Anda di halaman 1dari 9

1.

KARAKTERISTIK KEWAJIBAN (HUTANG)

DEFINISI KEWAJIBAN (HUTANG)

Kewajiban merupakan hutang masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya
diharapkan megankibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung
manfaat ekonomi

(paragraph 62), IAI (1994)

Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena
kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada
entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.

FASB, SFAC NO. 6

A. KEWAJIBAN SEKARANG

Kewajiban sekarang memiliki arti bahwa kewajiban tersebut timbul karena pada saat
sekarang suatu entitas memiliki tanggung jawab yang tidak dapat dihindari untuk menyerahkan
barang/jasa. Kewajiban tersebut mungkin timbul dari pembelian barang/jasa, kerugian-kerugian
yang dialami dan harus ditanggung oleh perusahaan dan lain-lain.

Obyek hutang yang sebenarnya adalah kewajiban yang ada pada saat sekarang. Oleh
karena itu menurut kam (1990; p.111) definisi hutang yang lebih menunjukkan kondisi pada saat
sekarang adalah :

Kewajiban suatu unit usaha yang merupakan keharusan bagi unit usaha tersebut untuk
menyerahkan aktiva/jasa pada pihak lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa
lalu.

1
Hutang sering disebut dengan klaim/hak tertentu pihak lain terhadap aktiva suatu
perusahaan. Oleh karena itu, jumlah aktiva yang ada pada neraca pada dasarnya merupakan
klaim pihakl lain terhadap sumber perusahaan (aktiva), sehingga entitas memiliki kewajiban
untuk menyerahkan aktiva/jasa pada pihak lain tersebut, kewajiban tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu :

1. Kewajiban pada kreditor/ hutang


2. Kewajiban pada pemilik (owners equity)

B. Hasil Transaksi Masa Lalu

Syarat lain dari hutang adalah berasal dari transaksi masa lalu. Transaksi tersebut
menunjukkan yang benar-benar telah terjadi. Sehingga dapat digunakkan untuk memastikan
bahwa hanya kewajiban sekarang yang harus dicatat sebagai hutang dalam neraca. Masalhnya
adalah peristiwa masa lalu yang bagaimana yang dapat dijadikan dasar sehingga syarat tersebut
telah terpenuhi ?

Syarat ini membutuhkan adanya suatu kriteria khusus untuk menentukan apakah suatu
kewajiban telah terjadi atau belum, misalnya suatu perusahaan melakukan pemesanan pembelian
barang secara kredit dengan supplier tertentu, aturan yang sekarang ada menjelaskan bahwa pada
saat pemesanan tersebut dilakukan belum terjadi adanya kewajiban yang harus diakui sampai
barang yang dibeli benar-benar diterima oleh perusahaan atau telah terjadi perpindahan hak milik
atas barang tersebut, jadi dalam hal ini yang dikatakan sebagai peristiwa masa lalu adalah saat
penerimaan barang, bukan saat dilakukannya pemesanan.

2
2. TERJADINYA KEWAJIBAN (HUTANG)

A. Keadaan Yang Dapat Menimbulkan Hutang

Definisi yang dikemukakan FASB diatas merupakan upaya untuk memberikan penafsiran
semantic (interpretatif) bagi suatu unit usaha. Dua karakteristik yang penting adalah kewajiban
tersebut sudah ada pada saat itu dan harus merupakan hasil transaksi masa lalu. Transaksi
tersebut dapat berupa transaksi keuangan atau kejadian non keuangan seperti timbulnya
kecelakaan yang menimbulkan kewajiban untuk menggantikan suatu kerusakan.

Kohler, (1970: hal 263) menyatakan bahwa hutang adalah suatu jumlah yang harus
dibayar dalam bentuk uang, barang atau jasa khususnya hutang yang memiliki kinerja sebagai
berikut :

A. Terjadi/telah terjadi (current liability)


B. Terjadi pada suatu saat tertentu dimasa mendatang misalnya hutang untuk
pembiayaan (funded debt), hutang yang masih harus dibayar (accured liability)
C. Terjadi karena tindak dilaksankannya suatu tindakan dimasa yang akan datang,
misalnya pendapatan yang ditangguhkan dan hutang bersyarat (contingent
liability),

Atas kejadian diatas, maka dapat dirumuskan bahwa hutang dapat terjadi karena beberapa

Faktor berikut ini :

1. Kewajiban Legal/kontrak (Contractual Liabilities)

Kewajiban Legal adalah hutang yang timbul karena adanya ketentuan formal berupa
peraturan hukum untuk membayar kas atau menyerahkan barang/jasa kepada entitas tertentu.

2. Kewajiban Konstruktif (Constructive Liabilities)

3
Kewajiban konstruktif terjadi karena kewajiban tersebut sengaja diciptakan untuk
tujuan/kondisi tertentu, meskipun secara formal tidak dilakukan melalui perjanjian tertulis untuk
membayar sejumlah tertentu dimasa yang akan datang.

3. Kewajiban Ekuitabel

Kewajiban Ekuitabel adalah hutang yang timbul karena adanya kebijakan yang diambil
oleh perusahaan karena alasan moral/etika dan perlakuannya diterima oleh praktik secara umum.
Kewajiban Ekuitabel dapat dianggap sebagai kewajiban oleh kedua belah pihak yang terlibat
meskipun terjadinya tidak melalui proses hukum. Jadi kewajiban/hutang yang dicatat dalam
laporan keuangan tidak harus berasal dari kewajiban/hutang yang sah menurut aturan hukum.
Biasanya kewajiban ini timbul karena adanya keharusan untuk membuat pembayaran dimasa
mendatang demi hubungan bisnis yang baik atau karena kebiasaan pelaku bisnis yang dianggap
baik.

B. Unconditional Right Of Offset

Kewajiban yang berasal dari kontrak berjalan untuk memperoleh suatu barang/jasa
dimasa mendatang dapat dikatakan sebagai suatu transaksi hutang atau sebaliknya bukan hutang.
Kewajiban tersebut merupakan suatu transkasi keuangan yang berasal dari transaksi usaha dan
menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran dimasa mendatang, apabila suatu
barang/jasa telah diterima.

Atas dasar berbagai sumber terjadinya hutang diatas, maka secara umum dapat
dirumuskan bahwa hutang harus diakui dalam laporan keuangan apabila memenuhi kriteria
berikut ini :

1. Adanya kemungkinan bahwa pengorbanan potensi jasa/manfaat ekonomi masa


mendatang akan dilakukan atau akan terjadi.
2. Jumlah hutang dapat diukur dengan cukup pasti.

4
Sementara itu Kam (1990) mengatakan bahwa hutang dapat diakui berdasarkan kondisi
berikut ini :

1. Didasarkan pada hukum


Adanya dasar hukum yang menyebabkan terjadinya hutang merupakan syarat legal
untuk mengakui hutang meskipun seringkali dapat terjadi karena kewajiban ekuitabel.
2. Pemakaian prinsip konservatisme
Prinsip konservatisme mensyaratkan untuk mengantisipasi kerugian daripada
keuntungan. Jadi rugi/hutang akan segera diakui kalau ada kemungkinan terjadi.
Pencatatan terhadao rugi hutang semacam ini merupakan praktek yang diterima
umum.
3. Substansi ekonomi suatu transaksi
Apabila suatu transaksi ditinjau dari makna ekonomisnya telah terjadi, maka hutang
dapat segera diakui dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Substansi
ekonomiberkaitan dengan relevansi informasi akuntansi.
4. Kemampuan mengukur nilai hutang
kriteria ini berkaitan dengan reliabilitas informasi. Apabila pengukuran terhadap
hutang sangat subyektif/arbiter, maka lebih baik tidak dilakukan pengukuran dan
hutang tidak dicatat dalam neraca.

3. PENGUKURAN DAN PENGAKUAN HUTANG

Hutang diakui bila transaksi yang menimbulkan kewajiban telah terjadi, AFB (statement
nomor. 4, paragraph 181) dan FASB (SFAC 5 paragraf 67) menyatakan bahwa hutang diukur
berdasarkan jumlah uang pada suatu transaksi. Kewajiban baru didapat diakui bila memenuhi
kriteria :

1. Memenuhi definisi suatu kewajiban


2. Dapat Diukur
3. Relevan
4. Dapat diandalkan

5
Kewajiban biasanya timbul dan diakui hanya kalau aktiva telah diserahkan atau
perusahaan telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli aktiva. Secara
umum saat pengakuan dan pengukuran kewajiban cukup jelas; karena kewajiban timbul dari
perjanjian yang jumlah yang saat pembayarannya tercantum dalam perjanjian (kontrak).

Dengan demikian, besarnya nilai hutang tersebut harus didiskontokan dengan tingkat
bunga tertentu dengan rumus :

PV = F (1+r) -1

PV = Nilai sekarang dari hutang pada tanggal pembelian

F = Aliran kas masa mendatang pada periode t dari tanggal penilaian

R = Tingkat bunga

Pendiskontoan terhadap elemen laporan keuangan menurut weil (1990), hanya dapat
dilakukan antara lain bila:

1. Elemen tersebut menunjukkan kewajiban untuk membayar sejumlah tertentu yang


dapat ditaksir dengan cukup pasti.
2. Perusahaan akan membayar jumlah tersebut dalam periode lebih dari satu tahun
setelah tanggal neraca.

Kewajiban timbul dari

1. Kontrak jumlah
2. Waktu Pembayaran kewajiban
3. Syarat kontrak kewajiban

Kewajiban lancar nonmoneter = Kewajiban untuk memberikan barang dan jasa dalam
kualitas tertentu

Perlakuan uang muka sebagai kewajiban lancar :

1. Uang muka = Transaksi pendanaan masa berjalan

2.Kewajiban memberikan barang dan jasa bagian dari operasi berjalan

6
4. PENYELESAIAN HUTANG

Kewajiban tetap ada dalam buku sampai transaksi atau kejadian lain terjadi untuk
menghilangkannya.

IAI (1994) dalam SAK menyebutkan bahwa penyelesaian kewajiban masa kini biasanya
melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan
demi untuk memenuhi tuntutan pihak lain.

Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya dengan :

1. Pembayaran kas
2. Penyerahan aktiva
3. Pemberian jasa
4. Penggantian kewajiban dengan kewajiban yang lain atau
5. Konversi kewajiban menjadi ekuitas

A. In-Subtance Defeseance
Suatu rencana perjanjian dimana seorang debitur menempatkan jumlah tertentu harta
moneter secukupnya yang bebas resiko pada kuasa badan perwalian (trust) tertentu untuk
digunakan sebagai pembayaran hutang dimasa mendatang.
B. kredit tangguhan (Deferred credit)
Dalam APB no.4, hutang didefiniskan sebagai kewajiban ekonomi yang diakui dan
diukur sesuai dengan prinsip akuntansi. Definisi tersebut meliputi juga kredit tangguhan
yang bukan merupakan kewajiban ekonomi.
C. Hutang dan Rugi Kontijensi (contingent loss/Liabilities)
Suatu kondisi atau situasi yang menimbulkan ketidakpastian akan timbulnya
kemungkinan hutang/rugi suatu perusahaan, dimana timbulnya kemungkinan tersebut
tergantung pada terjadinya/tidaknya satu peristiwa atau lebih dimasa mendatang.

7
Mekanisme dana pelunasan adalah : sejumlah uang disisihkan sesuai dengan kontrak
yang ditetapkan lebih dahulu untuk secara berkala menarik sebagian dari utang dan akhirnya
menarik keseluruhan utang.

Apabila utang ditarik agar sesuai dengan persyaratan dana pelunasan, keuntungan atau
kerugian dapat terjadi

Restrukturisasi Hutang

Apabila debitor mengalami kesulitan keuangan dan kreditor menawarkan konsensi


yang dimaksudkan untuk mengembalikan uangnya sebanyak mungkin, maka ia memasuki
aspek tertentu dari pelunasan utang yang disebut restrukturisasi utang bermasalah

restrukturisasi utang bermasalah dapat terjadi dengan berbagai cara. Alternatfnya :

1. Kreditor dapat mengubah syarat pinjaman dengan menurunkan suku bunga.

2. Memperpanjang jadwal pembayaran atau menurunkan jumlah yang harus dilunasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Djaddang, Syahril. 2007. Buku Materi Pokok Teori Akuntansi. Jakarta

Hendrikson, Eldon.S. 1999. Accounting Theory. Alih bahasa oleh Wim liyono. Edisi Lima,1999,
Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai