2007 November 23
by n0vri
Banyak orang yang tidak berkecimpung dalam bidang keuangan yang bingung membedakan sistem
bunga flat dan efektif. Bahkan seringkali rancu mencampuradukkan dengan istilah fixed dan
floating. Tulisan singkat ini semoga bisa membantu.
Untuk menghitung besarnya angsuran dengan menggunakan sistem bunga flat ini sebenarnya cukup
sederhana, misalnya jika kita hendak membeli mobil seharga IDR 150 juta, maka:
a. harga mobil itu IDR 150 juta,
b. DP 20%, maka pokok hutang menjadi IDR 120 juta.
c. Ambil contoh saja bunganya 5% flat per tahun
d. tenor pinjaman tiga tahun
di dalam angsuran sebesar IDR 3.833.334 itu terdapat porsi pokok sebesar IDR 3.333.334 dan
bunga sebesar IDR 500.000. Dengan demikian jika kita hendak melakukan early repayment atau
pelunasan awal, tinggal dihitung saja, kita sudah berapa kali kita membayar angsuran dan dikalikan
jumlah porsi pokok hutang itu.
Dalam sistem bunga efektif ini, porsi bunga di masa-masa awal kredit akan sangat besar di salam
angsuran perbulannya, sehingga pokok hutang akan sangat sedikit berkurang. Jika kita hendak
melakukan pelunasan awal maka jumlah pokok hutang akan masih sangat besar meski kita merasa
telah membayar angsuran yang jika ditotal jumlahnya cukup besar.
Jika dibandingkan kedua sistem bunga itu, maka masing-masing memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan sistem bunga flat adalah jika kita hendak melakukan pelunasan awal, maka
porsi pokok hutang yang berkurang cukup sebanding dengan jumlah uang yang telah kita angsur.
Namun kelemahannya, bunga itu cukup besar karena dihitung dari pokok hutang awal.
Sistem bunga efektif akan lebih berguna untuk pinjaman jangka panjang yang tidak buru-buru
dilunasi di tengah jalan, karena jika kita membandingkan nominal bunga yang kita bayarkan, jauh
lebih kecil dari sistem bunga flat.
Berdasarkan hitung-hitungan kasar saya, nominal yang dihasilkan perhitungan suku bunga flat kira-
kira hampir dua kali suku bunga efektif; misalnya kredit dengan bunga 5% flat itu kira-kira sama
dengan kredit 10% bunga efektif.
Dengan mengambil contoh kredit mobil di atas, maka sebenarnya besarnya angsuran sebesar IDR
3.833.334 itu jika menggunakan metode perhitungan bunga efektif, maka bunga yang dikenakan
pada debitur itu sekitar 10%. Sedangkan jika kita menggunakan sistem efekti dengan tingkat suku
bunga 5%, maka besarnya angsuran hanya IDR 3.596.508.
FIXED VS FLOATING
Sesuai dengan namanya, suku bunga fixed artinya suku bunga itu bersifat tetap selama periode
tertentu atau bahkan selama masa kredit, sedangankan suku bunga floating, artinya bunga dapat
berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.
Jadi jika membandingkan maka flat >< efektif dan fixed >< floating. Biasanya terdapat kombinasi,
yaitu flat-fixed, artinya bunganya pakai sistem flat dan bersifat tetap selama masa kredit; dan
efektif-floating, yaitu menggunakan sistem bunga efektif dan besaran bunga bisa berubah
tergantung kondisi pasar finansial.
Sekarang jangan bingung lagi dengan istilah flat, efektif, fixed dan floating ya…
Misalkan Anda mengambil kredit di bank sebesar Rp 12 juta dengan masa cicilan 12 bulan dan
bank menggunakan sistem bunga tetap. Contoh perhitungan berikut menggunakan bunga flat 6%,
bunga efektif 12%, dan bunga anuitas sebesar 12%.
——————————————————————————
Bunga Flat
Rumus:
total Bunga = P x I x N
bunga perbulan = total bunga / B
besar angsuran = (P + total bunga) / B
* P : Pokok kredit
* I : Suku bunga per tahun
* N : Jangka waktu kredit dalam satuan tahun
* B : Jangka waktu kredit dalam satuan bulan
Bunga Efektif
——————————————————————————
Bunga Anuitas
* P : PokokKredit
* I : Suku bunga per tahun
* m : Jumlah periode pembayaran (bulan)
Microsoft Excel Kalau kita akan meminjam uang di bank, saat pembicaraan berapa angsuran yang
harus dibayarkan per bulannya atas pinjaman yang kita lakukan, biasanya kita diberi atau sekedar
diperlihatkan selembar kertas yang berisi baris baris-baris besarnya pinjaman, masa pinjaman dan
besarnya angsuran yang harus dibayarkan per bulannya. Kalau tidak salah besar pinjaman yang
tertera di situ jumlahnya dalam kelipatan lima juta atau sepuluh juta.
Dengan menggunakan fungsi yang ada pada aplikasi MS Excel, kita dapat membuat perhitungan
besarnya angsuran yang harus dibayar perbulannya untuk setiap jumlah pinjaman yang akan
diambil, termasuk jumlah pinjaman yang tidak tercantum dalam kertas yang diberikan oleh bank.
Mungkin ada beberapa cara perhitungan angsuran, dan yang saya tulis di sini –menurut
pengetahuan saya– paling banyak digunakan, antara lain BCA, Bank Mandiri, dan BII.
Contoh kasusnya, kita akan meminjam uang sebesar Rp 45.000.000,00 untuk masa pinjaman 5
tahun. Bunga yang berlaku pada saat itu misalnya 16% per tahun. Misalnya kita tuliskan masing-
masing nilai ini dalam cell pada worksheet MS Excel.
A1 = 45000000
A2 = 5
A3 = 16%
Hasil perhitungan besarnya angsuran akan kita letakkan pada cell A5, maka untuk cell A5 kita
masukkan formula berikut:
=PMT(A3/12;A2*12;A1)
Perhitungan tersebut akan menghasilkan nilai negatif, karena dilihat dari sudut pandang kita
mengeluarkan uang.
Dari besarnya angsuran yang didapat, mungkin kita ingin mengetahui besarnya pokok pinjaman
dalam cicilan yang kita bayarkan. Misalnya kita akan meletakkan hasil perhitungannya pada cell
A6, formula yang yang dimasukkan:
=PPMT(A3/12;cicilan_ke;A2*12;A1)
cicilan_ke kita ganti dengan bilangan 1, 2, 3 dan seterusnya menunjukan angsuran ke-1, ke-2, ke-3
dan seterusnya.
Besarnya bunga yang dibayarkan, kita dapat menghitung langsung dari besarnya angsuran dikurangi
pokok pinjaman yang dibayarkan. Jika dihitung dengan menggunakan fungsi pada MS Excel,
formula yang dimasukkan sebagai berikut:
=IPMT(A3/12;cicilan_ke;A2*12;A1)
Kalau kita perhatikan dengan keadaan bunga tetap, jumlah angsuran akan sama untuk tiap
bulannya, besar pokok pinjaman akan semakin naik dan bunga yang dibayarkan akan semakin turun
untuk setiap angsuran bulanannya.