masa
hematomnya saja.
2. Udem
Disebabkan ierlalu banyaknya obat anestesi yang
diberikan sehingga obat tersebut berkumpul dalam jaringan
ikat longgar subkutis. Hal ini akan mempersulit ketika
melakukan penjahitan. Jika udem terlalu besar sebaiknya
dibuang. Namun walaupun dibiarkan tidak menjadi
masalah, sepanjang tidak mengakibatkan kompresi yang
berarti pada penis. Udem akibat obat anestesi ini diabsorpsi
dalam 24 jam.
4. Syok Anafilaktik
Syok anafilaksis disebabkan oleh reaksi hipersensitifitas
type l.Terjadi vasodilatasi perifer sehingga terjadi
pengumpulan darah di perifer. Akibatnya terjadi
penurunan venout return sehingga cardiac outPut Pun
menurun,
Tanda dan gejalanYa
l. Nadi cePat dan kecil
2. Penurunan tekanan darah
3. keringat dingin
4. lemas
5. badan terasa melaYang
6- mual
Penatalaksanaan:
8t i,,
i
,,"d
2. Berikan oksigen lembab 2 - 3 l/menit
3. Suntikan segera adrenalin l:1000 sebanyak 0,3-0,4 ml
im (sebaiknyna otot deltoid)atau subcutan (sc) dan
segera dimasase, ulangi pemberian O,3-O,4 ml
adrenalin tiap 5-10 menit sampai tekanan sistolik
mencapai 90-100 mmHg dan denyutjantung/nadi tF
dak melebihi lZOx/menit
4. 5untikan:
o Antihistamin difenhidramin lO-20 mg
r Kortikosteroid-deksametason 4-8 mg iv (1-2
ampul)
. Bila ada spasme bronchial, Aminofilin 200-500
mg i.v perlahan-lahan.(l ml mengandung24 mg
aminofilin)
5. Bila terjadi henti nafas, berikan nafas buatan, bila
disertai henti jantung lakukan pijatan (penekanan)
terhadap jantung (pertengahan sternum)/ RJP.
6. Bersamaan dengan pemberian adrenalin, lakukan
pernafasan buatan dan kompresi jantung, pemasangan
infus dengan kristalolid (NaCl, ringer laktat) dengan
tetesan secepat mungkin (diguyur) sampai nadi teraba.
7. Observasi dengan seksama sampai tanda-tanda vital
stabil. Pasien kemudian dirujuk untuk perawatan.
_"__" er*_J