&
SPESIFIKASI TEKNIS
Kalender
1.2.
Pekerjaan ini meliputi, mendatangkan dan melengkapi
semua bahan-bahan, menyediakan tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan serta membuat segala pekerjaan
1.3.
persiapan dan tambahan untuk kesempurnaan
pelaksanaan dan kemudian menyerahkan pekerjaan
dalam keadaan selesai dan sempurna.
4.3 Pematokan
a. Sebelum bagian pekerjaan lainnya dimulai,
Kontraktor melakukan pematokan untuk
menetapkan AS fan Peil rencana serta batas.
b. Dalam pematokan ini, Kontraktor harus
memperhatikan titik-titik referensi/Bench Mark
yang ada.
4.4 Pembersihan
a. Bagian taman yang terkena terkena bangunan
dibongkar, batang-batang pohon,
akar-akar dan sebagainya harus dibongkar pada
kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di
permukaan tanah asli atau permukaan
akhir/final grade (ditentukan oleh permukaan
yang lebih rendah) dan bersama-sama dengan
seluruh sampah dalam segala bentuknya, harus
dibuang pada tempat yang tidak tampak dari
tempat pekerjaan/akan ditetapkan oleh Direksi.
b. Pohon-pohon yang ditebang, tidak
diperkenankan jatuh pada tanah milik
perorangan tanpa izin khusus dari pemiliknya
danKontraktoratas tanggungjawabnya
menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau
membiarkan di tempat semula, asal ada
persetujuan tertulis dari pemiliknya.
c. Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi
pada saat pembersihan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor atas tanggung jawabnya sendiri.
d. Dalam hal akan dilakukan pembakaran,
Kontraktor harus memberitahukan kepada
pemilik-pemilik tanah yang berbatasan dengan
pekerjaan, paling kurang 48 jam tentang
maksudnya akan melakukan pembakaran.
e. Kontraktor harus selalu bertindak sesuai dengan
peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku
mengenai pembakaran di tempat terbuka.
f. Pada pelaksanaan pembersihan, kontraktor harus
berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap
patok-patok pengukuran, pipa-pipa atas tanda-
tanda lainnya.
g. Pekerjaan pematikan dianggap selesai apabila
hasilnya sudah diketahui dan disetujui oleh
Direksi.
4.5 Galian
a. Pekerjaan galian dilakukan pada daerah galian
sebagai yang tercantum dalam gambar rencana.
b. Kedalaman penggalian harus sesuai dengan
ketinggian rencana yang tertera pada gambar
rencana.
5
4.6 Urugan
a. Material untuk urugan, harus material yang
sesuai untuk itu dan disetujui Direksi. Galian
tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada
material yang cukup baik untuk memenuhi
kebutuhan seluruh pengurugan.
b. Material yang dalam keadaan basah, dimana
kalau dalam keadaan kering dinyatakan dapat
dipakai, harus dikeringkan lebih dahulu sebelum
digunakan untuk timbunan.
c. Bila Direksi menghendaki, Kontraktor harus
menggali tanah tufa atau material tanah yang
kurang baik mutunya sampai kedalaman yang
dianggap cukup oleh Direksi.
d. Pada daerah-daerah basah/ tergenang air/rawa,
Kontraktor harus membuat saluran-saluran
pembuangan sementara atau memompa air
untuk mengeringkan daerah tersebut. Lapisan
lumpur yang ada harus dibuang ke tempat yang
akan ditunjuk oleh Direksi sebelum pengurugan
kembali.
e. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, pada
daerah yang telah selesai dibabat dan
dibersihkan, Kontraktor harus mengerjakan
pengisian lubang-lubang yang disebabkan
karena pencabutan akar-akar pohon, bekas-
bekas sumur, saluran dan sebagainya dengan
menggunakan material yang baik sesuai dengan
petunjuk Direksi dan harus segera dilakukan
perataan dan pemadatan pada permukaan tanah
tersebut.
f. Penghamparan material urugan dapat dimulai
setelah ada persetujuan Direksi.
g. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan
setiap lapisan harus dipadatkan sampai
mancapai kepadatan yang disyaratkan. Lapisan
dari material lepas selain dari material batu-
batuan, tebal tiap lapisannya tidak boleh lebih
dari 20 cm, kecuali kalau tersedia alat pemadat
(Compaction Equipment) yang dapat
memadatkan lebih dari 20 cm sampai mencapai
6
A. Bahan-bahan
1. Semen Portland (PC)
1. Persyaratan
- Digunakan Portland Cement Tipe I
menurut NI - 8 tahun 1972 dan
memenuhi S - 400 menurut Standar
Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun
1972).
- Semen yang telah mengeras sebagian
maupun seluruhnya dalam satu zak
semen,tidakdiperkenankan
pemakaiannnya sebagai bahan
campuran.
- Penyimpanan harus sedemikian rupa
sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat
mengeras. Tempat penyimpanan semen
harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 m. Setiap semen baru
yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada
agar pemakaian semen dapat
dilakukan menurut urutan pengiriman.
2. Penyimpanan
Semen harus disimpan dalam gudang yang
kedap air dan berventilasi baik, diatas
lantai 30 cm. Kantong-kantong berisi
semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10
lapis, atau ditumpuk langsung diatas lantai.
Penyimpanan semen harus selalu terpisah
untuk setiap pengiriman.
3. Pemeriksaan
- Kantraktor harus memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas kapan dan
dimana semen itu dihasilkan.
Konsultan Pengawas mengadakan
pemeriksaan di tempat penimbunan
dan mengambil contoh-contoh semen
timbunan tersebut untuk keperluan
pemeriksaan di Laboratorium, jika
kualitasnya diragukan. Semen yang
dinyatakan afkir oleh Konsultan
Pengawas, tidak boleh dipergunakan
dan harus disingkir keluar proyek.
Apabila Kontraktor masih
mempergunakan semen yang diafkir
tersebut untuk pekerjaan beton maka
kepada Kontraktor dapat
diperintahkan untuk membongkar
beton tersebut dan harus
menggantinya dengan semen yang
disetujui atas biaya Kontraktor.
- Untuk mencegah semen dalam zak
disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, kontraktor hendaknya
memakai semen menurut urutan
kronologis yang diterima dalam
gudang penyimpanan.
4. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak
dengan mutu
- U - 32 tegangan Leleh karakteristik
minimum 3200 kg/cm2).
Untuk Besi Diameter diatas 12 mm (Besi
Ulir) (BJTD)
- U - 24 tegangan Leleh karakteristik
minimum 2400 kg/cm2).
Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter
19 mm (Besi Ulir) (BJTD)
7. Selimut beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak
boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian-bagian konstruksi, apabila
tidak ditentukan didalam gambar
rencana, maka tebal selimut beton untuk satu
sisi pada masing-masing konstruksi adalah
sebagai berikut :
- Kepala tiang (poer)
- Balok sloof 4 cm
- Balok 3 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 1,5 cm
8. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan
struktur adalah, fc’ = 21,7 Mpa dan untuk
beton praktis dipakai Beton Mutu fc’ = 14,5
Mpa (K-175). Sebelum dilaksanakanya
pekerjaan beton harus ada perhitungan mix
disain untuk komposisi campuran Mutu beton
yang akan dipakai sebagai pedoman untuk
pekerjaan beton tersebut.
9. Dan lai-lain
Pada Bagian beton yang ada pekerjaan
lanjutannya harus dibuatkan stek besi
sepanjang 1m’ atau menurut petunjuk direksi
(pengawas Lapangan)
B. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Shop drawing : Perhitungan Konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton,
Kontraktor diharuskan :
- Membuatshop drawingsuntuk
mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
3. Penulangan
1. Baja tulangan sebelum dipasang harus
dibersihkan dari kotoran, karat lepas,
serpih-serpih, minyak gemuk atau lapisan
lainnya yang akan merusak atau
mengurangi daya lekat pada beton.
2. Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk
dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang tertera dalam gambar. Baja
tulangan tidak boleh diluruskan atau
dibengkokkan kembali dengan cara yang
dapat merusak bahannya.
3. Baja tulangan harus dipasang pada posisi
yang tepat sesuai gambar rencana. Harus
diusahakan, agar posisinya tidak berubah
atau bergeser pada saat beton dipadatkan.
4. Pada umumnya pengujian untuk besi
tulangan dilakukan sesuai PBI-1971 yaitu
mempunyai kekuatan leleh minimum 3600
kg/cm2. Jika besi tulangan tersebut
tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan, maka kelompok yang tidak
memenuhi syarat tersebut harus
disingkirkan dan tidak boleh digunakan.
4. Pengecoran
1. Sebelumdilakukan pengecoran, kontraktor
harus mempersiapkan dengan sebaik-
baiknya segala sesuatu yang berhubungan
dengan pengecoran antara lain ; Meneliti
kembali tulangan yang telah dikerjakan
dan menyesuaikannya
dengan gambar apabila terdapat kesalahan.
Tulangan yang bengkok, ikatan-ikatan
yang lepas atau berobah posisinya harus
dibetulkan. Meneliti semua instalasi yang
akan tertanam dalam beton, apakah sudah
tertanam dengan baik. Memberitahukan
dahulu kepada konsultan Pengawas
tentang pengecoran yang akan dilakukan.
Jika tidak ada pemberitahuan tertulis atau
persiapan pengecoran tidak disetujui, maka
kontraktor dapat diperintahkan untuk
menyingkirkan beton yang akan dicorkan
tersebut.
5. Angkutan Beton
1. Cara dan alat-alat yang digunakan untuk
mengangkut beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa
ke tempat pekerjaan, tanpa adanya
kehilangan bahan yang bisa menyebabkan
perobahan nilai slump.
2. Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus
diusahakan agar pengangkutan ketempat
pengecoran sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya.
3. Beton lift digunakanuntuk angkutan
vertikal, sedang untuk alat angkut
horizontal bisa menggunakan kereta
dorong. Tidak diizinkan menggunakan
ember-ember secara beranting.
6. Pengujian Beton
1. Semua pengujian beton harus sesuai
dengan PBI – 1971.
Kekuatan tekan dari beton ditetapkan
konsultan Pengawas dengan silinder
berukuran 15 x 30 cm atau kubus
berukuran 15 x 15 cm.
2. Kontraktor harus menyediakan fasilitas
guna keperluan guna pengujian yang
representative,frekwensipengujian
ditetapkan konsultan Pengawas
berdasarkan tingkat pengecoran dan
struktur.
3. Meskipun hasil pengujian kubus- kubus
beton seperti diuraikan diatas memuaskan,
konsultan Pengawas berhak menolak
konstruksi beton yang cacat seperti berikut
:
- Konstruksi beton yang sangat keropos.
- Bentuk dan posisi beton tidak sesuai
dengan yang tidak ditunjukkan dalam
gambar.
- Konstruksi yang tidak tegak lurus atau
rata, seperti yang direncanakan.
4. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut
slump) tidak boleh kurang dari 8 cm dan
tidak melampaui 12 cm.
C. Pedoman Pelaksanaan :
1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana
kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai PBI 1971.
2. Pemborong wajib melaporkan secara
tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan
yang didapat didalam gambar konstruksi
dan gambar arsitektur.
3. Adukan beton dan Pengangkutan
Pengadukan harus dilakukan dengan
mesin pengaduk (Mixer). Komposisi
campuran dari masing masing material
seperti Semen, Pasir Kerikil dan Air harus
sesuai dengan takaran yang susdah
disetujui pengawas/direksi serta
berdasarkan Job Mix.
Pengangkutan adukan beton dari tempat
pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi, yaitu :
- Tidak berakibat pemisahan dan
kehilangan bahan-bahan.
- Tidakterjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara
beton yang sudah dicor dan yang akan
dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel
4.4.1 PBI 1971.
4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung
pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut
harus sudah dapat dicabut pada saat beton
dicor.
Apabila pengecoran beton harus
dihentikan, maka tempat penghentiannya
harus disetujui oleh Direksi. Untuk
melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat
kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali
pada pengecoran kolom, adukan tidak
boleh dicurahkan dari ketinggian yang
lebih tinggi dari 1,5 m.
5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar
tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai
berikut:
- Dipergunakan karung-karung yang
senantiasa basah sebagai penutup
beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik
seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan,
munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau
diperbaiki segera atas resiko
pemborong.
15
1. B a t a
Bentuk standar batu bata adalah prisma empat
persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan
adanya retak-retak yang merugikan. Bata
merah dibuat dari tanah liat dengan atau
campuran bahan lainnya, yang dibakar pada
suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila
direndam air
2. P a s i r
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur
tidak boleh melebihi 5 % berat
3. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut,
mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada
pasal beton bertulang
2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati,
diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat.
Mencampur semen dengan pasir harus dalam
keadaan kering yang kemudian diberi air sampai
didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan
sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan
adukan yang baru.
Pedoman Pelaksanaan
10.3
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap
(Fabrikasi), Kontraktor harus membuat shop
drawing terlebih dahulu yang mencakup tentang
21
11.3
Pedoman Pelaksanaan
1. Pada lantai baru dihampar Pasir urug setebal
10 cm disiram dengan air dan dipadatkan
pakai stamper pemadat.
2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus
22
Melaksanakan :
- Seluruh instalasi penerangan & stop kontak dalam
Gedung
- Seluruh instalasi penerangan halaman & parkir
- Menyediakan dan memasang semua toevoer listrik.
- Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger
untuk feeder dan instalasi.
- Mengurus permintaan daya listrik dan proses daya
penyambungan listriksehingga dapat digunakan oleh
pemilik bangunan.
- Penangkal petir
- Menyediakan dan memasang lighting control terminal
type Non Konventional lengkap dengan tiang/tower
penegak dan klem-klem.
- Melaksanakan instalasi penghantar dan lighting control
sampai bak control terminal sampai bak kontrol
lengkap dengan alat bantu.
- Melaksanakan pentanahan lengkap bak kontrol
lengkap dengan tutup dan terminal penyambung.
- Melakukan pengetesan dan perizinan dari Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
- Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar as-
built.
- Melaksanakanpemeliharaan dan memberikan jaminan.
2. Syarat-syarat Fisik
- Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe
yang sama, diminta merek atau dibuat oleh pabrik
yang sama.
Umum
- Tegangan kerja: 380 colt – 3 fase – 50 Hz
- Interupting capacity untuk main breaker 45 KA dan
cabang-cabang minimal 25 KA.
- Jenis panel indoor frestanding lengkap dengan pintu.
- Gambar detail harus dibuat oleh kontraktor dan
disetujui oleh pemberi tugas sebelum pembuatan.
Pemutusan Daya
- Rated breaking capacity pada 380 volt – 3 fase tidak
kurang dari 35 KA.
- Breaker jenis ACB (air Circuit Breaker) harus makai
jenis fixed type.
- Ammeter AC :
1. Jenis moving iron, range sesuai kebutuhan, 900
hubungan langsung dengan trafo arus kelas 2.5.
3. Bentuk persegi empat, pasangan masuk.
3. Lampu pilot
4. Cos Ø meter
Panel Distribusi
Persyaratan umum :
- Teknis pelayanan panel ini untuk penerangan setiap
lantai.
- Type breaker baik main dan breaker sesuai gambar
rencana terdiri atas MCCB dan MCB.
Persyaratan Pembuatan :
- Badan panel dari sheet steel dengan ketebalan minimal
1.6 mm.
- Persyaratan anti karat dan pengecatan luar 2 kali
seperti panel utama.
- Type panel indoor.
- Jenis panel surface mounted pintu berkunci.
- Panel dengan pintu berkunci bilamana panel terletak di
ruang terbuka.
- Pentanahan harus mempunyai bar bagi fasilitas
pentanahan peralatan.
- Busbar dari bahan tembaga dengan kapasitas tidak
boleh kurang dari kabel feeder yang masuk, boleh
telanjang asal dipasang secara kuat dan aman.
- Breaking capacity sesuai dengan gambar sebagai
berikut :
- Main breaker 15 KA untuk panel penerangan.
- Cabang- cabangnya minimal 5 KA.
Panel Listrik
- Panel penerangan terpasang wallmounted kedinding
bangunan.
- Panel penerangan terpasang wallmuonted atau surface
mounted kekolom atau dinding.
- Panel penerangan luar jenis outdoor diberi pelindung.
- Gali Urug
- Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman
dan besar yang sesuai spesifikasi yang diminta.
- Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau
lainnya harus dibuat gambar detail dan cara
penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan
mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
- Kesalahan yang timbul karena kelalaian kontraktor
listrik menjadi tanggungjawabnya.
- Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug
kembali dengan sirtu sampai padat.
- Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil
pekerjaaan pihak lain harus diperbaiki kembali oleh
kontraktor listrik dengan beban biaya tanggungan
sendiri.
- Pentanahan
- Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus
diberi pentanahan sebagai berikut :
- Pentanahan sistem
- Yang dimaksud dengan pentanahan sistem adalah
pentanahan kawat netral (MP). Yang harus ditanahkan
adalah titik netral.
- Grounding electroda berupa Ø 3/4”, sehingga diperoleh
tahanan tanah tidak lebih dari 1 ohm.
14.6 PENGUJIAN (TESTING)
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji,
sehingga diperoleh yang baik dan bekerja sempurna
sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila
diperlukan,bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat
diminta oleh direksi untuk diuji ke Laboratorium atas
tanggungan biaya kotraktor.
Ir. Gunawan
Direktur