Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah suatu hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian

yang akan dilakukan. Kerangka konsep ini dikembangkan atau diacukan

pada tujuan penelitian yang telah dirumuskan, serta didasari oleh kerangka

teori yang telah disajikan dalam tinjauan kepustakaan sebelumnya.

Kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel

yang satu dengan yang lain (Notoatmodjo, 2012).

Variabel Independent (bebas) Variabel Dependent (terkait)

Terapi Otot Progresif Tingkat Kecemasan Pasien


Pre Operasi

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan jenis variabel dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Variabel Independent (bebas)

Variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel

lain. Suatu kegiatan yang stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti

menciptakan suatu dampak pada variabel dependen. Variabel bebas

biasanya dimanipulasi, diamati, dan dikur untuk diketahui hubungannya

45
46

atau pengaruhnya terhadap variabel lain. Variabel bebas merupakan

stimulus atau intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien untuk

mempengaruhi tingkah laku klien (Nursalam, 2013). Variabel

independen pada penelitian ini adalah pemberian terapi otot progresif.

2. Variabel Dependent

Variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain.

Variabel respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel –

variabel lain. Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur

untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel

bebas (Nursalam, 2013). Variabel dependen pada penelitian ini adalah

tingkat kecemasan pasien pre operasi.

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara pada penelitian yang

kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo,

2012). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada pengaruh terapi otot progresif terhadap

tingkat kecemasan pada pasien pre operasi katarak di ruang Kenanga

RSUD dr. H. Soewondo Kendal.

2. Hipotesis Nol (Ho) : Tidak ada pengaruh terapi otot progresif terhadap

tingkat kecemasan pada pasien pre operasi katarak di ruang Kenanga

RSUD dr. H. Soewondo Kendal.


47

C. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental yaitu

penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan

melakukan suatu intervensi. Desain penelitian menggunakan pre and post

test without control, yaitu penelitian hanya melakukan intervensi tanpa

adanya perbandingan disuatu kelompok lainnya. Efektifitas perlakuan

dinilai dengan cara membandingkan nilai post test dan pre test (Dharma,

2011).

R 01 X1 02

Keterangan:
01 = Pengukuran tingkat kecemasan sebelum pemberian terapi relaksasi
otot progresif
X1 = Intervensi ( Pemberian terapi relaksasi otot progresif)
02 = Pengukuran tingkat kecemasan pasien setelah pemberian terapi
relaksasi otot progresif

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kreteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi adalah keseluruhan jumlah yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik dan

kualitas tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk diteliti dan

kemudian ditarik kesimpulannya.


48

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien pre operasi katarak

yang dirawat di Ruang Kenanga RSUD Dr. H. Soewondo kendal pada

bulan Januari sampai Maret 2018 dengan jumlah kasus katarak

sebanyak 35 responden.

2. Sampel

Sempel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Tujuan

ditentukannya sampel dalam penelitian adalah untuk mempelajari

karakteristik suatu populasi, karena tidak dimungkinkannya penelitian

melakukan penelitian di populasi seperti karena jumlah populasi yang

sangat besar, keterbatasan waktu, biaya, atau hambatan lainnya

(Hidayat, 2017). Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan

rumus slovin:

𝑁
n=
1+(𝑁 𝑥𝑒 2 )
Keterangan:
n = Jumlah elemen / anggota sampel
N = Jumla elemen / anggota populasi
E = Error level (tingkat kesalahan) 0,05 atau 5%

Perhitungan :
35
n=
1+(35𝑥0,05)2
35
=
1+0,0875
= 32,18 atau dibulatkan menjadi 32 orang.

Dari rumustersebut maka jumlah sampel adalah 32 orang.


49

3. Tehnik pengambilan sampling

Tehnik sampling merupakan suatu proses dalam

menyelesaikan sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi

yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili dari keseluruhan

populasi yang ada (Hidayat, 2017). Tehnik sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode consecutive sampling yaitu pemilihan sampel

dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian

dimasukkan dalam penelitian sampai kurung waktu tertentu, sehingga

jumlah klien yang diperlukan terpenuhi (Nursalam, 2016). Sampel

dalam penelitian ini adalah pre operasi katarak terhadap kecemasan

yang dirawat di ruang Kenanga RSUD Dr. H. Soewondo Kendal

dengan kriteria sebagai berikut ini:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populusi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,

2016). Kriteria inklusi penelitian adalah:

1) Tingkat kesadaran composmentis, dan mampu berkomunikasi

verbal.

2) Bersedia menjadi responden dan berada ditempat saat penelitian

dilakukan.

3) Pasien yang mengalami kecemasan.


50

b. BersediKriteria Eksklusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi (Nursalam, 2016). Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Responden pada saat dilakukan penelitian menolak diberikan terapi

lebih lanjut.

E. Lokasi & Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di ruang Kenanga RSUD dr. H. Soewondo

Kendal pada bulan Mei 2018.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena ( Hidayat, 2017).

Tabel 3.1.
Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran

No Variabel Definisi Alat Ukur dan Hasil Skala


Operasional Cara Ukur Ukur

1 Pemberian Terapi otot SOP terapi - -


Terapi otot progresif otot
progresif untuk progresif
memberian
pengalihan
situasi pikiran
yang dapat
memberikan
51

efek relaksasi
sehingga
akan
mengurangi
kecemasan
pada
narapidana
wanita.
2 Tingkat Tingkat Mengisi 1. Skore <14 = Ordinal
kecemasan kecemasan lembar tidak ada
yang dialami kuesioner, kecemasan
mulai dari yang berisi 2. Skore 14-20 =
kecemasan 14 kecemasan
ringan, pertanyaan ringan
sedang dan mengguna 3. Skore 21-27 =
berat. kan HRSA : kecemasan
Skore 0: sedang
tidak ada 4. Skore 28-41 =
keluhan/ kecemasan
gejala berat
Skore 1: 5. Skore 42-56 =
gejala kecemasan
ringan/ satu berat
dari gejala sekali/panik
yang ada
Skore 2 :
gejala
sedang/
separuh dari
gejala yang
ada
Skore 3 :
gejala berat/
lebih dari
separuh
gejala yang
ada
Skore 4 :
gejala berat
sekali/
semua dari
gejala yang
ada
52

G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam menggumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik sehingga lebih mudah diolah (Anggraeni

& Saryono, 2013). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah intervensi dan lembar kuesioner. Menurut Hidayat, (2017)

kuesioner dengan beberapa pertanyaan kepada responden.

1) Kuesioner A berisikan tentang biodata responden terdiri dari

nama responden, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pekerjaan.

2) Kuesioner B berisikan pertanyaan tentang kecemasan pasien pre

operasi dengan menggunakan skala kecemasan HRSA (Hamilton

Rating Scale for Anxiety) yang terdiri dari 14 kelompok gejala

yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala

yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi

penilaian angka (skore) antara 0-4 yang artinya adalah :

Skore 0 = tidak ada gejala/keluhan

Skore 1 = gejala ringan/satu dari gejala yang ada

Skore 2 = gejala sedang/separuh dari gejala yang ada

Skore 3 = gejala berat/lebih dari separuh gejala yang ada

Skore 4 = gejala berat sekali/semua dari gejala yang ada


53

Masing-masing nilai angka (skore) dari 14 kelompok gejala tersebut

dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui

derajat kecemasan seseorang, yaitu dengan total nilai skor :

Total Nilai (Scrore) kurang dari 14 = Tidak ada Kecemasan

14-20 = Kecemasan Ringan

21-27 = Kecemasan Sedang

28-41 = Kecemasan Berat

42-56 = Kecemasan Berat Sekali/Panik


2. Uji Instrumen

Peneliti menggunakan lembar observasi terapi otot progresif

tidak melakukan uji validitas dan uji reliabelitas karena kuesioner

dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tingkat kecemasan

HRSA (Hamilton Rating Scale for Anxiety). Instrumen HRSA

merupakan alat ukur yang sudah baku (Ilham, 2016).

3. Cara pengumpulan data

Langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam proses

mengumpulkan data yaitu:

a. Peneliti dalam pengumpulan data diawali dengan surat

permohonan ijin dari STIKES Widya Husada Semarang.

b. Surat permohonan dari Stikes diajukan kepada direktur RSUD dr.

H Soewondo Kendal

c. Mendapatkan surat ijin penelitian dari Diklat di RSUD dr. H

Soewondo Kendal
54

H. Teknik Pengolahan Dan Analisa Data

1. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Penelitian analisis univariat adalah analisis yang dilakukan

menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa univariat

berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran

sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi

informasi yang berguna, dan pengolahan datanya hanya satu variabel

saja (Sujarweni, 2014). Analisa ini digunakan untuk menghitung

distribusi frekuensi yang bertujuan untuk menggambarkan

karakteristik responden dan masing-masing variabel penelitian yaitu

variabel bebas (Relaksasi Otot Progresif) dan variabel terikat

(tingkat kecemasan pada Pre Operasi).

b. Analisis Bivariat

Penelitian analisis univariat adalah analisis yang dilakukan lebih

dari dua variabel. Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui

hubungan antar variabel (Sujarweni, 2014). analisa bivariat untuk

menguji pengaruh relaksasi otot progresif terhadap skala kecemasan

pada pasien pre oprerasi katarak menggunakan uji Wilcoxon ( non

parametrik) karena skala data dalam penelitian ini adalah skala

ordinal (kategorik) (Dahlan, 2011).


55

a) Bila nilai p ≤ 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, yang artinya

ada pengaruh terapi otot progrsif terhadap tingkat kecemasan

pada pasien pre operasi katarak di ruang Kenanga RSUD Dr. H

Soewondo Kendal.

b) Bila nilai p ≥ 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang artinya

tidak ada pengaruh terapi otot progrsif terhadap tingkat

kecemasan pada pasien pre operasi katarak di ruang Kenanga

RSUD Dr. H Soewondo Kendal.

2. Pengolahan Data

Proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh, di antaranya sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Pada penelitian ini

peneliti mengecek kembali kebenaran data yang diperoleh atau

dikumpulkan dari responden. Peneliti mengambil data tingkat

kecemasan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah relaksasi otot

progresif.

2. Coding

Coding yaitu mengubah data yang berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini

sangat berguna dalam memasukkan data.


56

3. Data entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam master tabel atau data bas komputer. Peneliti

menggunakan program SPSS setelah didapatkan data dari responden

dan dilakukan untuk pengolahan data.

4. Pembersihan data (Cleaning)

Semua data dari setiap responden selesai dimasukkan, penelitian

akan mengecek kembali kemungkinan akan adanya kesalahan-

kesalahan kode, adanya kekurangan atau ketidak lengkapan, kemudian

akan dilakukan pembentukan atau koreksi.

I. Etika Penelitian

Masalah etika yang harus diperhatikan menurut Hidayat (2014) antara

lain sebagai berikut:

1. Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed Consent tersebut diberikan sebelum peneliti dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya, jika subjek bersedia, maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia,


57

maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang

harus ada dalam Informed Consent tersebut antara lain partisipasi pasien,

tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen,

prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

2. Tanpa Nama (Anonim)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan masalah yang

memberikan jaminan dala penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

J. Jadwal Penelitian

Terlampir.

Anda mungkin juga menyukai