Anda di halaman 1dari 40

Gnsisi

Teknik insisi telah banyak


berkembang.
Perkembangan ini sejalan
dengan temuan alat yang
yang digunakannya.
Namun dari semua teknik
insisiyang ada, hampir
semuanya bersumber pada
dua teknik dasar yaitu
teknik insiii,'dorju,n:rsiii dan
klasik (6uillotine).
Teknik insisi yang sering digunakan adalah dorsumsisi dan guillotine.
Teknik lain dibahas dalam bab hanya untuk memperluas wawasan karena
instrumen penunjangnya tidak semua ada di lndonesia.
Sebelum diinsisi, dilakukan dulu penandaan sampai mana insisi akan
dilakukan. Penandaan dilakukan dengan maksud agar kulit yang dipotong
tidak terlalu panjang atau kependekan. Jika kulit dan mukosa yang dipotong
terlalu panjang, maka sesudah di hekting penis seakan tertanam, dan akan
menimbulkan rasa tidak nyaman jika ereksi. Sebaliknya jika sisanya terlalu
panjang maka korona glandis atau bahkan sebagian dari glans akan tertutup
oleh prepusium. Hal ini mengakibatkan penumpukan kotoran masih terjadi.
Secara hukum dalam lslam khitanan dikatakan tidak syah, dan harus dipotong
ulang.
ldealnya, penandaan dilakukan saat penis ereksi, jika tidak, maka
tekanlah pangkal penis hingga batang penis berdiri. Jepitkan pinset atau klem
sekitar 2- 5 mm proksimal dari proyesi sulkus korona glandis. Setelah itu
lepaskan kembali tekanan pada pangkal penis.
Teknik insisi diantaranya;

l.Dorsumsisi
Dinamakan dorsumsisi karena insisi prepusium
dimulai dengan insisi memanjang di dorsum penis
fam l2).
Keuntungan :
1. Risiko terpotong/tersayat glans penis lebih
kecil
2. Mudah melakukan insisi sesuai batas
3. Mudah mengatur panjang pendek
pemotongan mukosa
4. Baik untuk fimosis/parafimosis
5. Baik untuk pemula
Kerugian:
1. Lama
2. Perdarahan lebih banyak
3. Sering tidak simetris, terutama jika tidak
menggunakan tali kendali
Tahapan teknik ini adalah:
1. Pasang klem di jam 6, ll dan jam I tarik ke
arah distal.
2. Masukkan ujung tumpul gunting ke dalam
dengan ujung mengarah ke atas (menjauhi
glans penis). Awas jangan sampai masuk ke
urethra
3. Gunting memanjang di jam l2 sampai tanda
batas insisi, mukosa harus tergunting.
4. Pindahkan kedua klem (dari jam ll dan jam
1) ke ujung distal sayatan (iam 12 dan jam
12',)
5. Dari ujung insisi di jam 6 guntinglah ke kanan
dan ke kiri secara melingkar dengan arah
serong menunju jam 12.
6. Menggunting dapat juga dimulai dari distal
sayatan iam12 mengarah jam 6 ke kiri dan ke
kanan.
7. Gunting dan rapikan kelebihan mukosa
8. Pada teknik ini bisa juga memakai pinset
anatomis sebagai landasan masuknya SuntinS-
Setelah klem dipasang di jam ll dan jam I'
masukkan pinset dengan arah sedikit ke atas
meregang prepusium sampai ujung pinset
berada di bawah tanda batas insisi yang telah
dibuat. Kemudian pinset dibuka sedikit agar
gunting masuk dengan mudah dan terarah.

Gambar 9.1 Pangkal penis ditekan sampai batang penis berdiri

9l
ffi
m

"kh&" i
b;:4

Gambar 9. 2 Penandaan batas insisi (sekitar 3 mm proksimal dari sulkus korona glandis)

%t,r,,.,',L.

Gambar 9.3 Prepusium di daerah jam 1 '1, 1, dan


jam 6 dijepit dengan kiem sepanjang sekitar 3 mm dan ditarik ke distal
Gambar 9.5 Setelah dilakukan insisi di jam 1 2, Klem dipindahkan ke ujung sayatan

Gambar 9.7 lnsisi melingkar ke kanan mulai darijam 6 ke arah jam l2.Perhatikan arah insisi.

93t :
Gambar 9.8 Hasil setelah insisi melingkar ke kanan

Gambar 9.9 Hasil setelah dilakukan insisijam '12, insisi ke kanan dan kiri

Gambar 9.10 Setelah selesai insisi,


rapikan jika ada sisa mukosa yang masih panjang

94 :
Gambar 9-11 Penggunaan Binset sbbagai landasan gunling

Variasi lain adalah setelah melakukan


sayatan memanjang di jam 12 kemudian dilakukan
jahitan kendali, tepat di ujung sayatan tadi antara
kulit dan mukosa. Tujuannya supaya kulit tetap
simetris keiika dilakukan sayatan melingkar ke
samping.

2. Klasik (guillotine)
Disebut teknik klasik karena teknik inilah
yang paling lama digunakan. Teknik ini juga
yang paling sering diipakai. Dalam bahasa
Sunda, teknik ini disebut rop pak lodong.
Keuntungan:
l. Lebih cepat
2. Lebih rapi
3. Perdarahan lebih sedikit
Kerugian:
l. Risikoterpotong/tersayatnya glans lebih
besar, terutama bila sayatan di bawah
koher
2. Mukosa sering masih panjang dan
kadang-kadang perlu dipotong ulang
3. Bisa terjadi nekrosis pada bagian yang
dijepii koher jika insisi di atas koher dan
jepitan terlalu kuat dan lama

95 ji
4. Perlu sayatan memanjang di jam l2
untuk membebaskan prepusium pada
fimosis/parafimosis sebelum insisi. Bisa
juga dengan melebarkannya/dilatasi
dengan klem
Tekniknya:
l. Tandai batas insisi
2. Pasang klem di jam 6 dan )am 12 dan tarik
ke distal sampai teregang (oleh asisten)
3. Urutlah glans seproksimal mungkin, dan
fiksasi glans dengan tangan kiri
4. Jepitkan koher pada batas insisi yang telah
dibuat dengan arah melintang miring
sejajar dengan kemiringan korona glandis
(sekitar 40 derajat) antara jam 12 dan jam
6 dengan posisi di jam 6 lebih distal.
5. Yakinkan glans tidak terjepit dengan cara
menSurutnya ke proksimal dan coba
digoyangkan (glans goyang tandannya
tidak terjepit)
6. Sayat dengan bisturi, gunting atau
elektrokauter cutting (tombol kuning) di
bagian atas koher.
7. Lepaskan koher dan munculkan kembali
Glans.
8. Rapikan sayatan dengan Sunting, terutama
jika sisa mukosa masih panjang

Gambar 9.12 Tandai balas insisi

e6i i
Gambar I .13 Klem dipasang di jam 6 dan jam 12
kemudian ditarik ke distal disertai pengurutan glans ke proksimal

Gambar 9.14 Koher dipasang melintang oleh tangan kanan.cek kembali apakah glans terlepit

# l', lrii

Gambar 9.15 lnsisi dilakukan setelah yakin glans bebas.

97
Gambar 9. 16 Hasil akhir insisi

Gambar 9.17 Kedalaman penjepitan klem (dijam 12 dan jam 6)

Tips
Kedalaman penjepitan Klem (di jam 6 dan jam 12)
menentukan panjang pendeknya mukosa yang terpotong.
Jika penjepitan terlalu dangkal,/pendek. mukosa yang
terpotong hanya sedikit sehingga kadang-kadang mukosa
perlu dipotong lagi. Jika penjepitan terlalu dalam. mukosa
yang terpotong akan banyak (panjang) dan menyulitkan
ketika menarik klem untuk memasang koher
3. Teknik insisi Plastibell
lnsisi dilakukan dengan menggunakan bantuan
klem berbentuk seperti corong/lonceng. Prinsip
dari teknik ini adalah pemotongan prepusium
dengan melindungi glans oleh klem plastibell yang
juga berfungsi sebagai landasan pemotongan.

Keuntungan teknik ini adalah risiko tersayatnya


glans penis sangat kecil karena glans dilindungi
klem. Kerugiannya adalah harus tersedia cukup
banyak klem plastibell dengan berbagai ukuran
sesuai dengan besar kecilnya penis'

Teknik penSSunaannya:
l. Tandai batas insisi melingkari penis' sekira 3 - 5
mm proksimal proyeksi sulkus korona glandis.
2. Pilih plastibell yang sesuai dengan ukuran glans
penis dan masukkan plastibell sampai bagian
terbawahnya menutupi korona glandis.
3. Jika bagian cup plastibell tidak dapat masuk
karena muara prepusium sempit/fimosis, lakukan
insisi di jam l2 sampai diperkirakan klem plastibell
dapat masuk sampai korona glandis.
4.Tarik prepusium sampai tanda insisi yang telah
dibuat tadi sejajar dengan garis atas plastibell
kemudian ikatlah dengan kuat
5.Sayatlah prepusium tepat di atas tanda yang telah
dibuat
5. Lepaskan pegangan plastibell
7. Rapikan kulit dan mukosa
8. Hemostasis

ee$
.*'.*'.*-,--".-**.*,-,"-,.'..J
ffi
H

Gambar 9.18 Teknik insisi Plastibell


Sumber Gambar http:/iwww.circlist.com

4. Teknik lnsisi Ganda


Disebut juga Double lncision Technique, Double
Circular lncision, Reseksi Sleeve, Freehand
Circumcission. Sayatan dilakukan dua kali.
Pertama adalah menyayat kulit (tanpa menyayat
mukosa). Kedua adalah menyayat mukosa dari
bagian dalam setelah prepusium dibalik keluar.
Kerugian teknik ini adalah sangat besar risiko
tersayatnya glans/korpus penis, apalagi jika yang
dikhitan tidak kooperatif.
Kerugian
l. Glans tidak terlindungi selama prosedur
ini
2. Hasil tergantung keahlian operator
Keuntungannya adalah panjang pendek dan pola
sayatan kulit dan mukosa dengan mudah dapat
diatur.
Teknik :
l. Cambar/beri tanda garis insisi secara melingkar
terhadap batang penis sekitar tiga milimeter
proksimal dari sulkus dengan garis pada
frenulum lebih ke distal
2. Prepusium didorong ke belakang , sayat kulit
dengan bisturi sampai submukosa.

t00
J
#*ffi#
3. prepusium dibalik untuk menyayat mukosa ffi
sejajar dengan sayatan kulit.
4. Bila ada bagian yang belum terpotong dengan
sempurna, rapikan dengan guntinS.
5. Hemostasis
6. Hekting

-
C.tlrr 919 Teknik lnsisi Ganda
Sumber Gambar http:i/www.circlist.com

S.Slitting of the Prepusium Technique


Teknik ini dilakukan jika prepusium sangat
pendek, hal ini biasanya terjadi karena bawaan
sejak lahir. Untuk itu hanya perlu memotong
sedikit atau tidak perlu memotong prepusium
lagi.Teknik ini digunakan jika perepusium yang
pendek tadi mencekik glans atau batang penis.

Tekniknya:
l. Buat tiga buah robekan kecil dengan
gunting di jam 3, 9, dan jam l2
2. Sayat tipis melingkar untuk membuat
perlukaan baru dengan gunting/bisturi
dibantu pinset
3. Rapikan tayatan
4. Hemostasis

6.lnsisi dengan Laser


Laser f light amplification by stimulated emission
of radiation) adalah sebuah alat yang

t0l 3
i
,*..-.;
menggunakan efek mekanika kuantum, pancaran
terstimulasi, untuk menghasilkan sebuah cahaya
yang koheren dari medium "lasing" yang dikontrol
kemurnian, ukuran, dan bentuknya. Laser itu
merupakan sinar panas yang dihasilkan dari
loncatan atom akibat stimulasi energi dari radiasi
listrik. Dengan radiasi yang bersumber dari energi
listrik berkekuatan l5 hingga 30 watt, dari sebuah
alat berujung optik, dihasilkan sinar bergelombang
532 sampai 1.064 nanometer yang memiliki
kekuatan panas. Cahaya panas ini bisa digunakan
untuk memotong kulit dan jaringan,
menghancurkan pigmen warna kulit, dan
pengobatan lainnya dengan risiko perdarahan
minimal dan waktu penyembuhan cepat.
Jenis laser yang sering digunakan dalam
tindakan operasi adalah LASER SHARPLAN
TURETOUCH COz salah satu laser CO2 terbaik di
dunia. Pembedahan menggunakan laser COz
membuat perdarahan minimal, Iebih singkat,
penyembuhan lebih nyaman dan lebih cepat.
Laser jenis inilah yang sebenarnya digunakan
untuk khitan. Alat ini dijual dengan harga sekitar
uss 63.275.
lnsisi dilakukan dengan menggunakan laser.
Teknik ini pada pelaksanaannya menggunakan,
teknik guilottin atau circum clamp atau plastibell
tetapi pemotongnya tidak menggunakan bisturi
melainkan laser. Keuntuhgannya adalah waktu
yang diperlukan relatif cepat dan sangat sedikit
terjadi perdarahan. Dengan laser, insisi dan
hemostatis dapat dilakukan sekaligus.
Gambar 9.20 MedCon: VG. Sharplan CO2 medicallaser

Teknik
l. Pasang klem di jam 6 dan jam12
2. ldentifikasi glans penis
3. Pasang klem/ koher pada batas insisi
yang telah dibuat dengan arah
melintang miring sejajar dengan
kemiringan korona glandis (sekitar 40
derajat) antara jam l2 dan jam 6
dengan posisi di jam 6 lebih distal.
4. Yakinkan glans tidak terjepit dengan
cara mengurutnya ke proksimal dan
coba digoyangkan (glans goyang
tandannya tidak terjepit)
5. Arahkan optik ke prepusium diatas
jepitan koher
6. Tekan tombol sinar beberapa saat
sampai jaringan terinsisi
7. Lepaskan koher dan munculkan kembali
glans
8. Dilanjutkan dengan hemostasis
Gambar 9.21 Kulit prepusium di tepi atas dan tepi bawah dijepit dengan klem

Gambar 9.22 Bagian prepusium yang akan dibuang


dijepit dengan koher, selanjutnya prepusium dipotong dengan laser
Gambar 9.23 Hasil setelah prepusium dipotong
Sumber Gambar: dokumen pribadi

7. Tara Klem
Bentuk alat ini mirip dengan plastibell tetapi
alat ini lebih elastis. Klem dibiarkan di penis selama
4 - 5 hari sampai terlepas.
Keuntungan alat ini :

l. Clans terlindungi hingga tidak pernah


terpotong.
2. Waktu operasi lebih cepat, hanya perlu
waktu 5 menit setelah pemberian anestesi
lokal.
3. Perdarahan minimal
4. Tidakmembutuhkanbalutan/perban
Kerugiannya hanya pada beberapa pasien yang
merasa tidak nyaman karena alat ini berada pada
penisnya selama minimal 4 -5 hari.
Komplikasi yang dapat terjadi :
1. Haematom di proksimal klem disertai nyeri
hebat.
2. Pruritus
3. Pemotongan kadang kurang panjang
4. Pembengkakan daerah korona.

;_
r05 i
1
Gambar 9.24 Tara Klem

Gambar 9.25 Penis dibersihkan dengan larutan steril,


lalu prepusium ditandai dengan pena steril.
Tanda inilah tempat meletakan klem.

dengan perlahan kemudian


bebaskan perlengketan dengan glans

t06 ;
I
. Gambar 9.27 Oleskan vaselin seperti terlihat pada gambar,
Bagian luar dan bagian bawah dari bagian klem yang berbentuk corong.
b. Bagian dalam dan atas nng.
Hal ini bertujuan untuk mencegah kesulitan melepaskan klem.

Gambar 9.28 Masukkan bagian tubular dari klem di atas glans sampai glans tertutup

Gambar 9.29 Prepusium ditarik ke distal sampai tanda insisi


sedikit di atas ujung bawah bagian tubular klem.

_- l"el__*$
il
W

Gambar9.30 Pasang klem pada batas prepusium yang akan


dipotong sedikit di atas bagian distal ujung klem.

Gambar 9,31 Tekan tangkai klem secara bertahap dengan jari tangan kanan,
sementara tangan kiri mempertahankan posisi Klem terhadap penis sampai terkunci.

Gambar 9.32 Tekan lengan sampai terasa dan berbunyi klik dua kali.
lni berarti lengan telah terkunci
Gambar 9.33 Dengan pisau yang disediakan, prepusium yang berada di distal dari cincin klem
di potong pada sudut antara tabung dan klem ring.

dioleskan pada tepi luka. Oleskan salep beberapa kali sehari, selama beberapa
hari. Alat ini dibiarkan terpasang pada penis selama beberapa hari.
Sumber Gambar http://www.circlist.com

8. Smart Clamp
Kerja alat ini mirip dengan Tara Klem' Klem
ini terdiri dari beberapa ukuran.

j'&-#
'?l i!t'l *€.
ii _i3

:##;ff
:,a
8'-
*
r':S.
*ab
w
'F, K

Gambar 9.35 Smart Klem

r09 i
Gambar 9.36 Ukuran Smart Klem

Keuntungan alat ini :


l. Desain klem lebih anatomir. karena desain
mengikuti bentuk korona glandis.
2. 6lans terlindungi hingga tidak pernah
terpotong.
3. Waktu operasi lebih cepat, hanya perlu
waktu 5 menit setelah pemberian anestesi
lokal.
4. Perdarahan minimal.
5. Tidak membutuhkan balutan/perban
Kerugian :

1 Perlu pengukuran penis terlebih dahulu.


2 Hematom retrograde di proksimal klem
disertai nyeri hebat.
3 6atal.
4 Pemotongan kurang panjang.
5 Beberapa pasien merasa tidak nyaman dan
kadang nyeri karena alat ini berada pada
penisnya selama minimal 4-5 hhari.

felnilnya i
l. Glans diukur terlebih dahulu dengan
menggunakan size-O-meter untuk
menentukan ukuran alat yang
dibutuhkan.
2. Perlekatan antara glans penis dan
prepusium dibebaskan.
3. Tube dimasukkan antara glans dan
prepusium sesuai batas.
4. Lengan pengunci kemudian dikunci
setengahnya untuk perlahan menahan
prepusium.
5. Prepusium diatur di atas tube hingga
terpasang klem pada tempat yang
diinginkan.
6. Lengan pengunci dikunci seluruhnya.
7. Prepusium disayat dari arah depan cincin
pengunci.
8. Alat ini dapat dibiarkan terlepas sendiri
dalam satu minggu atau dokter dapat
melepasnya dalam beberaPa hari.
Klem lain yang hampir serupa dengan smart klem
diantaranya, Ali's Clamp, lsmail Clamp dan
Sunathrone Clamp. Cara kerjanya tidak terlalu
jauh berbeda, yang membedakan adalah jenis
penguncinya

Gambar 9.37. Sunathrone Clamp

Gambar 9.38. Ali's Clamp

ilt
#ffi€
ffi

Gambar 9.39. lsmail Clamp

9. Teknik Mogen
Mogen Klem pertama kali diperkenalkantahun
1954 oleh Pendeta Yahudi Harry Bronstein di
Brooklyn. Selama beberapa tahun, alat ini
digunakan untuk sirkumsisi ritual Yahudi dalam
acara yang disebut bzi. Akhir-akhir ini dokter di
Amerika Serikat sering menggunakan teknik ini
untuk sirkumsisi neonatus.

Gambar 9.4{l Mogen Klem


Sumber Gambar http://www.circlist.com

, --.113 -, i
Keuntungan menSSunakan teknik ini :
Mogen klem hanya akan terbuka sampai 3 mm,
W
$EL!lS,A#Fl!i$i

meminimalisasi kemungkinan terjepitnya glans.


Tekniknya :

1. Lakukan penandaan batas insisi.


2. Klem dipasang di ujung dorsal prepusium
dan klem lain dipakai untuk membuka
daerah antara glans dan prepusium.
Hati-hati jangan sampai kena urethra.
3. Area ventral tidak disayat untuk
menghindari Perdarahan arteri di
frenulum.

Gambar 9.41 JePitkan klem di jam 12

Mogen klem kemudian dipasang dengan


arah dari dorsal ke ventral, mengikuti
arah korona.

#
fi

Gambar9.42 Pasang Mogen Klem

il3
5. Sebelum mengunci Mogen klem, glans
diatur agar yakin bebas dari jepitan klem. Bila
aman, kunci di klem. Perhatikan bentuk
triangular prepusium yang akan dieksisi.

Gambar 9.43 Pastikan glans bebas

6. Potong prepusium sepanjang permukaarl


klem dengan bisturi.

Gambar 9.44 Eksisi prepusium

7. Klem dibiarkan beberapa saat untuk menjaga


hemostasis, kemudian dibuka.

t11
&..:
'/Pffi
r
t

f
-ffi
r',lrqi!til1;i.i;tr,r'i

:t)1,:,,'

Gambar 9.45 Hasil sewaktu klem dibuka

8. Glans dibebaskan dengan traksi ibu jari pada


jam 3 dan jam 9 yang akan memisahkan garis
penjepitan.

5. Hasil akhir insisi.

il5
Gambar 9.47 Hasil akhir
Sumber Gambar http://www.circlist.com

10. Tahapan selanjutnya adalah


hemostasis dan aproksimasi.

lO. The Gomco Clamp Method


Gomco klem didesain untuk menjepit
prepusium secara sirkumferensial. Bagian bell
berfungsi untuk melindungi glans penis dari injuri
selama pemotongan prepusium. Ukuran 6omco
klem tergantung lingkar glans. Batas bell harus
mencapai frenulum dan melebihi korona.

,',{rc n* 'i
rFD +!E-.G
@s
E
':
eofi

Gambar 9.48 Gomco Kem

116 i
:
Keuntungan :

L Glans penis terlindungi dari pemotongan


prepusium.
2. Lebih aman
Kerugian
1. Waktu lebih lama
2. Sisa prepusium kadang masih panjang
3. Tidak dapat dipotong dengan elektro
kauter
Komplikasi
l. Perdarahan berlebih, meruPakan
komplikasi yang paling sering terjadi
pada neonatus.
2. lnfeksi lokal
3. Meatitis dan ulcus meatus
Teknik :

L Dilakukan insisi di jam 12 samPai


diperkirakan bell masuk.

Gambar 9.49 Memasukkan bell

2. Bel ditempatkan didalam prepusium.


3. Prepusium dapat dibuka lebih lanjut
dengan menggunakan kasa steril. Hal ini
penting untuk meyakinkan bahwa celah
dorsal apex terlihat di atas lingkaran bel
untuk mencegah notching dalam batas
prePu5ium selama Pemotonsan.

t7 i
Gambar 9.50 Prepusium ditarik.

Gambar9.51 Ring dipasang

:,
.I
I

P
I:" -
r,\
':l
l; il rBsr{#@
lil: :lit
< ii*: -- *..-.1 .
\t--l "*I
\l 2"
ii::, 'i
ir ,i
ij it
Gambar 9.52 Mengencangkan skrup
$:j!:#e:ijiliiin*i:

5. prepusium yang terjepit disayat menggunakan scaipei di ffiffi


sebelah distal perbatasan bel dan klem. Elektrokauter
sebaiknya tidak digunakan untuk eksisi prepusium karena
risiko konduksi dengan klem metal.

Gambar 9.53 lncici


Sumber gambar:DAVID PELEG, M.D., and ANN STEINER, M.D.,
University of lowa Hospitals and Clinics, lowa City, lowa

6. Klem dibiarkan selama 5 menit agar efek penjepitan


komplit. Langkah ini untuk mengurangi perdarahan
setelah klem diangkat.
7. Longgarkan sekrup, bel perlahan diangkat dari klem.
8. Hemostasis.

11. Zhenxi Circumcision Ring


Alat ini tidak memerlukan jahitan'
dimana telah digunakan luas untuk
operasi fimosis. Alat ini terdiri dari cincin
sirkumsisi dan karet. Tersedia ukuran
untuk bayi dan dewasa.
Keuntungan :
l. simPel, hanYa
OperasinYa
membutuhkanwaktu5-8
menit.
2. Tidak ada kesulitan miksi dan
ereksi.
3. Dapat diangkat lebih awal
setelah operasi.
4. Prepusium daPat disirkumsisi
Pada Panjang Yang tePat.

il9
Tekniknya:
l. Bebaskan prepusium dari
perlengkatan dengan glans
panis
2. Tandai batas insisi
3. Tarik prepusium ke proksimal
hingga sulkus terlihat
4. Masukkan cincin dalam dengan
celah tengah cincin tepat di
sulkus
5. Tarik prepusium ke distal
sampai batas insisi tepat di
bagian ujung cincin.
6. Pasang jepitan klem luar dan
karet.
7. lnsisi pada batas yang ditandai
8. Lepaskan klem luar, karet tetap
dipertahankan
9. Hemostasis
10. Cincin dibuka hari ke 4 - 5-

ti
3i
i{
i:
'fiti-
\it,'i ,;
rl
if
il
Gambar 9.54 . Memasukan ring dalam

t20
Gambar 9.55 . Perhatikan posisi ring tepat di sulkus

s&"

i
..i
$c*

Gambar 9.58. Ring luar dilepas


Sumber Gambar http:i/www.circlist,com

12 Ross Circumcision Ring


Terdiri dari 5 cincin besi dengan berbagai
ukuran dan I paket benang. Penis ditempatkan
dalam cincin prepusium didorong melewati cincin
dan benang diikatkan disekitarnya ,mirip dengan
teknik plastibell, lakukan insisi dan benang tetap
dibiarkan.Setelah 3 - 5 hari cincin dibuka.
Kerugiannya adalah pasien harus kembali untuk
membukanya.

Gambar 9.59. Ross Circuncision Ring


Sumber Gambar http:/ivwwv.circlist.com

t22 i;
'.,..'-.}
13. Buckingham Circumcision Clamp
ffi
;hffi+F,H

Alat ini bukan alat yang disposibel, tetapi seperti


Plastibel dan Ross klem, alat ini dibiarkan selama
24-60 iam untuk menghindari perdarahan paska
operasi. Terdapat cincin luar dengan alur di
permukaan dalam. Terdapat cincin dalam
terbuat dari kawat (springy), dengan pemisah di
dalamnya sehingga dapat ditekan sampai
diameter terkecil.
Kerugian :
l. Tidak ada proteksi terhadap glans
2. Cincin dapat terpeleset di belakang
korona dan daPat menYebabkan
strangulasi

14. Traditional Jewish Shield Method


Teknik :
l. Prepusium di dorong ke depan glans dan
perisai metal dengan lubang disisipkan ke
dalam prepusium di depan glans
2. Skalpel digunakan memotong prepusium
sepanjang permukaan perisai
Keuntungan : glans terlindungi oleh perisai.

{, -.,.-: ' ti'-:tl


, , --'- ,lltt
.t! r',r'c'prfFrc?
_.," ..--,".n,, I-i"
r-r i.I
f,1' ":i
\it l7
'l
ii!i
t lf
i 'i
!j:l
Gambar 9.60. Traditional Jewish Shield Method

. !"2_3_ ,i
15. Kantor Clamp
Kantor clamp adalah perisai yang melekat
pada klem. Keuntungan : alat ini lurus, potongan
untuk kulit "dog-ears"didepan dan belakang penis
tidak ada.

Gambar 9.61. Kantor Clamp

16. Leff Clamp


Klem ini didesain dengan sebuah pemegang
prepusium yang menyerupai klip kertas. Meskipun
alat ini meningkatkan kemampuan operator untuk
memegang prepusium, alat pemegang prepusium
tidak dapat mengontrol pendarahan.

Gambar 9.62. Leff Clamp


Sumber Gambar http://www.circlist.com

124
J
17. Maryan Clamp
Maryan mendesain klem sirkumsisi, sebuah
kombinasi dari teknik Tibone dan Gomco. Alat ini
memiliki plat dasar dengan 3 apertura dengan
ukuran yang berbeda, 3 bel dengan ukuran yang
berbeda dengan baut di atasnya, sebuah yoke
berbentuk U terbalik, dan sebuah pencuci.

Gambar 9.63. Maryan Clanp


Sumber Gambar http://www.circlist.com

18. Nutech Clamp


Diciptakan oleh Bronstein, sirkumsisor ritual.
Terdiri dari 2 bagian, bel dan landasan
alat,merupakan kombinasi klem Gomco dan
preputame. Instrumen ini besar dan sulit drpakai.

Gambar 9.64. Nutech Clanp


Sumber Gambar http://www.circlist.com

19. Preputome
Al akl mendesain preputome. Alat ini mirip
dengan klem dengan bel dan piringan di

125 2
ujungnya. Selama bel menekan piringan, terdapat
kemungkinan glans terbawa membuat alat ini
kurang popular

r( -il

*i#t
"i

i '::"::- i
:
t.!l
j'J i
lJl:l

ll

Gambarg,65. preputome
Sumber Gambar http://www.circlist.com

20.Tibone Clamp
Tibone mendesain bel di ujung alat
seperti mur,yang memiliki landasan
berbentuk huruf C.

Gambar 9.66. Tibone Clamp


Sumber Gambar http://www.circlist.com

21. Sheldon Clamp


Teknik hampir sama dengan alat
klem yang lain dengan menjepit

t26 i
ffi

;;;",;.,".".i,;;";;;.*;;-m
dengan klem ,alat Pemotong dimasukan
antara klem dan prepusium.

Gambar 9.67. Sheldon ClamP


Sumber Gambar httpJ/www.circlisi.com

127 :
i

Anda mungkin juga menyukai