Anda di halaman 1dari 5

 PANCASILA ERA ORDE LAMA

Pada masa orde lama yaitu pada masa kekuasaan presiden Ir.Soerkarno.

Pancasila mengalami idieologisasi. Presiden Seokarno, pada masaitu menyampaikan


idieologi pancasila.

Masa orde lama ialah, masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam
sistem kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda
pada masa orde lama.

Priode 1956-1965 Dikenal sebagai priode demokrasi terpimpin demokrasi bukan berada
pada kekuasaan rakyat tetapi berada pada kekuasaan pribadi presiden soekarno.
terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran terhadap pancasila dalam konstitusi.
Akibatnya soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi persiden seumur hidup, politik
konfrontasi, dan menggabungkan nasionalis, agama, dan komunis, yang ternyata tidak
cocok bagi NKRI.

Dengan pancasila sebagaimana dirumuskan dalam Piagam Jakarta sebagai Dasar


Negara. Artinya dengan Pancasila seperti yang dirumuskan dalam pembukaan Undang
Undang Dasar 1945 sebagai Dasar Negara. Presiden Soekarno turun tangan dengan
sebuah Dekrit Presiden yang di setujui oleh cabinet pada tanggal 3 Juli 1959, yang
kemudian dirumuskan di Istan Bogor pada tanggal 4 Juli 1959 dan diumumkan secara
resmi oleh presiden pada tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00 di depan Istana Merdeka.

Dekrit Presiden berisi :

1. Pembubaran Konstituante
2. Undang Undang Dasar 1945 kembali berlaku, dan
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
Pancasila dijadikan “ideologi Negara” yang tampil hegemonik. Ir. Soekarno memberi
tafsir Pancasila sebagai satu kesatuan paham dalam doktrin “Manipol /USDEK”.
Manifesto politik ( manipol ) adalah materi pokok dari pidato Soerkarno tanggal 17
Agustus 1959 berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita”, materi pidato tersebut
dikukuhkan dalam Penetapan Presiden ( Penpres) Nomor 1 tahun 1960 dan Ketetapan
MPRS No. 1/MPRS/1960 tentang GBHN ( Ali, 2009:30). Manifesto politik Republik
Indonesia tersebut merupakan hasil perumusan suatu panitian yang di pimpin oleh
D.N. Aidit yang di setujui oleh DPA pada tanggal 30 September 1959 sebagai haluan
Negara . Oleh kaerana itu mereka yang bersebrangan paham titik memilih taktik
“gerilya” di dalam kekuasaan Ir. Seokarno. Taktik demikian di gunakan sebagian besar
kekuatan politik. Walaupun kepentingan politik mereka berbeda, kedua arus tersebut
sama-sama menggunakan Pancasila sebagai justifikasi. Ir. Soekarno menghendaki
persatuan di antara beragam golongan dan ideology termasuk komunis, golongan anti
komunis mengkonsolidasi diri sebagai kekuatan berpaham Pancasila yang lebih “murni”
dengan menyingkirkan paham komunisme yang tidak ber-Tuhan ( ateisme ).

Dengan adanya pertentangan yang sangat kuat ditambah carut marutnya perpolitikan
saat itu, maka Ir. Soerkarno pun di lengserkan sebagai Presiden Indonesia, melalui
sidang MPRS.
PANCASILA ERA REFORMASI

Reformasi menurut kamus besar bahasa Indonesia pun juga dapat di artikan sebagai sebuah perubahan
atau pembaruan yang dilakaukan secara drastis untuk perbaikan di segala bidang, baik di bidang sosial,
politik, atau agama di dalam suatu masyarakat atau negara.

Reformasi secara etimologis berasal dari kata reformation dari akar kata reform, sedangkan secara
harfiah reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan yang memformat ulang, menata ulang, menata
kembali hal-hal yang menyimpang, untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan
nilai-nilai ideal yang di cita-citakan rakyat.

Eksistensi pancasila masih banyak dimaknai sebagai konsepsi politik yang substansinya belum mampu
diwujudkan secara riil. Reformasi belum berlangsung dengan baik karena Pancasila belum difungsikan
secara maksimal sebagaimana mestinya. Banyak masyarakat yang hafal butir-butir Pancasila tetapi
belum memahami makna sesungguhnya.

Pada masa reformasi, Pancasila sebagai re-interprestasi.Yaitu Pancasila harus selalu di interprestasikan
kembali sesuai dengan perkembangan zaman, berarti dalam menginterprestasikannya harus relevan dan
kontekstual dan harus sinkron atau sesuai dengan kenyataan pada zaman saat itu.

Ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, yaitu:


a. Adanya suatu penyimpangan.
b. Berdasar pada suatu kerangka struktural tertentu.
c. Gerakan reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem Negara demokrasi.
d. Reformasi dilakukan kearah suatu perubahan kondisi serta keadaan yang lebih baik
e. Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang Berketuhanan
Yang Maha Esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Tujuan reformasi dapat disebutkan sebagai berikut:


1. Melakukan perubahan secara serius dan bertahap untuk menemukan nilai-nilai baru dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara;
2. Menata kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk perundangan dan konstitusi yang
menyimpang dari arah perjuangan dan cita-cita seluruh masyarakat bangsa;
3. Melakukan perbaikan di segenap bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya,
maupun pertahanan keamanan;
4. Menghapus dan menghilangkan cara-cara hidup dan kebiasaan dalam masyarakat bangsa
yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi, seperti KKN, kekuasaan sewenang-wenang
atau otoriter, penyimpangan, dan penyelewengan yang lain

 Inti reformasi adalah memelihara segala yang sudah baik dari kinerja bangsa dan
negara dimasa lampau, mengoreksi segala kekurangannya,sambil merintis
pembaharuan untuk menjawab tantangan masa depan. Pelaksanaan kehidupan
berbangsa dan bernegara masa lalu memerlukan identifikasi, mana yang masih
perlu pertahankan dan mana yang harus diperbaiki.

Awal dari gerakan Reformasi bangsa Indonesia, yakni dengan mundurnya Presiden Soeharto
pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian digantikan oleh Prof. Dr. B.J Habibie.
a. Gerakan Reformasi dan Ideologi Pancasila
Dalam kenyataannya, bangsa Indonesia telah salah mengartikan makna dari sebuah
kata Reformasi, yang saat ini menimbulkan gerakan yang mengatasnamakan Reformasi,
padahal gerakan tersebut tidak sesuai dengan pengertian dari Reformasi. Contohnya, saat
masyarakat hanya bisa menuntut dan melakukan aksi-aksi anarkis yang pada akhirnya
terjadilah pengerusakan fasilitas umum, sehingga menimbulkan korban yang tak bersalah.
b. Pancasila sebagai Dasar Cita-cita Reformasi
Pancasila merupakan dasar filsafat negara Indonesia, sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia, namun ternyata Pancasila tidak diletakkan pada kedudukan dan fungsinya. Pada
masa orde lama pelaksanaan negara mengalami penyimpangan dan bahkan bertentangan
dengan Pancasila

Sisi Gelap Pelaksanaan Pancasila

Berikut ini adalah daftar penyelewengan dan penyimpangan terhadap Pancasila di masa orde lama, orde
baru dan di era reformasi:
Menjadikan Pancasila sebagai ideologi tanpa memperhatikan kerelevannya.

· Para elite politik cenderung hanya memanfaatkan gelombang reformasi ini guna meraih kekuasaan
sehingga tidak mengherankan apabila banyak terjadi perbenturan kepentingan politik.

· Pemerintah kurang konsisten dalam menegakkan hukum.

· Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan yang ditandai dengan adanya konflik di beberapa
daerah.

· Pergantian presiden secara singkat di era reformasi.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Jogyakarta: Paradigma, Edisi Reformasi.


Komalasari, Kokom.2007. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Lentera Cendekia.
“Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi” http://exalute.wordpress.com/2008/07/24/pancasila-
sebagai-paradigma-pembangunan/. 20 Maret 2012. 07:08.
Syarbani, Syahrial. 2004. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai