Anda di halaman 1dari 10

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. B
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : ds. Barubu, Bulubata
Agama : Katholik
Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal pemeriksaan : 25 Oktober 2018

II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Gatal pada bagian pinggang bagian bawah
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien perempuan datang ke RSUD Undata dengan keluhan pada kulit yaitu
gatal pada bagian pinggang. Pasien mulai merasakan keluhan sejak 2 bulan
sebelum masuk rumah sakit, dan bertambah berat beberapa hari ini. Keluhan
dirasakan terus menerus dan bertambah gatal ketika berkeringat. Apabila terasa
gatal, pasien juga sering menggaruk dan bercak tersebut semakin melebar dan
bertambah banyak.
Sebelum pasien mengeluh gatal, pasien mengaku timbul bercak kemerahan
di kulit. Bercak kemerahan awalnya berukuran kecil pada bagian pinggang, lalu
kemudian membesar dan menyebar. Berdasarkan pengakuan pasien, pasien
jarang mandi sore dan juga jarang menggati pakaian setelah bekerja.

1
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat alergi makanan (-)
Riwayat alergi obat (-)
Riwayat Diabetes (-)
Riwayat keluarga : (-)
Maag (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalisata
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Status gizi : Gizi baik
b. Vital Sign :
Tekanan Darah : 110/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : tidak dilakukan pemeriksaan

Ujud Kelainan Kulit : kelainan kulit berupa lesi bulat dan lonjong, batas
tegas, terdiri atas makula eritematosa, plak hiperpigmentasi disertai vesikel
dan papul di tepi lesi. Daerah tengahnya tampak lebih tenang
Lokalisasi :
1. Kepala : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
2. Leher : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
3. Dada : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
4. Ketiak : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
5. Pinggang : Makula eritematosa, plak hiperpigmentasi
6. Perut : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
7. Genitalia : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
8. Selangkangan : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
9. Bokong : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
10. Ekstremitas atas : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
11. Ekstremitas bawah : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

IV. GAMBAR

Gambar 1 ujud kelainan kulit pada bagian pinggang : Tampak lesi bulat, batas tegas,
terdiri atas makula eritematosa, plak hiperpigmentasi disertai papul di tepi lesi.
Daerah tengahnya tampak lebih tenang

V. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan KOH
Kultur

VI. RESUME
Seorang perempuan berumur 38 tahun datang ke RSUD Undata dengan
keluhan pruritus pada region pinggang. Pasien mulai merasakan keluhan
sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, dan bertambah berat beberapa
hari ini yang dirasakan terus menerus dan keluhan bertambah ketika
berkeringat. Sebelum adanya keluhan pruritus, pasien mengaku timbul
makula eritema di kulit. Makula tersebut awalnya berukuran kecil pada
region pinggang, lalu kemudian membesar dan menyebar.

VII. DIAGNOSIS KERJA


Tinea corporis

VIII. DIAGNOSIS BANDING


1. Psoriasis
2. Ptyriasis rosea
3. Dermatitis seboroik

IX. PENATALAKSANAAN
A. Non Medikamentosa
 Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan juga
penatalaksanaannya
 Menganjurkan lesi tetap kering
 Menganjurkan menjaga kebersihan badan dengan mandi 2 x
sehari
 Menghindari pakaian yang panas dan tidak menyerap keringat,
dan untuk sering mengganti pakaian saat habis bekerja.
 Hindari pemakaian sprei, handuk, alat mandi, pakaian dengan
orang lain.
 Menghindari garukan apabila gatal, karena garukan dapat
menyebabkan infeksi
B. Medikamentosa
 Topikal
1. Ketokonazol cr 10 gr (2x1)
 Sistemik
1. Cetirizin 10 mg 1x1
2. Ketoconazole tablet 200 mg 1 x 1
X. PROGNOSIS
a. Qua ad vitam : ad bonam
b. Qua ad fungtionam : ad bonam
c. Qua ad sanationam : ad bonam
d. Qua ad cosmetikam : ad bonam
PEMBAHASAN

Seorang perempuan berumur 38 tahun datang ke RSUD Undata dengan


keluhan pruritus pada region pinggang. Pasien mulai merasakan keluhan sejak 2
bulan sebelum masuk rumah sakit, dan bertambah berat beberapa hari ini yang
dirasakan terus menerus dan keluhan bertambah ketika berkeringat. Sebelum
adanya keluhan pruritus, pasien mengaku timbul makula eritema di kulit. Makula
tersebut awalnya berukuran kecil pada region pinggang, lalu kemudian membesar
dan menyebar
Pada pemeriksaan fisik berupa keadaan status generalis yang terdiri dari
kondisi umum pasien baik, status gizi baik, kesadaran compos mentis. dilakukan
vital sign yakni Tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20
x/menit. Pada pemeriksaan status dermatologi ditemukan ujud kelainan kulit
kelainan kulit berupa lesi bulat dan lonjong, batas tegas, terdiri atas makula
eritematosa, plak hiperpigmentasi disertai vesikel dan papul di tepi lesi. Daerah
tengahnya tampak lebih tenang. Ujud kelainan kulit tersebut ditemukan pada bagian
dada, perut bagian bawah dan bokong. Untuk anjuran pemeriksaan penunjang dapat
dilakukan pemeriksaan KOH yang sampelnya diambil di regio lesi, bisa didapatkan
hasil hifa bersegmen dan artospora (spora berderet).
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, didiagnosis menderita Tinea
corpuris. Alasan mendiagnosis Tinea corporis sebab pada anamnesis ditemukan
keluhan bintik merah yang gatal pada bagian pinggang dan selangkangan. pada
pemeriksaan fisik ditemukan ujud kelainan kulit berupa lesi bulat dan lonjong, batas
tegas, terdiri atas makula eritematosa, plak hiperpigmentasi disertai vesikel dan
papul di tepi lesi. Daerah tengahnya tampak lebih tenang.
Diagnosis banding yang diangkat yakni untuk Tinea Corporis ini adalah
Psoriasis, Ptyriasis rosea, Dermatitis seboroik. Psoriasis sebagai diagnosis banding
sebab pada psoriasis ditemukan eritema pada bagian pinggir sehingga menyerupai
tinea. Perbedaannya ialah pada psoriasis terdapat tanda-tanda khas yakni lesinya
lebih merah, skuama kasar, transparan serta berlapis-lapis, fenomena tetes lilin, dan
fenomena auspitz. Psoriasis dapat dikenal dari kelainan kulit pada tempat
predileksi, yaitu daerah lipatan kulit, daerah ekstensor, misalnya lutut, siku, dan
pinggang. Ptyriasis rosea diangkat sebagai diagnosis banding sebab distribusi
kelainan kulitnya simetris dan terbatas pada tubuh dan bagian proksimal anggota
badan sulit dibedakan dengan tinea corporis tanpa ditemuakannya herald patch.
Tinea korporis ialah dermatofitosis pada kulit yang tidak berambut
(glabrous skin). Etiologi tersering dari penyakit ini yaitu Trichophyton rubrum dan
yang lainnya dapat disebabkan pula oleh T.tonsurans dan M. Canis. 1,2,3,4
Tinea corporis dapat ditransmisikan langsung dari orang yang terinfeksi
atau heman. Anak-anak yang lebih sering kontak dengan pathogen misalnya
M.canis dari anjing atau kucing. Pakaian dan iklim yang lembab juga menciptakan
daerah pertumbuhan jamur. Presentasi klasik dari Tinea corporis berupa lesi anular
(‘ring worm like”) atau plak serpigenosa dengan eritematosa dan perbatasan
bersisik, plak eritromatosa polisiklik dengan skuama pada perbatasan, serta lesi
berbentuk psoriasis (psoriasisform). Tinea corporis khas mempunyai bagian tepi
yang meradang, sedangkan bagian tengah bersih, tetapi penampakan seperti itu
jarang ditemukan. 3,5
Pada tinea korporis yang menahun, tanda radang mendadak biasanya tidak
terlihat lagi. Kelainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersama-sama
dengan kelainan pada sela paha. 1

Gambar 6 Ujud Kelainan kulit


pada Tinea corporis

Penatalaksanaan pada pasien terdiri atas non medikamentosa dan


medikamentosa. Pada penatalaksanaan non medikamentosa yakni mengganti
pakaian apabila berkeringat, menghindari pemakaian sprei, handuk, alat mandi,
pakaian dengan orang lain, menhindari pakaian yang ketat. Serta penatalaksanaan
medikamentosa topikal dan sistemik. Pada medikamentosa topikal berupa
Ketokonazol cr 10 gr (2x1), sedangkan penatalaksanaan sistemik diberikan
Cetirizin 10 mg 1x1. 1,6,7
Ketoconazole merupakan obat anti jamur yang termasuk golongan azole.
Obat jenis ini menghambat pertumbuhan jamur dengan menghambat enzim
pertumbuhan pada jamur. Obat golongan azole ini umumnya dipakai untuk
mengatasi infeksi jamur C.albicans, C.tropicalis, C.parapsilosis, C.glabrata,
C.neoformans, golongan blastomyces, golongan histoplasma, Coccidioides, dan
jamur lainnya. Dalam penelitian dibuktikan bahwa jamur jenis C.krusei dan
mucorymycosis sudah kebal terhadap obat jenis ini. Ketoconazole umumnya
digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit badan, pada lipatan kulit, pada
kaki, untuk mengatasi panu, dan juga sering dipakai untuk mengatasi ketombe.
Ketoconazole dikontraindikasikan pada mereka yang diketahui alergi terhadap
komponen ketoconazole, ibu hamil dan menyusui karena obat ini ditemukan dalam
ASI, obat ini juga dikontraindikasikan pada mereka dengan gangguan jantung
terutama pada yang menggunakan obat – obatan yang mempengaruhi irama
jantung. Saat ini ketoconazole telah banyak digantikan dengan itraconazole karena
efek supresi hormonnya lebih rendah. Di tempat tertentu masih sering digunakan
ketoconazole karena lebih murah dan mudah didapat. 6
Cetirizin merupakan obat antihistamin selektif, generasi 2 yang memiliki
efek sedative rendah dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi. Pada
pasien diberikan cetirizin untuk mengurangi gatal. 7

\
REFERENSI

1. Budimulja, U., (2010). Mikosis. Dalam: Djuana, A., (ed). Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal: 90-7
2. Harahap Marwali, (2000). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit
Hipokrates. Hal: 77-8
3. Goldsmith et all (2013). Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine.
Volume One. United States. McGraw Hill. pp: 2288-90
4. Burn & Brown (2002). Lecture Notes Dermatologi.Edisi 8. Jakarta :
Erlangga. Hal:33-4
5. Weinstain & Berman. Topical Treatment of Common Superficial Tinea
Infection : American Family Physician. 2002 ; 6 (10) : 8
6. Kasim F., (2013). ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 48.
Jakarta : PT ISFI. Hal : 71
REFLEKSI KASUS Oktober 2018

TINEA CORPORIS

Disusun Oleh:

PUPUT INDRIANY
N111 17 117

PEMBIMBING KLINIK

dr. Nur Hidayat, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018

Anda mungkin juga menyukai