LP Rematik
LP Rematik
BAB I
KONSEP DASAR
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi.
Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi.
Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi (Gordon, 2002). Engram (1998) mengatakan bahwa, Reumatoid arthritis adalah
penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari
membran sinovial dari sendi diartroidial.
1. Reumatoid arthritis klasik : pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala
sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2. Reumatoid arthritis deficit : pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala
sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid arthritis : pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala
sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid arthritis : pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala
sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis
reumatoid adalah;
Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya
masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil
individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus
menerus dan terjadi vaskulitis yang difus (Long, 1996).
1. Nyeri persendian
2. Bengkak (Reumatoid nodule)
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
5. Sendi-sendi terasa panas
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
8. Berat badan menurun
9. Kekuatan berkurang
10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
12. Pasien tampak anemik
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
Gejala Extraartikular :
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita artritis
reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan
oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
Gejala umum Reumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada tingkat
peradangan jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif. Ketika jaringan
berhenti meradang, penyakit ini tidak aktif. Remisi dapat terjadi secara spontan atau
dengan pengobatan dan pada minggu-minggu terakhir bisa bulan atau tahun. Selama
remisi, gejala penyakit hilang dan orang-orang pada umumnya merasa sehat ketika
penyakit ini aktif lagi (kambuh) ataupun gejala kembali (Reeves, Roux & Lockhart,
2001).
Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan energi,
kurangnya nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan sendi dan kekakuan. Otot
dan kekauan sendi biasanya paling sering di pagi hari. Disamping itu juga manifestasi
klinis Reumatoid arthritis sangat bervariasi dan biasanya mencerminkan stadium serta
beratnya penyakit. Rasa nyeri, pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi
merupakan gambaran klinis yang klasik untuk Reumatoid arthritis (Smeltzer & Bare,
2002). Gejala sistemik dari Reumatoid arthritis adalah mudah capek, lemah, lesu,
takikardi, berat badan menurun, anemia (Long, 1996).
Pola karakteristik dari persendian yang terkena adalah : mulai pada persendian
kecil di tangan, pergelangan, dan kaki. Secara progresif mengenai persendian, lutut,
bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular.
Awitan biasanya akut, bilateral dan simetris. Persendian dapat teraba hangat, bengkak,
kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari 30 menit. Deformitas tangan dan kaki
adalah hal yang umum.
1. Stadium sinovitis : Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial
yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun
istirahat, bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi : Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial
terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas : Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan
berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap. Keterbatasan fungsi
sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada penyakit yang dini sebelum terjadi
perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi yang akut pada sendi-sendi
tersebut. Persendian yang teraba panas, membengkak, tidak mudah digerakkan dan
pasien cendrung menjaga atau melinddungi sendi tersebut dengan imobilisasi.
Imobilisasi dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kontraktur sehingga terjadi
deformitas jaringan lunak. Deformitas dapat disebabkan oleh ketidaksejajajran sendi
yang terjadi ketika sebuah tulang tergeser terhadap lainnya dan menghilangkan
rongga sendi (Smeltzer & Bare, 2002).
Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi pada
lanjut usia menurut Buffer (2010), yaitu: sendi terasa kaku pada pagi hari, bermula sakit
dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, juga pada jari-
jari, mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi
kemerahan dan terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat menyebabkan demam,
dapat terjadi berulang
No Kriteria Definisi
Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan disekitarnya,
1 Kaku pagi hari
sekurangnya selama 1 jam sebelum perbaikan maksimal
Pembengkakan jaringan lunak atau persendian atau lebih
efusi (bukan pertumbuhan tulang) pada sekurang-kurangnya
3 sendi secara bersamaan yang diobservasi oleh seorang
2 Artritis pada 3 daerah
dokter. Dalam kriteria ini terdapat 14 persendian yang
memenuhi kriteria yaitu PIP, MCP, pergelangan tangan, siku
pergelangan kaki dan MTP kiri dan kanan.
Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan satu persendian
3 Artritis pada persendian tangan
tangan seperti yang tertera diatas.
Keterlibatan sendi yang sama (seperti yang tertera pada
kriteria 2 pada kedua belah sisi, keterlibatan PIP, MCP atau
4 Artritis simetris
MTP bilateral dapat diterima walaupun tidak mutlak bersifat
simetris.
Nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan
5 Nodul Reumatoid ekstensor atau daerah juksta-artrikular yang diobservasi oleh
seorang dokter.
Terdapatnya titer abnormal faktor reumatoid serum yang
6 Faktor Reumatoid serum diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang
dari 5% kelompok kontrol yang diperiksa.
Perubahan gambaran radiologis yang radiologis khas bagi
arthritis reumotoid pada periksaan sinar X tangan
7 Perubahan gambaran posteroanterior atau pergelangan tangan yang harus
menunjukkan adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yang
berlokalisasi pada sendi atau daerah yang berdekatan dengan
sendi (perubahan akibat osteoartritis saja tidak memenuhi
persyaratan).
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis,Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan
komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang
kental dibanding cairan sendi yang normal.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris
yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-
kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-
artikuler pada foto rontgen
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan
sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
5. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang
diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
6. Natrium kolin dan asetamenofen à meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap
terapi obat
7. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari à
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan
kebutuhan steroid yang diperlukan.
8. Garam emas
9. Kortikosteroid
10. Nutrisi à diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID dalam dosis terapeutik. Kalau
diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti
inflamasi maupun analgesik. Namun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan
obat menurut resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa
dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat
yang optimal (Smeltzer & Bare, 2002).
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad
pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya
kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah.
Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body
image dan harga diri klien.
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-organ
lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut
atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya. Pengkajian 11 Pola
Gordon
4. Pola Eliminasi
5. Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?
5. Pola Aktivitas dan Latihan
6. Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
7. Jenis aktivitas yang dilakukan
8. Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
9. Tidak mampu melakukan aktifitas berat
· Ajarkan teknik
non farmakologi
(relaksasi, distraksi,
relaksasi progresif)
· Beri obat
sebelum aktivitas/
latihan yang
direncanakan sesuai
petunjuk.
· Kolaborasi:
Berikan obat-obatan
sesuai petunjuk
(mis:asetil salisilat)
· Berikan
kompres dingin jika
dibutuhkan
· Kolaborasi:
konsul dengan
fisoterapi.
· Kolaborasi:
Berikan matras
busa/ pengubah
tekanan.
· Kolaborasi:
berikan obat-obatan
sesuai indikasi
(steroid).
Setelah dilakukan · Dorong · Berikan kesempatan untuk
3.Gangguan Citra
tindakan keperawatan pengungkapan mengidentifikasi rasa takut/
Tubuh / Perubahan
selama 3×24 jam mengenai masalah kesalahan konsep dan
Penampilan Peran
diharapkan gangguan tentang proses menghadapinya secara langsung
berhubungan
citra tubuh berkurang penyakit, harapan
dengan perubahan
· Mengidentifikasi bagaimana
dengan criteria: masa depan.
kemampuan untuk
penyakit mempengaruhi persepsi
melaksanakan
ü Mengungkapkan · Diskusikan arti diri dan interaksi dengan orang
tugas-tugas umum, peningkatan rasa dari kehilangan/ lain akan menentukan kebutuhan
peningkatan percaya diri dalam perubahan pada terhadap intervensi/ konseling
penggunaan kemampuan untuk pasien/orang lebih lanjut
energi, menghadapi penyakit, terdekat.
· Isyarat verbal/non verbal
ketidakseimbangan perubahan pada gaya Memastikan
orang terdekat dapat mempunyai
mobilitas. hidup, dan bagaimana
pengaruh mayor pada bagaimana
kemungkinan pandangaqn pribadi
pasien memandang dirinya sendiri
keterbatasan pasien dalam
memfungsikan gaya
· Nyeri konstan akan
ü Menyusun rencana
hidup sehari-hari,
melelahkan, dan perasaan marah
realistis untuk masa
termasuk aspek-
dan bermusuhan umum terjadi
depan.
aspek seksual.
· Dapat menunjukkan
· Diskusikan
emosional ataupun metode koping
persepsi
maladaptive, membutuhkan
pasienmengenai
intervensi lebih lanjut
bagaimana orang
terdekat menerima · Membantu pasien untuk
keterbatasan. mempertahankan kontrol diri,
yang dapat meningkatkan
· Akui dan terima
perasaan harga diri
perasaan berduka,
bermusuhan, · Meningkatkan perasaan harga
ketergantungan. diri, mendorong kemandirian, dan
mendorong berpartisipasi dalam
· Perhatikan
terapi
perilaku menarik
diri, penggunaan · Mempertahankan penampilan
menyangkal atau yang dapat meningkatkan citra
terlalu diri
memperhatikan · Memungkinkan pasien untuk
perubahan merasa senang terhadap dirinya
sendiri. Menguatkan perilaku
· Susun batasan
positif. Meningkatkan rasa
pada perilaku mal
percaya diri
adaptif. Bantu
pasien untuk · Pasien/orang terdekat
mengidentifikasi mungkin membutuhkan dukungan
perilaku positif yang selama berhadapan dengan proses
dapat membantu jangka panjang/ ketidakmampuan
koping
· Mungkin dibutuhkan pada sat
· Ikut sertakan munculnya depresi hebat sampai
pasien dalam pasien mengembangkan
merencanakan kemapuan koping yang lebih
perawatan dan efektif
membuat jadwal
aktivitas
· Bantu dalam
kebutuhan
perawatan yang
diperlukan
· Berikan bantuan
positif bila perlu.
· Kolaborasi:
Rujuk pada
konseling psikiatri,
mis: perawat
spesialis psikiatri,
psikolog.
· Kolaborasi:
Berikan obat-obatan
sesuai petunjuk,
mis; anti ansietas
dan obat-obatan
peningkat alam
perasaan.
Setelah dilakukan · Mungkin dapat melanjutkan
· Diskusikan
tindakan keperawatan
tingkat fungsi umum aktivitas umum dengan
selama 3×24 jam melakukan adaptasi yang
(0-4) sebelum
diharapkan klien dapat diperlukan pada keterbatasan saat
timbul awitan/
mengatur kegiatan
eksaserbasi penyakit ini
4.Defisit sehari-hari, dengan
dan potensial
perawatan diri criteria hasil: · Mendukung kemandirian
perubahan yang
berhubungan fisik/emosional
sekarang
ü Melaksanakan
dengan kerusakan
diantisipasi. · Menyiapkan untuk
aktivitas perawatan
musculoskeletal,
diri pada tingkat yang meningkatkan kemandirian, yang
penurunan · Pertahankan
konsisten dengan akan meningkatkan harga diri
kekuatan, daya mobilitas, kontrol
kemampuan
tahan, nyeri pada terhadap nyeri dan · Berguna untuk menentukan
individual
waktu bergerak, program latihan. alat bantu untuk memenuhi
depresi. kebutuhan individual. Mis;
ü Mendemonstrasikan
· Kaji hambatan
perubahan teknik/ memasang kancing, menggunakan
terhadap partisipasi
gaya hidup untuk alat bantu memakai sepatu,
dalam perawatan
memenuhi kebutuhan menggantungkan pegangan untuk
diri. Identifikasi
perawatan diri. mandi pancuran
/rencana untuk
ü Mengidentifikasi modifikasi · Mengidentifikasi masalah-
sumber-sumber lingkungan masalah yang mungkin dihadapi
pribadi/ komunitas karena tingkat kemampuan actual
· Kolaborasi:
yang dapat memenuhi
Konsul dengan ahli · Mungkin membutuhkan
kebutuhan perawatan
terapi okupasi. berbagai bantuan tambahan untuk
diri.
persiapan situasi di rumah
· Kolaborasi: Atur
evaluasi kesehatan
di rumah sebelum
pemulangan dengan
evaluasi setelahnya.
· Kolaborasi : atur
konsul dengan
lembaga lainnya,
mis: pelayanan
perawatan rumah,
ahli nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi
11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam: Textbook
of Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co
Hirmawan, Sutisna., 1973. PATOLOGI. Jakarta : Bagian Patologi Anatomik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, pp : 437, 1
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee, Papadakis
MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed., Appleton & Lange,
International Edition, Connecticut 2005, 729-32.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC. 2002.
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7. Jakarta
: EGC
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA SELEKTA
KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius