Anda di halaman 1dari 11

1.

Struktur dan Sifat Mineral


Mineral adalah bahan padat yang terbentuk secara alamiah, tersusun oleh satu unsur atau
lebih, mempunyai komposisi kimia yang teratur. Sifat-sifat mineral yaitu:
 Sifat Fisik
 Warna
Banyak minera seperti magnet yang mempunyai warna tetap. Warna mineral antara
lain: putih(kaolin), kuning(belerang), Kuning emas (Au), merah (hematit), hijau
(klorit), coklat (garnet), abu-abu (grafit), tak berwarna (jernih) (kuarsa,kalsit, intan)
 Belahan (clavage)
Kecenderungan mineral untuk membelah diri pada suatu arah lebih disebut belahan,
seperti haligt (NaCl) memunyai belahan tiga arah yang saling tegak lurus,
Homblende mempunyai belahan dua arah yang membentuk sudut 124º.
 Tingkat kekerasan (hardness)
Kekerasan yaitu ketahanan mineral terhadap goresan mineral yang mempunyai
kekerasan yang lebih kuat akan mempunyai letakan goresan pada tubuh mineral
tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah 10 skala.
 Kilap (luster)
Merupakancahaya yang dipantulkan oleh permuakaan mineral saat terkena cahaya
- Kilap logam, bila mineral memiliki kilapan seperti logam contohnya galena,
pirit, magnetit, kalkoprit, grafit dan hematit.
- Kilap non logam, terbagi atas kilap intan, kilap kuarsa dan kilap mutiara. Dll
 Cerak (stereak)
Adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk) warna serbuk dan serat busa
sama dengan warna mineralnya. Contohnya augit, ceratnya abu-abu hijau. Glatit
ceratnya tidak berwarna dan orthoclase ceratnya putih.
 Berat Jenis (specific gravity)
Bila tidak membelah secara teratur, maka mineral akan pecah, pecahan mineral ada
beberapa diantaranya concoida, memperhatikan gelombang yang melengkung
dipermukaan pecahan, contoh kuarsa, splintery atau fibrous. Menunjkan gejala
seperti serat, misalnya albatos, augit, hiperstein. Menunujukan permukaan tidak
teratur dan runcing contoh logam Cu dan Ag.
 Ketahanan (Teracity)
Adalah daya tahan mineral untuk menjadi pecah.
 Pecahan (fracture)
Bila tidak membelah secara teratur, maka mineral akan pecah dengan arah yang
tidak teraturAda beberapa macam pecahan yaitu:
- Konkoidal, memperhatikan gelombang yang melengkungdipermukaan pecahan
seperti kenampakan kulit kerang atau botol pecah, contohnya pada batuan
mineral kwarsa.
- Splintery/fibrous, adalah pecahan batuan mineral yang menunjukan gejala
seperti serat. Contohnya pada batuan mineral asbestos, augit, dan hipersten.
- Uneven/irregular adalah pecahan yang memberi kesan permukaan kasar tidak
teratur. Contohnya pada batuan mineral garnet, hematit, chalcopyrite.
- Hacly, adalah pecahan batuan mineral yang menegesankan permukaaan yang
tidak teratur dengan ujung-ujung runcing. Contohnya pada batuan mineral perak
native dan emas native.

2. Jenis-Jenis Mineral
a) Native Elemen yaitu Kelompok mineral yang memilikisatu undur atau komposisi
kimia saja. Sifat dalam umumnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu
akan menjadi pipih, atau ductile yang jika di Tarik akan dapat memanjang namun
tidak dapat kembali lagi seperti semula jika dilepaskan.
System Kristal : Cubic
Komposisi : Emas (Au), Perak (Ag), Platina (Pt)
b) Sulfida berbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-),
pada umumnya unsur utamanya adalah logam, biasanya terbentuk disekitar wilayah
gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi.
Sistem Kristal : cubic
Komposisi : FeS2
c) Oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan lanagsung antara oksgen dari unsur
tertentu, susunan kimianya lebih sederhana. Mineral oksida umumnya lebih keras
dibandingkan mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfide
paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium.
System Kristal : Hexagonal
Komposisi : Fe2O3
d) Hidroksida terbentuk akibat pencampuran / persenyawaan unsur-unsur tertentu.
Umumnya adalah unsur-unsur logam dengan hidroksida (OH-).
System Kristal : Trigonal
Komposisi : Mg(OH)2
e) Halida Merupakan mineral hasil persenyawaan dengan ion (CO32) dan di sebut
“Karbonat”.
System Kristal : Monoclinic
Komposisi : Na2B4O6(OH)2.3H2O
f) Sulfat kelompok mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitic (prnguapan)
yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat
dan halide berinteraksi.
System Kristal : orthorhombic
Komposisi : SiSO4 .
g) Silikat adalah golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah
keberadaannya, dan merupakan unsur pokok penyusun batuan beku dan batuan
metamof.
System Kristal : Hexagonal
Komposisi : SiO2.
h) Karbonat, Borat dan Nitrat
i) Fospat merupakan kelompok mineral hasil persenyawaan kimia antar unsur-unsur
logam dengan fospat . sifat dari golongan ini berubah-ubah, Tetapi Umumnya
cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna, dan kristalisasinya baik, kekerasan berkisar
antara 1,5-5dan 6
Sistem Kristal : Triclinic
Komposisi : CuAl5(Po4)4(OH)8….
j) Carnelian kelompok mineral hasil persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam
dengan salah satu dari Si O tetrahedral (SiO44-) tunggal atau berantai.
System Kristal : Hexagonal
Komposisi : SiO2
k) Malachite
System Kristal : Monoklinic
Komposisi : CU2CO3(OH)2
3. Pelapukan dan Erosi
Pelapukan adalah peristiwa rusak atau hancurnya batuan yang asalnya berupa gumpalan
besar menjadi butiran-butiran kecil bahkan halus. Pelapukan batuan merupakan proses awal
pembentukan tanah.
Erosi adalah proses pengikisan bahan penyusun batuan serta tanah dipermukaan bumi,
yang diakibatkan oleh aliran aor, angina, gelombang pantai, dan gletser.
Faktor yang memengaruhi pelapukan dan erosi pada batuan:

 Iklim
 Batuan asal
 Tumbuhan dan Hewan
 Waktu
 Topografi

1) Pelapukan Batuan
Proses fisika, kimia, maupun biologi yang terjadi pada batuan akan merubah batuan
menjadi tanah. Seiring berjalannya waktu batuan setelah terangkat menjadi daratan,
karena berbagai faktor akan mengalami proses pelapukan menjadi tanahAir, angina dan
es akan merubah bentuk roman muka bumi dengan membawa tanah hasil pelapukan
baatuan ke suatu tempat dan diendapkan apabila air, angina, dan es kehabisan tenaga
sehingga membentuk berbagai bentuj-bentuk roman muka bumi yang baru.
2) Erosi Air
Titik-titik air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan membentur tanah hasil
pelapukan sehingga terjadi erosi percik (raindrop erosion) titik air menyatu membentuk
aliran mengikis tanag sehingga terjadi erosi lembar ( rill erosion ) dan air bersatu
mengikis tanah sehingga tercipta alur yang lebih besar lagi (guily erosion). Selanjutnya
air yang menyatu dalam kanal akan mengerosi dinding dan dasar kanal sebagai chanel
erosion. Material hasil erosi akan diendapkan dimana arus air yang membawanya tidak
lagi mampu mengangkat material tersebut menjadi bentuk-bentuk morfologi beau, baik
disepanjang sungai maupun di muara sungai.
3) Erosi Es
Dinamika es. Didaerah penampunagn es lebih cepat dari pada mencairnya, sedangkan
diwilayah ablasi pelelehan lebih banyak dari pada pengumpulan. Dalam perjalannannya
es akan mengalami retakan dan patahan sewaktu menuruni lereng-lereng yang curam.
 Gletser, merupakan massa besar es yang bergerak. Gletser terbentuk diwilayah alpin,
kutub, tempat berkumpulnya salju abadi. Pembentukannya: Gletser akan terbentuk
diwilayah pengumpulan, titik-titik air yang dibawa oleh angina akan berkumpul
menjadi salju yang berlapis-lapis, yang lama kelamaan akan memadat menjadi es.
Peluasan, karena gaya beratnya sendiri, gletser lambat laun akan turun. Bila gletser
maju lebih cepat, maka lembah yang ada dibawahnya akan tertutup geletser.
Berhenti, lama kelamaan laju pelelehan gletser sebanding dengan laju penurunan,
sehingga seolah-olah gletser tersebut berhenti.
4) Erosi Angin
Dari batuan menjadi pasir.
 Batuan menjadi hancur akibat perbedaan suhu yang tinggi pada siang dan malam
hari dan terpaan angin.
 Butir-butir pasir terbawa angin membentuk bukit pasir. Butir-butir pasir yang
terbawa oleh angin akan menggerus batuan yang dilewatinya.

4. Batuan Beku, Batuan Sedimen Dan Batuan Metamorf


 Batuan Siklus Batuan
Siklus Batuan adalah terbentuk dari magma yang mengalami proses
pembekuan, baik didalam maupun diluar kerak bumi.
 Batuan sedimen, adalah batuan yang terbentuk darifragmern batuan atau mineral
hasil pelapukan yang terangkut dari tempat asalnya oleh air, es, atau angin yang
kemudian mengalami proses pengendapan serta pembatuan (pemadatan dan
perekatan).
 Batuan metamorf, adalah batuan yang terbentuk dari bahan asal yang mengalami
proses perubahan baik bentuk maupun susunan mineralnya akibat pengaruh panas
tinggi, tekanan tinggi, tekanan tinggi atau perubahan kimiawi,

5. Siklus Batuan
Batuan meruakan material padat yang terbentuk secara alami yang terdiri dari satu atau
beberapa jenis mineral. Batuan yang menyusun permukaan bumi terdiri dari berbagai jenis,
mulai dari batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf. Masing-masing jenis batuan
tersebut terbentuk dengan cara dan proses yang berbeda. Seiring dengan terbentuknya seluruh
jenis batun tersebut, yang kemudian menyusun hampir seluruh bagian permukaan bumi,
termasuk yang menjadi lantai dasar lautan, berjalan juga proses siklus batuan. Siklus batuan
merupakan suatu proses pembentukan, penghancuran, dan pembentukan kembali ketiga jenis
batuan tersebut.

6. Teori Lempeng Dan Pergerakan Kulit Bumi


Pergerakan lempeng teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi
penjelasan terhadap adanya bukti pergerakan skala besar yang diakibatkan oleh litosfer bumi.
Perubahan bentuk permukaan bumi. Pergerakan kulit bumi diperkirakan hanya sekitar 7 cm⁄th.
Namun proses yang telah terjadi selama miliyaran tahun mengikabtkan pergerakan kulit bumi
mencapai ribuan bahkan puluhan ribu kilometer.
Tenaga tektonik merupakan penyebab terjadinya pergerakan lempeng akibat dari tenaga
tektonik ini selain pergerakan lempeng adalah dampak dan pergerakan lempeng itu sendiri.
Potensi sumber daya geologi dan bencana geologi pun tidak lepas dari pergerakan lempeng
yang disebabkan tenaga tektonik.
Menurut teori lempeng tektonik lempeng, permukaan bumi terbagi-bagi menjadi beberapa
lempeng besar akibat adanya tenaga tektonik yang beasal dari dalam bumi. Batas-batas dari
lempeng tersebut, dimana lempeng saling bergerak satu dengan yang lainnya merupakan
tempat-tempat yang berpotensi terhadap ativitas geologi.
Pergerakan lempeng pada batas antar lempeng secara umum dapat dibagi 3 bagian seperti
berikut ini:
1) Kovergen, dimana dua lempeng saling mendekat (tumbukan) satu dengan yang
lain sehingga pergerakannya bersifat kompresif. Contoh tumbukan antar benua.
2) Divergen, dimana lempeng menjadi satu sama lain. Sehingga pergerakannya
bersifat ekspresif. Pergerakan lempeng yang saling menjauh akan menyebabkab
penipisan dan penegangan kerak bumi dan akhirnya terjadi pengeluaran material baru
dari mantel membentuk jalur magnetik.
3) Transform (bergeser), dorongan lempeng berpapasan satu sama lain antar
lempeng tektonik. Contohnya: papasan lempeng samudra pasifik dengan benua amerika
utara menyebabkan terbentuknya sesar dan adreas.
Pergerakan kulit bumi, dalam pergerakannya kulit bumi mengalami pelipatan, pertahanan,
retakan bahkan pengangkatan yang terjadi bersamaan dengan proses erosi. Berdasarkan proses
geodinamika tersebut dengan ditunjang berbagai data lain yang lebih teruji, maka para ahli
geologi berpendapat bahwa bentuk permukaan bumi mengalami perubahan dari waktu ke
waktu.

7. Sedimen
Sedimen yaitu suatu proses terbentuknya batuan dari frigmen batuan / mineral hasil
pelapukan yang terangkut dari tempat asalnya oleh air, es atau angina, yang kemudian
mengalami proses pengendapan serta pembatuan (pemadatan atau perekatan).
 Nama batuan serta komposisi

 Jenis-jenis batuan sedimen

8. Clays
Clays (Tansh Liat) merupakan partikel mineral yang berkrangka dasar silikat tanah liat
terbentuk karena adanya prosespelapukan batuan silica oleh asam askorbat dan sebagian
dihasilkan dari aktivitas panas bimi.
9. Gempa bumi, gunung api, tanah longsor dan tsunami
a. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi dipermukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang merupakan gelombang ...
gempa bumi bisa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi. Frekuensi suatu wilayah,
mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang dialami secara periode waktu. Gempa
bumi menyebabkan hancurnya sarana dan prasarana, terjadinya peluluhan tanah,
terjadinya sesar dipermukaan, terjadinya tanah longsor, pemicu gunung aktif,
gelombang P (primer), terjadinya tsunami apabila terjadi pergeseran secara vertikal,
gelombang S (sekunder) dan gelombang permukaan.

b. Gunung Api
Gunung api akan meletus apabila tekanan magma dibawah permukaan
melampaui tekanan bahan diatasnya. Upaya menghadapi bahaya terusan:
 Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk
mengungsi.
 Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
 Mempersiapkan kenutuhan dasar.
 Hindari daerah rawan bencana yang sudah ditetapkan badan geologi.
 Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas, persiapkan diri
untuk memungkinkan bencana susulan.
 Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti baju lengan panjang,
celana panjang, topi, masker dan lainnya.
 Jangan memakai lensa kontak.
 Gunakan masker atau kain untik menutupi mulut dan hidung.
 Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah
tangan.
Mitigasi bencana:
 Sebelum terjadi letusan
- Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia
digunung api.
- Pembuatan dan penyediaan peta kawasan bencana gunung api.
- Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi.
- Melakukan peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya seperti
peningkatan sarana dan prasarananya.
- Melakukan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung api.
 Saat terjadi letusan
- Membentuk tim gerak cepat.
- Meninggalkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh
penambahan peralatan yang lebih memadai.
- Meningkatkan pelaporan dan frekuensi pelaporan sesuai kebutuhan.
- Memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah menyangkut daerah
bahaya letusan sesuai prosedur.
 Setelah terjadinya letusan
- Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak dan melanjutkan pemantauan
rutin.
- Memberikan saran penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang.
- Menurunkan status kegiatan bila keadaan sudah menurun.
- Menginvertarisir sebagian dari volume hasil letusan, serta mengidentifikasi
daerah yang terancam bahaya sekunder.

c. Tanah longsor
Tanah longsor terjadi apabila gaya pendorong material pada lereng lebih besar
dari gaya penahan makin kecil apabila:
 Lereng semakin terjal
 Dataran/tanah jerah air
 Terdapat bidang lengser, berupa bidang retakan, adanya lapisan lempung,
adanya bidang batas batuan yang lulus air dan kedap air
 Vegetasi gundul
 Batuan/tanah kurang solid
 Adanya goncangan baik yang diakibatkan oleh gempa bumi, adanya ledakan
dan goncangan
 Tanda-tanda terjadinya tanah longsor yaitu sebagai berikut:
 Muncul mata air secara tiba-tiba
 Muncul retakan dilereng
 Bengkoknya batang pohon
 Mitigasi
 Menutup retakan pada lereng
 Pembuatan terasering
 Penghijauan daerah rawan longsor
 Pada lembah dibangun penampungan naterial aliran

d. Tsunami
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkab oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut
bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat dibawah laut, letusan gunung berapi
bawah laut, longsor bawah laut atau hantaman meteor dilaut.
 Proses terjadinya tsunami
 Tenaga potensial akibat pergerakan lempeng sewaktu-waktu bisa berubah
menjadi tenaga gerak
 Apabila terjadi gerakan vertikal dari lempeng mengakibatkan air laut yang
berada diatasnya terdorong ke atas
 Air laut yang terdorong ke atas membentuk 2 arah gelombang, satu menuju laut
bebas yang satu lagi menuju daratan
 Gelombang tsunami yang menuju darat akan menjadi semakin tinggi,
disebabkan oleh semakin dangkalnya dasar laut
10. Sumber daya geologi
a. Batu bara
b. Panas bumi
c. Bahan non logam
d. Mineral
e. Batuan
f. Air
g. Pelapukan

Anda mungkin juga menyukai