Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

BUSINESS ETHICS & GOOD GOVERNANCE

IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS PADA


PT FRISIAN FLAG INDONESIA

Disusun Oleh:
SUKRASNO
NIM 55117120110
Mahasiswa Pascasarjana
Program Studi Magister Manajemen
Universitas Mercu Buana
Tahun 2018

Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA


Dosen Magister Manajemen
Univesitas Mercu Buana

1
ABSTRAK

Etika secara umum dapat diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku
seseorang atau sesuatu badan/lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat
diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya.
Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan
yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi
perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap
sebagai perilaku yang etis atau tidak etis.
Etika bisnis adalah istilah yang biasanya berkaitan dengan perilaku etis atau tidak etis
yang kemudian dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu organisasi. Etika bisnis
merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi,
dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Etika telah berkembang di kehidupan masyarakat di Indonesia saat ini. Jika kita dapat
mempergunakannya dengan baik maka akan memberikan dampak yang positif terhadap
bisnis kita, sehingga bisnis kita akan berjalan dengan baik. Karena dengan memiliki dan
melaksanakan etika kita dapat bersaing dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak
manapun. Jadi penegakan etika bisnis penting artinya dalam menegakkan iklim
persaingan usaha yang sehat dan kondusif.
Penulisan Tugas ini bertujuan untuk mengetahui dan mencermati bagaimana
implementasi etika bisnis pada PT. Frisian Flag Indonesia, salah satu produsen produk-
produk nutrisi berbasis susu untuk anak-anak di Indonesia yang juga dikenal sebagai
Susu Bendera.

2
BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pengertian bisnis dalam ilmu ekonomi adalah suatu organisasi yang menjual
barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya untuk mendapatkan laba.
Menurut Steinford (1979) “ Business is all those activities involved in providing the
goods and services needed or desired by people.” Dalam pengertian ini bisnis sebagai
aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh
konsumen. Banyak perusahaan yang meyakini prinsip bisnis yang baik adalah
bisnisyang beretika yaitu bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hokum dan peraturan
yang berlaku.
Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar
untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktifitas, dan usaha yang kita sebut bisnis.
Di Indonesia penegakan etika bisnis dalam persaingan bisnis semakin berat, kondisi ini
semakin sulit, dan kompleks. Karena banyaknya pelanggaran tehadap etika bisnis oleh
para pelaku bisnis itu sendiri.
Dalam bisnis akan terjadi persaingan yang sangat ketat kadang-kadang
menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk memenangkannya,
sehingga yang sering terjadi persaingan yang tidak sehat dalam bisnis. Persaingan
yang tidak sehat ini dapat merugikan orang banyak selain juga dalam jangka panjang
dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri.
Aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan
yang sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat menunjukkan bahwa peranan
hukum dan etika bisnis dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan sebagaimana
semestinya.
Etika bisnis dibutuhkan karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh,
dan memliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai
(value creation) yang tinggi diperlukan satu landasan yang kokoh.
PT. Frisian Flag Indonesia sebagai salah satu perusahaan atau produsen yang
menghasilkan berbagai macam produk susu. Hingga kini PT. Frisian Flag Indonesia
masih terus melanjutkan komitmennya untuk membantu memperbaiki status gizi
bangsa Indonesia melalui produk-produk inovatifnya.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah PT. Frisian Flag Indonesia menggunakan etika dalam menjalankan
bisnisnya selama ini.
2. Apakah ada pelanggaran etika bisnis yang mungkin dilakukan PT. Frisian Flag
dalam menjalankan bisnisnya.
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan artikel ini adalah mengetahui penerapan good Corporate
Governance pada Perum BULOG secara cukup mendalam dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Business Ethics and Good Governance (BE & GG).
3
BAB II
LANDASAN TEORI (LITERATURE REVIEW)

II.1. Definisi Etika Bisnis


Definisi etika bisnis yang dikemukakan para ahli sangat beraneka ragam tetapi
memiliki satu pengertian yang sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang
berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan
moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.
Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agara prinsip dan perilaku ekonomi dan
bisnis, baik oleh perseorangan, institusi maupun pengambil keputusan (decision maker)
dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan
persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja konomi,
daya tahan ekonomi dan kemampuan daya saing dan terciptanya suasana kondusif
untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui kebijakan
secara berkesinambungan.
Etika ini mencegah terjadinya praktek-praktek monopoly, Oligopoly, kebijakan
ekonomi yang mengarah kepada perbuatan korupsi, kolusi dan Nepotisme, diskriminasi
yang berdampak negative terhadap persaingan sehat, dan keadilan serta
menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh keuntungan.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena
dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan “grey-area” yang tidak diatur oleh
ketentuan hukum.
II.2. Teori Etika Bisnis
Ada empat macam teori etika yaitu :
1. Teori Etika Teleologi
Istilah teleologi dikemukakan oleh Christian Wolff seorang filsuf Jerman abad ke-
18. Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan
keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan
bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti umum,
teleologi merupakan sebuah studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau
tujuan di alam maupun dalam sejarah.
Dalam dunia etika, teleologi diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik
buruknya suatu tindakan dilakukan. Betapa pun salahnya sebuah tindakan menurut
hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik.
Dengan demikian tujuan yang baik harus diikuti dengan tindakan yang benar menurut
hukum. Perbincangan “baik” dan “jahat” harus diimbangi dengan “benar” dan “salah”.
Ajaran teleologis ini dapat menciptakan hedonisme, ketika “yang baik” itu dipersempit
menjadi “yang baik” bagi diri sendiri.
2. Utilitarianisme.
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu
perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut
bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
4
Contoh : Melakukan kerja bakti yang diadakan di lingkungan sekitar, sebagai upaya
untuk kebersihan lingkungan dan membuat tempat tersebut juga jadi nyaman dan sehat
untuk masyarakatnya.
3. Teori Deontologi
Teori Deontologi yaitu berasal dari bahasa Yunani, “Deon” berarti tugas dan
“Logos” berarti pengetahuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan kewajiban
manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan
dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakan yang dilakukan,
melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri. Dengan kata
lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas
dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.
Contoh : Kewajiban seseorang yang memiliki dan mempercayai agamanya, maka
orang tersebut harus beribadah, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
4. Teori Hak
Teori hak yakni merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan
dengan kewajiban. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua
manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
Teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik
buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
Contoh : asisten rumah tangga yang mempunyai hak untuk mendapatkan gaji
bulanannya setelah ia melakukan kewajibannya mengurus rumah dan sebagainya.
5. Teori Keutamaan
Teori keutamaan yakni memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak
ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan
sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah
diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh :
 Kebijaksanaan : seorang pemimpin yang memiliki sifat bijaksana dalam segala
urusan.
 Keadilan : mampu bersifat adil dalam menentukan pilihan.
 Suka bekerja keras : mau terus berjuang dalam bekerja, sehingga pada akhirnya
dapat menikmati hasil jerih payahnya yang baik.
II.3. Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas
dari kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis
sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya
a. Prinsip Otonomi
Yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang
apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan
yang diambil.
b. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran
merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam pelaksanaan
kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain).
c. Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan
5
haknya masing- masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
d. Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk
berbisnis yangkompetitif.
e. Prinsip Intergritas Moral
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam
menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap
dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik
Dari berbagai pandangan etika bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk
menyatakan bahwa seseorang atau perusahaan telah mengimplementasikan etika
bisnis antara lain adalah:
1. Indikator Etika Bisnis menurut ekonomi adalah apabila perusahaan atau
pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber
daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain.
2. Indikator Etika Bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan
indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya
apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang
telah disepakati sebelumnya.
3. Indikator Etika Bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hukum seseorang
atau suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnis apabila
seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan telah mematuhi segala norma
hukum yang berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
4. Indikator Etika Bisnis berdasarkan ajaran agama. Pelaku bisnis dianggap
beretika bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepada
nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.
5. Indikator Etika Bisnis berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik
secara individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya.
6. Indikator Etika Bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila
masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan
integritas pribadinya.

II.4. Antara Keuntungan dan Etika Bisnis


Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Keuntungan adalah hal yang pokok
bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-satunya,
sebagaimana dianut pandangan bisnis yang ideal. Dari sudut pandang etika,
keuntungan bukanlah hal yang buruk. Bahkan secara moral keuntungan merupakan hal
yang baik dan diterima. Karena Keuntungan memungkinkan perusahaan bertahan
dalam usaha bisnisnya. Tanpa memeperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang
bersedia menanamkan modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi aktivitas
ekonomi yang produktif demi memacu pertumbuhan ekonomi yang menjamin
kemakmuran nasional.
Keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan melainkan juga dapat
menghidupi karyawan-karyawannya bahkan pada tingkat dan taraf hidup yang lebih
baik. Ada beberapa argumen yang dapat diajukan disini untuk menunjukkan bahwa
justru demi memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan , sangat relevan, dan
mempunyai tempat yang sangat strategis dalam bisnis`dewasa ini. Pertama, dalam
6
bisnis modern dewasa ini, para pelaku bisnis dituntut menjadi orang-orang profesional
di bidangnya. Kedua dalam persaingan bisnis yang ketat para pelaku bisnis modern
sangat sadar bahwa konsumen adalah benar-benar raja. Karena itu hal yang paling
pokok untuk bisa untung dan bertahan dalam pasar penuh persaingan adalah sejauh
mana suatu perusahaan bisa merebut dan mempertahankan kepercayaan konsumen.
Ketiga, dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat netral tak
berpihak tetapi efektif menjaga agar kepentingan dan hak semua pemerintah dijamin,
para pelaku bisnis berusaha sebisa mungkin untuk menghindari campur tangan
pemerintah, yang baginya akan sangat merugikan kelangsungan bisnisnya. Salah satu
cara yang paling efektif adalah dengan menjalankan bisnisnya bisnisnya secara secara
baik dan etis yaitu dengan menjalankan bisnis sedemikian rupa tanpa secara sengaja
merugikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnisnya. Keempat,
perusahaan-perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa karyawan bukanlah
tenaga yang siap untuk eksploitasi demi mengeruk keuntunga yang sebesar- besarnya.
Justru sebaliknya, karyawan semakin dianggap sebagai subjek utama dari bisnis suatu
perusahaan yang sangat menentukan berhasil tidaknya, bertahan tidaknya perusahaan
tersebut. Bisnis sangat berkaitan dengan etika bahkan sangat mengandalkan etika.
Dengan kata lain, bisnis memang punya etika dan karena itu etika bisnis memang
relevan untuk dibicarakan. Argumen mengenai keterkaitan antara tujuan bisnis dan
mencari keuntungan dan etika memperlihatkan bahwa dalam iklim bisnis yang terbuka
dan bebas, perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara baik dan etis, yaitu
perusahaan yang memperhatikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait
dengan bisnisnya, akan berhasil dan bertahan dalam kegiatan bisnisnya.

Berikut ini merupakan manfaat etika bisnis yang baik dijalankan oleh perusahaan-
perusahaan maupun organisasi :
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat
merusak tatanan moral
7. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adlah benar
8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan
golongan pengusaha lemah
9. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati
bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
dimiliki.

7
BAB III
METODE (METHODS)

III.1. Jenis Penulisan


Artikel ini ditulis dengan teknik deskriptif yang bertujuan membuat suatu gambaran
secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan berusaha untuk menuturkan
pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Dengan deMikian
penulisan ini juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Dalam hal ini
penulis menggambarkan atau mendeskripsikan suatu gejala/fenomena yang sedang
terjadi berdasarkan indikator-indikator tertentu dari suatu konsep yang dioperasionalkan.
Satu hal penting, penulisan ini tidak bermaksud menjelaskan suatu hubungan antar
variabel.
Dalam tuilisan ini topik yang dipilih adalah mengenai penerapan etika bisnis (business
ethics) pada PT Frisian Flag.
III.2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dengan mempelajari literatur
dan bahan-bahan yang berhubungan dengan obyek penulisan seperti buku-buku
sumber dan tulisan-tulisan ilmiah yang relevan dengan tujuan penulisan.
Dalam rangka memperoleh data yang digunakan dalam penulisan tugas ini, penulis
menggunakan metode pengumpulan data berupa studi kepustakaanan yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dari beberapa buku/literatur yang terkait dengan topik
yang dibahas, referensi yang bersumber di internet dan jurnal-jurnal yang meneliti dan
mengkaji mengenai etika dalam bisnis, serta sumber-sumber lain yang relevan.
Pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung (penelitian lapangan) ke
perusahaan tidak dilakukan mengingat keterbatasan waktu.
III.3. Validitas Data
Data yang sudah berhasil dikumpulkan kemudian dicatat dalam kegiatan penulisan,
harus diusahakan kemantapan dan kebenaranya. Ketepatan data tidak hanya ditentukan
dari ketepatan pemilihan sumber data dan teknik pengumpulanya tetapi juga dipengaruhi
teknik validitasnya.
III.4. Analisis Data
Teknis analisi data yang digunakan dalam penulisan ini adalah teknik analisi model
interaktif yang didalamnya ada tiga komponen analisis diantaranya reduksi data,
penyajian data, dan penarikan simpulan yang dilakukan serempak dengan bentuk
interaktif yang proses pengumpulan data sebagai siklus. Komponen analisis tersebut
dilaksanakan secara terpadu selama dan sesudah pengumpulan data. Ketiga komponen
analisis model interaktif itu adalah:
1. Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, pemfokusan penyederhanaan dan abstraksi data dari
data yang diperoleh sepanjang berlangsungnya penulisan. Dalam reduksi data ini
penulis mempertegas, memperpendek, membuat ringkas, membuang data-data
yang kurang relevan, mengambil yang penting dan mengatur data sedemikian rupa
sehingga simpulan penulisan dapat dilakukan.
2. Penyajian Data
8
Penyajian data merupakan rangkaian informasi/kalimat yang disusun secara logis
dan sistematis sehingga mudah dipahami dalam deskripsi bebentuk narasi. Hal ini
memungkinkan simpulan penulis yang dilakukan dapat mengacu pada rumusan
masalah sebagai pertanyaan penulisan agar narasi yang tersaji dapat membentuk
deskripsi rinci yang menjawab permasalahan yang ada. Jadi dalam sajian data
penulis membuat deskripsi yang sistematis dan logis agar makna penulisan mudah
dipahami.

3. Penarikan Simpulan
Tahap ini penulis menyimpulkan rangkuman dan olahan data dari pengumpulan data
yang tersusun secara runtut dan logis serta perlunya memverifikasi agar cukup
mantap dan dapat dipertanggung jawababkan. Penyimpulan akhir ini tidak akan
terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir maka penulis harus
bersifat terbuka menerima data yang terkumpul.

9
BAB IV
HASIL DAN DISKUSI
(RESULT AND DISCUSSION)

IV.1. Profil Perusahaan


PT Frisian Flag Indonesia (FFI) adalah produsen produk-produk nutrisi berbasis
susu untuk anak-anak di Indonesia dengan merek Frisian Flag, yang juga dikenal sebagai
Susu Bendera. Frisian Flag telah menjadi bagian dari pertumbuhan keluarga Indonesia
selama lebih dari 90 tahun. Selama itu pula, Frisian Flag selalu memberikan komitmennya
untuk terus berkontribusi membantu anak-anak Indonesia meraih potensinya yang
tertinggi, melalui produk-produk bernutrisi tepat.
Pada tahun 1922 susu dengan merek Friesche Vlag mulai diimpordari Cooperatve
Condensfabriek Friesland yang kini telah menjadi Royal Friesland Campina.Koperasi ini
adalah koperasi terbesar di dunia yang berpusat di Belanda dan beranggotakan16 ribu
peternak yang tersebar di tiga negara, serta memiliki karyawan tak kurang dari 22 ribu
orang yang bekerja di 100 perusahaan di seluruh dunia.Sebagai bagian dari keluarga
multinasional ini, PT Frisian Flag Indonesia mengedepankan pengalaman global dan
kerja sama jangka panjang dengan para peternak Indonesia untuk tetap menjadi leader
dalam menghasilkan produk-produk bergizi berbasis susu. Hal ini dilakukan dengan
memproduksi dan memasarkan aneka produk termasuk susu bubuk, susu cair siap
minum, dan susu kental manis dengan merek-merek Frisian Flag, Yes!, dan Omela.
Perusahaan ini memiliki dua buah pabrik berteknologi canggih yaitu di Pasar Rebo dan
Ciracas, Jakarta. PT Frisian Flag Indonesia juga menaungi + 2500 karyawan yang bekerja
di seluruh penjuru Indonesia. PT Frisian Flag Indonesia berkomitmen untuk senantiasa
menghasilkan produk-produk susu bergizi yang dapat terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat. Selain itu, PT Frisian Flag Indonesia juga terus berupaya untuk
meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui beragam program. Semua ini dilakukan
sebagai wujud visi perusahaan untuk turut berkontribusi terhadap perkembangan bangsa.
Dalam memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berbasis susu, PT Frisian Flag
Indonesia tidak hanya mengikuti standar nasional dan internasional, namun juga
mengadvokasi kepada para pemangku kepentingannya untuk senantiasa mendukung
perkembangan holistik anak dan mempromosikan ASI eksklusif sesuai dengan petunjuk
WHO.
Pada tahun 2002, perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi PT Frisian Flag
Indonesia, dan pada tahun-tahun berikutnya, beberapa perusahaan ikut bergabung di
bawah bendera PT Frisian Flag Indonesia. Dan pada tahun 2010, Frisian Flag melakukan
pembaharuan identitas atau logo produknya.

IV.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan


Visi PT. Frisian Flag Indonesia yaitu:
1) Menjadi perusahaan terkemuka dibidang nutrisi susu dengan menghasilkan produk
dan jenis produk susu yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia
2) Menjadi perusahaan yang memperhatikan kesejahtraan karyawan dan memberikan
gaji yang bersaing serta kesempatan untuk mengembangkan diri bagi karyawan
10
yang berbakat

Sedangkan Misi PT. Frisian Flag Indonesia adalah:


1) Menjadi nomor satu dalam pasar susu secara keseluruhan
2) Menstimulasi konsumsi produk susu secara aktif dan mencapai pertumbuhan lebih
cepat di bidang – bidang penting pada pasar produk susu dibandingkan dengan
para competitor dibidang tersebut.
3) Memperkuat posisi “Merek yang lebih disukai” dipikiran para pelanggan susu
diseluruh SES (Segmen Ekonomi Sosial)
4) Memiliki karyawan yang berkompetensi dan berdedikasi disemua tingkat serta
memiliki succession planning untuk memastikan agar perusahaan dapat
berkembang

Tujuan PT. Frisian Flag Indonesia


PT Frisian Flag memiliki komitmen untuk memproduksi susu dengan kualitas yang baik
dan bernutrisi tinggi serta memberikan pelayanan bagi konsumen dan mitra usaha.

IV.3. Penerapan Etika Bisnis pada PT. Frisian Flag Indonesia


Perusahaan senantiasa mendorong kepatuhan terhadap standar etika dan
berkomitmen untuk mengimplementasikannya, serta mewajibkan seluruh pimpinan dari
setiap tingkatan bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pedoman perilaku dipatuhi
dan dijalankan dengan baik pada jajaran masing-masing.
Menurut (Psychologymania, 2013) pengertian Code of Conduct atau Pedoman
Perilaku adalah merupakan kode atau aturan atau tata tertib di dalam perusahaan. Code
of Conduct adalah pedoman internal perusahaan yang berisikan system nilai, etika bisnis,
komitmen serta penegakan peraturan-peraturan perusahaan bagi individu dalam
menjalankan bisnis dan aktifitas lainnya serta berinteraksi dengan Stakeholders.
Menurut sumber dari situs resmi PT. Frisian Flag Indonesia/FFI (Frisian Flag
Indonesia, 2015) objektifitas frieslandCampina ialah memproduksi, mengolah dan
memasarkan susu, buah serta hasil olahannya sdedemikian rupa dengan maksud
menciptakan suatu nilai yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang bagi konsumen,
pelanggan, pemegang saham, karyawan, rekan bisnis dan komunitas dimana Friesland
Campina beroperasi. Untuk dapat menciptakan nilai ini, prioritas FFI ialah menjadi suatu
kegiatan yang menguntungkan dan meningkatkan kualitas penjualan serta keuntungan
dengan cara meningkatkan proporsi dari total penjualan dari produk yang beragam, FFI
menyadari bahwa mempertahankan loyalitas dan kepercayaan dari stakeholders FFI
merupakan hal yang amat penting dalam mencapai objektifitas diatas.
FFI berharap dapat meraih kepercayaan ini dengan cara berperilaku manajemen dengan
baik, Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh kjaryawan menyadari adanya
ketentuan- ketentuan ini dan berperilaku sesuai dengan ketentuan tersebut. Reputasi
perusahaan FFI dibangun dari perilaku masing-masing karywannya, bersama-sama FFI
membangun perusahaan dairy milk ini dan untuk memastikan kelancaran usaha,
diharapkan seluruh karyawan bersama- sama mematuhi kode etik ini.
Pedoman Kode Etik Perusahaan ini digunakan sebagai landasan untuk membentuk
dan mengatur tingkah laku yang konsisten berdasarkan prinsip-prinsip berkesadaran etis
(ethical sensibility), berpikir etis (ethical reasoning), dan berperilaku etis (ethical conduct)
sebagai bagian upaya menumbuhkan integritas yang tinggi. Pada akhirnya, integritas
11
tinggi yang menyertai penerapan tata kelola yang baik akan menjamin perwujudan visi,
misi, falsafah, nilai- nilai, dan budaya perusahaan.

IV.4. Pokok-Pokok Kode Etik


Pedoman Kode Etik Perusahaan menjelaskan kebijakan perilaku perusahaan, jenis-jenis
pelanggaran, mekanisme pengaduan pelanggaran dan sanksi bagi pelanggaran yang
terjadi. Kebijakan perilaku mengatur hal-hal yang menjadi tanggung jawab Perseroan,
individu jajaran Perseroan maupun pihak lain yang melakukan bisnis dengan Perseroan,
meliputi:

IV.4.1. Etika Bisnis Perseroan.


Merupakan penjelasan tentang bagaimana sikap dan perilaku Perseroan sebagai suatu
entitas bisnis bersikap, beretika, dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan
kepentingan Perseroan dengan kepentingan stakeholder sesuai dengan prinsip-prinsip
GCG dan nilainilai korporasi yang sehat.

IV.4.2. Etika Perilaku Individu.


Merupakan penjelasan tentang bagaimana individu jajaran perseroan dalam berhubungan,
bersikap, beretika dan bertindak sesuai kaidah-kaidah dan ketentuan yang berlaku.
Menyadari bahwa mempertahankan loyalitas dan kepercayaan dari stakeholder kami
merupakan hal yang amat penting dalam mencapai objektivitas di atas.
PT. Frisian Flag Indonesia berharap dapat meraih kepercayaan ini dengan cara
berperilaku manajemen bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh karyawan
menyadari adanya ketentuan-ketentuan ini dan berperilaku sesuai dengan ketentuan
tersebut.
Reputasi perusahaan dibangun dari perilaku masing-masing karyawannya, bersama-sama
kita bangun perusahaan ini dan untuk memastikan kelancaran usaha kita, mari bersama –
sama mematuhi kode etik ini.
Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting. Tanggung jawab sosial
adalah sebuah konsep dimana sebuah perusahaan terhubung dengan sosial dan
lingkungan sekitar dalam hal proses bisnis dan interaksi perusahaan dengan
stakeholdernya. Tanggung jawab sosial dunia bisnis tidak saja berorientasi pada komitmen
sosial yang menekankan pada pendekatan kemanusiaan, belas kasihan, keterpanggilan
religi atau keterpangilan moral, dan semacamnya, tetapi menjadi kewajiban yang
sepantasnya dilaksanakan oleh para pelaku bisnis dalam ikut serta mengatasi
permasalahan sosial yang menimpa masyarakat.
Dalam pandangan sempit perusahaan dianggap sudah dianggap melaksanakan etika
bisnis bilamana perusahaan yang bersangkutan telah melaksanakan tanggung jawab
sosialnya
Frisian Flag Indonesia tidak hanya memproduksi susu yang berkualitas tinggi namun juga
melakukan beragam kegiatan pengembangan masyarakat sebagai bentuk tanggung
jawab kepada konsumen, karyawan, peternak, pemegang saham, komunitas dan
lingkungandalam segala aspek operasional perusahaan.di Indonesia FFI Berupaya
menunjukan komitmen tersebu dengan menjawab tiga tantangan global. Yaitu ketahanan
gizi dengan programnya (SEANUTS, Gerakan Nusantara dan pembinaan lingkungan
sekitar), dukungan terhadap peternak sapi perahdengan programnya (FDOV, dairy
Development Program, Concultancy pool dan farmer to farmer) dan program keberlanjutan
12
seperti waste water treatment.

IV.4.3. Potensi Pelanggaran Etika Bisnis PT. Frisian Flag Indonesia


Dampak pencemaran lingkungan yang timbul akibat limbah pabrik yang dihasilkan dari
aktivitas bisnis PT. Frisian Flag Indonesia antara lain:
1. Pencemaran air
Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian terhadap manusia juga
ekosistem yang ada didalam air. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat
berupa :
Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, hal ini diakibatkan oleh air
sudah tercemar sehingga tidak bisa digunakan lagi apalagi air ini banyak manfaatnya
seperti untuk diminum, mandi, memasak mencuci dan lain-lain.
2. Pencemaran Udara
Pembangunan pabrik di perkotaan asapnya dapat mengakibatkan polusi udara sehingga
menganggu kenyamanan bagi para pemakai jalan. Apabila udara telah tercemar maka
akan menimbulkan penyakit seperti sesak napas.

Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi pelanggaran antara
lain:
1. Manajemen harus memastikan perusahaan mematuhi (comply) terhadap seluruh
regulasi yang dibuat pemerintah (baik pusat maupun pemda) termasuk regulasi
yang menyangkut kelestarian lingkungan.
2. Penegakan budaya dan etika organisasi harus dilakukan secara obyektif,
transparan, dan akuntabel sesuai nilai-nilai (values) perusahaan.
3. Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja harus jelas, terukur, dan
obyektif, bukan berdasarkan hal-hal subyektif seperti kedekatan dengan atasan.
4. Sumber daya manusia harus dikelola dengan baik dan profesional.
5. Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku organisasi.

13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
(CONCLUSIONS AND RECOMMENDATIONS)

V.I. Kesimpulan (Conclusions)

1. PT Frisian Flag Indonesia pada prinsipnya telah menggunakan etika dalam


melakukan keseluruhan aktivitas bisnisnya.
2. Pelanggaran-pelanggaran seperti pencemaran lingkungan dimungkinkan terjadi
apabila PT Frisian Flag tidak menerapkan etika bisnis secara paripurna (tidak
parsial).
3. Berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai
etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak
dan kewajiban, serta prinsip-prinsip dan aturan-aturan.

V.II. Saran/Rekomendasi (Recommendations)

1. PT Frisian Flag Indonesia agar konsisten dalam menjalankan etika bisnisnya untuk
menghindari segala pelanggaran yang dapat terjadi.
2. PT Frisian Flag Indonesia agar mempertahankan serta meningkatkan segala
prestasi yang telah dicapai dan terus memberikan dampak yang positif terhadap
bisnisnya dan juga untuk masyarakat.
3. Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sanksi. Apabila semua tingkah
laku salah dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Dengan berjalannya
waktu norma yang salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang
melanggar aturan ataupun norma etika bisnis, harap diberikan sangsi untuk
memberi pelajaran kepada yang bersangkutan atau kepada perusahaan tersebut.

14
Daftar Pustaka

1. Hapzi Ali, 2018. Modul Business Ethics & Good Governance, Universitas Mercu
Buana, Jakarta
2. Deri, 2015.
http://www.academia.edu/19876357/Laporan_Company_Visit_PT_Friesland_Campi
na_Indonesia (5 Oktober 2018, pukul 20.15 WIB)
3. Mahmudah, 2016. http://nengmahmudah14.blogspot.co.id/2016/03/teori-etika-
dalam-bisnis.html (5 Oktober 2018, pukul 21.30 WIB)
4. Novia, 2017. https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-tujuan-dan-contoh-etika-
bisnis-dalam-perusahaan/ (5 Oktober 2018, pukul 22.00 WIB)
5. FFI, 2018. https://www.frisianflag.com/tentang-kami/frisian-flag-indonesia/ (6
Oktober 2018, pukul 20.15 WIB)
6. Dimas, 2015. https://dimasaja68.wordpress.com/2015/10/09/pengertian-etika-bisnis-
dan-penerapannya-dalam-perusahaan/ (7 Oktober 2018, pukul 19.45 WIB)
7. Anonym-1, 2016. https://panjisatria15.wordpress.com/2016/01/24/contoh-
perusahaan-yang-sudah-menerapkan-etika-dalam-berbisnis/ (7 Oktober 2018, pukul
22.00 WIB)
8. Fahrul, 2016. http://fahrulramadhan64.blogspot.com/2016/10/etika-bisnis-dalam-
perusahaan-dan.html (7 Oktober 2018, pukul 23.00 WIB).

15

Anda mungkin juga menyukai