Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem
Saraf Pusat ” dengan baik. Makalah ini kami susun guna melengkapi tugas mata kuliah
Interaksi Obat dan Makanan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami temui. Namun
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pembina mata kuliah ini.
Kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan selanjutnya.
Akhirnya penulis tetap berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
a. Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar
atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan
sumsum tulang belakang. Otak manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang
tengkorak. Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak
dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang melindungi keduanya.
Membran pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges dari dalam keluar terdiri atas tiga
bagian, yaitu piameter, arachnoid, dan durameter. Piameter merupakan lapisan membran yang paling
dalam. Lapisan ini berhubungan langsung dengan otak atau sumsum tulang belakang. Pada piameter
banyak terkandung pembuluh darah. Arachnoid merupakan lapisan yang berada di antara piameter dan
durameter. Adapun durameter adalah lapisan membran yang paling luar. Durameter berhubungan
langsung dengan tulang. Pada daerah di antara piameter dan arachnoid, terdapat rongga yang berisi
cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari
goncangan dan benturan.

Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

a) Piamater.

Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat. Lapisan ini banyak sekali
mengandung pembuluh darah.

b) Arakhnoid.

Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan duramater.

c) Duramater.

Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara piamater dan arakhnoid diisi
oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal. Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan
terhadap goncangan dan benturan dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada
lapisan meninges, baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut meningitis.

1) Otak

Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak dewasa adalah

sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron.

Pengolahan informasi di otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan

neuron sensorik. Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron
yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan

yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan

girus. Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf kranial. Setiap saraf

tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian utama,

yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang (Gambar 9.10). Para ahli mempercayai bahwa dalam

perkembangannya, otak vertebrata terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak

belakang berfungsi dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak

depan berfungsi dalam penciuman (Campbell, et al, 2006: 578)

a) Otak depan

Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus. Otak besar merupakan

bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu

merupakan bagian paling penting dalam penerjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung,

telinga, dan bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), yaitu

belahan otak kiri dan otak kanan (Gambar 9.11). Setiap belahan tersebut akan mengatur kerja

organ tubuh yang berbeda.

Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri, serta bekerja lebih aktif

untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni atau kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi

kerja organ tubuh bagian kanan serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan

bahasa atau komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan jaringan

saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum. Talamus mengandung badan sel neuron yang

melanjutkan informasi menuju otak besar. Talamus memilih data menjadi beberapa kategori,

misalnya semua sinyal sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan

memperbesar sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju bagian otak

yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.


Hipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai macam hormon.

Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual.

Hipotalamus juga dapat disebut sebagai pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obat-obatan

yang menimbulkan kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada bagian lain hipotalamus,

terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam biologis. Jam biologis ini menjaga ritme

tubuh harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur. Di bagian permukaan otak besar terdapat bagian

yang disebut telensefalon serta diensefalon. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar

yang menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon

merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model torso.

Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap informasi yang masuk.

Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut.

a. Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.

b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.

c. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh.

d. Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan kegiatan manusia.

b) Otak tengah

Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi pergerakan kecil,

pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil pada mata. Otak tengah terletak

di permukaan bawah otak besar (cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi

sebagai pengatur gerak bola mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter

yang mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, orang akan mengalami

penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian otak tengah banyak menghasilkan neurotransmitter

dopamin.
c) Otak belakang

Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan pons varoli. Otak kecil

berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan

impuls saraf yang diterima dari sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga

keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem

keseimbangan lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang menjaga

keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian kanan tubuh yang diolah di

bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli.

Di bagian otak kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang

yang dinamakan medula oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan,

denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk. Batas antara

medula oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata sering

disebut sebagai sumsum lanjutan.

Gambar 9.13 Otak kecil, pons

varoli, dan medula oblongata Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur

sistem sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam pengaturan pernapasan.

Bahkan, jika otak besar dan otak kecil seseorang rusak, ia masih dapat hidup karena detak jantung dan

pernapasannya yang masih normal. Hal tersebut dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik.

Peristiwa ini umum terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang berkepanjangan. Bersama otak

tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit fungsional yang disebut batang otak (brainstem).

2) Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat.
Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras, sumsum

tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang

dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera ditempat

tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan

di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah (kaki).

Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas

tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan

sistem saraf dari dan ke otak.

Secara rinci, ruasruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini adalah sebagai berikut:

Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri dari 7 pasang dari segmen

servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang dari segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis

dan 1 pasang dari segmen koxigeus.

Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk daerah tengkuk.

Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk bagian

belakang torax atau dada.

Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk daerah

lumbal atau pinggang.

Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk os sakrum

(tulang kelangkang).

Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk tulang koksigeus

(tulang tungging)

A. Definis Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas
(merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Umumnya semua obat yang

bekerja pada SSP menimbulkan efek dengan mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran kimia

sinap (tergantung kerja transmitter)

Obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknyadibagi atas

dua golongan besar yaitu :

1. merangsang atau menstimulasi secara langsung maupun tidak langsung aktivitas otak, sumsum

tulang belakang beserta syarafnya.

2. menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung proses- proses tertentu

pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya

Beberapa contoh Obat perangsang syaraf pusat antara lain adalah :

1. Amfetamin Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan

perhatian Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas

dan beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)

Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada urin basa

Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat,kardiovaskuler,

gastroinstestinal, dan endokrin. dosis : Dewasa : 5-20 mgAnak > 6 th : 2,5-5 mg/hari

2. METILFENIDAT

Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndromhiperkinetik pada anak

Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia

Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.

Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan

waktu paruh plasma antara 1-2 jam

Farmakodinamik : mula- mula :0,5 1 jam P :1 3 jam, L : 4-8 jam.

Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.


dosis pemberian :Anak : 0.25 mg/kgBB/hr Dewasa : 10 mg 3x/hr

3. KAFEIN

Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat

pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur

Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat

Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah(anxious ).

Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat setelah

pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin

Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan jantung.

Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 grkafein Na-Benzoat
(Intramuskuler)

4. NIKETAMID

Indikasi : merangsang pusat pernafasanEfek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang

Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IVDosis : 1-3 ml

untuk perangsang pernafasan

5. DOKSAPRAM

Indikasi : perangsang pernafasanEfek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah.

Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SS

Indikasi : perangsang pernafasanEfek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah

Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV

Berdsarkan klasifikasi obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:

1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi :

Psikoleptika (menekan atau menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa
dan tranquillizers, dan antipsikotika);

Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia(wekamin)).

2. gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan penyakit Parkinson

3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal

4. Jenis obat vertigo dan obat migrain

B. Obat Sistem Saraf Pusat Dan Mekanisme Kerjanya

1. Obat Anestetik Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit

dalam bermacan-macam tindakan operasi a. Anestetik Lokal Obat yang merintangi secara

reversible lokal penerusan impuls-impuls syarafke SSP (susunan syaraf pusat), dan dapat menghilangkan

rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin. Penggunaan Anestetik lokal umumnya digunakan secara

parenteral misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan.

Anestetik local dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1) anestetik permukaan, digunakan secara local untuk melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya

larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk

mengukur tekanan okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk menghilangkan

rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambient/ wasir. 2) Anestetik filtrasi

yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung sarafnya,misalnya pada daerah kulit dan gusi

3) Anestetik blok atau penyaluran saraf yaitu dengan penyuntikan disuatu tempat dimana banyak

saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi yang luas misalnya pada pergelangan tangan atau kaki.

Obat anestetik local umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya yang mudah larut dalam air.

Persyaratan anestesi lokal : Anestetik local dikatakan ideal apabila memiliki beberapa persyaratan

sebagai berikut :
tidak merangsang jaringan

tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral

toksisitas sistemis rendah

efektif pada penyuntikan dan penggunaan locale.

mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu cukup lama

larut dalam air dengan menghasilakan larutan yang stabil dan tahan pemanasan

Efek samping Eek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari kardiodepresifnya

(menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.

Penggolongan Secara kimiawi anestetik local dibagi 3 kelompok yaitu:

Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibuprokain

Senyawa amida, contohnya lidokain, mepivikain, bupivikain,, cinchokain,

Semua kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintesis Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping

Bupivikain Indikasi : anestetik lokal

Etil klorida Indikasi : anestetik local, efek samping : menekan pernafasan, gelisah dan mual

Lidokain Indikasi : anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia Efek samping : mengantuk

Benzokain Indikasi : anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal

Prokain (novokain) Indikasi : anestesi filtrasi dan permukaanEfek samping : hipersensitasi

c Indikasi : anestesi filtrasi

Benzil alkohol Indikasi : menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan gigi

Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi Efek samping: menekan pernafasan
b. Anestetika Umum Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat pusat

syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan.

Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :

berbau enak dan tidak merangsang selaput lender

mula kerja cepat tanpa efek samping

sadar kembalinya tanpa kejang

berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya

Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan Efek samping Hampir semua

anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah :

Menekan pernafasa,

paling kecil pada N2O,

eter dan trikloretiken·

Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang paling ringan pada eter

Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor·

Merusak ginjal, khususnya metoksifluran

Penggolongan Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu:

1) Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental danheksobarbital )

2) Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya eter, dll. Sediaan,

indikasi, kontra indikasi dan efek samping Dinitrogen monoksida Indikasi : anestesi inhalasi

Enfluran Indikasi : anestesi inhalasi (untuk pasien yang tidak tahan eter)

Efek samping : menekan pernafasan, gelisah, dan mual

Halotan Indikasi : anestesi inhalasi Efek samping : menekan pernafasan, aritmia, dan hipotensi

Droperidol Indikasi : anestesi inhalasi

Eter Indikasi : anestesi inhalasi


Efek samping : merangsang mukosa saluran pernafasan

Ketamin hidrokloridaIndikasi : anestesi inhalasik samping : menekan pernafasan

(dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan darah naik.

TiopentalIndikasi : anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut Kontra indikasi : insufiensi

sirkulasi jantung dan hipertensi

Efek samping : menekan pernafasan

2. Obat Hipnotik dan Sedatif Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti

tidur, adalah obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan

tubuh normal untuk tidur, mempermudah atau menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah

obat obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek

menenangkan dan mencegah kejang-kejang.

golongan obat sedative-hipnotik adalah:

Ethanol (alcohol),

Barbiturate, fenobarbital, Benzodiazepam, methaqualon Penggolongan Secara kimiawi, obat-obat hipnoti


digolongkan sebagai berikut a. Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital, heksobarb
b. Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan triazolam. c. Golongan alcohol d
aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta paraldehida. d. Golongan bromide, seperti garam bromide ( kal
natrium, dan ammonium ) dan turunanure seperti karbromal dan bromisoval. e. Golongan lain, seperti senyawa
piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping a. Diazepam, indikasi hipnotika dan sedative, anti konvul
relaksasi, relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi) b. Nitrazepam, indikasi seperti indikasi diazepam Efek sa
pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over ),gangguan koordinasi dan melantur. c.
Flunitrazepam indikasi hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi.Efek samping : amnesia (hilang ingatan ) d
hidrat indikasi hipnotika dan sedatif dengan efek samping merusak mukosa lambung usus dan ketagihan e. Lumin
indikasi sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.

3. Obat Psikofarmaka / psikotropik Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan sara
(SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan digunakan untuk terapi gangguan
psikiatrik. Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok a. Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf
(Neuroleptika) , yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal dengan Mayor Tranq
Obat ini dapat menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-fungsiumum seperti berfikir da
berkelakuan normal. Obat ini digunakan pada gangguan(infusiensi) cerebral seperti mudah lupa, kurang konsentr
vertigo. Gejalanya dapat berupa kelemahan ingatan jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping berdengung,
dingin, dan depresi. Neuroleptika mempunyai beberapa khasiat yaitu : Anti psikotika, yaitu dapat meredakan em
agresi, mengurangi atau menghilangkanhalusinasi, mengembalikan kelakuan abnormal dan schizophrenia. Seda
yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh tioridazina. Anti emetika, yaitu merintangi
neorotransmiter ke pusat muntah, contoh proklorperezin. Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh
haloperidinol. Efek samping Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak
karenadisebabkan kekurangan kadar dopamine dalam otak Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain
mengantuk,lelah dan pikiran keruh. Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka (bib
rahang ) Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi. Efek anti kolinergik d
cirriciri mulut kering, obstipasi dan gangguan penglihatan. Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena
menstimulasi nafsu makan Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI secara berlebihan.

b. Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2 yaitu : 1) Anti Depresiva, Obat A
Depresan, yaitu obat yang dapat memperbaiki suasana jiwa dapat menghilangkan atau meringankan gejala-gejal
keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial, ekonomi dan obat-obatan serta penyakit. Secara um
depresiva dapat memperbaiki suasana jiwa dan dapat menghilangkan gejalagejala murung dan putus asa. Obat in
terutamadigunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia. Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan : Anti depr
generasi pertama, seringkali disebut anti depresiva trisiklis dengan efek samping gangguan pada system otonom d
jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin. Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti koli
dan gangguan jantung, contohnya meprotilin dan mianserin. 2) Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempert
inisiatif, kewaspadaan dan prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan rasa
nyaman dan kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi. Obat ini mengacaukan fungsi mental tertentu sep
zatzat halusinasi, pikiran, dan impian/ khayal

4. Obat Antiepileptika Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yangd
secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan kesadaran.Penyebab antiepileptika : pele
muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan padaneuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan o
di otak( abses, tumor,anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang
dapatmemprovokasi serangan epilepsi.

5. Obat Antikonvulsan, yaitu obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi. Contoh : Diazepam, Fenitoin,Fenob
Karbamazepin, Klonazepam.

6. Obat Pelemas otot / muscle relaxant, yaitu obat yg mempengaruhi tonus otot

7. Obat Analgetik atau obat penghalang nyeri Obat atau zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri t
menghilangkan kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut Antipiretika. Atas kerja farmakologisnya, a
dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:1. a. Analgetik Perifer (non narkotik) analgetik ini tidak dipengaruhi syste
pusat yang memiliki khasiat sebagai anti piretik untuk menurunkan suhu.Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifa
narkotik dan tidak bekerja sentral Berdasarkan rumus kimianya analgetik perifer digolongkan menjadi : 1) Golong
salisilat Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini diindikasikanuntuk sakit kep
otot, demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk pencegahan thrombosis koroner dan cerebral.A
adalah analgetik antipirentik dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dandigolongkan dalam obat bebas. Ef
sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapatmenyebabkan iritasi lambung dan saluran cerna. 2) Golongan para
aminofenol Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golongan ini serupadenga salisil
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapatmenurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam
mekanisme efek sentral. Efeksamping dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jan
lamadapat menyebabkan kerusakan hati. 3) Golongan pirazolon(dipiron)Dipiron sebagai analgetik antipirentik, ka
efek inflamasinya lemah. Efek samping semuaderivate pirazolon dapat menyebabkan agranulositosis, anemia apl
trombositopenia. 4) Golongan antranilat, digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang efekti
dibandingkandengan aspirin. Efek samping seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan salurancerna serin
timbul. Penggunaan : Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP
menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis dan/atau
antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obatantinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi
virus/kuman, selesma, pilek) dan peradanganseperti rematik dan encok. Efek samping yang paling umum adalah
gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati danginjal dan juga reaksi alergi kulit. Efek-efek samping
terutama terjadi pada penggunaanlama atau dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara k
tidakdianjurkan

b. Analgetik Narkotik Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti frakturdan kanker. Nyeri pa
kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu: 1) Obat perifer (non Opioid) peroral ata
parasetamol, asetosal. 2) Obat perifer bersama kodein atau tramadol. 3) Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal
Opioid parenteral

Penggolongan analgetik narkotik adalah sebagai berikut : 1) Alkaloid alam : morfin,codein 2) Derivate semi sintes
heroinc. 3) Derivate sintetik : metadon, fentanild. Antagonis morfin : nalorfin, nalokson, dan pentazooin.

8. Antipiretik, adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh. 9. Obat Antimigrain, obat yang mengobati penyaki
serangan-serangan berkala dari nyeri hebat pada satusisi. 10. Obat Anti Reumatik, yaitu Obat yang digunakan unt
mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada sendi/otot,disebut juga anti encok. Efek samping berupa ganggua
lambung usus, perdarahantersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain. Obat generiknya Indomestasin,fenilb
dan piroksikam

Anda mungkin juga menyukai