Anda di halaman 1dari 6

PONTIANAK, SP – Tahun 2018, ada pemilihan kepala

daerah (Pilkada) serentak di lima daerah tingkat


kabupaten/kota, serta satu tingkat provinsi di Kalbar.
Para bakal calon dari berbagai partai telah muncul di
lima wilayah itu, begitu pun dengan calon independen.

Lima wilayah yang bakal berlangsung Pilkada serentak


adalah, Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kayong
Utara, Sanggau, Mempawah, dan Provinsi Kalbar. Dari
lima wilayah itu, sementara ini, hanya ada tiga wilayah
yang bakal memiliki calon independen. Yaitu, Pilkada di
Kota Pontianak, Kabupaten Kayong Utara dan
Mempawah.

Calon perseorangan di Kota Pontianak yang hingga


saat ini menyatakan maju adalah, Syarif Usmulyani dan
David Maryansyah. Di Kabupaten Kayong, ada nama
Syarif Ashadi Yusuf Alaydrus. Di Kabupaten
Mempawah, ada nama birokrat senior, Rudi Bachtiar.
Namun, ia juga sudah mendaftar di beberapa partai.

Lalu, bagaimana tanggapan warga dengan adanya


calon independen ini?

Syeh Karim, warga Kelurahan Kampung Dalam Bugis,


Kecamatan Pontianak Timur, mengatakan, akan
memilih pasangan calon dengan fokus pada figur calon
saja, tanpa terpengaruh apa pun partainya.

"Saya pilih pribadi orangnya, saya tidak pilih partai.


Yang penting orang itu punya kemampuan bekerja,
amanah, mau terjun ke masyarakat, melihat rakyat dan
melihat apa yang mau dibangun," ujarnya kepada Suara
Pemred, Rabu (27/9).

Namun hal sebaliknya disampaikan Hengky, warga


Kelurahan Pontianak Kota, Kecamatan Pontianak Kota.
Ia lebih memilih calon dari partai politik. Alasannya,
lebih pasti orangnya.

"Biasa sih saya memilih calon yang dari partai, karena


calonnya lebih pasti, dan pasti sudah berpengalaman,"
katanya.

Yakin Lolos

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kalbar,


Kartius memastikan, dirinya akan ikut dalam bursa
pencalonan Gubernur Kalbar di Pilkada 2018 nanti,
lewat jalur perseorangan.

Dia mengklaim telah mengantongi syarat dukungan


minimal dari masyarakat, melalui pengumpulan KTP
yang telah dikumpulkan oleh timnya.

"Pengumpulan dukungan KTP ini sudah kita lakukan


sejak Juli 2016 tahun lalu. Sampai sekarang, dukungan
KTP yang telah dikumpulkan sebanyak 300.883 foto
copy KTP. Dukungan ini diambil dari semua kabupaten
yang ada," ungkapnya.

Atas kerja keras itu, dia sangat yakin akan lolos sebagai
calon Gubernur jalur perseorangan dalam Pikada 2018
nanti.
"Syarat dukungan minimal kita sudah cukup. Saya yakin
lolos asal tidak diganggu," tegasnya.

Dia menyampaikan, ada beberapa pihak yang seolah


mencoba ingin menjegalnya.

"Karena politik ini saling menyikut. Kita berharap tidak


ada yang mengganggu. Kita anak Indonesia yang punya
hak dipilih. Saya pastikan akan maju sebagai calon
perseorangan," tegasnya kembali.

Soal wakil yang akan mendampinginya nanti, Kartius


mengatakan, sudah ada sosok wakil yang dipilihnya.
Namun, dia belum membeberkan sosok wakilnya
tersebut secara gamblang.

"Calon wakil sudah ada. Dia dari kalangan pengusaha.


Kita sudah melakukan penandatangan kontrak untuk
maju bersama, mencalonkan diri sebagai calon
gubernur dan calon wakil gubernur secara independen,"
ungkapnya.

Dia berharap, Pilkada Gubernur Kalbar 2018, dapat


berlangaung secara demokratis, santun dan
berintegritas. "Semua tokoh yang ada di Kalbar ini harus
berjiwa besar dan dan demokratis. Supaya Pilkada
Kalbar bermarabat," ujarnya.

Menyentuh Masyarakat

Di Kota Pontianak, bakal calon wali kota perseorangan,


Syarif Usmulyani Alkadrie menyatakan,
“Masyarakat banyak menyimpan harapan kepada saya,
karena selama ini politik yang sudah-sudah, tidak
pernah yang namanya pendekatan kepada masyarakat.
Sebab itulah saya lebih memilih jalur independen.”

Melalui jalur independen, Usmulyani ingin membuat


suatu pola masyarakat yang langsung memilih, tidak
berdasarkan kepentingan golongan, kelompok dan
partai. Namun, ia juga tidak anti partai.

Bila ada partai yang mendukungnya, ia menyatakan


bersedia. Tapi, ia tetap melalui jalur independen.

Bakal calon lainnya, David Maryansyah mengatakan,


tak ada alasan paling utama, mengapa dirinya maju
melalui perseorangan. Ada peraturan perundang-
undangan yang memberikan dua pilihan, yakni maju
melalui parpol atau independen.

"Nah, dari awal saya hanya meniatkan diri maju lewat


jalur independen. Toh tujuannya sama, sama-sama ikut
Pilkada," ujarnya.

Namun begitu, maju melalui jalur perseorangan dinilai


lebih besar peluang untuk lolos menjadi salah satu
peserta Pilkada. Sebab, sedikit sekali yang tertarik maju
tanpa perahu parpol.

"Pertimbangan saya karena jalur independen tidak


ramai. Maka peluang sangat besar," kata dia yang
sudah menetapkan pasangannya bersama Hardianto.

Kendati telah menetapkan diri di perseorangan, bukan


berarti David antipati dengan parpol. Bahkan, ia
menyambut baik mereka yang maju dari jalur parpol.

"Saya istikamah tetap melalui jalur independen.


Walaupun saya maju melalui jalur independen, bukan
berarti saya antipati kepada partai. Tapi saya
mempersilakan kawan-kawan (bakal calon) lainnya,
untuk bersama-sama bertarung di Pilkada Pontianak
2018," terangnya.

Menyangkut syarat dukungan bagi bakal calon


independen, David bersama wakil dan timnya sudah
mempersiapkan jauh hari. Syarat dukungan yang
ditetapkan KPU sekitar 35 ribuan KTP, dipastikan bisa
terpenuhi.

"Untuk syarat dukungan, kita sudah siap sesuai yang


disyaratkan KPU," ungkapnya.

Ia menyampaikan, kepada seluruh kandidat dan


pendukung untuk selalu santun dalam berpolitik. Karena
bagaimanapun, setiap yang maju adalah orang-orang
terbaik yang ingin membangun Kota Pontianak, menjadi
lebih baik.

"Tak perlu saling menghujat dalam berpolitik, mari kita


berikan contoh kepada masyarakat berpolitik santun.
Bahwa kita-kita yang akan maju ini benar-benar
mementingkan kepentingan masyarakat Kota
Pontianak," tuturnya.

Terkendala e-KTP
Di Kayong Utara, calon perseorangan juga muncul.
Namanya, Syarif Ashadi Yusuf Alaydrus. Ia maju melalui
jalur independen. Alasannya, karena sifatnya lebih
menyentuh langsung ke masyarakat.

Tapi, pria dengan latar belakang PNS ini, agak masgul


karena persyaratan yang harus dipenuhi. Yaitu, syarat
dukungan harus menggunakan e-KTP.

“Ada ada kendala yang saya hadapi. Sekarang ini sulit


dapat memiliki e-KTP. Mereka yang memiliki e-KTP di
Kayong Utara, jumlahnya masih sedikit,” ujarnya. (tim
sp)

Anda mungkin juga menyukai