Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN TUTORIAL SAP 2000

DISUSUN OLEH :
FELIANDITA NOVITASARI (07)

MIQDAD FAHMI (17)

PUJO ASMORO (19)

TRI SUSILO (22)

WIJANG BAGUS (23)

PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN DAN LANDASAN


POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA
Tahun Pelajaran 2018/2019
DAFTAR ISI

1. GARIS PENGARUH ................................................................................................................................ 2


1.1 Pengertian Garis Pengaruh ........................................................................................................... 2
1.2 Penggunaan Garis Pengaruh ......................................................................................................... 2
1.3 Pengaplikasian di SAP 2000 .......................................................................................................... 2
1. DASAR DESAIN BETON ....................................................................................................................... 12
2. DASAR DESAIN BAJA .......................................................................................................................... 18
3. BEBAN GEMPA.................................................................................................................................... 24
3.1 Analisis Beban Gempa dengan Response Spektrum................................................................... 25
1. GARIS PENGARUH

1.1 Pengertian Garis Pengaruh


Garis Pengaruh adalah garis yang menentukan atau mempengaruhi besarnya gaya, momen pada
keadaan atau posisi yang ditinjau dengan muatan beban bergerak yang melintas pada suatu konstruksi
dengan kedudukan yang selalu berubah.

1.2 Penggunaan Garis Pengaruh


digunakan sebagai dasar perhitungan pada konstruksi yang menerima muatan bergerak

1.3 Pengaplikasian di SAP 2000

Membuat model Konstruksi


 Klik File> New Model > Pilih 2D Trusses
 Isi Data Dimensi sesuai dengan konstruksi yang diinginkan
Membuat beban berjalan pada jembatan
 Klik Define> Bridge Load> Lanes
 Buat Frame menjadi 3

Membuat Beban berupa kendaraan pada rangka jembatan


 Klik Define > Bridge Loads > Vehicles
 Add Vehicles > kemudian pilih jenis kendaraan yang ingin diberikan
Mengubah jenis kendaraan yang akan diberikan
 Setelah memilih jenis kendaraan
 Show/Modify jenis beban ubah Axle Load dari 0 menjadi 1

Menginput moving load/beban berjalan


 Klik Define > Load Cases > Ganti Load Cases Type menjadi Moving Load
Memberi perletakan pada kedua ujung jembatan
 Klik titik yang akan diberi perletakan > Assign > Joint > Restrains

Menentukan material jembatan yang akan digunakan


 Klik Define > Materials > Pilih Steel (baja) > ubah masa jenis baja menjadi 7850
Menginput material ke rangka jembatan
 Klik Define > Section Properties > Frame Sections > Pilih material baja dan sesuaikan
ketebalan baja
Memberikan beban Uniform Dead Load dan Point Load
 Klik Assign > Frame Loads > Distribute (untuk beban Uniform Load)
 Klik Assign > Frame Loads > Point (untuk beban Point Load)
Jalankan proses Analysis
 Klik Analyze > Set Load Case to Run
 Don’t run DEAD dan MODAL
 Run Now (Jangan lupa save file pada satu folder)
Hasil Analysis
1. DASAR DESAIN BETON

Membuat model konstruksi


 Klik File> New Model > Pilih 2D Frames
 Isi Data Dimensi sesuai dengan konstruksi yang diinginkan
Memberikan perletakan pada portal
 Klik File> New Model > Pilih 2D Trusses
 Berikan perletakan di titik-titik yang sesuai dengan rencana awal

Pemberian Material Pada Define Material


 Klik define, kemudian pilih material
 Klik add new material
 Kemudian, pada kolom section
name beri nama fc=30
 Ubah material type menjadi Concrete
 Weight per unit volume = 2400 kg/m
 Modulus Elastisitas (E) = 20.000 Mpa
 Poisson Ratio = 0,2
 Ubah f’c menjadi 30 Mpa (N/mm2) lalu klik Ok
Pemberian Material Pada Frame Section
 Klik define, lalu pilih section properties klik Add New Material
 Klik frame section, add new material kemudian ubah material menjadi Concrete
 Setelah itu pilih Ractangular
 Setelah itu isikan seperti gambar di bawah ini

Define Data
 Klik define, kemudian Load Pattern setelah muncul masukan input seperti di bawah ini
Mendefinisikan Kombinasi Pembebanan
 Klik menu Define, Load Combination
 Kemudian Add New Combo
 Masukan semua kombinasi yang akan digunakan
 Contoh 1,2D + 1,6L
 Isikan Load Combination Name dengan 1,2D + 1,6L
 Pada pilihan Load Case Name, pilih DEAD dan Scale Factor 1,2 klik Add
 Pada pilihan Load Case Name, pilih DEAD++ dan Scale Factor 1,2 klik Add
 Pada pilihan Load Case Name, pilih LIVE dan Scale Factor 1,6 klik Add>Klik Ok
Assign
Memasukkan beban mati

 Select semua balok memanjang


 Klik menu Assign>Frame Load>Distributed
 Setelah muncul Form Distributed Load, pada Load Pattern Name pilih Dead++,
dikarenakan beban berbentuk trapezium, pada trapezoidal loads, pilih absolute
distance, diisi pada distance berturut turut 0 – 1,5 – 3,5 – 5, load diisi berturut turut 0 –
250 – 250- 0 dan pada kolom uniform load diisi dengan 0
Analysis
Running Program

 Klik Analyze, lalu klik Run Analyze


 Setelah mucul Form Set Load Cases to Run, klik “MODAL” dan Klik Run/Do Not Run
Case
 Kemudian Klik Run Now
2. DASAR DESAIN BAJA

Membuat model konstruksi


 Klik File> New Model > Pilih 2D Trusses
 Isi Data Dimensi sesuai dengan konstruksi yang diinginkan
Memberikan perletakan pada portal
 Klik File> New Model > Pilih 2D Trusses
 Berikan perletakan di titik-titik yang sesuai dengan rencana awal

Pemberian Material Pada Define Material


 Klik define, kemudian pilih material
 Klik add new material
 Kemudian, pada kolom section name beri nama BJ 37
 Ubah material type menjadi Steel
 Weight per unit volume = 7850 kg/m2
 Modulus Elastisitas (E) = 200.000 Mpa
 Poisson Ratio = 0,3
 Ubah fy = 240 Mpa (N/mm2)
 Ubah fu = 370 Mpa (N/mm2)
Pemberian Material Pada Frame Section
 Klik define, lalu pilih section properties
 Klik frame section, add new material kemudian ubah material menjadi steel
 Setelah itu pilih I/Wide Flange
 Setelah itu isikan seperti gambar di bawah ini

Define Data
 Klik define, kemudian Load Pattern setelah muncul masukan input seperti di bawah ini.
Mendefinisikan Kombinasi Pembebanan
 Klik menu Define, Load Combination
 Kemudian Add New Combo
 Masukan semua kombinasi yang akan digunakan
 Contoh 1,2D + 1,6L
 Isikan Load Combination Name dengan 1,2D + 1,6L
 Pada pilihan Load Case Name, pilih DEAD dan Scale Factor 1,2 klik Add
 Pada pilihan Load Case Name, pilih DEAD++ dan Scale Factor 1,2 klik Add
 Pada pilihan Load Case Name, pilih LIVE dan Scale Factor 1,6 klik Add
 Klik Ok
Assign
Memasukkan beban pada struktur
Memasukan Beban Hidup dan Beban Mati
(misal untuk Beban Matinya diberi beban 150 kg/m2 dan untuk Beban Hidup 75 kg/m2)

 Blok untuk atap atau rangka atas dari struktur yang akan diberi beban mati
 Klik assign, pilih frame loads, distributed
 Setelah itu isikan beban DEAD++ serta isikan uniform loadsnya dengan beban seberat
150
 Blok untuk atap atau rangka atas dari struktur yang akan diberi beban mati
 Klik assign, pilih frame loads, distributed
 Setelah itu isikan beban LIVE serta isikan uniform loadsnya dengan beban seberat 75

Analysis
Running Program

 Klik Analyze, lalu klik Run Analyze


 Setelah mucul Form Set Load Cases to Run, klik “MODAL” dan Klik Run/Do Not Run Case
 Kemudian Klik Run Now
3. BEBAN GEMPA
3.1 Pengertian Beban Gempa
Beban gempa adalah beban yang bekerja pada suatu struktur akibat dari
pergerakan tanah yang disebabkan karena adanya gempa bumi (baik itu gempa tektonik
atau vulkanik) yang mempengaruhi struktur tersebut.

3.2 Model Strukstur Dengan Beban Gempa


3.2.1 Respone Spectrum
Spektrum respons adalah plot dari respon puncak atau steady-state
(perpindahan, kecepatan atau percepatan) dari serangkaian oscillator dari
berbagai frekuensi alami , yang dipaksa bergerak oleh getaran dasar atau kejutan
yang sama .
Macam – macam respone spectrum :
 Respone Spectrum Elastic
Suatu spektrum respons spektrum yang didasarkan atas respon elastik
suatu struktur
 Respone Spectrum Inelastic
Respon spektrum yang discale down dari spektrum elastik dengan nilai
daktilitas tertentu.
3.2.2 Statik Ekuivalen
Statik ekuivalen adalah salah satu metode menganalisis struktur gedung
terhadap pembebanan gempa dengan menggunakan beban gempa nominal
statik ekivalen.
Analisis statik ekivalen ini menggunakan Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung dengan pembebanan.
Beban-beban yang diperhitungkan untuk analisis statik ekivalen meliputi berat
sendiri struktur, beban mati, dan beban hidup.
3.2.3 Dynamic Analism
Analisis dinamis untuk perancangan struktur tahan gempa dilakukan jika
diperlukan evaluasi yang lebih akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja pada
struktur, serta untuk mengetahui perilaku dari struktur akibat pengaruh gempa.
Pada struktur bangunan tingkat tinggi atau struktur dengan bentuk atau
konfigurasi yang tidak teratur. Analisis dinamis dapat dilakukan dengan cara
elastis maupun inelastis. Pada cara elastis dibedakan Analisis Ragam Riwayat
Waktu (Time History Modal Analysis), dimana pada cara ini diperlukan rekaman
percepatan gempa dan Analisis Ragam Spektrum Respons (Response Spectrum
Modal Analysis),dimana pada cara ini respons maksimum dari tiap ragam getar
yang terjadi didapat dari Spektrum Respons Rencana (Design Spectra).
Sedangkan pada analisis dinamis inelastis digunakan untuk mendapatkan
respons struktur akibat pengaruh gempa yang sangat kuat dengan cara integrasi
langsung (Direct Integration Method). Analisis dinamik linier riwayat waktu (time
history) sangat cocok digunakan untuk analisis struktur yang tidak beraturan
terhadap pengaruh gempa rencana. Mengingat gerakan tanah akibat gempa di
suatu lokasi sulit diperkirakan dengan tepat, maka sebagai input gempa dapat
didekati dengan gerakan tanah yang disimulasikan. Dalam analisis ini digunakan
hasil rekaman akselerogram gempa sebagai input data percepatan gerakan
tanah akibat gempa.

3.3 Analisis Beban Gempa dengan Response Spektrum

1. Membuat geometri struktur yang akan dianalisis melalui New Model –> 2D Frames.
kemudian dari kotak dialog 2D Frames, isikan nilai-nilai yang terapat pada bagian Portal
Frame Dimensions, yakni number of stories, number of bays, story height dan bay width.
Apabila diinginkan untuk membuat bentangan dan tinggi antar lantai yang tidak
seragam, beri tanda centang pada Use Custom Grid Spacing and Locate Origin,
kemudian klik Edit Grid. pada Grid C dengan mengubah nilai ordinatnya menjadi 3.
Akhiri dengan klik OK.
2. Dari menu Define –> Load Patterns, lakukan penambahan pola pembebanan yang akan
bekerja pada portal tersebut.

3. Dari menu Define –> Load Cases, lakukan pengecekan apakah pola pembebanan yang
ditambahkan tadi telah masuk ke daftar kasus pembebanan. Akhiri dengan klik OK.
4. Pilih seluruh balok yang ada pada portal tersebut, kemudian dari menu Assign –> Frame
Loads –> Distributed akan muncul kotak dialog untuk mengisikan besarnya beban
merata yang bekerja pada balok portal tersebut.
5. Struktur portal ini terbuat dari baja BJ 37 (ASTM A36 Steel) dengan profil yang
digunakan adalah I-WF 250x150x9x6 mm. Dari menu Define –> Materials –> Add New
Materials. Lakukan penyesuaian pada Standard dan akhiri dengan klik OK, dan kemudian
OK untuk keluar dari kotak dialog.

6. Dari menu Define –> Section Properties –> Frame Sections, pilih Add New Properties.
Kemudian pilih I / Wide Flange. lakukan penyesuaian pada setiap input yang ada pada
kotak dialog tersebut dan akhiri dengan klik OK.
7. Klik OK lagi untuk keluar dari kotak dialog. Untuk memasangkan profil IWF yang sudah
didefinisikan tersebut, pilihlah seluruh balok dan kolom, kemudian dari menu Assign –>
Frame –> Frame Sections, pilih profil IWF yang sudah didefinisikan tadi, akhiri dengan
klik OK.
8. Dari menu Define –> Functions –> Response Spectrum, lalu akan muncul kotak dialog
Define Response Spectrum Functions. Lakukan penyesuaian pada Choose Function Type
to Add dengan memilih IBC 2012, kemudian klik Add New Function.
9. Pada Response Spectrum IBC 2012 Function Definition, lakukan penyesuaian-
penyesuaian yang diperlukan, yakni pada nilai Ss dan S1, Dalam contoh ini, digunakan
data dari USGS Administrative Report, yang memberikan data Ss = 0,767g dan S1 =
0,285g untuk lokasi yang telah ditentukan posisi latitude dan longitudenya.

10. Agar beban gempa yang berupa respon spektrum tersebut dapat bekerja
sepenuhnya pada pada struktur, maka beban tersebut juga harus didefinisikan.
dari menu Define –> Load Cases, pilih Add New Load Case.
11. Kotak dialog Define Load Cases-nya akan menjadi seperti di bawah ini. Akhiri dengan klik
OK.

12. Dalam kasus ini, digunakan kombinasi pembebanan default (bawaan) dari SAP2000. Dari
menu Define –> Load Combination –> Add Default Design Combos. pilih Steel Frame
Design (sesuai dengan material yang digunakan), kemudian klik OK.
13. Struktur siap untuk di analisis. Dari menu Analyze, klik Set Analyze Options, kemudian
dari kotak dialog Analyze Options yang muncul, klik tombol X-Z Plane, akhiri dengan klik
OK.

14. Untuk me-running analisis di SAP2000, dapat dilakukan dari menu Analyze –> Run
Analysis (F5), atau cukup dengan menekan tombol F5 dari keyboard. Dari kotak dialog
Select Load Cases to Run, langsung saja klik Run Now.
Hasil analisis yang ditampilkan berupa diagram deformasi struktur, gaya-gaya dalam dan
lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai