45i
flJ--:'# !1" ;rt
'' iiiS I
"d\;ir:-:;
-flr*;ir*,*r.* ll,
ji";j rdli
:rli!
'r-li --.;:.{
He*ostasis
:
t29 I
10.1. Rangkaian Umum Peristiwa Hemostasis
Setelah awal jejas, terdapat periode singkat vasokonstriksi
arteriolar. Vasokonstriksi ini sebagian besar diakibatkan mekanisme reflek
neurogenik dan diperkuat oleh sekresi lokal dari faktor seperti endotelin
(vasokonstriktor turunan endotelium yang poten). Efek ini hanya
sementara, dan perdarahan akan terjadi bila tidak ada aktivasi platelet
dan sistem koagulasi.
l.Jejas endotelial juga mengeluarkan matriks ekstraseluler
subendotelial trombogenik yang membuat platelet
melekat, teraktivasi dengan mengalami perubahan bentuk
dan melepaskan butiran sekretori. Dalam hitungan menit,
produk yang disekresi mengundang platelet lain (agregasi)
untuk membentuk sumbatan hemostatik. Proses ini
merupakan hemostasis primer.
Teknik Hemostasis
10.2. Penekanan/Depper
Teknik ini digunakan untuk membantu sistem
hemostatis dengan melakukan penekanan pada daerah
perdarahan beberapa saat. Dengan penekanan, diharapkan
t30
***-.,*,--"...""-.d
e"-
ffi
10.3. Pengkleman
Dilakukan pada pembuluh darah yang agak besar.
Sebelum dijepit dengan klem, harus dipastikan terlebih
dahulu sumber perdarahan atau pembuluh darah yang
terpotong. Caranya adalah dengan men-dep daerah
perdarahan dengan kasa beberapa saat sampai diperkirakan
darah di daerah sekitarnya terserap, kemudian kasa diangkat
secara tiba-tiba dan sambil diperhatikan di daerah mana
darah muncul. Setelah ditemukan sumber perdarahan,
jepit daerah tersebut dengan diusahakan posisi klem tegak
lurus supaya bagian yang terjepit seminimal mungkin. Hal
ini berguna jika dilakukan ligasi maka ikatan tidak menjadi
longgar setelah klem dibuka. Setelah diklem, didep kembali
untuk melihat apakah masih terdapat perdarahan atau
tidak. Jika perdarahan masih ada, perlu dipikirkan apakah
pengkleman sudah tepat pada sumber perdarahan atau ada
sumber perdarahan lain. Setelah diklem, dapat dilanjutkan
dengan ligasi atau kauterisasi.
10.4.Ligasi
Ligasi dilakukan untuk mengikat ujung pembuluh darah
yang terpotong.
r3r
Setelah diklem, dilakukan ligasi pada pembuluh darah yan
ng terpotong, baru kemudian klem dibuka. Ligasi dapat dila
akukan dengan menggunakan chromic cat gut atau plain ca at
guf dengan ukuran 3.O.atau 4.0. Simpulkan secara reef knot.
Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut.
t32
10.5. Kauterasi
Metode ini ditemukan oleh Bovie yang menyatakan
bahwa arus listrik bolak balik (alternating curenfl dengan
frekuensi tinggi, yaitu sebesar 250.000 - 2.000.000 Hertz
dapat digunakan untuk menginsisi atau mengkoagulasi
jaringan.
Ada dua teknik dasar yang dapat digunakan, yaitu :
a. Probe Monopolar
Cara kerjanya adalah arus listrik AC berfrekuensi
tinggi(t 1,5 MHz) mengalir lewat probe dan
mengakibatkan efek destruksi jaringan dan
dehidrasi hingga koagulasi. Probe ditempelkan
pada ujung klem yang menjepit pembuluh darah
akan mengakibatkan sel-sel akan mengalami
combustio yang bergabung menjadi struktur
seperti hialin dan pembuluh dalam masa
koagulasi. Arus keluar dihantarkan melalui ground
plate yang dipasang pada bagian lain tubuh
pasien. Agar arus keluar ini tidak mengakibatkan
kerusakan pada kulit, ground plate harus memiliki
permukaan yang lebar.
Teknik
7. Pasang ground plate.
2. ldentifikasi sumber perdarahan dengan
cara mendep dengan kasa.
3. Klem/pegang dengan pinset sumber
perdarahan.
4. Nilai ulang apakah masih ada perdarahan
ditempat yang sama.
5. Tempelkan pencil probe kauter pada klem/
pinset.
6. Tekan tombol biru beberapa saat sampai
sumber perdarahan terkoagulasi.
7. Lepaskan klem/pinset.
8. Nilai ulang apakah masih ada perdarahan
di tempat yang sama.
9. ldentifikasi lagi perdarahan di tempat lain.
10. Dengan cara yang sama lakukan koagulasi
sampai semua sumber perdarahan berhenti'
r33
Pembuluh darah yang terbuka dibakar untuk
menimbulkan obstruksi. Cara ini sangat
menguntungkan dibandingkan dengan semua cara
di atas. Dengan teknik ini perdarahan dapat lebih
cepat diaiasi karena hanya dengan menyentuhkan
probe pada sumber perdarahan. Cara ini juga
relatif lebih mudah dibandingkan teknik lainnya.
Sayangnya harga alat ini relatif mahal.
134
b. Probe bipolar
Jaringan yang dikoagulasi berada antara arus masuk
ffi
lW
Teknik
1. Pasang ground plate
2. ldentifikasi sumber perdarahan dengan cara
mendep dengan kasa
3. Jepitkan probe pinset sumber perdarahan
4. lnjak tombol on beberapa saat sampai
sumber perdarahan terkoagulasi
5. Lepaskan probe pinset
6. Nilai ulang apakah masih ada perdarahan di
tempat yang sama. ldentifikasi lagi
perdarahan di tempat lain
r35
Gambar 8.6 Spons Gelatin
I 0. T.Collastypt (surgycel l)
5uatu kolagen berupa lembaran-lembaran
puIih. Collartypf yang bergabung dengan darah
akan membentuk masa gelatin yang dapat
menghentikan perdarahan. Penggunaannya
terutama pada perdarahan parenkim. Hemostatis
akan segera tercapai setelah pemakaian. Tidak ada
efek samping maupun kontraindikasi dalam
pemakaiannya dan dapat diserap dalam waktu
sekitar 3 minggu.
Fli
r;riij s$n*ilfu
&;]#rjleid
lff*8tsY
- !a.it,;ri :til.d,i1[a -:!...,. .a:,, ,
! W
]J .- rG- l*',
*AeYi&'44+rw'
€ (tffEd;*'!t[d,r*J S+. &.1, r,$ .
" Fd4/.st-|
"g'sai:* ., ",.
s\,.ic:4 r'f
*SSqSlFffieMLk
&sffi |9@'!liw,.H&F*b
10.8. Laser
Penggunaan laser bisa berbarengan dengan
insisi. Seperti halnya dengan menggunakan
elektrokauter monopolar, penggunaan laser
t36
hampir sama. Dengan menembakan sinar dari
probe ke arah perdarahan (pengaturan jarak
disesuaikan dengan daya) maka terjadi proses
pembakaran. Sayangnya penggunaaan laser CO2
tidaklah sepraktis elektrokauter karena alur sinar
yang dipancarkan dan harus dibelokkan melalui
cermin dan prisma untuk sampai ke ujung probe
sehingga lebih rigid dibandingkan dengan
penggunaan probe pada elektrokauter. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah pengaturan daya
agar jangan sampai menimbulkan daya tembus
yang terlalu besar yang akan mengakibatkan efek
combustioyang dalam.
Teknik
1. ldentifikasi sumber perdarahan dengan
cara mendep dengan kasa
2. Arahkan optik ke sumber perdarahan
3. Atur jarak optik ke sumber perdarahan
4. Tekan tombol sinar beberapa saat
sampai jaringan terkoagulasi
5. Perhatikan agar jaringan yang disinar
dalam keadaan kering
6. Evaluasi ulang sumber perdarahan
7. Untuk di jam 6, angkat jaringan yang
akan disinar dengan pinset menjauhi
urethra baru disinar.
8. ldentifikasi lagi perdarahan di tempat
lain
9. Dengan cara yang sama lakukan
koagulasi sampai semua sumber
perdarahan terhenii.
ll7
-'-'-' -"
3r..,,. W
r38
serologis dari darah yang disatukan dan darah yang
berasal dari donor tunggal. Preparat yang paling
aman adalah menggunakan darah pasien sendiri
untuk mempersiapkan lem fibrin. Secara
keseluruhan, lem fibrin merupakan suatu metode
tambahan yang berguna untuk mengontrol
perdarahan pada pasien operasi.
Teknik
1. Masukan masing-masing vial dalam spuit
double barel
2. Pasang kedua spuit pada tempatnya
3. ldentifikasi sumber perdarahan
4. Letakan ujung spuit double barel pada
sember perdarahan (usahakan secepat
mungkin agar masih kering setelah di
d.p)
5. Tekan kedua ujung spuit sampai kedua isi
spuit keluar bersamaan
6. Lekatkan sedikit saja.
7. Jika seluruh perdarahan teratasi maka
kulit dan mukosa dapat sekaligus
diaproksimasi dan di lem(menggantikan
penjahitan).
8. Biarkan beberapa detik sampai kering.
t39 t
,-{sffil
l. Teknik Matras
Tekniknya adalah:
l. Pertama kali jarum ditusukkandari
arah luar kulit sebelah kanan dari
frenulum kemudian menyebrangi
bagian dalam luka.
2. Jarum masuk ke sisa mukosa dari
bagian dalam dan keluar.
3. Jahitan menyebrang garis tengah
untuk masuk kembali ke bawah
luka dan masuk ke kulit
disebrangnya dari dalam keluar.
4. Tarik kedua ujung benang sampai
tepi sayatan kulit dan tepi sayatan
mukosa bertemu. 5impul secara
reef knot.
t40 !.
Gambar 8.10 Pertama kali jarum ditusukan dari
arah luar kulit sebelah kanan dari frenulum kemudian
menyebrangi bagian dalam luka masuk ke sisa mukosa dari bagian dalam dan keluar
Gambar 8.1'l
Simpul secara reef knot. Dapat juga dilakukan variasi menyilang
t4t i
i.
2. Teknik Figur of Eight
lkatan seperti matras, tetapi disilangkan,
menyerupai angka 8.
Tekniknya adalah
l. Tusukkan jarum pada kulii sedikit sebelah
kiri rafe penis, lalu masuk menyilang dan
keluar di sisa mukosa disisi yang
bersebrangan (sebelah kanan frenulum).
2. Tusukkan kembali jarum ke sisa mukosa
sebelah kiri terus masuk menyilang keluar
di kulit bersebrangan (sebelah kanan rafe
penis).
3. Simpulkan dengan reef knot.
142
::rrr..lli,:r::lrl:11i. r:: 1
W
ffi
5. Cek kembali apakah perdarahan teratasi ffi
atau tidak (benang tadi jangan dulu
digunting).
6. Jahitkan benang tersebut ke kulit di jam 6
seperti jahitan interupted biasa, kemudian
benang digunting.
Perhatikan dahulu pola jahitan berikut.
143
Gambar 8.14 Buat simpul kedepan
Gabar8.16 simpulkandenganbenangyangadadidepanklemsambilklemdibukapelan
t44 :
Gambar 8.17 SimPulan dua kali lagi
Pada teknik double loop, perdarahan di jam 6 bagian sisa kulit harus
diatasi dahulu sebelumdilakukan penjahitan.
Tips mencari perdarahan.
l. Tarik kulit ke arah proksimal.
2. Dep dengan kasa.
3. Buka kasa dengan cepat.
4. ldentifikasi sumberperdarahan.
5. Klem.
6. lkat.
t45