Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis
dapat menyelesaikan makalah “Analisa Kapal Ikan Cepat ” Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas mata pelajaran Ilmu Kapal Khusus
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :
1. Dosen mata kuliah kapal Khusus
3. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
4. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, khususnya dari Dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan dating
Penyusun
1
Daftar Isi
Kata pengantar ..................................................................................................................................1
Daftar isi ..........................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan ...........................................................................................................................3
A. Kesimpulan ..................................................................................................................11
B. Saran ............................................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses merencanakan kapal harus menggabungkan beberapa variabel yang disebut
Variabel Khusus (optimization criterion). Yaitu dengan dengan mempertimbangkan biaya
yang minimal, serta memasukkan parameter perencanaan yang lebih bervariasi. Dalam
pembuatan desain kapal ikan displasemen, panjang d a n k e c e p a t a n kapal merupakan
asumsi terbesar dalam menentukan per-kiraan biaya pembangunan dan biaya operasional.
Konsitensi dalam menentukankan displacement, panjangdan kecepatan kapal yang tepat dapat
menghasilkan perencanaan yang sesuai dengan kreteria kapal yang diinginkan, dengan
mempertimbangkan biaya pembangunan maupun biaya operasionalnya termasuk biaya
pemeliharahan seefisien mungkin,sebanding dengan kualitas,fleksibilitas operasional dan
umur pakainya semaksimal mungkin
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui ukuran utama kapal ikan yang cepat
1.4 Manfaat
Untuk menemukan ukuran kapal yang sesuai dan kecepatan maksimal bagi masyarakat luas
3
BAB II
Tinjauan Pustaka
adalah perahu atau kapal yang digunakan untuk menangkap ikan di laut, danau, atau sungai]].
Berbagai jenis kapal laut digunakan dalam penangkapan ikan komersial, olahraga, maupun rekreasi.
Berdasarkan FAO, pada tahun 2004 terdapat setidaknya empat juta kapal penangkap ikan
komersial. Sekitar 1,3 juta merupakan kapal yang memiliki geladak. Hampir semua kapal bergeladak
ini sudah termekanisasi, dan 40 ribu diantaranya berbobot lebih dari 100 ton. Sekitar dua per tiga dari
empat juta kapal tersebut merupakan perahu penangkap ikan tradisional dengan berbagai tipe,
digerakkan dengan layar dan dayung. Perahu tersebut biasanya digunakan oleh nelayan tradisional.
Sulit untuk menentukan berapa jumlah perahu penangkap ikan rekreasi. Ukuran perahu
tersebut sangat bervariasi, selain tujuan penggunaannya tidak selalu untuk menangkap ikan.
Sebelum tahun 1950an, hanya ada sedikit standarisasi kapal penangkap ikan. Desain dapat
bervariasi antar pelabuhan dangalangan kapal. Sebelumnya perahu dibuat dari kayu. Namun karena
biaya perawatan tinggi dan dengan perkembangan teknologi material, baja, fiberglass, dan serat
karbon lebih banyak digunakan.
Lamanya pembuatan perahu penangkap ikan tradisional bervariasi antara enam bulan hingga
satu tahun. Kapal Ikan adalah kapal yang dirancang khusus untuk menangkap ikan, dimana operasi
penagkapannya agak jauh dari pangkalannnya dan dalam operasinya memerlukan waktu berhari–hari,
sehingga dilengkapi dengan kotak ikan yang didinginkan agar hasil tangkapan tidak cepat busuk.
Bahkan pada kapal–kapal ikan ynag modern dilengkapi dengan pabrik ikan dalam kaleng. Ditinjau
dari cara penagkapannya kapal ikan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kapal yang dilengkapi dengan seruit / harpoon untuk menangkap ikan yang besar dan paus.
2. Kapal yang dilengkapi dengan pukat / jaring seperti pada kapal pukat udang.
3. Kapal yang dilengkapi dengan kail, seperti kapal penangkap ikan tuna / Tuna Long Line dll
Semua kapal pastinya di buat berdasarkan fungsinya masing-masing seperti halnya kapal ikan
yang memiliki funsi untuk menangkap ikan yang dilengkapi oleh alat tangkap. Fishing Equipment,
sebagai kapal ikan haruslah dilengkapi dengan alat tangkap ikan (Fishing Gear). Untuk kapal
ikan yang berbeda, maka alat tangkap yang dimiliki akan berbeda pula. Kapal ikan Memiliki
kecepatan yang lebih tinggi, hal ini memudahkan dalam memburu gerombolan ikan. Kapal
ikan Mempunyai layak laut yang baik karena dalam operasinya kapal ikan harus siap menghadapi
cuaca seburuk apapun, seperti ombak, arus dan sebagainya.Memiliki stabilitas yang baik
dibandingkan dengan kapal – kapal umum karena pada saat menarik jaring kapal harus bisa tetap
stabil.
4
Nelayan tradisional melakukan penangkapan ikan skala kecil
secara subsisten maupun komersial, umumnya dilakukan oleh penghuni pantai dan
kelompok etnik tertentu menggunakan metode penangkapan
ikan dan perahu tradisional.
Berdasarkan FAO, terdapat empat juta kapal/perahu di seluruh dunia, dengan
2.7 juta berupa perahu terbuka atau tanpa geladak. Hampir semua kapal dengan
geladak sudah bermesin, dan hanya sepertiga perahu tanpa geladak yang memiliki
mesin, umumnya mesin eksternal yang terpisah dari badan kapal. Dan 1.8 juta perahu
merupakan perahu yang dibuat secara tradisional yang dioperasikan
dengan layar dan dayung.[1] Data tersebut merupakan kumpulan dari data resmi kapal
di setiap negara di dunia yang terdaftar atau membutuhkan lisensi penangkapan ikan
dari lembaga resmi; jumlah kapal tradisional yang sebenarnya kemungkinan lebih
banyak dari jumlah tersebut.[1]
Sejumlah besar kapal dan perahu nelayan tradisional masih digunakan di
negara berkembang dengan garis pantai perikanan produktif yang
panjang. Indonesia dilaporkan memiliki sekitar 700 ribu perahu penangkapan ikan,
dengan seperempatnya berupa kano dan setengahnya tidak memiliki
mesin.[15] Filipina memiliki kurang lebih jumlah yang sama, dengan sebagian
merupakan perahu dengan lambung yang sempit dan memiliki "sayap". Perahu ini
disebut dengan jukung, atau dalam Bahasa Filipina disebut banca.[16]
Trawler
Trawler adalah kapal penangkap ikan yang digunakan untuk menarik
jaring sepanjang alur pelayaran untuk menangkap ikan dalam jumlah
besar sekaligus.[21]
Pukat
5
Kapal pukat (seiner) adalah kapal yang menggunakan jaring
penangkap ikan yang lebar untuk mengurung ikan. Umumnya
digunakan untuk menangkap ikan yang berenang dekat dengan
permukaan, namun telah ada desain pukat yang dapat menangkap
ikan laut dalam.[22][23]
Rawai
Kapal rawai (longliner) adalah kapal yang menggunakan satu atau
lebih tali atau kail dengan rangkaian umpan dan kait. Panjang dan
jumlah kail, umpan, dan kait bervariasi tergantung pada ukuran
kapal, jumlah kru, dan level mekanisasi kapal. Jenis ikan yang
ditangkap pun bergantung pada umpan yang digunakan. Kail dapat
diulur dan ditarik menggunakan drum berputar yang besar, yang
biasanya diletakkan di buritan kapal. Kapal rawai ukuran kecil dapat
menggunakan tangan untuk mengulur dan menarik kail.[24] Kecepatan
kapal menentukan seberapa dalam dan seberapa jauh jangkauan kail.
Troller adalah salah satu jenis longliner dengan kail yang tergantung
di sisi kapal yang bergerak. Squid jigger menggunakan kail yang
panjang untuk menangkap cumi-cumi. Squid jigger biasanya
dilengkapi dengan cahaya lampu yang terang untuk menarik
perhatian cumi-cumi.
Dredger
Dredger atau kapal keruk digunakan untuk mengumpulkan kerang di
dasar laut. Metode pengerukan dasar laut dapat dibagi menjadi
pengerukan dengan sekop atau kantung besar yang ditarik dan
dengan menggunakan pompa hidrolik untuk menyedot apapun yang
berada di dasar laut.[25]
Pemasang jebakan
Kapal pemasang jebakan ikan digunakan untuk memasang jebakan
penangkap hewan laut.[26]
Kapal penelitian
Kapal penelitian digunakan untuk melakukan penelitian perikanan,
dapat melakukan berbagai jenis metode penangkapan ikan dalam
skala kecil serta dilengkapi dengan laboratorium dan peralatan
modern seperti sonar, radar cuaca, dan komunikasi satelit.
2.2.3 Kapal dari Muatannya
Kapal Aerostatic
6
Kapal Aerostatic mengapung dengan gaya dorong udara di bawah
lambungnya. Kapal ini memiliki sirkulasi udara angkat (kipas udara) yang
mengatur tekanan udara di bawah badan kapal (aerostatic support).
Kapal Hydrodynamic
Kapal ini bergantung pada kecepatan yang mengangkat sebagian lambungnya
keluar dari air (hydrodynamic support).
Kapal Hydrostatic
Kapal hydrostatic adalah kapal dengan displasemen yang besar, sebagian
besar lambungnya terendam air.
7
c. Kapal Berbentuk Biasa (round bottom)
2.4.1 Keuntungan dan Kerugian Bentuk Kapal
Bentuk-bentuk kapal sesuai dengan tujuan pembuatannya mempunyai keuntungan
dan keruagiannya masing-masing.
Kapal berbentuk segi tiga (V Bottom ) Hambatan,terhadap air kecil. Kecepatan lebih
maksimal dibandingan bentuk yang lain.
Kapal Berbentuk Kotak(Flate Bottom) memiliki hambatan terhadap air namun besar
kecepatannya pada kapal lebih rendah dibandingan bentuk kapal lainnya. Sedangkan pada
hambatan terhadap air sedang ( lebih kecil dibandingkan dengan bentuk flate bottom, muatan
kapal ini lebih sedikit dibandingkan bentuk kapal lainnya. Daya muat palkanya besar, dan
daya muat palkannya sedang.Kecepatannya lebih rendah dibandingan bentuk kapal V
bottom dan lebih cepat dibandingkan bentuk kapal flate bottom.
8
kontinuitasnya karena hal tersebut sangat vital sekali dalam operasional, maka dalam perancangan ini
setiap komponen utama sistem harus ada yang stand bay (cadangan) dengan tujuan jika salah satu
mengalami trouble/disfungsi dapat secara otomatis terantisipasi dan teratasi.
a. System Manual, yaitu daun kemudi langsung behubungan dengan tongkat yang langsung
digerakkan dengan tangan. Kemudi ini banyak diginakan oleh kapal-kapal kecil atau kapal
kayu.
b. System Mekanik, yaitu daun kemudi yang letaknya di buriotan dihubungkan dengan gigi-
gigi atau rantai dan dihubungkan ke jatra yang letaknya di ruang kemudi/navigasi. System ini
digerakkan dengan tangan.
9
c. System Hydroulik, yaitu untuk menggerakkan daun kemudi digunakan sistem hidroulik
yaitu system yang menggunakan tenaga cairan/oli sehingga gerakkannya lebih halus dan
ringan, memutar jatra dengan tangan.
d. System Elektro Hydoulik, yaitu hampir sama dengan hidroulik, hanya tenaga
penggeraknya menggunakan tenaga listrik yang mengatur katupkatup olie.
e. System Kemudi Otomatis, yaitu suatu susunan kemudi yang terdapat di kapal-kapal
penumpang yang dilengkapi dengan pedoman-pedoman gasing. Kemudi berfungsi untuk
mengolah gerak kapal. Untuk menggerakkan daun kemudi yang berada di bawah permukaan
air, dipergunakan mesin kemudi yang dihubungkan dengan poros kemudi pada ruang mesin
kemudi. Mesin kemudi dapat dioperasikan dari ruang nahkoda yang berada di anjungan.
10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Konsitensi dalam menentukankan displacement, panjangdan kecepatan kapal yang tepat
dapat menghasilkan perencanaan yang sesuai dengan kreteria kapal yang diinginkan
11