Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENAHULUAN

1.1 Sejarah Kertas

Peradaban mesir kuno menyumbangkan papyrus sebagai media tulis


menulis.pengunaan papyrus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada
peradaban mesir konu pada masa bangsa firaun kemudian menyebar keseluruh
timur tenggah dan menyebar ke romawi di laut tengah dan menyabar ke seantero
eropa,meskipun pengunaan papyrus masih dirasakan sanbgat mahal.Dari kata
papyrus itulah dikenal paper dalam bahasa inggris, papier dalam bahahsa belanda,
bahasa jerman, bahasa prancis mialnya papel dalam bahasa spanyol yang berarti
kertas.
Tercatat dlam sejarah adalah peradaban chima yang menyumbang kertas
bagi dunia.adalah tsai lun yang menemukan kertas dari bamboo yang mudah
didapat di seantero china pada tahun 101 masehi.penemuaan ini akhirnya
menyebar ke jepang dan koreaseiring menyabarnya bangsa-bangsa china ke timur
dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara
pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang –orang arab
pada masa abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan dinasti tang dalam
pertempuran sungai talas pada 751 masehi dimana para tawanan- tawanan perang
mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang – orang arab sehingga di zaman
abbasiyah, muncullah pusat- pusat industri kertas baik di bagdad maupun
Samarkand dan kota- kota industry lainnya,lalu menyebarke itali dan india
kemudian eropa khususnya setelah perang salib dan jatuhnya grenada dari bangsa
moor ke tangan orang-orang spanyol serta keseluruh dunia.
Di Indonesia ,kertas pertama kali di buat di ponogoro sejak abad ke 7 yang
terbuat dari kayu pohon setempat.kertas itu biasa digunakan oleh para biksu yang
belajar agama budha di kerajaan sriwijaya karena cocok pada daerah tropis.selain
itu, kertas buatan ponogoro digunakan sebagai media melukis wayang beber, yang
menjadi cikal bakal dari wayang kulit.ketika islam di Indonesia kertas digunakan
sebagai menulis kitab suci al-quran pada pasantren tegalsari.

1.2 Pengertian Kertas

kertas adalah bahan yang tipis, yang dihasilkan dengan mengkompresi serat
yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya alami dan mengandung
selulosa dan hemiselulosa.kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis,
mencetak serta melukis danbanyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan
kartas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk
hidangan,kebersihan ataupun keperluan toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang
menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia.sebelum ditemukan kertas
bangsa-bangsa dahulu mengunakan loh dari lempung yang dibakar. hal ini bisa
dijumpai dari peradaban bangsa sumeria, prasasti dari, kayu, bambu, kulit atau
tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada
naskah –naskah nusantara beberapa abad lampau.
Kertas adalah kemasan yang pertama ditemukan sebelum plastik dan logam.
Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan
kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah
diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga
berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan
kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifatnya yang sensitif terhadap air
dan mudah dipengaruhi oleh kelembaman udara lingkungan.
Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan
perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa
kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Jenis kemasan ketas yang dapat digunakan
sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft dan kertas tahan lemak (grease
proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari
modifikasi kemasan kertas fleklsibel.
Kemasan kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, drum,
cawan - cawan yang tahan air, yang dapat dibuat dari paper board, kertas
laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah
kertas biasanya dibungkus lagi dengan bahan - bahan kemasan lain seperti plastik
dan foil logam yang lebih bersifat protektif. Karakteristik kertas didasarkan pada
berat atau ketebalannya. secara umum sifat kertas yaitu tidak tahan air, mudah
sobek, mudah ditekuk dan dapat di daur ulang.

1.3 Jenis-Jenis Kertas

Jenis kertas utama yang digunakan, yaitu kertas kasar dan kertas lunak.
Kertas yang digunakan sebagai kemasan adalah jenis kertas kasar, sedangkan
kertas halus digunakan untuk kertas tulis yaitu untuk buku dan kertas sampul.
Kertas kemasan yang paling kuat adalah kertas kraft dengan warna alami, yang
dibuat dari kayu lunak dengan proses sulfat.sifat kertas secara umum yaitu tidak
tahan air, mudah sobek, mudah ditekuk, dapat di daur ulang.
Adapun jenis kertas adalah sebagai berikut:
1 . Kertas Glasin dan Kertas Tahan Minyak (Grease Proof)
Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang
waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas.
Penambahan bahan - bahan lain seperti plastizier bertujuan untuk menambah
kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas
bahan - bahan yang lengket. Penambahan antioksidan bertujuan untuk
memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau khamir.
Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan,
mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan
terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan
lilin.

2 Kertas Perkamen
Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti :
mentega, biskuit
yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau digoreng), daging
(segar, kering, diasap atau dimasak). Sifat - sifat kertas perkamen adalah :
mempunyai ketahanan lemak yang baik, mempunyai kekuatan basah (wet
strength) yang baik walaupun dalam air mendidih, permukaan bebas serat, tidak
berbau, tidak terasa dan transparan sehingga sering disebut kertas glasin.
Universitas Sumatera Utara 31

3. Kertas Lilin
Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya
adalah lilin parafin dengan titik cair 46 - 740C dan dicampur polietilen (titik cair
100 - 1240C) atau petrolatum (titik cair 40 - 520C). Kertas ini dapat menghambat
air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin
digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain - lain

4 Daluang (Container Board )


Kertas daluang banyak digunakan dalam pembuatan kartun beralur. Ada dua
jenis kertas daluang, yaitu : liner board disebut juga kertas kraft yang berasal dari
kayu cemara (kayu lunak), corrugated medium yang berasal dari kayu keras
dengan proses sulfat.

5 Chipboard
Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa - sisa kertas. Jika kertas
ini dijadikan kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang
digunakan sebagai pelindung atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas
chipboard dapat juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya rentang yang
rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan - bahan
tambahan tertentu.

6 Tyvek
Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density
polyethylene). Dibuat pertama kali oleh Du Pont dengan nama dagang Tyvek.
Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin dengan derajat keputihan yang
baik dan kuat, dan sering digunakan untuk kertas foto. Kertas ini bersifat yaitu
tidak menyusut atau mengembang bila terjadi perubahan kelembaban, tahan
terhadap kotoran bahan kimia, bebas dari kontaminasi, mempunyai kemampuan
untuk menghambat bakteri ke dalam kemasan ( Elisa Julianti, 2007)
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Baku Pembuatan Kertas


Bahan baku pembuatan kertas adalah kayu yang mengandung selulosa atau
serat yang diberi perlakuan kimia, dibilas, diuraikan, dipucatkan, dibentuk
menjadi lembaran setelah pressing dan dikeringkan. Kayu terdiri dari 50%
selulosa, 30% lignin dan bahan bersifat adhesif di lamela tengah, 20%
karbohidrat berupa xylan, resin dan tanin. Jenis kayu dan lembaran akhir kertas
yang di inginkan sangat menentukan cara pembuatan kertas. Pada pembuatan
kertas dengan bahan baku berupa kayu terlebih dahulu dibuat menjadi pulp (Elisa
Julianti, 2007)

2.2 Proses Pembuatan Kertas


Dalam proses pembuatan kertas, benang-benang selulosa dipisahkan terlebih
dahulu hingga menjadi bubur kertas,berikut langkah-langkahnya :
2.2.1 Proses Pembuatan Pulp
Kertas dibuat dari kayu yang sebelumnya dipilih bdan ditebang secara bijak,
kemudian didiamkan beberapa bulan untuk menjaga kelembaban kayu.lalu kayu
yang sudah lama didiam kan tersebut di kupas kulinya dan dipotong-potong
menjadi ukuran kecil atau disebut chip. Kayu dirajang menjadi serpih sebesar
korek api, kemudian dimasukan kedalm tangki raksasayang disebut
percerna.didalam alat ini kayu diberi tekanan dan panas. Beberapa jam kemudian
kayu berubah menjadi bahan lunak seperti kapas. Inilah yang disebut bubur kertas
atau pulp.
Pemisahan serat selulosa dari bahan-bahan bukan serat kayu dan bukan
kayu dapat dilakukan dengan berbagai proses, yaitu proses mekanik, proses semi-
kimia dan proses kimia.
A. Proses Mekanik
Kayu gelondongan dihancurkan dengan gilingan batu sambil
menyemprotkan air ke permukaan gilingan batu untuk mengeluarkan bahan yang
sudah digiling. Metode ini hanya digunakan untuk jenis kayu lunak yaitu jenis
kayu yang berasal dari pohon berdaun jarum. Proses mekamik ini tidak ada
bagian kayu yang terbuang.
B. Proses Kimia
metode ini serpihan kayu dimasukkan ke dalam bahan kimia untuk
mengeluarkan lignin dan karbohidrat. Ada 3 proses kimia yang digunakan yaitu :
1 Proses Soda
Proses soda ditemukan di Inggris tahun 1851 dan merupakan proses kimia
yang tertua. Pada proses soda, bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan
komponen kayu yang tidak diinginkan adalah soda kaustik (sodium hidroksida)
dan soda abu (sodium karbonat). Proses soda digunakan untuk pembuatan pulp
dari kayu keras yaitu kayu yang berasal dari pohon yang daunnya lebar,
mempunyai panjang serat lebih kecil 0,25 cm.
2 Proses Kraft
Proses Kraft atau proses sulfat menggunakan bahan kimia berupa sodium
sulfat sebagai pengganti sodium karbonat. Hasil dari proses kraft adalah pulp
kraft yang keras tetapi berwarna coklat dan sulit untuk diputihkan, sedangkan pulp
soda berwarna lebih putih dan teksturnya halus.
3 Proses sulfit
Proses sulfit dengan menggunakan bahan kimia berupa larutan kalsium
atau magnesium bisulfit dan asam sulfit. Metode ini digunakan untuk kayu lunak
dan dihasilkan pulp yang berwarna lebih terang., kekuatannya lebih tinggi dari
pulp soda api tidak sekuat pulp kraft (Smook, G.A., 1992)
C Proses Semi Kimia
Proses ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat - alat mekanis dalam
pembuatan pulp kayu. Untuk melunakkan lignin dan karbohidrat yang terikat
dengan serat, maka kayu direndam dalam soda kaustik atau sodium sulfi netral.
Kemudian digiling dalam piringan penghalus. Metode semi kimia digunakan
untuk kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih
mengandung sebagian besar lignin. Pulp semi kimia digunakan untuk kayu keras,
biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung sebagian
besar lignin. Pulp semi kimia sukar diputihkan, dan jika terkena sinar matahari
akan berwarna kuning. Biasanya digunakan untuk bahan yang Universitas
Sumatera Utara 27membutuhkan kekuatan dan kekakuan seperti media kardus.
Kayu yang dijadikan pulp dipotong menjadi potongan yang tipis dan kecil yang
disebut dengan chips, dimasak beberapa jam dengan menggunakan alat
penghancur yang dioperasikan pada suhu 150 oC dengan tekanan 4-5 atm,
pencucian, dilakukan pemutihan (bleaching) dengan menggunakan kalsium
hipoklorit, hidrogen peroksida atau kalsium dioksida. Proses pemutihan dapat
menurunkan kekuatan pulp, sehingga perlu diperhatikan hubungan antara derajat
putih pulp dan kekuatan kertas yang dihasilkan (Elisa Julianti, 2007).

2.2.2 Proses Pembuatan Kertas


Setelah keluar dari pencerna pulp yang mengandung air 96% dan bahan
padat 4% dimasukkkan ke dalam alat pengaduk, sehingga terjadi pemisahan
antara serat dan fibril yang disebut proses fibrilisasi, yaitu proses pecahnya
lapisan kambium yang mengelilingi serat karena serat - serat membesar dan fibril
membuka.
Pengadukan yang sedikit akan menghasilkan kertas dengan daya serap
tinggi dan daya robek tinggi, dan jika pengaduan dilanjutkan maka kertas menjadi
lebih padat tapi tapi daya robek menurun. Penambahan bahan perekat seperti
resin, pati dan tawas ke dalam alat pengaduk bertujuan untuk meningkatkan daya
tahan air dan daya ikat tinta dari kertas sehingga kertas dapat dicetak, serta
mempengaruhi sifat adhesif yang berperan dalam pembuatan kemasan. Bahan -
bahan lain yang ditambahkan dalam pewarna, bahan untuk kecerahan dan
kekakuan, seperti titanium dioksida, sodium silikat, tanah diatom, kasein, lilin,
dan kapur. Setelah dari pengaduk, maka campuran pulp dan bahan - bahan
tambahan tadi dijernihkan pada refiner jordan, kemudian di bawa ke silinder
penyadap yang terdiri dari seperangkat pisau - pisau tertutup rapat berputar
dengan cepat bersama - sama memecah serat. Campuran ini kemudian
dimasukkan ke dalam headbox untuk dimasukkan pada mesin pembuat kertas
(Elisa Julianti, 2007).
2.2.3 mesin pembuat kertas
Mesin pembuat kertas dapat berukuran sama panjang dengan gedung
bertingkat Tinggi yang menghasilkan kertas dengan lebar 9 meter pada kecepatan
915 m/detik. Mesin yang sering digunakan dalam pembuatan kertas adalah mesin
fourdrinier, mesin silinder dan mesin invertform yang merupakan kombinasi dari
endless wire dari Fourdnier dengan headbox mesin silinder. Mesin fourdnier
digunakan untuk Menghasilkan kertas tipis, sedang mesin silinder dapat membuat
karton dari bahan Limbah yang dilapisi bahan yang bermutu baik bagian luarnya
(elisa julianti, 2007)
2.2.4 PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN BAHAN BAKU ENCENG

ENCENG GONDOK

2.2.5 Enceng Gondok Sebagai Bahan Baku Pulp Kertas Seni

Eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solm.) merupakan tanaman


gulma di wilayah perairan yang hidup terapung pada air yang dalam atau
mengembangkan perakaran di dalam umpur pada air yang dangkal. Eceng
gondok berkembangbiak dengan sangat cepat, baik secara vegetatif maupun
generatif. Perkembangbiakan dengan cara vegetatif dapat melipat ganda dua kali
dalam waktu 7-10 hari.Eceng gondok pada pertumbuhan 6 bulan dapat mencapai
125 ton/ha dan dalam 1 ha diperkirakan dapat tumbuh sebanyak 500 kg/hari
(Heyne, 1987).

Memang hal ini terbukti, walupun tumbuhan ini sering dibersihkan dari
danau, keberadaannya terus-menerus masih melimpah. Ketersediaan bahan baku
mutlak diperlukan dalam mengembangkan suatu bidang usaha. Dari segi bahan
baku, dirasakan masih akan terus melimpah sampai waktu yang masih lama. Jadi
belum dirasakan masalah akan pengadaan bahan baku eceng gondok ini. Salah
satu upaya yang cukup prospektif untuk menanggulangi gulma eceng gondok di
kawasan perairan danau adalah dengan memanfaatkan tanaman eceng gondok
untuk kerajinan kertas seni. Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku kertas karena mengandung serat/selulosa (Joedodibroto, 1983).
Pulp eceng gondok yang dihasilkan berwarna coklat namun dapat
diputihkan dengan proses pemutihan (bleaching). Pulp juga dapat menyerap zat
pewarna yang diberikan dengan cukup baik, sehingga berbagai variasi warna
kertas dapat dihasilkan melalui proses ini. Kertas seni yang dihasilkan
selanjutnya dapat digunakan untuk pembuatan berbagai barang kerajinan seperti
kartu undangan, figura, tempat tissue dan perhiasan. Untuk meningkatkan
penampilan produk kertas seni yang dihasilkan perlu dicampur dengan kertas
bekas. Sumber bahan limbah ini pun akan terus menerus tersedia semisal dari
kantor-kantor, koran bekas, dan sebagainya.Pemanfaatan encenggondok dan
kertas bekas sebagai kertas seni ini sebenarnya suatu inovasi menggabungkan dua
kepentingan. Di satu sisi produk berbahan eceng gondok ini menghasilkan kertas
dengan nilai seni yang relatif lebih indah dan di sisi lain adalah upaya
pengendalian gulma eceng gondok di perairan.

2.2.6 Proses Pembuatan Kertas Seni


Kertas seni merupakan salah satu jeniskertas dengan penampilan estetika
yang kaya akan nuansa alami dan unik.kertas seni diolah secara khusus dengan
buatan tangan (handmade),sehingga secara visual memiliki tampilan atau
karakter spesifik baik dari segi tekstur, warna, corak, maupun dimensinya.kertas
seni umumnya dimanfaatkan oleh disainer grafis maupun disainer produk kreasi
seni.
Kertas seni berbeda dengan kertas pada umumnya seperti HVS atau
buram.dalam pengunaan tertentu, kertas seni mempunyai nilai seni yang lebih
dibandingkan dengan kertas biasa yang kebanyakan polos teksturnya karena
kertas seni agak kasar dan seratnya terlihat.hal ini dikarenakan bahan yang
digunakan tidak seluruhnya hancur ketika dijadikan bubur kertas sewhingga
menghasilkan teksrtur yang tidak merata dan ini menjadikan kertas tersebut
menjadi lebih menarik untuk dibuat hiasan dengan berbagai bentuk.

A. Proses Pulping Eceng Gondok


Eceng gondok yang sudah dalam keadaan kering udara dimasak dalam tong
pemasak dengan perbandingan 1 kg eceng gondok : 4 lt air : 10 gr NaOH.
Pemberian NaOH dimaksudkan untuk mempercepat proses pemisahan serat.
Proses pulping/pemasakan dilakukan pada suhu air mendidih selama 3 jam. Pada
masa 3 jam ini berakhir, akan didapat eceng gondok dalam bentuk bubur yang
menyatu dengan air. Untuk menghilangkan NaOH ini dilakukan pencucian
sampai bersih, agar tidak meninggalkan bau dari larutan pemasaknya. Sisa larutan
pemasak dapat digunakan kembali dalam proses pemasakan berikutnya.
B.Proses Penggilingan Kertas Bekas
Proses penggilingan kertas bekas yang sudah direndam, dilakukan terpisah
dengan proses penggilingan eceng gondok. Pada saat penggilingan kertas bekas,
ditambahkan perekat PVAc kurang lebih 5% dari berat kertas. Proses
penggilingan juga masih dilakukan pada pulp eceng gondok, mengingat pada
proses pulping tidak dapat menghasilkan serat-serat lebih halus dan seragam.
Dari segi teknis produksi, kertas koran bekas lebih mudah digiling, akan tetapi
lebih susah dalam pewarnaan. Waktu pencetakan lembaran lebih lama karena
pengaruh serat-serat pendek dari kertas koran yang menyulitkan air keluar. Kertas
bekas berwarna putih seperti HVS lebih susah digiling akan tetapi lebih mudah
dalam pewarnaan dan proses pencetakan lembaran.

C. Pencetakan Lembaran
Proses pencetakan lembaran dimulai dengan melakukan pengenceran pulp
kertas bekas dan pulp eceng gondok. Persentase dari campuran pada intinya
dapat dilakukan pada tingkat yang berbeda-beda tergantung hasil kertas yang kita
inginkan. Untuk lebih menonjolkan serat dari eceng gondok, dibuat persentase
eceng gondoknya lebih besar. Pewarnaan dapat dilakukan sebelum proses
pengenceran dan diupayakan dikondisikan beberapa jam agar warna yang
diberikan dapat diserap dengan baik oleh pulp. Pengenceran adonan campuran
pulp ini perlu dilakukan agar dapat diproduksi kertas yang tipis. Karena alat yang
digunakan adalah manual, maka ketebalan kertas yang dihasilkan akan sangat
variatif antar kertas maupun dalam satu lembaran kertas. Perlu keterampilan dan
pengalaman agar pada proses pencetakan dapat menghasilkan ketebalan kertas
yang relatif seragam. Sebagai gambaran produksi, dari hasil percobaan
pengolahan 1 kg eceng gondok kering dapat menghasilkan 262 lembar kertas seni
dengan ukuran 330 x 215 x 0,21 mm.

E. Pengeringan Kertas
Dengan menggunakan screen, kertas dicetak dan dipres pada selembar kain
yang ditempatkan pada bidang yang kaku. Proses pengeringan dilakukan dengan
memanfaatkan sinar matahari. Dalam keadaan matahari terik, selama 1 jam kertas
sudah dalam kondisi kering. Apabila kondisi mendung, dapat juga dilakukan
pengeringan dalam ruangan dengan jalan diangin-anginkan, walaupun
kelihatannya kualitas kertas di bawah sinar matahari lebih bagus. Untuk skala
yang lebih besar perlu dipikirkan untuk membuat alat pengering misalnya dengan
membuat ruang pengering dari plat/kaca atau dengan mengkombinasikan dengan
tungku pembakaran.

F. Kualitas Kertas
Pemanfaatan kertas seni umumnya sebagai kertas seni, sehingga penilaian
kualitas kertas didasarkan pada keindahan relatif dari kertas. Berbeda dengan
penilaian kualitas kertas sebenarnya yang menilai kualitas dari kekuatan tarik,
kekuatan sobek, gramatur, dan lain-lain. Kertas seni dengan campuran eceng
gondok memiliki penampilan yang lebih indah karena menampilkan serat-serat
yang muncul di permukaan kertas. Berbeda dengan kertas tanpa campuran eceng
gondok, kurang memiliki nilai artistik yang tidak jauh beda dengan kertas-kertas
biasa.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Kertas adalah bahan yang tipis, yang dihasilkan dengan mengkompresi


serat yang berasal dari pulp. kertas mempunyai berbagai macam jenis
diantaranya;-Kertas Glasin dan Kertas Tahan Minyak (Grease Proof) ,kertas
perkamen, kertas lilin,kertas, Daluang (Container Board ), chipboard,tyvek dan
sebagainya.Bahan baku pembuatan kertas adalah kayu yang mengandung selulosa
atau serat yang diberi perlakuan kimia, dibilas, diuraikan, dipucatkan, dibentuk
menjadi lembaran setelah pressing dan dikeringkan. Kertas berasal dari pulp atau
bubur kertas yang dibuat dari serat atau selulosa kayu.pemisahan serat tersebut
dari bahan yang bukan serat dilakukan dengan 3 prose yaitu ; mekanik, kimia dan
semi kimia. Dikarenakan bahan baku pembuatan kertas adalah serat atau selulosa
maka memanfaatkan serat enceng gondok sebagai bahan baku kertas seni adalah
inovasi yang mengabungkan dua hal yang menguntungkan, di satu sisi produk
berbahan eceng gondok ini menghasilkan kertas dengan nilai seni yang relatif
lebih indah dan di sisi lain adalah upaya pengendalian gulma eceng gondok di
perairan.

3.2 Saran
Disarankan teknologi sederhana ini bisa disosialisasikan kepada masyarakat
sekitar yang mempunyai potensi eceng gondok.Diharapkan dengan penerapan
teknologi ini dapat membantu pendapatan masyarakat sekitar dan mendukung
kebersihan dan kelestarian danau.
DAFTAR PUSTAKA
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Bogor.
Joedodibroto, R. 1983. Prospek Pemanfaatan Eceng Gondok dalam Industri Pulp
dan Kertas. Berita Selulosa. Edisi Maret 1983. Vol. XIX No. 1. Balai Besar
Selulosa. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai