SKRIPSI
Oleh:
Meliana
NIM : 138114055
FAKULTAS FARMASI
2017
Persetujuan Pembimbing
Meliana
NIM : 138114055
Pembimbing
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Masa Esa atas segala
berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “EFEK ANTIDIABETES DEKOKTA DAUN PAITAN (Tithonia
diversifolia) PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI
STREPTOZOTOSIN” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu Program Studi
Farmasi (S.Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak drh. Sugiyono, M. Sc., selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji
pada skripsi ini, atas segala bimbingan, bantuan, dan saran yang telah
diberikan kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi ini.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji pada skripsi ini
yang telah memberikan saran dan bantuan untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Yustima Sri Hartini, Apt. selaku Dosen Penguji pada skripsi ini yang
telah memberikan bantuan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Heru Purwanto, Bapak Kayatno, dan Bapak Parjiman selaku Laboran
Laboratorium Fakultas Farmasi atas segala bantuan dan dukungannya kepada
penulis selama proses pengerjaan skripsi.
6. Rekan-rekan Tim MAN dan ATUNG yaitu Ajeng Dwi Kartika Sari, Masrial
Zalukhu, Vania Jessica Ongkers, Gregorius Kevin Besari, Willy Sandjojo,
Willy Juneidi Sine, Aloysius Alpha Dewo Suryo Kusharyadi atas segala kerja
sama, dukungan dan bantuan dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang telah
ikut membantu selama proses penyusunan skripsi ini
iv
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan,
mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi masyarakat.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(Meliana)
vi
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iii
PRAKATA .............................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x
ABSTRAK .............................................................................................. xi
ABSTRACT .............................................................................................. xii
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ........................................................................ 1
Bahan dan Alat .............................................................................. 1
Persiapan Sampel dan Pembuatan Dekokta ................................... 2
Pembuatan Buffer Sitrat dan Streptozotosin.................................. 3
Pembuatan CMC Na 0,5% dan Glibenklamid ............................... 3
Penyiapan dan Pengelompokkan Hewan Uji ................................. 3
Penyiapan dan Pengukuran Kadar Glukosa Darah ........................ 3
Analisis Statistika .......................................................................... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 4
KESIMPULAN ....................................................................................... 9
SARAN ................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 10
LAMPIRAN ............................................................................................ 12
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................ 33
vii
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel I. Rerata kadar glukosa darah tikus setiap kelompok (mean SD)
(n=3)........................................................................................ 4
Tabel II. Hasil uji Post Hoc Tamhane kadar glukosa darah hari ke-7
pada kelompok uji efek antidiabetes (n=3).......................... 6
Tabel III. Hasil uji Post Hoc Tamhane kadar glukosa darah hari ke-14
pada kelompok uji efek antidiabetes (n=3).......................... 7
Tabel IV. Rerata penurunan kadar glukosa darah tikus (mean SD)
(n=3) ....................................................................................... 7
Tabel V. Hasil uji Post Hoc Tamhane penurunan kadar glukosa darah
tikus hari 4-14 (n=3) ............................................................... 8
viii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1. Rerata kadar glukosa darah tikus antar waktu (n=3) ............. 5
Gambar 2. Rerata penurunan kadar glukosa darah tikus (n=3)............... 8
Gambar 3. Tanaman paitan ..................................................................... 13
Gambar 4. Daun paitan ........................................................................... 13
Gambar 5. Serbuk daun paitan ................................................................ 13
Gambar 6. Dekokta daun paitan .............................................................. 13
Gambar 7. Pengambilan sampel darah tikus ........................................... 14
Gambar 8. Pembuatan serum menggunakan sentrifuge .......................... 14
Gambar 9. Pengukuran kadar glukosa darah dengan mikrovitalab......... 15
Gambar 10. Penyuntikan streptozotosin secara intraperitonial ............... 15
Gambar 11. Penyuntikan secara per oral................................................. 15
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Serbuk daun paitan dan dekokta daun paitan ................... 13
Lampiran 2. Perlakuan pada tikus ......................................................... 14
Lampiran 3. Surat keterangan determinasi daun paitan ........................ 16
Lampiran 4. Surat Ethical Clearance (EC) ........................................... 17
Lampiran 5. Surat hasil penetapan kadar air serbuk daun paitan .......... 18
Lampiran 6. Reagen GOD-PAP Diasys ................................................ 19
Lampiran 7. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS ....................... 20
Lampiran 8. Perhitungan ....................................................................... 21
Lampiran 9. Skema uji efek antidiabetes dekokta daun paitan ............. 23
Lampiran 10. Analisis statistik rerata kadar glukosa darah hari 7 .......... 24
Lampiran 11. Analisis statistik rerata kadar glukosa darah hari 14 ........ 27
Lampiran 12. Analisis statistik rerata penurunan kadar glukosa darah
hari 4-14 ............................................................................ 30
x
ABSTRAK
xi
ABSTRACT
xii
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemik. Penyakit tersebut disertai kelainan terhadap karbohidrat, lemak, dan
metabolisme protein sehingga menghasilkan komplikasi kronik termasuk mikrovaskular,
makrovaskular, dan gangguan neuropatik (Dipiro et al., 2011). Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) 2001 mendapatkan prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia 25-64
tahun di Jawa dan Bali sebesar 7,5%. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan
2013 menunjukkan proporsi diabetes melitus pada Riskesdas 2013 meningkat hampir dua
kali lipat dibandingkan tahun 2007 (Kementrian Kesehatan RI., 2014).
Angka prevalensi penderita diabetes semakin meningkat. Negara berkembang
termasuk Indonesia menggunakan bahan alam sebagai obat tradisional karena mudah
diperoleh, relatif murah, dan terjangkau oleh masyarakat. Menurut WHO (2013),
penggunaan obat tradisional mengalami peningkatan pada berbagai negara. Oleh karena itu,
penetapan kualitas, keamanan dan efikasi obat tradisional dibutuhkan untuk meningkatkan
kepercayaan masyarakat.
Daun paitan (Tithonia diversifolia [Hemsley] A. Gray) merupakan salah satu
tanaman yang secara tradisional digunakan masyarakat sebagai obat antidiabetes. Penelitian
Prasetyo, dkk., (2016) menunjukkan infusa daun paitan dapat menurunkan kadar glukosa
darah. Berdasarkan penelitian Ezeonwumelu et al., (2012) ekstrak air daun paitan memiliki
kandungan saponin, alkaloid, tanin, dan flavonoid. Penelitian Lavle et al., (2016)
menunjukkan bahwa senyawa flavonoid dan saponin berperan sebagai antidiabetes.
Pemilihan bentuk sediaan dekokta berdasarkan cara pemanfaatan tanaman obat
yang banyak digunakan oleh masyarakat yaitu dengan metode rebusan. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh pemberian dekokta daun paitan dibandingkan glibenklamid
sebagai kontrol positif dan menghitung persentase penurunan kadar glukosa darah pada tikus
jantan galur Wistar yang terinduksi streptozotosin
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimental murni dengan rancangan
acak lengkap pola searah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Toksikologi
dan Laboratorium Biofarmasetika Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Subyek dalam
penelitian ini adalah tikus jantan galur Wistar yang diperoleh dari Laboratorium Imono
1
Universitas Sanata Dharma, berusia 2-3 bulan dengan berat badan 160-200 g. Daun paitan
diperoleh dari CV Merapi Farma, Yogyakarta.
Bahan penelitian lainnya yang digunakan adalah streptozotosin (Nacalai Tesque)
digunakan sebagai zat diabetogenik, buffer sitrat sebagai pelarut streptozotosin,
glibenklamid® sebagai kontrol positif, Na CMC 0.5% sebagai pelarut glibenklamid, serta
aquadest sebagai pelarut Na CMC 0.5%. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ayakan nomor mesh 40, alat-alat gelas (gelas ukur, gelas beker, labu ukur, batang
pengaduk, dan pipet tetes, corong), timbangan analitik (Mettler Toledo®), panci enamel,
penangas air, kain flanel, termometer, stopwatch, spuit, vortex, mortir, stemper, pH meter,
tabung efendorf, tabung sentrifugasi, mikropipet dan mikrovitalab.
2
Pembuatan Buffer Sitrat dan Streptozotosin
Buffer sitrat menggunakan Na sitrat sebesar 14,705 g dan asam sitrat sebesar
10,507 g yang masing-masing dilarutkan dalam 1 L aquadest. Titrasi buffer sitrat
menggunakan 48 mL Na sitrat dan 11 mL asam sitrat hingga diperoleh pH 5,5 yang diukur
dengan pH meter (Tokan, 2014). Berdasarkan Goud et al., (2015) dan Tokan (2014), dosis
streptozotosin yang digunakan sebesar 40 mg/kgBB yang mampu meningkatkan kadar
glukosa darah tikus dengan konsentrasi 1,6 mg/kg yang diberikan secara intraperitonial
(Lampiran 8).
3
3500 rpm selama 15 menit (Bhavsar et al., 2009; Jadhav dan Puchchakayala, 2011; Tokan,
2014; Zhang et al, 2012). Serum sampel darah tikus diambil sebanyak 10 L dan
ditambahkan 1000 L reagen GOD-PAP. Serum tersebut divortex dan didiamkan dengan
Operating Time (OT) selama 10 menit. Setelah OT, serum tersebut diukur menggunakan
mikrovitalab. Pengukuran kadar glukosa darah diambil hari ke-0; 4; 7; dan 14 (Lampiran 9).
Analisis Statistika
Analisis data kadar glukosa darah dilakukan antara kelompok perlakuan terhadap
kontrol negatif, kontrol pankreotoksik dan kontrol positif. Pengujian statistik menggunakan
uji Shapiro-Wilk, jika terdistribusi normal maka dilanjutkan uji One-Way ANOVA dengan
taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tamhane untuk melihat perbedaan
antar kelompok bermakna (p<0.05) atau tidak bermakna (p>0.05) (Dahlan, 2014).
4
600
Kadar glukosa draah (mg/dl)
500
400
300
200
100
0
Kontrol Basal Kontrol Positif Kontrol Dekokta Dosis 1 Dekokta Dosis 2 Dekokta Dosis 3
Pankeotoksik
Waktu (hari)
0 4 7 14
5
Tabel II. Hasil uji Post Hoc Tamhane kadar glukosa darah hari ke-7 pada
kelompok uji efek antidiabetes (n=3)
Kelompok I II III IV V VI
I BB BB BTB BTB BTB
II BB BB BTB BTB BTB
III BB BB BTB BTB BTB
IV BTB BTB BTB BTB BTB
V BTB BTB BTB BTB BTB
VI BTB BTB BTB BTB BTB
Keterangan:
I : Kontrol basal
II : Kontrol pankreotoksik
III : Kontrol positif
IV : Dekokta dosis 1 (400 mg/kgBB)
V : Dekokta dosis 2 (800 mg/kgBB)
VI : Dekokta dosis 3 (1600 mg/kgBB)
BB : Berbeda Bermakna (p<0.05)
BTB : Berbeda Tidak Bermakna (p>0.05)
Pengukuran pada hari ke-7 menunjukkan kontrol pankreotoksik dan kontrol positif
berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol basal. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kontrol pankreotoksik dan kontrol positif mengalami penurunan kadar glukosa darah namun
masih dalam konsiri diabetes (kadar glukosa darah > 200 mg/dl). Penurunan kadar glukosa
darah kontol pankreotoksik mungkin disebabkan sel β pankreas yang terluka tidak rusak
secara permanen sehingga sel-sel β pankreas dewasa yang mengandung sel β perkursor
mengalami regenerasi (Zhang et al, 2012).
Perbandingan kontrol positif dengan perlakuan dekokta daun paitan menunjukkan
berbedaan tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan kadar glukosa darah
tikus hampir sebanding. Apabila perlakuan dekokta daun paitan dibandingkan dengan
kontrol basal, menunjukkan perbedaan tidak bermakna yang berarti perlakuan dekokta daun
paitan hampir mendekati kadar glukosa darah tikus kontrol basal.
Pengukuran kadar glukosa darah pada hari ke-7 dilakukan untuk mengetahui
kemampuan kontrol positif dan pemberian dekokta daun paitan dalam menurunkan kadar
glukosa dalam jangka waktu pemberian perlakuan selama 3 hari. Kemudian, pemberian
perlakuan dilanjutkan hingga hari ke-14 untuk mengetahui kemampuan kontrol positif dan
dekokta daun paitan dalam menurunkan kadar glukosa dalam jangka waktu pemberian
perlakuan selama 9 hari.
6
Tabel III. Hasil uji Post Hoc Tamhane kadar glukosa darah hari ke-14 pada
kelompok uji efek antidiabetes (n=3)
Kelompok I II III IV V VI
I BTB BTB BTB BTB BTB
II BTB BTB BTB BTB BTB
III BTB BTB BTB BTB BTB
IV BTB BTB BTB BTB BTB
V BTB BTB BTB BTB BTB
VI BTB BTB BTB BTB BTB
Keterangan:
I : Kontrol basal
II : Kontrol pankreotoksik
III : Kontrol positif
IV : Dekokta dosis 1 (400 mg/kgBB)
V : Dekokta dosis 2 (800 mg/kgBB)
VI : Dekokta dosis 3 (1600 mg/kgBB)
BB : Berbeda Bermakna (p<0.05)
BTB : Berbeda Tidak Bermakna (p>0.05)
Hasil kadar glukosa darah pada hari ke-14 dianalisis secara statistik menggunakan
Post Hoc Tamhane dapat dilihat pada tabel II. Berdasarkan hasil pada tabel II menunjukkan
bahwa kelompok kontrol positif dan perlakuan dekokta daun paitan mempunyai pengaruh
efek antidiabetes dengan adanya penurunan kadar glukosa darah tikus. Apabila kelompok
tersebut dibandingkan dengan kontrol basal, terlihat adanya perbedaan tidak bermakna maka
kadar glukosa darah tersebut termasuk normal. Perbandingan perlakuan dekokta daun paitan
dengan kontrol positif terlihat adanya perbedaan tidak bermakna, menunjukkan pengaruh
perubahan kadar glukosa darah tikus dekokta daun paitan hampir sebanding dengan kontrol
positif.
Tabel IV. Rerata penurunan kadar glukosa darah tikus (mean SD) (n=3)
Kelompok Waktu penurunan (hari)
4-0 4-14
Kontrol Basal 20,33 4,93 1,00 8,18
Kontrol Pankreotoksik 387,00 14,80 323,33 24,70
Kontrol Positif 379,33 13,65 359,33 20,74
Dekokta Dosis 1 308,67 38,21 270,67 55,51
Dekokta Dosis 2 363,33 63,63 350,33 71,35
Dekokta Dosis 3 414,00 93,55 395,33 96,42
7
600
500
400
300
200
100
0
Kontrol Basal Kontrol Kontrol Positif Dekokta Dosis 1 Dekokta Dosis 2 Dekokta Dosis 3
-100 Pankreotoksik
Penurunan kadar glukosa darah tikus pada dekokta daun paitan dosis 1, 2, 3 tidak
berbeda bermakna dengan kontrol positif, menunjukkan penurunan kadar glukosa darah
tikus dekokta daun paitan hampir sebanding dengan kontrol positif (tabel IV). Persentase
penurunan kadar glukosa darah tertinggi hingga terendah pada hari ke 4-14 yaitu dekokta
dosis 2 (96,42%), dekokta dosis 3 (95,49%), kontrol positif (94,73%), dekokta dosis 1
8
(87,69%), kontrol pankreotoksik (83,55%), dan kontrol basal (4,92%) (Lampiran 9). Maka
dapat dlilihat dosis dekokta yang efektif pada penelitian ini yaitu 400 mg/kgBB.
Glibenklamid merupakan obat pilihan (drug of choice) untuk penderita diabetes
dan digunakan sebagai obat standar dalam membandingkan aktivitas antidiabetes pada tikus
sebagai model diabetes terinduksi streptozotosin Mekanisme glibenklamid dengan
merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas yang masih bisa berproduksi (Departemen
Kesehatan RI, 2005). Glibenklamid menghambat kanal Adenosine Phosphate-sensitive K+
(KATP) pada membran plasma sehingga terjadi depolarisasi membran. Hal tersebut
menyebabkan kanal Ca terbuka, meningkatnya Ca+ dan terlepasnya insulin (Sellamuthu et
al., 2009). Pelarut glibenklamid yaitu CMC Na 0,5% tidak mempengaruhi perubahan kadar
glukosa darah tikus (Prasetyo dkk., 2016; Tokan, 2014).
Dekokta daun paitan memiliki efek antidiabetes dengan menurunkan kadar glukosa
darah tikus yang terinduksi streptozosin. Efek tersebut mungkin dipengaruhi adanya
kandungan flavonoid dan saponin. Senyawa flavonoid dapat meningkatkan penggunaan
glukosa di jaringan perifer dan mengurangi resistensi insulin, inflamasi serta stress oksidatif
pada otot dan lemak (Jadhav dan Puchchakayala, 2011; Lavle et al., 2016). Senyawa saponin
dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menghambat gluconeogenesis dan meningkatkan
ekspresi Glucose Transporter 4 (GLUT-4) (Bhavsar et al., 2009; Lavle et al., 2016).
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dan uji statistik yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa pemberian dekokta daun paitan dengan dosis 400; 800; 1600 mg/kgBB
memiliki pengaruh menurunkan kadar glukosa darah pada tikus jantan galur wistar yang
terinduksi streptozotosin pada hari ke-7 dan ke-14 dengan persentase penurunan kadar
glukosa darah secara berturut turut sebesar 87,69%; 96,42%; dan 95.49%.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait hispatologi seluruh kelompok
perlakuan dan efek antidiabetes dekokta daun paitan dengan variasi dosis yang berbeda.
9
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI., 2010. Acuan Sediaan Herbal. Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI, Jakarta, 4.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI., 2014. Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Badan
Pengawas Obat dan Makanan RI, Jakarta, 10.
Bhavsar, S.K., Singh, S., Giri, S., Jain, M.R., dan Santani, D.D., 2009. Effect of Saponin
from Helicteres isora on Lipid and Glucose Metabolism Regulating Genes
Expression. Journal of Ethnopharmacology, 124, 426-433.
Boehm, O., Zur, B., Koch, A., Tran, N., Freyenhagen, R., Hartmann, M., dan Zacharowski,
K., 2007. Clinical Chemistry Reference Database for Wistar Rats and C57/BL6
Mice. Bio. Chem., 388: 548.
Dahlan, M.S., 2014, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 6. Epidemiologi
Indonesia, Jakarta, 14, 110-117.
Departemen Kesehatan RI, 2005, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 37-39.
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., dan Posey, L.M., 2011.
Pharmacotherapy Handbook 8th Edition. McGraw-Hill, 1256.
Ezeonwumelu, J.O.C., Omolo, R.G., Ajayi, A.M., Agwu, E., Tanayen, J.K., Adiukwu, C.P.,
Oyewale, A.A., Adju, B., Okoruwa, A.G., and Ogbonnia, S.O., 2012. Studies of
Phytochemical Screening, Acute Toxicity and Anti-Diarrhoeal Effect of
Aqueous Extract of Kenyan Tithonia diversifolia Leaves in Rats. British Journal
of Pharmacology and Toxicology, 3(3), 127-134.
Fahri, C., Sutarno, dan Listyawati, S., 2005. Kadar Glukosa dan Kolesterol Total Darah
Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Hiperglikemik Setelah Pemberian Ekstrak
Metanol Akar Meniran (Phyllanthus niruri L.). Biofarmasi, 3(1): 1-6.
Goud, B.J., Dwarakanath, V., dan Swamy, B.K.C., 2015. Streptozotocin-A Diabetogenic
Agent in Animal Models. International Journal of Pharmacy & Pharmaceutical
Research, 3(1): 253-265.
Harmita dan Radji, M., 2006. Buku Ajar Analisis Hayati. EGC, Jakarta, 66-67.
Jadhav, R., and Puchchakayala, G., 2011. Hypoglycemic and Antidiabetic Activity of
Flavonoids: Boswellic Acid, Ellagic Acid, Quercetin, Rutin on Streptozotocin-
Nicotinamide Induced Type 2 Diabetic Rats. International Journal of Pharmacy
and Pharmaceutical Sciences, 4(2), 251-256.
10
Kementrian Kesehatan RI, 2014. Situasi dan Analisis Diabetes. Kementrian Kesehatan RI,
Jakarta, 1.
Lavle, N., Sukla, P., Panchal, A., 2016. Role of Flavonoids and Saponins in The Treatment
of Diabetes Mellitus. Journal of Pharmaceutical Science and Bioscientific
Research, 6(4): 535-541.
Prasetyo, A., Denashurya, T.G., Putri, W.S., Ilmiawan, M.I., 2016. Perbandingan Efek
Hipoglikemik Infusa Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hamsley) A.
Gray) dan Metformin pada Tikus yang Diinduksi Aloksan. IAI, Pontianak, 91-
94.
Sellamuthu, P.S., Muniappan, B.P., Perumal, S.M., dan Kandasamy, M., 2009.
Antigyperglycemic Effect of Mangiferin in Streptozotocin Induced Diabetic
Rats. Journal of Health Science, 55(2), 206-214.
Tokan, I.R., 2014. Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Daun Artocarpus altilis (Park.)
Foesberg pada Tikus Terinduksi Streptozotosin. Skripsi, Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Zhang, Y., Zhang, Y., None, R.N., Cui, W., Beng, J.B., Siegal, G.P., Wang, H., dan Wu, H.,
2012. Regeneration of Pancreatic Non-β Endocrine Cells in Adult Mice
following a Single Diabetes-Inducing Dose of Streptozotocin. Plos One, 7(5):
e36675.
11
LAMPIRAN
12
Lampiran 1. Serbuk daun paitan dan dekokta daun paitan
13
Lampiran 2. Perlakuan pada tikus
14
Gambar 9. Pengukuran kadar glukosa dengan mikrovitalab
15
Lampiran 3. Surat keterangan determinasi daun paitan
16
Lampiran 4. Surat Ethical Clearance (EC)
17
Lampiran 5. Surat hasil penetapan kadar air serbuk daun paitan
18
Lampiran 6. Reagen GOD-PAP Diasys
19
Lampiran 7. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS
20
Lampiran 8. Perhitungan
a. Konsentrasi Streptozotosin
Dosis streptozotosin : 40 mg/kgBB
Berat badan tikus : 200 g
Volume maksimal : 5 mL
D x BB = C x V
mg
D ×BB 40 x 200 g
kgBB
C= = = 1,6 mg/mL
V 5 mL
b. Dosis Glibenklamid
Dosis glibenklamid pada manusia sebesar 5 mg dengan berat badan 70 kg.
Nilai konversi berat badan manusia (70 kg) ke tikus (200 g) = 0.018 (Harmita dan
Radji, 2006).
Dosis glibenklamid = 5 mg x 0.018
= 0,09 mg/200gBB tikus
= 0,45 mg/kgBB tikus
c. Dosis dekokta akar daun paitan
Konsentrasi dekokta : 8% = 80 g/mL
Volume pemberian : 4 mL
Berat badan tikus : 200 g
D x BB = C x V
g
CxV 80 x 4 mL
mL
D= = = 1600 mg/kgBB; dibuat peringkat dosis dengan dibagi 2
BB 200 g
21
Dosis manusia = 0,08 g/200gBB x 56 = 4,48 g/70kgBB manusia
Dekokta daun paitan dosis 2 (800 mg/kgBB)
800 mg/kgBB = 0,8 g/kgBB = 0,8 g/1000gBB = 0,16 g/200gBB
Dosis manusia = 0,16 g/200gBB x 56 = 8,96 g/70kgBB manusia
Dekokta daun paitan dosis 3 (1600 mg/kgBB)
1600 mg/kgBB = 1,6 g/kgBB = 1,6 g/1000gBB = 0,32 g/200gBB
Dosis manusia = 0,32 g/200gBB x 56 = 417,92 g/70kgBB manusia
e. Perhitungan persentase penurunan kadar glukosa darah tikus
Penurunan pra-perlakuan = rerata penurunan kadar glukosa darah tikus hari 4-0
Penurunan post-perlakuan = rerata penurunan kadar glukosa darah tikus hari 4-14
penurunan post−perlakuan
% penurunan hari 4-14 = x 100%
penurunan pra−perlakuan
22
Lampiran 9. Analisis statistik kadar glukosa darah tikus
Hari ke-0
Diukur kadar glukosa darah
Hari ke-1
Hari ke-4
Diukur kadar glukosa darah >200 mg/dL
Di uji statistik
23
Lampiran 10. Analisis statistik rerata kadar glukosa darah tikus hari 7
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptives
Hari_7
95% Confidence Interval for
Kontrol
3 232.3333 20.98412 12.11519 180.2059 284.4608 216.00 256.00
Pankreotoksik
24
Test of Homogeneity of Variances
Hari_7
6.721 5 12 .003
Jika nilai p>0.05 maka sampel dikatakan memiliki varian yang sama. Hasil
uji homogenitas menunjukkan bahwa varian data berbeda (0.003), maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa paling tidak terdapat dua kelompok yang mempunyai varian
berbeda dan analisis data dilanjutkan dengan One Way ANOVA.
c. Uji ANOVA
ANOVA
Hari_7
26
Dekokta Dosis 1 -28.00000 36.25220 1.000 -432.8297 376.8297
Dekokta Dosis 2 -73.33333 63.00970 .999 -994.3473 847.6806
Dekokta Dosis 3 -3.33333 26.29111 1.000 -226.4271 219.7605
Kontrol Positif Kontol Basal 298.33333* 15.23884 .006 156.9754 439.6913
Kontrol
148.33333* 18.39082 .021 32.2442 264.4225
Pankreotoksik
Dekokta Dosis 1 120.33333 36.86311 .581 -256.0014 496.6681
Dekokta Dosis 2 75.00000 63.36315 .998 -812.8964 962.8964
Dekokta Dosis 3 145.00000 27.12727 .145 -63.7514 353.7514
Dekokta Dosis 1 Kontol Basal 178.00000 34.75949 .379 -336.6902 692.6902
Kontrol
28.00000 36.25220 1.000 -376.8297 432.8297
Pankreotoksik
Kontrol Positif -120.33333 36.86311 .581 -496.6681 256.0014
Dekokta Dosis 2 -45.33333 70.64622 1.000 -617.5160 526.8494
Dekokta Dosis 3 24.66667 41.37498 1.000 -265.6325 314.9659
Dekokta Dosis 2 Kontol Basal 223.33333 62.16287 .649 -790.3403 1237.0069
Kontrol
73.33333 63.00970 .999 -847.6806 994.3473
Pankreotoksik
Kontrol Positif -75.00000 63.36315 .998 -962.8964 812.8964
Dekokta Dosis 1 45.33333 70.64622 1.000 -526.8494 617.5160
Dekokta Dosis 3 70.00000 66.09001 .999 -638.4762 778.4762
Dekokta Dosis 3 Kontol Basal 153.33333 24.19137 .225 -158.7082 465.3748
Kontrol
3.33333 26.29111 1.000 -219.7605 226.4271
Pankreotoksik
26
Lampiran 11. Analisis statistik rerata kadar glukosa darah tikus hari 14
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kontrol
.292 3 . .923 3 .463
Pankreotoksik
95% Confidence
Interval for Mean
27
Test of Homogeneity of Variances
Hari_14
7.081 5 12 .003
Jika nilai p>0.05 maka sampel dikatakan memiliki varian yang sama. Hasil
uji homogenitas menunjukkan bahwa varian data berbeda (0.003), maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa paling tidak terdapat dua kelompok yang mempunyai varian
berbeda dan analisis data dilanjutkan dengan One Way ANOVA.
c. Uji ANOVA
ANOVA
Hari_14
Kontol Kontrol
-51.33333 13.37078 .396 -170.3316 67.6650
Basal Pankreotoksik
28
Kontrol Kontol Basal
51.33333 13.37078 .396 -67.6650 170.3316
Pankreotoksik
Kontrol Positif 44.33333 12.86252 .551 -92.5858 181.2525
Dekokta Dosis 1 28.33333 24.64639 .998 -169.7069 226.3736
Dekokta Dosis 2 50.00000 12.29724 .519 -124.2533 224.2533
Dekokta Dosis 3 46.66667 12.07845 .599 -150.8446 244.1780
Kontrol Positif Kontol Basal 7.00000 7.43864 1.000 -41.7232 55.7232
Kontrol
-44.33333 12.86252 .551 -181.2525 92.5858
Pankreotoksik
Dekokta Dosis 1 -16.00000 22.00000 1.000 -329.4972 297.4972
Dekokta Dosis 2 5.66667 5.27046 .999 -36.1594 47.4927
Dekokta Dosis 3 2.33333 4.73756 1.000 -59.9839 64.6505
Dekokta Dosis 1 Kontol Basal 23.00000 22.30097 1.000 -265.3354 311.3354
Kontrol
-28.33333 24.64639 .998 -226.3736 169.7069
Pankreotoksik
Kontrol Positif 16.00000 22.00000 1.000 -297.4972 329.4972
Dekokta Dosis 2 21.66667 21.67436 1.000 -325.9797 369.3130
Dekokta Dosis 3 18.33333 21.55097 1.000 -344.5921 381.2587
Dekokta Dosis 2 Kontol Basal 1.33333 6.41179 1.000 -59.8565 62.5232
Kontrol
-50.00000 12.29724 .519 -224.2533 124.2533
Pankreotoksik
Kontrol Positif -5.66667 5.27046 .999 -47.4927 36.1594
Dekokta Dosis 1 -21.66667 21.67436 1.000 -369.3130 325.9797
Dekokta Dosis 3 -3.33333 2.86744 .998 -29.9268 23.2602
Dekokta Dosis 3 Kontol Basal 4.66667 5.98145 1.000 -81.5884 90.9217
Kontrol
-46.66667 12.07845 .599 -244.1780 150.8446
Pankreotoksik
29
Lampiran 12. Analisis statistik rerata penurunan kadar glukosa darah tikus hari 4-14
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
95% Confidence
Interval for Mean
30
Test of Homogeneity of Variances
Penurunan_H_4_14
4.839 5 12 .012
Jika nilai p>0.05 maka sampel dikatakan memiliki varian yang sama. Hasil
uji homogenitas menunjukkan bahwa varian data berbeda, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa paling tidak terdapat dua kelompok yang mempunyai varian
berbeda dan analisis data dilanjutkan dengan One Way ANOVA.
c. Uji ANOVA
ANOVA
Penurunan_H_4_14
31
Dekokta Dosis 1 52.66667 35.07928 .983 -281.6894 387.0228
Dekokta Dosis 2 -27.00000 43.59154 1.000 -521.1331 467.1331
Dekokta Dosis 3 -72.00000 57.49106 .997 -836.1604 692.1604
Kontrol Positif Kontol Basal 358.33333* 12.87547 .004 224.4691 492.1976
Kontrol
36.00000 18.62495 .871 -82.9039 154.9039
Pankreotoksik
Dekokta Dosis 1 88.66667 34.21338 .779 -280.4941 457.8274
Dekokta Dosis 2 9.00000 42.89781 1.000 -528.0729 546.0729
Dekokta Dosis 3 -36.00000 56.96685 1.000 -845.1837 773.1837
Dekokta Dosis Kontol Basal 269.66667 32.39513 .171 -235.1744 774.5078
1 Kontrol
-52.66667 35.07928 .983 -387.0228 281.6894
Pankreotoksik
Kontrol Positif -88.66667 34.21338 .779 -457.8274 280.4941
Dekokta Dosis 2 -79.66667 52.19089 .968 -422.2630 262.9297
Dekokta Dosis 3 -124.66667 64.25643 .900 -629.8748 380.5415
Dekokta Dosis Kontol Basal 349.33333 41.46216 .175 -319.7728 1018.4394
2 Kontrol
27.00000 43.59154 1.000 -467.1331 521.1331
Pankreotoksik
Kontrol Positif -9.00000 42.89781 1.000 -546.0729 528.0729
Dekokta Dosis 1 79.66667 52.19089 .968 -262.9297 422.2630
Dekokta Dosis 3 -45.00000 69.27161 1.000 -510.4100 420.4100
Dekokta Dosis Kontol Basal 394.33333 55.89375 .247 -530.5626 1319.2293
3 Kontrol
72.00000 57.49106 .997 -692.1604 836.1604
Pankreotoksik
32
BIOGRAFI PENULIS
33