Anda di halaman 1dari 7

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda

tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah

perubahan dalam besar, jumlah, ukuran berat (gram, pound, kilogram),

ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik

(retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh), Perkembangan (development)

adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel,

jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. (Soetjiningsih, 1998;

Tanuwijaya, 2003).

Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti 4 pola, yaitu pola umum,

neural, limfoid, serta reproduksi. Organ-organ yang mengikuti pola umum

adalah tulang panjang, otot skelet, system pencernaan, pernapasan,

peredaran darah, volume darah. Perkembangan otak bersama tulang-tulang

yang melindunginya, mata dan telinga berlangsung lebih dini. Otak bayi

yang baru dilahirkan telah mempunyai berat 25% berat otak dewasa, 75%

berat otak dewasa pada umur 2 tahun, dan pada umur 10 tahun telah

mencapai 95% berat otak dewasa. Pertumbuhan jaringan limfoid agak


2

berbeda dengan dari bagian tubuh lainnya, pertumbuhan mencapai

maksimum sebelum remaja kemudian menurun hingga mencapai ukuran

dewasa. Sedangkan organ-organ reproduksi tumbuh mengikuti pola

tersendiri, yaitu pertumbuhan lambat pada usia pra remaja, kemudian disusul

pacu tumbuh pesat pada usia remaja. (Tanuwijaya, 2003; Meadow & Newell,

2002; Cameron, 2002).

Proses pertumbuhan juga dipengaruhi oleh pertumbuhan patologis, yaitu

adanya kasus stunting dan anak kurus, yang dimana stunting merupakan

gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat

gizi kronis dan atau penyakit infeksi kronis berulang yang ditunjukkan dengan

nilai z-score tinggi badan menurut usia (TB/U) < -2 SD berdasarkan standard

WHO (WHO, 2010).

Menurut (Anugraheni, 2012) stunting juga meningkatkan resiko obesitas

dan penyakit degeneratif. Hal ini dikarenakan orang dengan tubuh pendek

berat badan idealnya juga rendah, kenaikan berat badan beberapa kilogram

saja bisa menjadikan Indeks Masa Tubuh (IMT) naik melebihi batas normal.

Keadaan overweight dan obesitas yang terus berlangsung lama akan

meningkatkan resiko kejadian penyakit degeneratif. Pada dasarnya banyak

faktor penyebab terjadinya stunting, dimana faktor-faktor tersebut saling

berhubungan satu dengan lainnya. Menurut UNICEF (1998) terdapat dua

faktor utama penyebab stunting yaitu asupan makanan tidak seimbang dan

riwayat penyakit. Menurut Soetjiningsih (1995) tumbuh kembang anak

dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.


3

Pembinaan pertumbuhan anak memerlukan perangkat instrument untuk

stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang

termasuk format lanjutan kasus dan pencatatan pelaporan kegiatan.

Berbagai metode stimulasi dan deteksi dini telah banyak dikembangkan oleh

para ahli dan lintas sektor terkait. Departemen kesehatan bekerjasama

dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun berbagai

instrument stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak,

yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) di Tingkat Pelayanan

Kesehatan Dasar.

Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila prevalensi

kurus antara 10,0%-14,0% dan di anggap kritis bila ≥15,0% (WHO, 2010).

Pada tahun 2013, secara nasional prevalensi kurus pada anak balita masih

12,1%, yang artinya masalah kurus di Indonesia masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat yang serius. Diantaranya 33 provinsi, terdapat 23

provinsi yang masuk kategori serius yang salah satunya yaitu Nusa

Tenggara Barat (11,9%).

Data dari Riskesdas Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan secara

keseluruhan prevalensi anak balita kurus dan sangat kurus menurun dari

15,5% pada tahun 2017 menjadi 11,9% pada tahun 2013. Kabupaten yang

memiliki prevalensi tertinggi adalah Sumbawa Barat (13,4%), diikuti

Kabupaten Lombok Tengah (7,3%), Sumbawa dan Lombok Barat masing-

masing 7% dan 6,7%.


4

Data dari Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah menyatakan

bahwa jumlah balita di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2016 yaitu

96,342 dengan jumlah balita yang berada di Kecamatan Pringgarata 7,369

(7,6%).

Data dari bidang Gizi Puskesmas Pringgarata jumlah balita terbanyak

adalah di desa Pringgarata dengan jumlah balita 990, yang tersebar di

berbagai Dusun dengan balita tertinggi berada di Dusun Pringgarata barat

utara 118 (11,9%) dan terendah berada di Dusun Telabah baru 42 (4,24%),

sedangkan jumlah balita yang mengalami berat badan di Bawah Garis Merah

(BGM) dari wilayah kerja Puskesmas Pringgarata berada di Desa Pringgarata

barat utara 9 (7,6%), Desa Arjangka 2 (0,38%) dan Murbaya (0,23%).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang di lakukan oleh peneliti dengan

teknik wawancara pada bulan desember 2017 di wilayah kerja Puskesmas

Pringgarata kepada 5 ibu yang memiliki anak balita didapatkan data bahwa 2

ibu mengatakan tahu dan pernah melakukan deteksi dini pertumbuhan pada

anaknya, sedangkan 3 ibu lainnya kurang mengetahui tentang deteksi dini

untuk melihat adanya gangguan pertumbuhan pada anaknya.

Berdasarkan uraian di atas tentang pentingnya stimulasi, deteksi dan

intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) dalam mendeteksi secara dini

kelainan pertumbuhan pada anak di desa Pringgarata yang masih belum

mengalami peningkatan dari 2 tahun terakhir yaitu pada tahun 2016 terdapat

sebanyak 9 (7,64%) balita mengalami BGM, 2 (1,69%) balita kurus dan

terdapat sebanyak 3 (2,54%) balita sangat gemuk dan angka tersebut tidak
5

mengalami perubahan pada tahun 2017, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian menggunakan Instrumen stimulasi, deteksi dan

intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) dalam khususnya pertumbuhan

(berat badan/panjang badan atau tinggi badan dan lingkar kepala) pada

Balita di Desa Pringgarata, Kecamatan Ppringgarata Kabupaten Lombok

Tengah Tahun 2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah pertumbuhan

Balita di desa Pringgarata, Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok

Tengah Tahun 2018?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum : Untuk mengetahui ”Pertumbuhan Balita di Desa

Pringgarata, Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok

Tengah Tahun 2018”.

b. Tujuan Khusus :

1. Mengidentifikasi Status Gizi Balita

2. Mengidentifikasi pertumbuhan balita dengan mengukur

Lingkar kepala

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan pada tenaga kesehatan terutama


6

keperawatan sehingga meningkatkan pelaksanaan asuhan

keperawatan di komunitas atau masyarakat dalam pengembangan

ilmu keperawatan anak, khususnya dalam upaya stimulasi dan deteksi

dini tumbuh kembang anak.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Ibu

Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pada ibu-ibu yang

memiliki balita, agar dapat mendeteksi secara dini kelainan atau

gangguan pertumbuhan pada anak.

b. Untuk Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi tambahan literatur atau

informasi dalam pelaksanaan SDIDTK khususnya untuk mendeteksi

dini pertumbuhan (berat badan/panjang badan atau tinggi badan dan

lingkar kepala) pada balita di Desa Pringgarata, Kecamatan

Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2018..

c. Untuk Instansi Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memantau

pertumbuhan balita menggunakan instrumen stimulasi, deteksi dan

intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) dan sebagai pertimbangan

bahan atau dasar untuk pelaksanaan pemantauan penyimpangan

pertumbuhan balita yang ada di desa Pringgarata, Kecamatan

Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2018.


7

d. Untuk Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk

bahan referensi dalam penulisan tugas akhir, makalah atau penelitian

ilmu, serta untuk memperdalam lagi tentang ilmu keperawatan anak

tentang penyimpangan pertumbuhan anak balita khususnya di ilmu

keperawatan pada anak.

Anda mungkin juga menyukai