Anda di halaman 1dari 17

Nama : Raihan Adithya

Kelas : XI TKR 5
Tugas Remedial PKN
NEGARA-NEGARA YANG PERNAH DI JAJAH
DI DUNIA
Sebagian Negara jajahan sudah menyatakan kemerdekaannya, dan
sebagian lagi dimerdekakan oleh Inggris itu sendiri yang disebut
Negara Persemakmuran, atau bahkan tetap menjadi wilayah
kekuasaan Inggris sampai saat ini.

 BENUA ASIA
1. Afghanistan : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 19
Agustus 1919
2. Bahrain : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 15
Agustus 1971
3. Brunei Darussalam : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada
tanggal 1 Januari 1984
4. India : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 15
Agustus 1947
5. Indonesia : Di jajah oleh Portugis pada tahun 1509 sampai
tahun 1595 hanya menjajah Maluku. Di jajah oleh Spanyol pada
tahun 1521 sampai tahun 1692 hanya menjajah Sulawesi Utara.
Di jajah oleh Inggris pada tahun 1811 sampai tahun 1816. Di
jajah oleh Belanda pada tahun 1602 sampai tahun 1942 lalu
menjajah kembali pada tahun 1942. Di jajah oleh Jepang pada
tahun 1942 sampai tahun 1945. Dan indonesia merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945
6. Irak : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 3 Oktober
1932
7. Malaysia : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tangal 16
September 1963
8. Singapura : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 15
Oktober 1965
 AMERIKA
1. Amerika Serikat : Di jajah oleh Inggris dan Perancis, merdeka
pada tanggal 4 Juli 1776
2. Bahama : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 10 Juli
1973
3. Kanada : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 11
Desember 1931
4. Jamaika : Pernah di jajah oleh Inggris dan merdeka pada
tanggal 6 Agustus 1962
5. Guyana : Pernah di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal
26 Mei 1966
6. Dominika : Di jajah oleh Ingris dan merdeka pada tanggal 3
November 1978

 AFRIKA
1. Afrika Selatan : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal
11 Desember 1931
2. Nigeria : Di jajah oleh Perancis dan merdeka pada tanggal 1
Oktober 1960
3. Malawi : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 6 Juli
1964
4. Mesir : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 18 Juni
1953
5. Sudan : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 1
Januari 1956

 Oseania
1. Australia : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada tanggal 1
Desember 1931
2. Vanuatu : Di jajah oleh Inggris dan Perancis, merdeka pada
tanggal 30 Juli 1980
3. Selandia Baru : DI jajah Inggris dan merdeka pada tanggal 11
Desember 1913
4. Papua Nugini : Di jajah Inggris dan merdeka pada tanggal 16
September 1975
5. Kepulauan Solomon : Di jajah oleh Inggris dan merdeka pada
tanggal 7 Juli 1978
6. Kepulauan Cook : Di jajah Oleh Inggris dan merdeka pada
tanggal 4 Agustus 1965

 Eropa
1. Republik Irlandia : Di jajah Inggris dan merdeka pada tangal 11
Desember 1931, lalu meninggalkan persemakmuran pada
tanggal 18 April 1949
2. Malta : Di jajah Inggris dan merdeka tanggal 21 September 1964

Alasan satu negara menjajah negara lain adalah...


Tujuan Utama penjajahan untuk memperluas kekuasaan dalam
artian memperluas jangkauan ataupun sumber ekonomi. Alasan
ekonomi adalah alasan pertama suatu negara menjajah negara
yang lain.

Namun, mengapa negara-negara di atas kebanyakan di jajah oleh


negara Inggris dan mengapa Inggris kuat ketika menjajah?
Sebuah studi terbaru menunjukan bahwa 90% negara di dunia
ternyata pernah di jajah Inggris. Mengapa Inggris bisa kuat?

a. Populasi Yang Besar


Hingga ke awal abad 20 masyarakat berdarah Inggris tersebar
hampir keseluruh dunia, bisa dilihat dari penduduk Amerika Serikat
yang sebenarnya berdarah Inggris, sebagian besar Kanada yang
berdarah Inggris serta Australia dan Selandia baru yang jelas-jelas
datang dari Inggris. Jadi walaupun jika kita melihat populasi Inggris
sekarang yang hanya berjumlah 64.5 juta jiwa (data tahun 2014),
namun angka ini tidak mencerminkan darah British yang tersebar
keseluruh dunia, karena darah keturunan Inggris di Amerika
Serikat, Kanada serta Australia kalau dihitung menambah populasi
orang berdarah Inggris yang pada masa dulu bisa digunakan untuk
dimobilisasi untuk kepentingan politik luar negeri Inggris. Sehingga
dengan populasi yang besar tersebut tentu saja Inggris lebih
leluasa melakukan perang terbuka dengan negara-negara yang
mereka jajah. Bahkan armada Inggris bertambah kuat ketika
Inggris mulai merekrut legiun asing terutama dari India yang
mencapai satu juta jiwa. Tentulah itu membuat pasukan Inggris
semakin ramai dan kuat.

b. Senjata Yang Canggih


Inggris termasuk negara yang paling cepat perkembangan
teknologinya. Dengan pengetahuan teknologi yang mumpuni
militer Inggris pun terkena imbasnya, mereka dengan cepat
membangun armada laut dan darat yang disegani diseluruh dunia.
Konon angkatan laut Inggris disebut-sebut yang paling kuat di
dunia pada era abad 17 hingga 20. Dari segi angkatan darat
mereka memiliki pasukan menembak yang didukung senapan
terbaik pada zamannya. Walaupun senapan Inggris umumnya
terhitung lebih baik jika digunakan pada jarak dekat, namun Inggris
juga di cover oleh pasukan berkuda yang sudah terkenal
ketangguhannya di berbagai macam medan perang.
Selain kedua alasan utama diatas sebenarnya Inggris memiliki
modal lain dalam upaya perluasan daerah jajahannya yaitu
kesetiaan yang tinggi terhadap Ratu. Inilah yang membuat pasukan
Inggris rela berkalang tanah demi negaranya. Ada istilah dalam
ketentaraan Inggris pada era kolonial yaitu “right or wrong England
is my country” sehingga hal ini membuat pasukan mereka berjuang
habis-habisan demi meluaskan kekuasaannya.

Abad ke-16 hingga beberapa tahun pertama setelah Perang Dunia


II adalah masa di mana bangsa-bangsa Eropa mendominasi muka
bumi dan mengalami masa kejayaan. Berawal dari penaklukkan
Konstantinopel oleh Kesultanan Ottoman pada 1453 dan politik
reconquesta Spanyol dan Portugal, bangsa-bangsa Eropa
menyeberangi lautan dan menemukan berbagai wilayah yang kaya
akan barang-barang berharga seperti rempah-rempah, emas,
berlian, timah, dan sebagainya. Pada mulanya, mereka hanya ingin
mempermudah perdagangan dengan bangsa Asia. Lama-kelamaan,
mereka memonopoli bahkan menguasai wilayah-wilayah tersebut.
Tercatat bangsa-bangsa Eropa yang pernah menjajah negara lain
adalah Inggris, Belanda, Spanyol, Portugal, Italia, Belgia, dan
Prancis

Belanda
Kita mulai dari negeri yang pernah berhubungan lama dengan
Nusantara. Belanda, sebuah negara kecil di bawah permukaan laut
yang terletak di Eropa Barat Laut. Negara ini sangat dikenal di
Indonesia karena sempat menguasai seluruh bumi Nusantara
selama 37 tahun antara 1905 dan 1942(344 tahun secara
keseluruhan dan bertahap, dihitung sejak penaklukan Jayakarta
oleh pasukan J.P. Coen pada 1619 hingga saat Belanda resmi
angkat kaki dari Papua pada 1 Mei 1963). Negara ini jauh lebih
kecil dibandingkan negara Eropa penjajah lainnya. Bahkan, Belanda
pernah dijajah sampai 3 kali. Pertama, Belanda(yang terdiri atas
Belanda, Belgia, Luksemburg, Prancis Utara sekarang)pernah
berada di bawah kekuasaan Spanyol yang diperintah oleh Wangsa
Hapsburg pada abad ke-16. Belanda, di bawah pimpinan William
van Oranje, bahkan harus berperang melawan Spanyol selama 82
tahun dari 1566 hingga 1648 agar dapat merdeka(Dikenal sebagai
Perang 80 Tahun). Sekitar satu abad berselang, yaitu pada akhir
abad ke-18, Belanda jatuh ke tangan Prancis di bawah Napoleon
Bonaparte. Napoleon mengangkat sang adik, Louis Napoleon,
sebagai raja Belanda. Louis Napoleonlah yang membuat Herman
Willem Daendels datang dan berkuasa di Jawa. Setelah Napoleon
kalah, Belanda kembali merdeka pada 1813 dan Kerajaan Belanda
didirikan pada 1815. Belanda pun pada masa ini semakin
memantapkan kekuasaannya di Nusantara meski lebih dari
separuh wilayahnya memisahkan diri dan membentuk Belgia pada
1830. Pada 10 Mei 1940, Belanda kembali ditaklukkan negara asing
untuk ketiga kalinya. Kali ini Belanda dijajah oleh Jerman di bawah
Adolf Hiter. Belanda akhirnya dibebaskan Sekutu pada 1945. Satu
hal yang menarik adalah Belanda memberikan penghormatan
kepada raja Spanyol dalam lagu kebangsaannya, Wilhelmus

Belgia
Belgia adalah negara yang dulunya termasuk dalam Kerajaan
Belanda. Belgia terbentuk pada 1830 sebagai hasil Perang
Kemerdekaan Belgia. Belgia pernah memiliki sebuah negara
jajahan di Afrika, yaitu Kongo yang menghasilkan banyak minyak
palem. Belgia(saat masih menjadi bagian dari Belanda)pernah
dijajah oleh Spanyol dan Prancis. Belgia juga dijajah oleh Jerman
pada masa Perang Dunia II.
Prancis
Selanjutnya kita turun sedikit dan mampir di negeri romantis di
Eropa ini. Prancis pernah menguasai banyak negara, terutama di
Afrika, meskipun imperiumnya tidak sebesar Inggris. Prancis
pernah pula menguasai daratan Eropa di bawah Napoleon. Di Asia
Tenggara, koloni Prancis adalah Indocina(Vietnam, Kamboja, dan
Laos). Prancis pun pernah merasakan menjadi negara jajahan yaitu
saat Prancis diduduki oleh Jerman antara Juni 1940 dan 1944.

Amerika Serikat
Sang negara superpower ini pernah pula menguasai beberapa
negara. Salah satu negara yang pernah dikuasai AS adalah Filipina
yang direbut dari Spanyol pada Perang Spanyol-Amerika 1898 dan
berada dalam genggaman AS hingga 3 Juli 1946. Amerika Serikat
berdiri pada 4 Juli 1776 setelah berhasil mengalahkan tentara
Kerajaan Inggris dalam Perang Revolusi Amerika. Wilayah AS saat
merdeka pun tidak seluas sekarang. Hanya mencakup 13 koloni
Inggris yang menjadi 13 negara bagian pertama AS : Connecticut,
Delaware, Georgia, Maryland, Massachusets, New Hampshire,
New York, New Jersey, North Carolina, South Carolina,
Pennsylvania, Rhode Island, dan Virginia. 37 negara bagian lainnya
adalah hasil pemekaran dari negara bagian di atas, pembelian
wilayah dari negara lain, dan ekspansi ke wilayah barat serta
seberang lautan. Negara bagian AS ke-50 adalah Hawaii yang eksis
sejak 1959. Bendera AS tidak tetap. Jumlah bintang di bendera AS
mengikuti jumlah negara bagian AS. Jika jumlah negara bagian AS
berubah, jumlah bintang di bendera AS juga akan berubah lagi.
Kebijakan Perancis pada Masa Penjajahan Indonesia

Sejak 1795, Negeri Belanda berada di bawah kekuasaan


Perancis. Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya Louis, sebagai
penguasa Negeri Belanda. Faktor-Faktor Pendorong Bangsa Eropa
dalam Penjelajahan Samudera Adanya keinginan mencari kekayaan
(gold), kekayaan yang dicari adalah rempah-rempah, Adanya
keinginan menyebarkan agama (gospel), Adanya keinginan mencari
kejayaan (glory), Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Yang dilakukan bangsa Eropa dalam mengatasi
kesulitan tersebut adalah mereka berusaha mencari jalan langsung
menuju ke daerah penghasil rempah-rempah. Caranya, dengan
melakukan penjelajahan samudera.
Situasi politik Eropa sangat berpengaruh terhadap situasi
penjajahan di Indonesia. Pada tahun 1792-1802, di Eropa terjadi
perang revolusioner Perancis yang melibatkan Austria, Rusia, Inggris,
Belanda, dan Spanyol. Pada tahun 1795, Belanda dapat dikalahkan
oleh Perancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. Pada saat itu,
Indonesia masih berada di bawah kekuasaan Belanda. Dengan
demikian, secara tidak langsung Indonesia berada di bawah pimpinan
Perancis. Pada waktu itu, Perancis sedang bersaing dengan Inggris.
Persaingan tersebut bukan saja terjadi di daratan Eropa, melainkan
juga di daerah koloni, seperti Afrika, Amerika, dan Asia, termasuk
Indonesia.
Perancis mulai masuk ke Indonesia ketika Belanda masih
menjajah Indonesiadan VOC yang saat itu didirikan dan kemudian di
bubarkan secara resmi pada tanggal 1 januari. Belanda yang pada saat
itu wilayah jajahan Perancis, sehingga segala bentuk kekuasaan
pemerintahan dan kebijakan-kebijakan diatur dan ditinjau langsung
oleh Prancis. Belanda dikuasai oleh Prancis karena ketika itu di
Negara Belanda terjadi kekacauan yang disebabkan oleh Napoleon
Bonaparte yang telah berhasil menyingkirkan Raja Willem van
Oranje. Kerajaan Belanda sejak saat itu dipimpin oleh Raja Louis
Napoleon.
Pada Masa Napoleon Bonaparte berkuasa di Prancis pada tahun
1800. Konstelasi perdagangan dunia telah membantuk blokade
kontinental terhadap Kerajaan Inggris. Blokade kontinental sengaja di
lakukan beberapa kerajaan Prancis untuk menghentikan peredaran dan
sirkulasi ekspor terhadap kerajaan Inggris. Namun raja Belanda pada
saat itu Raja Louis tanpa sengaja telah membuka bandar bandar nya
secara netral. Sehingga proses blokade kontinental tidak serta merta
berhasil. Raja Louis yang merupakan adik dari Raja Napoleon
Bonaparte, akhir nya di turunkan oleh kakaknya. Dan Sang kakak
segera mungkin melakukan penggabungan kekaisaran ke dua kerajaan
tersebut. [1]
Berlangsung secara bersamaan dengan hal ini beberapa
kepulauan milik Prancis telah jatuh pada armada armada laut Inggris,
seperti kepulauan Mauritius, Sri Lanka. Dan Sebagian Hindia Timur
(wilayah Nusantara), Raja Napoleon Bonaparte tidak menyerah begitu
saja, dan segera memilih orang yang di anggap sebagai Perwira yang
mumpuni untuk segera memobilisasi pasukan di Pulau Jawa.
Herman Willem Daendels yang telah membantu bebarapa
penyerangan dalam perang yang berkecamuk di rusia, segera di
panggil. dan Herman Willem Daendels adalah seorang perwira
belanda yang sampai sekarang namanya hanya dipakai untuk
penyebutan jalan di kota kota tertentu saja, dan kota kelahiranya saja,
beliau tidak di terima di kerajaan belanda. Pada tahun 1808 Louis
Napoleon mengirimkan Marsekal Willem Daendels keBatavia sebagai
Gubernur Jenderal di Indonesia. Tugas utama Daendels adalah
melakukan reorganisasi pemerintah serta mempertahankan wilayah
Hindia dari kemungkinan datangnya serangan Inggris. Bendera
perancis segera di kibarkan di beberapa loji dagang milik VOC, Hal
ini mengawali sejarah kolonialisme Prancis di tanah Jawa yang hanya
berlangsung selama tujuh bulan saja.[2]
Ketika itu pemerintahan Indonesia dipusatkan seluruhnya di
Jawa. Salah satut untutan Prancis terhadap raja-raja Jawa ketika itu
adalah tuntutan agar parapenguasa di Surakarta dan Yogyakarta
memperlakukan utusan-utusan dari Pemerintah Hindia Belanda
sebagai wakil Pemerintah Eropa sehingga mereka harus diperlakukan
sederajat dengan raja-raja itu sendiri. Sultan Hamengkubuwono II dari
Yogyakarta menolak tuntutan tersebut.
Pada bulan Desember 1810, Daendels membawa 3.200 serdadu
ke Yogyakarta danmemaksa Sultan Hamengkubuwono II turun dari
tahta kemudian menunjuk putramahkotanya, Sultan
Hamengkubuwono III sebagai penggantinya. Selain itu Daendels
mendapat 500.000 gulden sebagai rampasan dari Yogyakarta.
Untuk menjalankan tugas utamanya untuk menjaga pertahanan
di pulau Jawa,dia membangun jalan di sepanjang pantai Utara Jawa
yang dimulai dari Anyer sampai Panarukan, yang dikenal sebagai
jalan pos besar. Pembangunan jalan ini adalah proyek monumental
Daendels, namun harus dibayar mahal dengan banyak pelanggaran
hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan
atau kerja rodi. Ribuan penduduk Indonesia meninggal dalam kerja
paksa ini. Pembangunan jalan Daendels dari Anyer (Banten) sampai
Panarukan (Jawa Timur) sejauh 1000 km pada tahun 1809 – 1810
yang pada awalnya bertujuan untuk mempercepat tibanya surat-surat
yang dikirim antar Anyer hingga Panarukan atau sebagai jalan pos,
akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya dibangunnya juga
karena manfaat militernya, yaitu untuk mengusahakan tentara-
tentaranya bergerak dengan cepat dan semenjak saat itu, jaringan
transportasi darat dipulau Jawa mengalami perkembangan yang
sangat pesat.[3]
Dalam pembangunan proyek ini, Daendels mewajibkan setiap
penguasa pribumi untuk memobilisasi rakyat, dengan target
pembuatan jalan sekian kilometer. Sadisnya, priyayi atau penguasa
pribumi yang gagal mengerjakan proyek tersebut, termasuk para
pekerjanya, dibunuh. Tak hanya itu, kepala mereka lalu digantung di
pohon-pohon kiri-kanan ruas jalan. Gubernur Jenderal Daendels
memang menakutkan, dia kejam, sadis dan tak kenal ampun. Karena
banyaknya korban pada pembuatan jalan Batavia-Banten masih
simpang siur, menurut beberapa sejarahwan, korban meninggal
sekitar 15.000 orang dan banyak yang meninggal tanpa dikuburkan
secara layak.
Walaupun demikian Daendels semakin keras menghadapi
rakyat, dia tidak segan-segan memerintahkan tentaranya menembak
mati rakyat yang lalai atau tidak mau bekerja dalam pembuatan jalan
apapun alasannya. Dengan tangan besinya jalan itu diselesaikan hanya
dalam waktu setahun saja (1808). Suatu prestasi yang luar biasa pada
zamannya. Karena itulah nama Daendels dan Jalan Raya Pos dikenal
dan mendunia hingga kini.
Tak Hanya hal itu Daendels telah memecat beberapa dewan
Hindia yang di duga melakukan korupsi. Dan memisahkan Jawa
menjadi 6 Dewan Hindia. Daendels juga melunturkan kehormatan
lokal pada Raja raja Jawa pada saat itu, Daendels membuat peraturan
tentang perlakuan raja-raja Jawa kepada para Minister di kratonnya.
Jika di zaman VOC para residen Belanda diperlakukan sama seperti
para penguasa daerah yang menghadap raja-raja Jawa, dengan duduk
di lantai dan mempersembahkan sirih sebagai tanda hormat kepada
raja Jawa, Minister tidak layak lagi diperlakukan seperti itu. Minister
berhak duduk sejajar dengan raja, memakai payung seperti raja, tidak
perlu membuka topi atau mempersembahkan sirih kepada raja, dan
harus disambut oleh raja dengan berdiri dari tahtanya ketika Minister
datang di kraton. Ketika bertemu di tengah jalan dengan raja, Minister
tidak perlu turun dari kereta tetapi cukup membuka jendela kereta dan
boleh berpapasan dengan kereta raja. Menghapuskan upacara adat dan
lebih menonjolkan budaya tanam paksa Culturr Stelsel, dan Coffe
Stellsel.[4]
Karena tindakan otoriter yang di lakukan oleh Deandels sebelum
terjadi serangan inggris, deansdels ditarik kembali ke eropa.
Pemanggilan pulang ini dipertimbangkan oleh Napoleon sendiri.
Dalam rangka penyerbuan ke Rusia, Napoleon memerlukan seorang
jenderal yang handal dan pilihannya jatuh kepada Daendels. Dalam
korps tentara kebanggaan Perancis (Grande Armee), ada kesatuan
Legiun Asing (Legion Estranger) yang terdiri atas kesatuan bantuan
dari raja-raja sekutu Perancis. Di antaranya adalah pasukan dari Duke
of Wurtemberg yang terdiri atas tiga divisi (kira-kira 30 ribu tentara).
Tentara Wurtemberg ini sangat terkenal sebagai pasukan yang berani,
pandai bertempur tetapi sulit dikontrol karena latar belakang mereka
sebagai tentara bayaran pada masa sebelum penaklukan oleh Perancis.
Napoleon mempercayakan kesatuan ini kepada Daendels dan
dianugerahi pangkat Kolonel Jenderal.
Beberapa perwira dari Inggris bahkan mempunya pendapat
berbeda beda dalam mendeskripsikan Daendels. Gubernur Lord
Minto dari Inggris, menganggap Daendels adalah monster yang
terlahir dari kelamnya relovusi Prancis, tidak mengenal peri
kemanusiaan dan merupakan sangat tiran. Sedangakan Gubernur
Thomas S Raflles berpendapat, Daendels adalah perwira yang disiplin
dan pandai menata manajemen. Sedangkan raja raja Jawa sering
menyebut Daendels adalah, Mas Guntur, Tangan Guntur.
Langkah-langkah kebijaksanaan Daendels untuk
mempertahankan P. Jawa
Dalam bidang sosial ekonomi :
1) Contingenten yaitu kewajiban rakyat menyerahkan hasil bumi
sebagai pajak kepada pemerintah
2) Verplichte Leverantie yaitu kewajiban rakyat menjual hasil panen
hanya kepada pemerintah Belanda dengan harga yang telah
ditentukan.
3) Prianger Stelsel yaitu kewajiban penduduk Priangan untuk menanam
kopi
4) Kerja rodi yaitu kerja paksa bagi penduduk untuk membuat jalan
raya Anyer Panarukan
5) Menjual tanah-tanah Negara kepada pihak swasta atau
partikelir (landelijk Stelsel)
Dalam bidang pemerintahan :
1) Pulau jawa di bagi menjadi Sembilan karisedenan
2) Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda
3) Perbaikan gaji pegawai dan memberantas korupsi
4) Pendirian badan-badan pengadilan
Berakhir pemerintahan deandles, Daendels sebenarnya seorang
liberal, tetapi setelah tiba di Indonesia berubah menjadi seorang
diktator yang bertindak kejam dan sewenang-wenang. Akibatnya,
pemerintahannya banyak menimbulkan kritik, baik dari dalam
maupun dari luar negeri, akhirnya Daendels dipanggil pulang ke
Negeri Belanda.
Kemudian Louis Napoleon kemudian mengangkat Jan Willem
Janssens, yang sebenar nya janssens ternyata tidak mampu menahan
serangan Inggris dan ia sebenarnya memiliki reputasi yang payah
dalam peperangan, dan pernah di kalahkan inggris di tanjung harapan
pada 1806. Yang ketika itu, ia hanya dapat bertahan selama satu
bulan.[5]
Pada bulan agustus 1811, sebuah armada inggris mendaratkan
pasukan di Batavia. Janssens mundur ke semarang untuk bergabung
dengan Legiun Mangkunegara dan prajurit Surakarta serta
Yogyakarta. Namun akibat pembangkangan yang dilakukan oleh anak
buah nya, akhirnya pada tanggal 18 september. Janssens menyerah
kepada pihak inggris di Kalituntang Salatiga. Ia pun menandatangani
penyerahan kekuasaan itu di daerah Tuntang Salatiga. Oleh karena
itu, perjanjian itu dikenal dengan nama Kapitulasi Tuntang (18
September 1811). Isi pokoknya ialah seluruh Pulau Jawa menjadi
milik Inggris. Sejak saat itu, Indonesia menjadi jajahan Inggris. Dan
pemerintahan Prancis di Indonesia pun berakhir yang kemudian di
lanjutkan oleh Inggris.
Daftar Pustaka :
[1] S uwito, triyono. 2009 Sejarah sekolah menengah atas jilid 2 kelas
XI. Jakarta : pusat perbukuan, departemen Pendidikan nasional.
[2] taruasena M. Sejarah SMA/MA program IPS jilid 2. Jakarta :
department Pendidikan nasional,2009.
[3] www.cour sehero.com/file/8360063/PENJAJAHAN-PRANCIS-
DI-INDONESIA
[4] edririsanti.blogspot.com/2012/09/penjajahan-perancis-ke-
indonesia
[5] arnipurnamawati.wordpress.com/2011/12/29/indonesia-pernah-
dijajah-prancis

Anda mungkin juga menyukai