Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu di Indonesia menurut SDKI (Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia) tahun 2012 mencapai 359 per 100 ribu kelahiran
hidup dan merupakan tertinggi di Asia Tenggara. Tiga penyebab utama angka
kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, dan eklamsi. Sebanyak 11-13 % dari
kematian ibu tersebut disebabkan oleh perdarahan. Sebagian besar disebabkan
oleh perdarahan yang tidak aman, yaitu dilakukan dengan cara yang tidak
baik, misalnya tempat persalinannya yang jauh, penanganan yang kurang
cepat dalam mendiagnosa.
Kehamilan merupakan proses alamiah pada wanita yang akan
menimbulkan berbagai perubahan dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Hal
ini merupakan kondisi yang normal pada wanita hamil. Beberapa ibu
biasanya mengeluh hal-hal yang membuat kehamilannya tidak nyaman dan
kadang menyulitkan ibu hamil.

Tidak semua wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum


muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam tingkat
ringan hingga berat. Bebasnya seorang wanita dari ketidaknyamanan tersebut
dapat membuat perbedaan signifikan terhadap cara wanita memandang
pengalaman kehamilannya. Aspek fisiologis,anatomis dan psikologis yang
mendasari setiap ketidaknyamanan (jika diketahui) dijelaskan untuk
merangsang pikiran ibu hamil mencari upaya lebih lanjut untuk mengatasinya.
Cara mengatasi ketidanyamanan ini didasarkan pada gejala yang muncul.
Ibu hamil yang mengalami ketidaknyamanan pun tidak semuanya
mengetahui bagaimana cara untuk mengatasi atau meringankan masalah
ketidaknyamanan itu sendiri. Oleh sebab itu, kami akan membahas mengenai
ketidaknyamanan yang umum atau biasa dialami oleh wanita selama
kehamilan beserta cara-cara untuk mengatasinya.

1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui kebutuhan fisik ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
pada ibu hamil.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kebutuhan fisik ibu selama masa kehamilan.
b. Mengetahui ketidaknyamanan ibu dalam masa kehamilan dan cara
mengatasinya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebutuhan fisik ibu hamil


1. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu
hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat hamil
sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang
akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal
tersebut di atas dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil
perlu :
a. Latihan nafas melalui senam hamil
b. Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
c. Makan tidak terlalu banyak
d. Kurangi atau hentikan merokok
e. Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan tertentu
seperti asma dan lain – lain
Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan
oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena asenden (
hipotensi supine ).
2. Nutrisi dalam kehamilan
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai
gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal
harganya. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori
perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein, zat besi dan minum cukup cairan ( menu seimbang ).
a. Kalori
Di Indonesia kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah
2000 kkal, sedang untuk orang hamil dan menyusui masing – masing
adalah 2300 dan 2800 kkal. Kalori di pergunakan untuk memproduksi
energy. Bila kurang energy akan diambil dari pembakaran protein
yang mestinya dipakai untuk pertumbuhan. Asupan makanan ibu

3
hamil pada trimester 1 sering mengalami penurunan karena
menurunnya nafsu makan dan sering timbul mual dan muntah.
Meskipun ibu hamil mengalami keadaan tersebut tetapi asupan
makanan harus tetap diberikan seperti biasa. Pada trimester kedua
nafsu makan biasanya sudah mulai meningkat,kebutuhan zat tenaga
banyak dibanding kebutuhan pada saat hamil muda. Demikian juga
zat pembangun dan zat pengatur seperti lauk pauk, sayuran dan buah –
buahan berwarna. Pada trimester ketiga, janin mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan
janin yang pesat ini terjadi pada 20 minggu terakhir kehamilan.
Umumnya nafsu makan sangat baik dan ibu merasa sangat lapar.
b. Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah
kehamilan yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus, plasenta, selain itu
untuk ibu penting untuk pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi
ibu ( protein plasma, hemoglobin, dll ). Bila wanita tidak hamil,
konsumsi protein yang ideal adalah 0,9 gram/kg BB/hari terapi selama
kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30 gram/hari. Protein
yang dianjurkan adalah protein hewani seperti daging, susu, telur ,
keju dan ikan karena mereka mengandung komposisi asam amino
yang lengkap. Susu dan produk susu di samping sebagai sumber
protein adalah juga kaya dengan kalsium.
c. Mineral
Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan
makanan sehari – hari yaitu buah – buahan , sayur – sayuran dan susu.
Hanya besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makan sehari – hari.
Kebutuhan akan besi pada pertengan kedua kehamilan kira – kira 17
mg /hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi
30 mg sebagai ferosus, ferofumarat atau feroglukonat perhari dan
pada kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemic,
dibutuhkan 60 – 100 mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi
dengan minum susu. Satu liter susu sapi mengandung kira – kira 0,9

4
gram kalsium. Bila ibu hamil tidak dapat minum susu, suplemen
kalsium dapat diberikan dengan dosis 1 gram per hari. Pada umumnya
dokter selalu member suplemen mineral dan vitamin prenatal untuk
mencegah kemungkinan terjadinya defisiensi.
d. Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah –
buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam
folat terbuti mencegah kecacatan pada bayi.
3. Personal hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan
kulit ( ketiak, bawah buah dada, daerah genitalia ) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut, perlu
mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang,
terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama
kehamilan dapat mengakibatkan perburukan higyene mulut dan dapat
menimbulkan karies gigi.
4. Pakaian Selama kehamilan
Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, baju hendaknya yang
longgar dan mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dan dihindari yaitu :
a. Sabuk dan stocking yang terlalu ketat, karena akan mengganggu aliran
balik
b. Sepatu dengan hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga sakit
pinggang akan bertambah.

Payudara perlu ditopang dengan BH yang menandai untuk mengurangi


rasa tidak enak karena pembesaran dan cendurung menjadi pendulans.
5. Eliminasi ( Bab/Bak )
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup
lancar. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah
kelamin menjadi lebih basah. Situasi basah ini yang menyebabkan jamur (

5
trikomonas ) tumbuh sehingga wanita hamil mengeluh gatal dan
mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering
digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang
memudahkan infeksi pada daerah kandung kemih. Untuk melancarkan
dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu ddengan minum dan
menjaga kebersihan sekita alat kelamin. Wanita perlu mempelajari cara
membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang
setiap kali selese berkemih atau buang air besar dan harus menggunakan
tisu atau lap atau handuk yang bersih setiap kali melakukannya.
Membersihkan dan mengelap dari belakang ke depan akan membawa
bakteri dari daerah rektum ke muara uretra dan meningkatkan resiko
infeksi. Sebaiknya gunakan tisu yang lembut dan menyerap air, lebih
disukai yang berwarna putih, dan tidak diberi wewangian, karena tisu
yang kasar diberi wewangian atau bergambar dapat menimbulkan irirtasi.
Wanita harus sering menggganti pelapis/ pelindung celana dalam.
Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari. Mereka harus cukup
minum agar produksi air kemihnya cukup dan jangan sengaja mengurangi
minum untuk menjarangkan berkemih. Apabila perasaan ingin berkemih
muncul jangan diabaikan, menahan berkemih akan membuat bakteri di
dalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus berkemih dulu jika
ia akan memasuki keadaan dimana ia tidak akan dapat berkemih untuk
waktu yang lama (misalnya, naik kendaraan jarak jauh). Ia harus selalu
berkemih sebelum berangkat tidur di malam hari. Bakteri bisa masuk
sewaktu melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, ibu hamil
dianjurkan untuk berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan
seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan produksi kandung
kemih.
Akibat pengaruh progesteron, otot-otot tractus digestivus tonusnya
menurun, akibatnya motilitas saluran pencernaan berkurang dan
menyebabkan obstipasi. Untuk mengatasi hal itu, ibu hamil dianjurkan
minum lebih 8 gelas. Wanita sebaiknya diet yang mengandung serat,

6
latihan/senam hamil, dan tidak dianjurkan memberika obat-obat
perangsang dengan laxan.
6. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai
akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak
lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak
dibenarkan bila :
a. Terdapat perdarahan pervaginam
b. Terdapat riwayat abortus berulang.
c. Abortus/partus prematurus imminens.
d. Ketuban pecah.
e. Serviks telah membuka.
Pada saat orgasme dapat dibuktika adanya fetal bradycardia
karena kontraksi uterus dan para peneliti berpendapat wanita yang
melakukan hubungan seks dengan aktif menunjukan insidensi fetal
distress yang lebih tinggi. Pria yang menikmati kunikulus (stimulasi
oral genitalia wanita) bisa kehilangan gairahnya ketika mendapati
bahwa sekret vagina bertambah dan mengeluarkan bau berlebih selama
masa hamil. Pasangan yang melakukan kunikulus harus berhati-hati
untuk tidak meniupkan udara ke dalam vagina. Pernah dilaporkan
suatu kasus kematian karena emboli udara, gara-gara meniup udara
melalui vagina selagi melakukan kunilingus (Bernhardt, dkk, 1998).
Apabila serviks sedikit terbuka (karena sudah mendekati aterm), ada
kemungkinan udara akan terdesak di antara ketuban dan dinding
rahim. Udara kemungkinan bisa memasuki danau plasenta, dengan
demikian ada kemungkinan udara memasuki jaringan vaskulas
maternal.
Gambar yang menunjukkan berbagai variasi posisi senggama
sering membantu. Posisi wanita di atas, sisi dengan sisi dan
memasukkan dari bawah adalah posisi alternatif yang dapat
menggantikan posisi pria di atas. Posisi wanita di atas membuatnya
dapat mengatur sudut dan kedalaman penetrasi penis serta melindungi

7
perut dan payudaranya. Posisi sisi dengan sisi adalah posisi pilihan
terutama pada trimester ketiga karena posisi ini mengurangi energi dan
tekanan pada perut yang hamil. Wanita multipara melaporkan nyeri
tekan di payudara pada trimester pertama. Posisi koitus yang
menghindari tekanan langsung pada payudara sangat dianjurkan untuk
keadaan ini. Ibu hamil ini juga harus diberitahu bahwa keadaan ini
normal dan bersifat sementara. The National Family Planning and
Reproductive Health Assosiation, Washington, DC menyatakan bahwa
untuk beberapa wanita, pemakaian kondom harus tetap dilanjutkan
sepanjang masa hamil. Tujuannya ialah mencegah penularan penyakit
menular seksual.
7. Mobilisasi
Ibu hamuil dsiperbolehkan melakukan kegiatan yang tidak
melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan
kemampuan dan harus mempunyai cukup waktu istirahat.
Secara anatomi ,ligamen sendi putar dapat meningkatkan pelebaran
/pembesaran rahim pada ruang abdomen . Nyeri pada ligament ini terjadi
karena pelebara dan tekanan pada ligament karena adanya pembesaran
rahim. Nyeri pada ligament ini merupakan suatu ketidaknyamanan pada
ibu hamil . Sikap tubuh perlu diperhatikan oleh ibu hamikl :
a. Duduk
Tempatkan tangan di lutut dan tarik tubuh ke posisi tegak. Atur dagu
ibu dan tarik bagian atas kepala seperti ketika ibu berdiri.
b. Bediri
Sikap berdiri yang benarsangat mambantu sewaktu hamil di saat berat
janin semakin bertambah, jangan berdiri untuk jangka waktu yang
lama. Berdiri dengan menegakkan bahu dan mengangkat pantat.
Tegak lurus dari telingan sampai ke tumit kaki.
c. Berjalan
Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatu berhak tinggi atau
tanpa hak. Hindari juga sepatu bertumit runcing karena mudah

8
menghilangkan keseimbangan. Bila memilki anak balita, usahakan
supaya tinggi pegangan keretanya sesuai untuk ibu.
d. Tidur
Ibu boleh tidur tengkurap, kalau sudah terbiasa, namun tekuklah
sebelah kaki dan pakailah guling, supaya ada ruang bagi bayi. Posisi
miring juga menyenangkan, namun jangan lupa memakai guling
untuk menopang berat rahim. Sebaiknya setelah usia kehamilan 6
bulan, hindari tidur terlentang, karena tekanan rahim pada pembuluh
darah utama dapat menyebabkan pingsan Tidur dengan kedua tungkai
kaki lebih tinggi dari badan dapat mengurangi rasa lelah.
e. Bangun dari berbaring
Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi tempat
tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu perlahan dengan kedua
tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki ibu. Diamlah dulu
dalam posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri. Lakukan setiap kali
ibu bangun dari berbaring.
f. Membungkuk dan mengangkat
Terlebih dahulu menekuk lutut dan gunakan otot kaki untuk tegak
kembali. Hindari membungkuk yang dapat membuat punggung
tegang, termasuik untuk mengambil sesuatu yang ringan sekalipun.
8. Senam hamil
Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan vcara berjalan –
jalan di pagui hari, renag , oleahraga ringan dan senam hamil
a. Berjalan – jalan di pagi hari
Untuk ketenganga dna mendapatkan udara segar . jalan – jalan
saat pagi hari mempunyai arti penting untuk menghiru udara yang
lebih segar dan bersih, menguatkan otot dasar panggul dan
mempercepat turunnya kepala bayi ke dalam posisi optimal.
b. Senam hamil
Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22 mg.
senam bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot agar

9
dapat difungsikan secara optimal dalam persalinan normal serta
mengimbangi perubahan titik berat tubuh.
Syarat senam hamil :
1) Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh
dokter atau bidan
2) Latihan dilakukan setelah kehamilan ke 22 minggu
3) Latihaab dilakukan secara rutin dan teratur serta disiplin
4) Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin
dibawah pimpinan senam hamil.
9. Istirahat/ tidur
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur
khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur
perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama
kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari
selama 1 jam. Ibu hamil harus menghindari posisi duduk dan berdiri
dalam menggunakan kedua ibu jari, dilakukan 2 kali sehari selama 5
menit.
Wanita mempelajari bahwa puting susu dibersihkan dengan air
hangat supaya saluran tidak tersumbat oleh kolustrom kering. Sabun tidak
digunakan karena menghilangkan minyak pelindung yang
mempertahankan puting tetap fleksibel.
Beberapa wanita menggunakan mangkuk puting susu yang dirancang
secara khusus untuk mengoreksi puting yang invertil. Mangkok plastik
berbentuk donat dapat digunakan untuk memperbaiki puting yang invertil
atau retraktil. Pemberian tekanan yang lembut dan kontinue di sekitar
areola mendorong puting susu keluar melalui muara sentral di lapisan
bagian depan. Mangkok puting susu harus dipakai selama dua bulan
terakhir kehamilan selama 1 sampai 2 jam sehari. Waktu pemakaiannya
harus ditingkatkan secara bertahap.

10
Stimulasi pada payudara dapat menimbulkan aktivitas uterus dan jika
terdapat kontraksi uterus, hindari stimulasi yang beresiko mengalami
persalinan premature (Iams, Johnson, Creasy, 1988).

10. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi


Persiapan wanita untuk melahirkan dikaji. Apakah pasangan tersebut
menyususn rencana melahirkan. Penyuluhan tentang pra-melahirkan
membantu orang tua melakukan transisi dari peran sebagai orang tua yang
menanti kelahiran bayi menjadi orang tua yang bertanggung jawab atas
bayi mereka yang baru lahir. Definisi ini mengandung makna pendidikan
tentang kelahiran anak merupakan persiapan menjadi orang tua, bukan
hanya persiapan persalinan dan melahirkan, yang secara tradisional telah
menjadi fokus pendidikan tentang melahirkan anak.
Di dalam menghadapi persalinan seorang calon ibu dapat
mempercayakan dirinya kepada bidan atau dokter. Pertemuan konsultasi
dan menyampaikan keluhan, menciptakan hubungan saling mengenal
antar calon ibu dan bidan atau dokter yang akan menolongnya.
Kedatangannya sudah mencerminkan adanya informedd concent artinya
telah menerima informasi dan dapat menyetujui bahwa bidan atau dokter
itulah yang akan menolong persalinannya.
Kepada keluarga yang sering melakukan konsultasi telah
diberitahukan perkiraan tanggal persalinan, sehingga mereka dapat
mempersiapkan diri, karena sewaktu-waktu akan datang sakit perut
disertai dengan tanda seperti lendir bercampur darah. Keluarga telah
melakukan persiapan menyambut persalinan bahkan kadang sudah
mempunyai nama untuk anak laki-laki atau anak perempuan. Baju untuk
persalinan dan untuk anak sudah dipersiapkan.
Menjelang persalinan sebagian besar wanita merasa takut
menghadapi persalinannya terutama bagi yang baru pertama kali.
Disinilah pembinaan hubungan antara penolong dan ibu saling
mendukung dengan penuh kesabaran sehingga persalinan dapat berjalan
dengan lancar. Kala I, perlu dijelaskan dengan baik bahwa persalinan

11
akan berjalan aman oleh karena kepala masuk pintu atas panggul, bahkan
pembukaan telah maju dengan baik.

11. Memantau kesejahteraan janin


Jika pemeliharaan janin dalam rahim secara tradisisonal dilakukan
dengan usaha yang bersifat turun temurun dan sesuai dengan adat
kebiasaan masyarakat, maka kini telah dikembangkan alat-alat cangih
untuk melakukan pemeriksaan kesejahteraan janin dan rahim.
Untuk melakukan penilaian terhadap kesejahteraan janin dalam
rahim bisa menggunakan stetoskop laenec untuk mendengarkan denyut
jantung secara manual (auskultasi). Pemantauan kesejahteraan janin dapat
dilakukan oleh ibu hamil adalah dengan menggunakan kartu
“fetalmovement” (pemantauan pergerakan janin), yaitu ibu hamil
mencermati dan mencatat setiap pergerakan janin yang dirasakan.
Pemantauan pergerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam,
misalnya ibu hamil setiap merasakan gerakan janin mencatat dengan
tanda tally pada kartu pergerakan janin, dalam 12 jam pemantauan,
contohnya dari pukul 08.0 sampai 22.00. Selanjutnya keseluruhan
pergerakan janin dalam kurun waktu tersebut dijumlahkan. Batas normal
pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan janin
yang dirasakan oleh ibu hamil.

B. Ketidaknyamanan dalam Masa Kehamilan dan Cara Mengatasi


Identifikasi kebutuhan dasar ketidaknymanan yang dirasakan ibu dan cara
mengatasinya adalah sebagai berikut :
1 Kelelahan dan Fatique (Selama Trimester I)
a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Penyebabnya tidak diketahui.
2) Berhubungan dengan penurunan laju metabolisme basal pada awal
kehamilan.

12
b. Cara meringankan atau mencegah
1) Yakinkan bahwa hal ini normal terjadi dalam kehamilan.
2) Dorong ibu untuk sering beristirahat.
3) Hindari istirahat yang berlebihan.

c. Pengobatan secara farmakologis


1) Tidak perlu memberikan obat-obatan.
2) Suplemen vitamin dan zat besi dapat membantu untuk kesehatan ibu
secara umum.

d. Tanda-tanda/ Bahaya
1) Tanda gejala anemia .
2) Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
3) Tanda dan gejala depresi.
4) Tanda dan gejala adanya infeksi atau penyakit kronis.

2 Keputihan (TM I, II, III)


a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Hiperplasia mukosa vagina
2) Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervikal sebagai
akibat dari peningkatan kada estrogen

b. Cara meringankan atau mencegah


1) Meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
2) Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan nilon
3) Menghindari pencucian vagina dan mencuci vagina dengan sabun
dari arah depan ke belakang

c. Tanda-tanda/ bahaya
1) Jika sangat banyak atau baunya menyengat atau berwarna kuning/
abu-abu (beberapa penyakit kelamin servicitis, vaginitis)
2) Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah)

13
3) Perdarahan pervaginam (abdru[tio plasenta, plasenta previa, lesi
pada servik atau vagina, bloody show)

3 Ngidam
Biasanya terjadi pada TM I, tapi bisa berlangsung sepanjang masa
kehamilan
a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa
yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah
2) Indra pengecap menjadi tumpul, jadi makanan yang lebih
merangsang dicari-cari

b. Cara meringankan atau mencegah


1) Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asalkan cukup
bergizi dan makanan yang diinginkan makanan yang sehat
2) Menjelaskan tentang bahaya makanan yang tidak baik
3) Mendiskusikan makanan yang dapat diterima yang meliputi
makanan yang bergizi dan memuaskan ngidam atau kesukaan
tradisional

4 Sering buang air kencing/ nocturia


Terjadi pada TM I dan III
a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Tekanan uterus pada kandung kemih
2) Nocturia akibat ekskresi sodium yang meningkat bersamaan dengan
terjadinya pengeluaran air
3) Air dan sodium tertahan di bawah tungkai bawah selama siang hari
karena statis vena, pada malam hari terdapat aliran balik vena yang
meningkat dengan akibat peningkatan dalam jumlah output air seni.

14
b. Cara meringankan atau mencegah
1) Penjelasan mengenai sebab terjadinya
2) Kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing
3) Perbanyak minum pada siang hari
4) Jangan kurangi minum di malam hari untuk mengurangi nocturia,
kecuali jika nocturia mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan
5) Batasi minum bahan diuretika alamiah, seperti kopi, teh, cola
dengan caffein
6) Jelaskan tentang tanda-tanda UTI, posisi miring ke kiri

c. Pengobatan secara farmakologis


Tidak memerlukan pengobatan farmakologis

d. Tanda-tanda/ bahaya
Wanita hamil memiliki resiko yang lebih besar untuk terjadinya UTI

5 Rasa mual atau muntah-muntah


Antara minggu 5 sampai 12 bisa terjadi lebih awal 2-3 minggu setelah
HPHT.
a. Dasar anatomis dan fisiologis
Penyebab yang pasti tidak diketahui, mungkin disebabkan oleh :
1) Peningkatan kadar HCG, esterogen/ progesteron
2) Relaksasi dan otot-otot halus
3) Metabolik, yaitu perubahan dalam metabolisme karbohidrat
berlebihan
4) Mekanisme kongesti, inflamasi, distensi pergeseran
5) Alergis : sekresi korpus luteum, antigen dari ayah, Iso aglutinin,
keracunan histamin.

b. Cara meringankan atau mencegah


1) Hindari bau atau faktor penyebab

15
2) Makan biskuit atau roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur di
pagi hari
3) Makan sedikit tapi sering
4) Duduk tegak setiap kali selesai makan
5) Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang
6) Makan makanan kering dengan minum di antara waktu makan
7) Minum minuman berkarbonat
8) Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan gerakan
secara tiba-tiba
9) Hindari menggososk gigi segera setelah makan
10) Minum teh herbal
11) Istirahat sesuai kebutuhan dengan mengangkat kaki dan kepala
agak ditinggikan
12) Hirup udara segar, jalan-jalan, tidur dengan jendela terbuka,
pastikan cukup udara di dalam rumah

c. Pengobatan secara farmakologis


1) Gunakan obat-obatan jika tindakan secara nonfarmakologis gagal
dan juga hanya untuk jangka pendek
2) Jika berat terapi dengan vutamin B6
3) Antihistamin : dimenhydrinate, doxilamine susinate

d. Tanda-tanda/ bahaya
1) Pertambahan BB yang tidak memadai, kehilangan BB
2) Tanda-tanda malnutrisi
3) Hiperemesis gravidarum
4) Pastikan tidak ada apendicitis, colesitis, pankreatitis

6 Chloasma
Terjadi pada trimester II
a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Kecenderungan genetis

16
2) Peningkatan kadar esterogen dan mungkin progesteron

b. Cara meringankan atau mencegah


1) Hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan
2) Gunakan bahan pelindung nonalergis

c. Pengibatan secara farmakologis


Hindari penggunaan hidroquinones, karena sedikit keberhasilan tetapi
banyak efek sampingnya

7 Garis-garis di perut (Striae gravidarum)


Tampak jelas pada bulan ke 6-7
a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Terdiri dari arteriola tengah yang terbuka yang datar atau sedikit
meningkat dengan radiasi cabang kapiler yang menyebar, yang
paling jelas di daerah-daerah kulit yang dialiri darah dari vena cava
superior (sekitar mata, leher, kerongkongan dan lengan)
2) Penyebab tidak jelas
3) Bisa timbul akibat perubahan hormon atau gabungan antara
perubahan hormon dan peregangan
4) Mungkin berkaitan dengan ekskresi cortocosteroid

b. Cara meringankan atau mencegah


1) Gunakan emollien topical atau antipruritic jika ada indikasinya
2) Gunakan atau kenakan pakaian yang menopang payudara dan
abdomen
8 Hemorrhoid
Terjadi pada TM II dan III
a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Konstipasi

17
2) Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena
hemoroida
3) Dukungan yang tidak memadai pada vena hemoroi di area
annorektal
4) Kurangnya klep dalam pembuluh-pembuluh ini yang berakibat pada
perubahan secara langsung pada aliran darah
5) Statis, gravitas, tekanan vena yang meningkat dalam vena panggul,
kongesti vena, pembesaran vena-vena hemoroid
b. Cara meringankan atau mencegah
1) Hindari konstipasi
2) Makan makanan berserat
3) Gunakan kompres es, kompres hangat atau sit bath
4) Dengan perlahan masukkan kembalike dalam rektum jika perlu
5) Hindari BAB sambil jingkok

c. Pengobatan secara farmakologis


Salep topikal : bahan anestesi (memberikan peringan hanya sesaat),
astringentwitch hazel, calamone dan cream hidrokortison

d. Tanda-tanda bahaya
Thrombi

9 Konstipasi
Terjadi pada TM II dan III
a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus
jadi lambat
2) Penururnan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus
3) Penyerapan air dari colon meningkat
4) Tekanan dari uterus yang membesar pada usus
5) Suplemen zat besi
6) Diit

18
7) Kurang senam

b. Cara meringankan atau mencegah


1) Tingkatkan intake cairan, serat di dalam diit
2) Buah prem atau jus prem
3) Minum cairan dingin/ panas (ketika perut kosong)
4) Istirahat cukup
5) Senam
6) Membiasakan buang air secara teratur
7) BAB segera setelah ada dorongan

c. Pengobatan secara farmakologis


1) Gunakan pembentuk bahan padat (bongkahan emoliens)
2) Hindari minyak mineral, lubrikan, perangsang (stimula saline)
3) Hiperosmotis, dipenilmetano, kastroil oil

d. Tanda-tanda/ bahaya
1) Rasa hebat di abdomen, tidak mengeluarkan gas (obstruksi)
2) Rasa nyeri di kuadran kana bawah (apendiksitis)

10 Sesak napas (hiperventilasi)


Terjadi pada trimester II dan III
a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Peningkatan kadar progesteron berpengaruh secara langsung pada
pusat pernapasam untuk menurunkan kadar CO2 dan meningkatan
kadar O2, meningkatkan aktivitas metabolik, meningkatkan kadar
CO2, hiperventilasi yang lebih ringan ini adalah SOB
2) Uterus membesar dan menekan pada diafragma

b. Cara meringankan atau mencegah


1) Jelaskan penyebab fisiologisnya

19
2) Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernapasan
pada kecepatan normal ketika terjadi hiperventilasi
3) Secara periodik berdiri dan merentangkanlengan di atas kepala serta
menarik napas panjang
4) Mendorong postur tubuh yang baikmelakukan pernapasan
intercostal
5) Latihan napas melalui senam hamil
6) Tidur dengan bantal ditingggikan
7) Makan tidak terlalu banyak
8) Hentikan merokok (untuk yang merokok)
9) Konsul dokter bila ada asma dll.

c. Tanda-tanda/ bahaya
1) Jika disertai dengan demam, batuk, pernapasan cepat, malaise
2) Pernapasan cepat tanpa demam
3) Exacerbasi (memburuknya) asma

11 Nyeri ligamentum rotundum


Terjadi pada TM II dan III
a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Hipertropi dan penegangan ligamentum selama kehamilan
2) Tekanan dari uterus pada ligamentum

b. Cara meringankan atau mencegah


1) Penjelasan mengenai penyebab rasa nyeri
2) Tekuk lutut ke arah abdomen
3) Mandi air hangat
4) Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya jika
diagnosa lain tidak melarang
5) Topang uterus dengan bantal di bawahnya dan sebuah bantal di
antara lutut pada waktu berbaring miring

20
c. Tanda-tanda/ bahaya
Selalu lakukan asesment/ diagmosis untuk menyampingkan apendixitis,
peradangan kantung empedu, ulserasi peptik.

12 Pusing
Terjadi pada TM II dan III
a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan-perubahan
hemodinamis
2) Pengumpulan darah di dalam pembuluh tungkai, yang mengurangi
aliran balik vena dan menurunkan output cardiac serta tekanan
darah dengan tegangan othostatis yang meningkat
3) Mungkin dihubungkan dengan hipoglikemia
4) Sakit kepala pada triwulan terakhir dapat merupakan gejala
preeklamsia berat

b. Cara meringankan atau mencegah


1) Bangun secara perahan dari posisi istirahat
2) Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat atau
sesak
3) Hindari berbaring dalam posisi terlentang
4) Konsultasi/ periksa untuk rasa sakit yang terus-menerus

c. Tanda-tanda/ bahaya
Jika kehilangan kesadaran atau terjatuh dan jika disertai dengan tanda-
tanda atau gejala anemis.

13 Varises pada kaki/ vulva


Terjadi pada TM II dan III
a. Dasar anatomis dan fisiologis
1) Kongesti vena dalam vena bagian bawah yang meningkat sejalan
dengan kehamilan karena tekanan dari uterus yang hamil

21
2) Kerapuhan jaringan elastis yang diakibatkan oleh esterogen
3) Kecenderungan bawaan keluarga
4) Disebabkan faktor usia dan lama berdiri.

b. Cara meringankan atau mencegah


1) Tinggikan kaki sewaktu berbaring atau duduk
2) Berbaring dengan posisi kaki ditinggikan kurang lebih 90 derajat
beberapa kali sehari
3) Jaga agar kaki jangan bersilangan
4) Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
5) Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri
6) Senam, hindari pakaian dan korset yang ketat, jaga postur tubuh
yang baik
7) Kenakan kaos kaki yang menopang (jika ada)
8) Sediakan penopang fisik untuk variositis vulva dengan bantalan
karet busa yang ditahan di tempat dengan ikat pinggang sanitari

c. Tanda-tanda/ bahaya
Tanda-tanda tromboplebitis supervisisal atau trombosis vena yang
dalam

14 Ginggivitis dan epulis


a. Dasar anatomis dan fisiologis
Peningkatan vaskularisasi dan proliferasi jaringan ikat akibat
rangsanagn estrogen

b. Cara meringankan atau mencegah


1) Kebutuhan diit yang baik terutama protein dan buah-buahan
2) Menghindari trauma
3) Kebersihan gigi yang baik
4) Penggunaan sikat yang lunak dan perlahan-lahan
5) Menghindari infeksi

22
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai kesenjangan yang
terjadi antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus dalam pelaksanan proses
manajemen kebidanan pada Ny. WP Umur 28 Tahun G2P1A0 Hamil 26
Minggu 1 Hari Janin Tunggal Hidup Intra Uterine Punggung Kanan dengan
kehamilan fisiologis di Puskesmas Candiroto, tanggal 22 Oktober 2018. Untuk
memudahkan pembahasan maka penulis akan menguraikan sebagai berikut :
A. Langkah I : Pengumpulan Data
1. Data Subyektif
a. Ibu mengatakan namanya Ny. WP, umur 28 tahun, hamil anak kedua
dan belum pernah keguguran
b. Ibu mengatakan HPHT nya 20-4-2018
c. Ibu mengatakan dirinya sulit BAB dimana dalam 3 hari sekali
d. Ibu mengeluh khawatir apabila terjadi sesuatu pada dirinya dan janin
yang ada di kandungan
2. Data Objektif
a. TTV (TD 90/60 mmHg, N 80 x/menit, T 36,5 ͦ C, RR 20 x/menit)
b. Palpasi
Leopold I : teraba bagian setengah bulat, lunak, melebar dan tidak
melenting
Leopold II
Kanan : teraba bagian keras, memanjang dan ada tahanan
seperti papan
Kiri : teraba bagian kecil
Leopold III : teraba bagian bulat, keras, melenting dan bagian terendah
janin sudah tidak dapat digoyangkan
Leopold IV : kedua tangan pemeriksa dalam posisi divergen (tidak
saling bertemu) terhadap bagian terendah janin
c. TFU : 23 cm,
d. TBJ : (33 – 11) x 155 gram = 1.705 gram

23
e. DJJ 140 x/menit, punctum maksimum di kuadran kiri bawah
umbilikus, jumlah 1
Pada tahap identifikasi data dasar, penulis tidak menemukan
hambatan yang berarti karena pada saat mengumpulkan data, klien
memberikan informasi secara jelas dan terbuka sehingga memudahkan penulis
untuk memperoleh data-data yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat.
Data yang diambil oleh penulis terfokus pada masalah yang dialami
Ny “WP”. Adapun tanda dan gejala serotinus dalam tinjauan pustaka yaitu
kehamilan belum berakhir setelah 26 minggu 1 hari. Ny “WP” di dapatkan
HPHT tanggal 20 - 04 - 2018, HPL 28 - 01- 2018.
Dari hasil data yang diperoleh tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara tinjauan pustaka dan studi kasus.

B. Langkah II : Interpretasi Data


Dalam penjelasan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus asuhan
kebidanan tidak ada kesenjangan pada diagnose Ny. WP Umur 28 Tahun
G2P1A0 Hamil 26 Minggu 1 Hari Janin Tunggal Hidup Intra Uterine
Punggung Kanan, Letak Membujur, Belum Masuk PAP, Preskep Dengan
Kehamilam Fisiologis.
C. Langkah III : Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada manajemen kebidanan, mengidentifikasi diagnosa dan
masalah potensial yang mungkin akan terjadi atau yang dialami oleh klien
berdasarkan pengumpulan data dan observasi.
Apabila terdapat kondisi yang tidak normal dan tidak mendapatkan
penanganan segera dapat membawa dampak yang berbahaya sehingga
mengancam kehidupan Ny ” WP” dan janinnya.
Sedangkan masalah yang di keluhkan ibu adalah rasa khawatir yang dapat
memberikan dampak psikologis bagi ibu sehingga mempengaruhi kondisi
janin juga nantinya. Apabila rasa khawatir ini tidak segera di tangani akan
mengarah menjadi rasa kecemasan sehingga disini sangat dibutuhkan peran
bidan yang melibatkan suami dan keluarga dalam memberikan motivasi dan
dukungan untuk mengurangi kekhawatiran yang dialami ibu.

24
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian, tidak ada
perbedaan diagnosa dan masalah potensial antara tinjauan pustaka dengan
yang ditemukan pada tinjauan kasus.

D. Langkah V : Perencanaan
Dalam konsep manajemen kebidanan, menurut Varney Helen
bahwa rencana tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu sebelumnya harus
didiskusikan dengan klien.
Pada kasus Ny ” WP” penulis merencanakan tindakan asuhan
kebidanan berdasarkan diagnose dan masalah potensial sebagai berikut :
1. Beritahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan
2. Jelaskan pada ibu dan keluarga mengenai keadaan janin dalam kandungan
ibu
3. Jelaskan pada ibu dan keluarga mengenai konstipasi
4. Berikan dukungan mental dan spiritual pada ibu dan keluarga
5. Anjurkan ibu untuk perbanyak minum dan sayuran
Dalam tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada Ny “WP”
berdasarkan dengan intervensi yang dilakukan tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara apa yang ada dalam teori dengan yang di lahan praktek
untuk kolaborasi dengan dokter spesialis obgyn.
E. Langkah VI : Pelaksanaan
Dalam tahapan asuhan kebidanan pada Ny ” WP” dalam
pelaksanaan tindakannya didasarkan atas perencanaan yang telah ditetapkan.
Penulis tidak menemukan permasalahan yang berarti, hal itu karna tindakan
yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun disamping
adanya kerja sama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain ini
menunjukkan adanya kesamaan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
F. Kesimpulan
Berdasar tinjauan teori dan praktek tidak ditemukan adanya
kesenjangan. Praktek yang dilakukan sesuai dengan tinjauan teori yang ada.

25
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses (tinja)
dalam usus besar pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam
pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada
usus besar sehingga memicu tidak teraturnya buang air besar dan timbul
perasaan tidak nyaman pada perut (Akmal, dkk, 2010).
2. Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan konstipasi. Selain itu juga karena perubahan pola makan.
Peningkatan kadar progesteron menyebabkan peristaltik usus lambat,
penurunan mobilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus,
penyerapan air dari calon meningkat tekanan pada usus yang membesar
karena uterus yang ukurannya semakin besar terutama pada akhir
kehamilan (Kusmiyati.2009).
3. Pada tinjauan kasus Ny “WP” anamnesa yang di dapatkan yaitu HPHT
tanggal 20-04-2018, HPL 27 Januari 2018.
4. Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang didapatkan maka
penulis menegakkan diagnose Ny. WP Umur 28 Tahun G2P1A0 Hamil 26
Minggu 1 Hari Janin Tunggal Hidup Intra Uterine Punggung Kanan, letak
membujur, Belum Masuk Panggul, sedangkan masalah yang timbul
adalah khawatir Konstipasi.

B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan presentasi kasus ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi penulis mengenai kasus kehamilan serotinus dan diharapkan dapat

26
melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur, karena
teori dan prosedur yang mendasari setiap praktik yang dapat menghindari
kesalahan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan Tenaga Kesehatan lebih trampil dalam menangani kasus ibu
hamil dengan kehamilan serotinus
3. Bagi Puskesmas
Disarankan agar Puskesmas dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan
secara optimal melalui penanganan segera pada kasus asuhan kebidanan
ibu hamil dengan serotinus.
4. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dengan mengetahui permasalahan yang timbul pada ibu


hamil dengan serotinus dan penanganan yang tepat dapat dijadikan sebagai
bahan referensi

27
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, Yeni, Whyuningsih, Heni Puji, Sujiyatini.2008. Perawatan Ibu Hamil.


Fitramaya. Yogyakarta

Saifudin, Abdul Bari.2008.Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiohardjo.edisi 4.PT


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

28

Anda mungkin juga menyukai